BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang bertujuan untuk melatih cara berfikir siswa secara logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif (Permendiknas No.22 Tahun 2006 mengenai Standar Isi SD/MI (2006: 147). Hal tersebut yang mendasari mengapa matematika sangat perlu diajarkan sejak dini. Matematika sudah diajarkan sejak dini mulai dari tingkat sekolah dasar (SD) sampai tingkat perguruan tinggi. Matematika sangat perlu diajarkan karena ilmu yang terkandung didalamnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan untuk jangka panjang dapat menjadi bekal dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Matematika seharusnya menjadi salah satu mata pelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Namun, pada kenyataannya matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang kurang diminati siswa. Sebagian siswa SD menganggap bahwa matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang susah untuk dimengerti, mata pelajaran yang membosankan, bahkan menjadi salah satu mata pelajaran yang paling menakutkan bagi sebagian siswa. Hal tersebut sinkron dengan proses pembelajaran yang sudah diobservasi oleh peneliti. Ketika proses pembelajaran matematika berlangsung, siswa sering tidak merespon guru, ribut sendiri dengan teman sebangkunya, dan mengabaikan penjelasan dari guru yang akhirnya berdampak pada hasil belajar yang cenderung kurang memuaskan atau jauh di bawah KKM dan keaktifan siswa dalam pembelajaran tidak tampak signifikan. Seperti halnya dikelas IV SDN Gebugan 01 yang sebagian siswanya bermasalah dengan matematika. Menurut Bapak Petrus Yoseph Paridi S.Pd selaku wali kelas IV, sebagian siswa kesulitan belajar khususnya pada mata pelajaran matematika. Kesulitan ini disebabakan karena beberapa hal diantaranya: guru masih menggunakan metode konvensional atau ceramah dalam pembelajaran, guru tidak menggunakan alat peraga yang mendukung 1
2 pembelajaran, dan siswa tidak dilibatkan secara aktif ketika proses pembelajaran berlangsung. Hal tersebut yang menyebabkan siswa merasa jenuh, kurang berminat mengikuti pembelajaran, dan kurang kreatif dalam mengembangkan kemampuannya. Melihat permasalahan di atas, tentu pembelajaran yang berlangsung kurang menyenangkan bagi siswa. Siswa hanya menjadi pendengar dalam pembelajaran tanpa diberikan kesempatan untuk berpikir sesuai dengan apa yang mereka tahu, apa yang mereka pahami. Siswa cenderung pasif karena pembelajaran didominasi oleh keaktifan guru dalam menjelaskan materi. Berikut tabel ketuntasan belajar matematika kelas IV SD N Gebugan 01. Tabel 1.1 Nilai Ketuntasan Matematika Prasiklus KKM = 60 No Nilai Frekuensi Persentase 1 Tuntas KKM (60) 9 siswa 37,5% 2 Tidak Tuntas < KKM (60) 15 siswa 62,5% Jumlah 24 siswa 100% Sumber : nilai ulangan harian Dari data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas IV SD N Gebugan 01 nilainya masih jauh dari (KKM=60). Data di atas menunjukkan hanya 9 siswa dengan persentase 37,5% yang nilainya tuntas (KKM=60) sedangkan 15 siswa dengan persentase 62,5% masih di bawah (KKM=60). Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap mata pelajaran matematika masih kurang. Maka dari itu peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran yang inovatif yaitu model Realistic Mathematics Education (RME) agar siswa lebih merespon guru, agar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, dan pembelajaran yang berlangsung lebih bermakna untuk siswa. Model RME ini sangat cocok digunakan karena menerapkan prinsip realistis (sesuai dengan karakter siswa SD yang masih dalam tahap operasional konkrit) yang berarti apa adanya sesuai dengan
3 kenyataan, dan proses penemuan dengan bimbingan atau arahan dari guru. Pada penelitian ini penggunaan model RME dengan alat peraga diharapkan dapat mengembangkan pemikiran siswa secara luas, dan siswa dapat berkreasi dengan alat peraga yang disediakan oleh guru. Penerapan model RME dengan alat peraga yang menarik diduga dapat membantu siswa dalam memahami materi sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD N Gebugan 01 Kabupaten Semarang. Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti berinisiatif untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model RME Berbantuan Penggaris Bagi Siswa Kelas IV SD N Gebugan 01 Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2013-2014. 1.2 Identifikasi Masalah Berkaca pada hasil pengamatan yang telah dilakukan peneliti, menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas IV di SD N Gebugan 01 yang masih jauh di bawah KKM, maka peneliti berinisiatif mencari akar permasalahan yang menyebabkan penguasaan materi siswa yang masih rendah. Permasalahan-permasalahan yang terjadi ketika proses pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Siswa tidak memperhatikan penjelasan dari guru. 2) Siswa tidak dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil. 3) Masih banyak siswa yang salah dalam mengerjakan soal latian yang diberikan guru. 4) Guru tidak menggunakan alat peraga untuk menunjang pembelajaran. 5) Guru belum menumbuhkan diskusi kelompok sehingga kerjasama antarsiswa belum tampak. 6) Guru masih menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah dalam pembelajaran. 7) Nilai siswa tidak mencapai KKM yang ditentukan yaitu 60.
4 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini yaitu meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika menggunakan model RME berbantuan penggaris bagi siswa kelas IV SD N Gebugan 01 Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2013-2014. 1.4 Rumusan Masalah 1.4.1 Apakah penggunaan model RME berbantuan penggaris dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika bagi siswa kelas IV SD N Gebugan 01 Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2013-2014? 1.4.2 Apakah penggunaan model RME berbantuan penggaris dapat meningkatkan hasil belajar matematika bagi siswa kelas IV SD N Gebugan 01 Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2013-2014? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1.5.1 Meningkatkan keaktifan belajar matematika menggunakan model RME berbantuan penggaris bagi siswa kelas IV SD N Gebugan 01 Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2013-2014. 1.5.2 Meningkatkan hasil belajar matematika menggunakan model RME berbantuan penggaris bagi siswa kelas IV SD N Gebugan 01 Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2013-2014. 1.6 Manfaat Penelitian 1) Manfaat bagi Guru a. Dengan PTK ini diharapkan guru mampu memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. b. Guru dapat mengembangkan kreatifitasnya untuk membuat alat peraga serta menggunakan model pembelajaran yang inovatif. c. Guru dapat meningkatkan profesionalisme dengan menerapkan model pembelajaran Realistic Mathematics Education secara efektif.
5 2) Manfaat bagi Siswa a. Penerapan model RME berbantuan penggaris diharapkan dapat memperbaiki keaktifan dan hasil belajar siswa. b. Diharapkan siswa tidak takut lagi dengan pelajaran matematika. c. Melalui penggunaan model RME berbantuan penggaris yang digunakan secara efektif diharapkan matematika menjadi pelajaran yang menyenangkan. 3) Manfaat bagi Sekolah a. Penerapan model RME diharapkan dapat mendorong terjadinya inovasi pendidikan matematika untuk meningkatkan kualitas pendidikan. b. Penerapan model RME diharapkan dapat memberi dampak positif bagi kemajuan pendidikan matematika di Sekolah Dasar.