APLIKASI TEORI DIFUSI INOVASI YANG DITERAPKAN TIM KREATIF THE NEW EAT BULAGA INDONESIA DALAM MENENTUKAN ISI PROGRAM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGEMBANGAN ISI PROGRAM PESBUKERS DI ANTV DALAM MENYAJIKAN TAYANGAN YANG MEMATUHI REGULASI PENYIARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah mendukung

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. adalah tipe penelitian deskriptif, dengan pendekatan kualitatif.

ANALISIS EVALUASI PROGRAM KOMEDI KOMPLEK CEPLAS-CEPLOS DI LPP TVRI

ANALISIS GENRE PROGRAM QUIZ SHOW BULAN NOVEMBER TAHUN 2013 PADA STASIUN TELEVISI SWASTA NASIONAL DI INDONESIA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia saat ini, keberadaan televisi dengan fungsi dan karakteristiknya

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Televisi sebagai media massa memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya masyarakat adalah penggarap informasi. kebutuhan semata tetapi sudah menjadi keharusan bagi masyarakat luas.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu Pengantar, komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communis yang

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

PERSEPSI MAHASISWA BINUS UNIVERSITY JURUSAN MARKETING COMMUNICATION ANGKATAN 2008 TERHADAP PROGRAM RADIO SHOW DI TV ONE

BAB I PENDAHULUAN. media atau khalayak menggunakan media sebagai pemuas kebutuhannya. Sumber

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Muis. Jurnalistik, Hukum dan Komunikasi Massa : Menjangkau Era Cybercommunication Millennium Ke Tiga. Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. waktunya untuk menonton acara yang beragam ditelevisi. Televisi sebagai media

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam Program Pesbukers di ANTV (Episode Tukang Sayur ), penulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe dari penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif, dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. lakukan, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dalam proses pra produksi program variety show The New Eat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat indonesia yang semakin berkembang dan kritis, perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

ANALISIS PROSES PRODUKSI PROGRAM VARIETY SHOW INBOX SCTV

PERAN PRODUSER DALAM PROGRAM BERITA INDONESIA TERKINI DI LPP TVRI

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MOTIF MOTIF YANG MENDORONG AUDIENCE UNTUK MENONTON ACARA INI TALK SHOW DI NET TV

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya program acara variety show, reality show, infotainment menjadi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, sikap

BAB 1 PENDAHULUAN. industri televisi yang semakin hari semakin bervariasi dan memiliki keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. informasi terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERAN PRODUSER DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI PROGRAM ACARA VARIETY SHOW THE NEW EAT BULAGA INDONESIA DI ANTV. Andry Oktaviansyah 1 Nawiroh Vera 2

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. berisi tentang saran untuk program Mata Najwa di Metro TV.

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaru setiap hari dan tanpa disadari oleh kita telah memasuki era baru yakni era

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih kuat dalam kapasitasnya tersebut, karena selain siaran dapat didengar

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan masyarakat tidak dapat dipisahkan dari komunikasi, komunikasi sangat penting sekali dalam kehidupan sehari-hari, setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yang akhirnya semakin meningkat kebutuhan-kebutuhan hidup. meningkat seiring perkembangan zaman.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat tertentu. Peneliti sudah mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

MOTIF PEMIRSA DALAM MENONTON PROGRAM JIKA AKU MENJADI DI TRANS TV TERHADAP PERILAKU SOSIAL (STUDI KASUS : APARTEMEN MEDITERANIA GARDEN 2 TOWER K)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat, termasuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

STRATEGI BINUS TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN JURNAL 19

BAB V KESIMPULAN DA SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi dapat dikatakan telah mendominasi hampir semua waktu luang setiap

BAB I PENDAHULUAN. satunya melalui media massa, seperti televisi, radio, internet dan surat kabar.

DAFTAR PUSTAKA. Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala dan Siti Kornilah Komunikasi Massa. Bandung. Simbiosa Rekatam Media

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran media massa sangat membantu masyarakat dalam memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu

PROSES PRODUKSI PROGRAM HOT SPOT DI GLOBAL TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROGRAM

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil peneliti pada proses pengambilan gambar secara langsung di Studio

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyampaikan pesannya bersifat audio visual, yakni dapat dilihat dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan pada akhirnya informasi yang disampaikan oleh media, harus dipahami dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan secara verbal maupun non verbal. Komunikasi yang lazim

BAB I PENDAHULUAN. besarnya manfaat komunikasi yang di dapatkan manusia. 1 Manfaat tersebut berupa

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam berbagai konteks kehidupan manusia mulai dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, kemudian kemunculannya disusul oleh stasiun stasiun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan televisi di Indonesia saat ini bertumbuh sangat pesat. Hingga

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. bagian internal dari sistem tatanan kehidupan sosial manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi membuat dunia komunikasi menjadi luas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas

DAFTAR PUSTAKA. Ardianto, Elvinaro. Komunikasi Masssa Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan media informasi khususnya televisi, membuat dunia

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Kesimpulan

Nielsen Newsletter. Data Highlights Komedi: Tonton dan Tertawa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

BAB I PENDAHULUAN. tanpa butuh waktu lama, tenaga yang besar ataupun biaya mahal. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. acara televisi itu merupakan hasil dari bentuk komunikasi massa.

BAB 1. masyarakat. Maraknya ragam bentuk acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi

BAB I. Pendahuluan. baik itu lingkungan rumah, sekolah, kampus maupun lingkungan kerja 1.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. turut merubah peradaban manusia. Bukan hanya itu, teknologi juga merubah

Transkripsi:

1 APLIKASI TEORI DIFUSI INOVASI YANG DITERAPKAN TIM KREATIF THE NEW EAT BULAGA INDONESIA DALAM MENENTUKAN ISI PROGRAM Paula Anabel Marketing Communication, School of Economic and Communication, Binus University. Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat, 11480. Telp. (62-21) 534 5830, paulanabell@hotmail.com Paula Anabel, Bugi Satrio Adiwibowo, S.E ABSTRACT Purpose of Research, to have well understanding on determine the application of innovation diffusion theory applied to the creative team of The New Eat Bulaga Indonesia in determining program content. Method of Research, this research was conducted with qualitative methods where researcher was allowed to do field observation as production team intern in ANTV during February-May 2015. Primary and secondary data were collected through interview, observation, and documentation. For data analysis is completed using coding methods where there are three steps to process the raw information such as: open coding, axial coding and selective coding. Result Achieved is known that the theory of diffusion of innovations have been implemented by the creative team of The New Eat Bulaga Indonesia although not yet fully in determining the content of its programs. Conclusion formed is how the diffusion of innovation theory was applied and production strategy of The New Eat Bulaga Indonesia program as well as the discovery of shortcomings in terms of content development. Keywords: Innovation Diffusion Theory, Creative Team Television, Content Program. ABSTRAK Tujuan Penelitian, yaitu mengetahui aplikasi teori difusi inovasi yang diterapkan tim kreatif The New Eat Bulaga Indonesia dalam menentukan isi program. Metode Penelitian yang digunakan peneliti adalah metode kualitatif dimana penulis melakukan observasi partisipatif pada periode Februari Mei 2015 pada divisi produksi program The New Eat Bulaga Indonesia. Selain itu, pengumpulan data juga dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan metode koding yang terdiri dari koding terbuka, aksial dan selektif. Hasil yang Dicapai adalah diketahui bahwa teori difusi inovasi telah diterapkan oleh tim kreatif The New Eat Bulaga Indonesia walaupun belum sepenuhnya dalam menentukan isi program acaranya. Simpulan yang terbentuk adalah terungkapnya bagaimana pengaplikasian teori difusi inovasi dan strategi produksi program The New Eat Bulaga Indonesia serta ditemukannya kekurangan dalam hal pengembangan konten. Kata Kunci: Teori Difusi Inovasi, Tim Kreatif, Televisi, Isi Program.

2 PENDAHULUAN Sekarang ini televisi merupakan salah satu media massa yang paling sering digunakan oleh manusia. Hampir semua orang membutuhkan media massa untuk mendapatkan berbagai informasi dan hiburan. Adanya berbagai program hiburan di televisi meramaikan dinamika hiburan di tanah air sebagai media yang menjadi tontonan bagi masyarakat dan memberikan hasil rating yang besar. Banyaknya stasiun-stasiun televisi yang meramaikan dunia penyiaran tidak lepas dari dukungan masyarakat. Beberapa nama stasiun televisi besar nasional yang telah lama ada seperti RCTI, INDOSIAR, ANTV, SCTV, TRANS TV, TVRI, dan lain sebagainya. Seiring dengan berjalannya waktu, televisi lokal juga tidak ingin kalah dengan televisi nasional yang sudah lama berjaya seperti RTV, KOMPAS TV, MNC TV, O CHANNEL, dan lain sebagainya. Dalam membuat isi program televisi, banyak hal yang harus dipertimbangkan untuk dapat menghasilkan program yang berkualitas. Pertimbangan ini dikembangkan dalam tiga proses, yaitu proses pra produksi, proses produksi dan proses paska produksi. Kualitas isi program sendiri dapat dinilai dari bagaimana ketiga proses produksi itu di pikirkan secara matang. Siaran yang bermutu dan berkualitas dapat memberikan kepuasan bagi audience atau penonton dalam mencukupi kebutuhan atas informasi dan hiburannya. Persaingan antar televisi ini memunculkan banyaknya tayangan maupun program yang harus diproduksi oleh stasiun televisi untuk dapat menarik perhatian masyarakat. Strategi program dan kreatifitas para pekerja stasiun televisipun di pertaruhkan untuk menghasilkan program-program acara yang terbaik dan berkualitas bagi masyarakat. Program acara yang disiarkan oleh stasiun televisi berbagai macam, mulai dari berita, talk show, variety show, film, drama, sinetron, reality show, infotainment, dan iklan. Dengan program yang variatif tersebut, diharapkan akan memberikan tontonan yang layak dan menarik bagi pemirsanya. Variety show adalah format acara televisi yang mengkombinasikan berbagai format lainnya, seperti talkshow, magazine show, kuis, game show, musik, drama dan komedi situasi. Variasi acara tersebut dipadukan dalam sebuah pertunjukkan dalam bentuk siaran langsung maupun siaran rekaman. Di Indonesia banyak sekali program variety show yang merebut perhatian penonton Indonesia, salah satunya adalah acara variety show The New Eat Bulaga Indonesia yang ditayangkan oleh stasiun televisi ANTV. Sebelumnya, acara variety show The New Eat Bulaga ini disiarkan oleh SCTV selama kurang lebih 2 tahun. Sejarah acara Eat Bulaga ini sebenarnya sudah 36 tahun ditayangkan di negara Fillipina dan disana sangat digemari banyak orang. Eat Bulaga sendiri berasal dari kata IT (makan) dan Bulaga yang artinya (kejutan) karena acaranya pada saat makan siang jadi di plesetkan kejutan makan siang IT, diubah menjadi Eat itu bahasa inggris yang berarti menjadi Eat Bulaga artinya kejutan makan siang. SCTV membeli hak siar dan mulai ditayangkan pada tanggal 16 Juli 2012, Eat Bulaga Indonesia. Sampai pada akhirnya diakuisisi oleh ANTV pada 17 November 2014 menjadi The New Eat Bulaga Indonesia. Keberhasilan program The New Eat Bulaga Indonesia tidak terlepas dari peranan seluruh tim dan oleh karena itu dalam penulisan ini membahas tentang aplikasi teori difusi inovasi yang diterapkan tim kreatif The New Eat Bulaga Indonesia dalam menentukan isi program. Difusi Inovasi adalah teori tentang bagaimana sebuah ide dan teknologi baru tersebar dalam sebuah kebudayaan. Teori ini dipopulerkan oleh Everett M Rogers pada tahun 1964 melalui bukunya yang berjudul Diffusion of Innovations. Ia mendefinisikan difusi sebagai proses dimana sebuah inovasi dikomunikasikan melalui berbagai saluran dan jangka waktu tertentu dalam sebuah sistem sosial. Teori difusi inovasi pada dasarnya menjelaskan proses bagaimana suatu inovasi disampaikan (dikomunikasikan) melalui saluran-saluran tertentu sepanjang waktu kepada sekelompok anggota dari sistem sosial. Hal tersebut sejalan dengan pengertian difusi dari Rogers (1983), yaitu as the process by which an innovation is communicated through certain channels over time among the members of a social system. Lebih jauh dijelaskan bahwa difusi adalah suatu bentuk komunikasi yang bersifat khusus berkaitan dengan penyebaranan pesan-pesan yang berupa gagasan baru, atau dalam istilah difusi menyangkut sebuah penyebaran kepada unit adopsi (Rogers, 1983) which is the spread of a new idea from its source of invention or creation to its ultimate users or adopters. Penelitian difusi inovasi pada umumnya adalah jenis penelitian komunikasi, namun teori inovasi difusi awalnya diterapkan diluar bidang komunikasi yaitu pada bidang pertanian jagung hibrida yang diteliti oleh Ryan dan Gross. Setelah teori difusi inovasi ini sukses diterapkan oleh Ryan

3 dan Gross, teori difusi inovasi inipun diadopsi dalam berbagai bidang seperti pendidikan, antropologi, kesehatan masyarakat, pemasaran, geografi, dan sosiologi pedesaan (Rogers, 1983). Masing-masing bidang penelitian ini memperkuat bidangnya masing-masing sampai pada awal tahun 1960-an Everett M Rogers membuat dikejar difusi dengan caranya sendiri sampai awal 1960-an, ketika Everett M. Rogers membuat teorinya sendri dalam bidang teori sosial. METODE PENELITIAN Dalam penelitian yang akan membahas mengenai aplikasi teori difusi inovasi yang diterapkan tim kreatif The New Eat Bulaga Indonesia dalam menentukan isi program kali ini akan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif karena data yang diperoleh dari pendekatan penelitian ini merupakan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Sehingga data yang dikumpulkan adalah data yang berupa kata atau kalimat maupun gambar (bukan angka-angka). Peneliti memilih untuk meneliti tim kreatif dari program The New Eat Bulaga Indonesia, bukan meneliti efek yang diberikan daripada tayangan tersebut kepada masyarakat luas yang bisa dikategorikan sebagai sampling apabila menggunakan pendekatan kuantitatif. Karena peneliti melakukan penelitian langsung di lapangan kerja tim kreatif The New Eat Bulaga Indonesia, sehingga peneliti merasa akan lebih baik untuk memilih pendekatan kualitatif karena tipe datanya yang lebih objektif. Teori difusi inovasi sendiri pada umumnya digunakan dengan pendekatan penelitian kualiatif. Walaupun belum banyak yang menggunakan teori ini dalam penelitian komunikasi broadcasting terutama dalam meneliti penentuan isi program sebuah acara televisi, namun peneliti yakin bahwa teori ini dapat mendapatkan hasil yang memuaskan. Berdasarkan tabel perbedaan pendekatan penelitian kuantitatif dan pendekatan penelitian kualitatif di atas, maka bentuk dan ciri dari penelitian yang diinginkan oleh peneliti cenderung mengarah ke penelitian kualitatif berdasarkan jenis penelitian, metode pengumpulan data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik keabsahan data yang dipilih oleh peneliti. Untuk paradigma penelitian pilihan peneliti, peneliti memilih untuk menggunakan paradigma konstruktivisme. Dimana pada paradigma ini dikatakan konstruksivisme adalah menjelaskan apakah realitas sosial yang ada sesuai dengan teori yang digunakan. Seperti investigasi, karena konstruk merupakan sebuah cara untuk memecahkan sebuah masalah dengan terlibat langsung dalam penelitian sehingga dalam konstruktivisme dilakukan investigasi untuk memecahkan realitas sosial yang berkembang di lingkungan penelitian. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Jenis penelitian ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif untuk menjelaskan makna-makna dalam gejala sosial. Cara menentukan dan menemukan informan yang dipilih oleh peneliti adalah dengan cara prosedur purposif. Peneliti memilih cara prosedur purposif karena pemilihan informan pertama merupakan hal yang sangat utama sehingga harus dilakukan secara cermat. Pada penelitian ini, peneliti memilih teknik pengumpulan data dari data primer dengan menggunakan metode wawancara mendalam dan metode observasi partisipan dan data sekunder yang berupa jurnal, buku, dan arsip yang telah ada. Dalam menganalisis data peneliti memilih untuk menggunakan teknik analisis data yang disebut Coding. Pada dasarnya ada tiga macam proses analisis data (coding), yaitu Open Coding, Axial Coding, dan Selective Coding. Ketiga jenis coding tersebut dilakukan secara simultan dalam penelitian agar teori yang dapat dibangun berdasarkan data yang telah diperoleh tersebut sah dan benar atau tidak terjadi suatu kesalahan. Dalam menguji keabsahan data penelitian Aplikasi Teori Difusi Inovasi Yang Diterapkan Tim Kreatif The New Eat Bulaga Indonesia Dalam Menentukan Isi Program peneliti memilih untuk menggunakan teknik keabsahan data dengan triangulasi sumber data dan triangulasi teknik. Dengan triangulasi sumber data, peneliti dapat menguji kredibilitas data dengan mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Seperti halnya peneliti ingin menguji kredibilitas data mengenai penerapan kerja tim kreatif, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh apakah diketahui oleh atasan, dan host yang melaksanakannya sebagai kelompok kerjasama.

4 Data dari ke tiga sumber tidak dapat dirata-ratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi dideskripsikan, dikategorikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data tersebut. HASIL DAN BAHASAN Hasil penelitian yaitu tim kreatif program The New Eat Bulaga Indonesia di ANTV telah mengaplikasikan teori difusi inovasi dalam menentukan isi programnya seperti yang dikatakan oleh Everret M. Rogers. Berdasarkan hasil wawancara yang didapatkan dari ketiga narasumber yaitu Agustina Puspita Ningrum, Agrava Rohana Gultom, dan Bambang Irawan didapatkan hasil sebagai berikut: Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, tim kreatif telah melaksanakan tugasnya dengan sangat baik. Terbukti dengan rating dan share dari setiap isi program yang dibuatnya banyak disukai masyarakat. Dalam program The New Eat Bulaga Indonesia memiliki 3 tim kreatif yang peran dan tanggung jawab dari setiap tim kreatif konten, kontestan, dan prize pun berbeda-beda. Setiap tim memiliki bagian dan jobdesc yang telah ditentukan sejak awal program ini ada. Sebagai tim kreatif konten bertugas dalam membuat rundown, script, booking artis, membuat list game, dan bekerja sama dengan tim wardrobe dan make up dalam merencanakan penampilan setiap harinya. Inovasi dalam konteks ini adalah dimana tim kreatif The New Eat Bulaga Indonesia menciptakan sebuah tren atau sebuah nuansa baru bagi program variety show di Indonesia. Program The New Eat Bulaga Indonesia merupakan program pertama di Indonesia yang memadukan pembawa acara Indonesia dan India. Dengan tren India yang sedang digemari oleh masyarakat Indonesia saat ini, tim kreatif mengambil kesempatan untuk mendapatkan penontonnya di awal episode dengan merekrut artis-artis India yang sangat terkenal dari drama kolosal yang tayang di ANTV. Perpaduan budaya Indonesia dan India dalam acara ini memberikan warna baru tersendiri dalam program The New Eat Bulaga Indonesia dibanding di SCTV sebelumnya. Dengan begitu hasil yang akan diharapkan dari program ini adalah banyaknya audience atau penonton yang menonton dan mengikuti program acara The New Eat Bulaga Indonesia. Inovasi yang coba diberikan juga adalah dimana tim kreatif memberikan pembaharuan dari setiap segmen yang diberikan oleh pihak Eat Bulaga Filipina. Seperti games Jedak yang pernah ada di segmen dua selama beberapa bulan, sebelumnya segmen itu belum ada di Filipina. Dari sanalah peneliti dapat menilai bahwa tim kreatif dan tim produksi lainnya melalukan inovasi secara terus menerus dalam pebaharuan isi programnya. Walaupun menurut peneliti tim kreatif belum mengaplikasikan teori ini secara keseluruhan, namun beberapa poin penting dalam menyebarkan idenya telah tersampaikan. Walaupun ANTV membeli hak siar dari pihak TAPE Inc, namun dalam menentukan isi program dan kontennya harus mengikuti konsep yang ada di Filipina. agar terlihat berbeda, beberapa konten yang ada disesuaikan dengan kondisi budaya Indonesia dan ketertarikan penonton. Pada saat peneliti menuliskan penelitian ini, belum banyak penelitian mengenai dunia broadcasting dengan menerapkan teori difusi inovasi ini. Sudah banyak contoh bentuk penelitian komunikasi dengan menggunakan teori ini, namun untuk dunia broadcasting sendiri belum banyak karena kata dasar dari inovasi sendiri yang banyak diartikan dan digunakan dalam dunia teknologi pada umumnya. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai aplikasi teori difusi inovasi oleh tim kreatif bahawa peneliti menemukan bahwa tim telah menerapkan teori tersebut sehubungan dengan menentukan isi programnya. Walaupun ada beberapa kendala dalam aplikasi teori ini secara keseluruhan namun inti dan poin utama dari teori difusi inovasi sudah digunakan sebagaimana semestinya. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana inovasi diciptakan oleh tim kreatif dan disebarkan melalui media massa yaitu ANTV. Inovasi dalam konteks ini adalah dimana tim kreatif The New Eat Bulaga Indonesia menciptakan sebuah tren atau sebuah nuansa baru bagi program variety show di Indonesia. Inovasi yang sukses dibuat diluar dari konten Eat Bulaga Filipina antara lain: 1. Penggunaan host India yang belum pernah ada di Televisi Indonesia manapun sebelumnya. 2. Pembuatan segmen baru yang tidak ada di Eat Bulaga! Filipina.

5 3. Pembaharuan konten sehingga berbeda dengan konten yang ada di Filipina. Inovasi dalam konteks ini adalah dimana tim kreatif The New Eat Bulaga Indonesia menciptakan sebuah tren atau sebuah nuansa baru bagi program variety show di Indonesia. Program The New Eat Bulaga Indonesia merupakan program pertama di Indonesia yang memadukan pembawa acara Indonesia dan India. Dengan tren India yang sedang digemari oleh masyarakat Indonesia saat ini, tim kreatif mengambil kesempatan untuk mendapatkan penontonnya yang sedang terkena demam India. Perpaduan budaya Indonesia dan India dalam acara ini memberikan warna baru tersendiri dalam program The New Eat Bulaga Indonesia. Karena terbukti bahwa penggunaan kelima host India berhasil menaikan rating dan share program The New Eat Bulaga Indonesia. Inovasi berikutnya adalah segmen Jedak yang pernah dimainkan dalam segmen dua selama beberapa bulan, sebelumnya belum pernah ada segmen ini di Filipina. Segmen ini murni buatan tim yang melakukan rapat dan riset sebelumnya kurang lebih selama 2 minggu sebelum segmen Little Miss berakhir. Tim bekerja sama mencari dan menggali ide untuk menganti segmen Little Miss yang hampir usai. Dari sanalah peneliti dapat menilai bahwa tim kreatif dan tim produksi lainnya melalukan inovasi secara terus menerus dalam pembaharuan isi programnya. Inovasi terakhir adalah dimana agar terlihat berbeda, beberapa konten yang ada disesuaikan dengan kondisi budaya Indonesia dan ketertarikan penonton. Walaupun ANTV membeli hak siar dari pihak TAPE Inc, namun dalam menentukan isi program harus mengikuti konsep yang ada di Filipina dan diperbolehkan untuk mengubah tanpa mengurangi esensi tiap segmennya. Walaupun begitu, tim dapat menyesuaikan budaya dari audiens di Indonesia sehingga program ini dapat diterima di masyarakat. Tim yang bertugas untuk melihat langsung proses produksi program Eat Bulaga di Filipina mencari letak dimana program yang dapat disesuaikan dengan budaya Indonesia. Bila dilihat dari tipe penerima inovasi yang ada, dapat diklasifikasika dalam beberapa kategori tertentu yang sudah dan belum mengadopsi suatu inovasi tertentu seperti: Inovator, Adopter awal, Mayoritas awal, Mayoritas terlambat, Kelompok tertinggal, dan yang terakhir adalah Kelompok tertinggal. Tipe penerima inovasi dalam peneliti ini sendiri adalah mayoritas awal yang juga disetujui oleh seluruh informan. Dalam penelitian ini tipe penerima inovasi menjadi hal penting dalam penelitian, karena kembali lagi inovasi ini akan diberikan kepada audiens Indonesia dimana inovasi yang disampaikan diharapkan dapat diterima positif sehingga program The New Eat Bulaga dapat disukai penonton. Setelah peneliti melihat bagaimana respon dan penonton yang ikut untuk menyaksikan secara langsung, peneliti banyak melihat wajah baru penonton setiap harinya. Atau apabila peneliti melihat adanya penonton yang sama namun dia membawa temannya yang lain karena pengaruh dari tipe penerima inovasi program ini yang cenderung mengikuti pengaruh yang mereka lihat di sekelilingnya. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai aplikasi teori difusi inovasi yang diterapkan tim kreatif The New Eat Bulaga Indonesia dalam menentukan isi program dapat disimpulkan bahwa: 1. Jika dilihat dari aplikasi teori difusi inovasi yang diterapkan oleh tim kreatif dalam menentukan isi program, tim kreatif sudah menerapkan teori tersebut. Dapat dilihat dari data rating dan share yang menjadi evaluasi harian dari semua produser dan tim kreatif. Walaupun tim kreatif belum dapat menerapkan teori difusi inovasi secara menyeluruh karena kebijakan hak siar yang harus ditetapi mengikuti Eat Bulaga Filipina, namun tim kreatif terus mencoba untuk memberi perubahan dan ide baru dalam program variety show. Jika dilihat dari job desc utama tim kreatif, strategi dan pengaplikasian teori difusi inovasi harus dapat terus dikembangan dengan berjalannya waktu. Sehingga program The New Eat Bulaga Indonesia dapat menjangkau semua elemen tipe penerima inovasi yang ada dalam teori ini. Ide-ide inovasi tersebut pada dasarnya sudah memiliki batasan-batasan yang sudah ada dengan cara mengetahui konsep dan ciri khas dari acara The New Eat Bulaga Indonesia itu

6 Saran sendiri, The New Eat Bulaga Indonesia adalah sebuah acara variety show yang memiliki ciri khas berbagi kebahagiaan dan kejutan hadiah kepada seluruh masyarakat Indonesia yang. Dalam mengembangkan ide tersebut, tim kreatif pada dasarnya tidak boleh bersikap idealis karena tujuan utama dari dibuatnya acara The New Eat Bulaga Indonesia adalah untuk menghibur para audiens. 2. Sama seperti tim produksi lainnya, tim kreatif memiliki peranan dalam seluruh proses produksi program televisi The New Eat Bulaga Indonesia. Akan tetapi, job desc utama tim kreatif lebih kepada tahap pra produksi, dimana tugas utama dari tim kreatif adalah untuk mencari dan mengembangkan ide-ide yang nantinya dapat direalisasikan menjadi sebuah konsep yang dipakai pada tahap produksi. Tugas utama tim kreatif dalam proses produksi adalah untuk membantu tim produksi lainnya di pos-pos yang sudah ditentukan. Sementara dalam tahap paska produksi, tugas tim kreatif adalah memberi pengarahan kepada Production Assistant dan Floor Director agar hasil program tersebut sesuai dengan yang diinginkan. Ada pun tahap evaluasi setelah acara The New Eat Bulaga Indonesia tayang, baik secara informal maupun formal yang memiliki tujuan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada episode selanjutnya. 3. Tim kreatif berusaha untuk terus mengembangkan kemampuan kreatif secara terus menerus agar bisa mengalahkan pesaing program The New Eat Bulaga Indonesia yaitu Inbox dan Dasyat. Strategi merupakan cara terbaik untuk melawan pesaing dengan memperbaiki dan memperbaharui isi program secara berkala. Selain itu juga dengan mengembangkan kemampuan berkomunikasi yang bertujuan agar apa yang mereka inginkan dapat tersampaikan sepenuhnya. Tidak hanya itu, alur dan strategi komunikasi yang efektif juga memiliki tujuan untuk mendapatkan feedback yang bersifat positif, serta memperlancar aktivitas produksi. Pada hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis hendak memberikan beberapa saran kepada tim kreatif progran The New Eat Bulaga Indonesia agar menjadi lebih baik lagi. Adapun saran yang dibuat penulis adalah: 1. Peneliti berharap bahwa tim dapat terus mengaplikasikan teori difusi inovasi dalam menentukan isi programnya dan pada akhirnya dapat menjangkau semua elemen tipe penerima inovasi yang ada dalam teori ini. Namun peneliti melihat bahwa beberapa inovasi yang dibuat oleh tim pada akhirnya ada yang tidak disukai oleh audiens. Seharusnya seluruh tim juga dapat melihat respon dan masukan dari penoton untuk menemukan inovasi yang lebih baik karena terdapat beberapa inovasi yang kurang disukai penonton. Contohnya seperti gimmick percintaan yang peneliti rasa kurang mendidik dan banyak dikritik oleh penonton. Karena program ini memiliki target audiens ibu-ibu dan anak-anak diharapkan dapat lebih berisikan edutainment dan mengurangi drama percinta. 2. Karena hasil evaluasi pada tahapan paska produksi sangatlah penting bedasarkan data by rating dan share, peneliti berharap bahwa tim dapat lebih memperhatikan kekurangan yang ada dalam program dan mempertahankan isi program yang berkualitas. REFERENSI Ardianto, Elvinaro & Q-Anees, Bambang. (2007). Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Ardianto, Elvinaro. (2012). Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatama Media. Basrowi, Sukidin. (2002). Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Surabaya: Insan Cendekian. Baswori, Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

7 Bungin, Burhan. (2001). Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya: Universitas Airlangga. Bungin, Burhan. (2006). Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi, Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Djamal, Fahcruddi. (2011). Dasar - Dasar Penyiaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti. Effendy, Onong Uchjana. (2006). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Freddy, Rangkuti. (2006). Measuring Customer Satisfaction, (Teknik Mengukur dan Strategy Meningkatkan Kepuasan Pelanggan), serta Analisis PLN JP. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kriyantono, Rachmat. (2010). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Moleong, L.J. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Morrisan. (2005). Jurnalistik Televisi Mutakhir. Tanggerang: Ramdina Prakasa. Morrisan. (2005) Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Tanggerang: Ramdina Prakasa. Morissan. (2013). Teori Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia Indonesia. Mulyana, Deddy. (2006). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Naratama. (2004). Sutradara Televisi. Jakarta: Grasindo. Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Rogers, Everett M. (1983). Diffusion of Innovations: Third Edition. New York: The Free Press. Set, Sony. (2008). Menjadi Perancang Program Televisi Profesional. Yogyakarta: Andi Publisher. Wibowo, Fred. (2007). Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: Pinus Book Publisher. RIWAYAT PENULIS Paula Anabel lahir di kota Jakarta pada 13 Oktober 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Ilmu Komunikasi Pemasaran peminatan Broadcasting pada tahun 2015.