BAB I PENDAHULUAN ,82 Ton/Tahun (Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Purworejo).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya produksi minyak kelapa sawit di Indonesia sehingga

PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK MIE INSTAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, industri tepung aren menghasilkan limbah cair dan limbah padat.

BAB I PENDAHULUAN. sisa proses yang tidak dapat digunakan kembali. Sisa proses ini kemudian menjadi

BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL

BAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN

PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GULA

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

KELAYAKAN PEMANFAATAN LIMBAH CAIR TAHU PADA INDUSTRI KECIL DI DUSUN CURAH REJO DESA CANGKRING KECAMATAN JENGGAWAH KABUPATEN JEMBER

I. PENDAHULUAN. kacang kedelai yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain

BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI BANJARBARU BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

PEMISAHAN FAT, OIL, AND GREASE (FOG) DARI LIMBAH FOODCOURT DENGAN DISSOLVED AIR FLOTATION

PENURUNAN KADAR MINYAK DAN COD AIR LIMBAH OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DENGAN FLOTASI DAN LUMPUR AKTIF

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

TUGAS MANAJEMEN LABORATORIUM PENANGANAN LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN LUMPUR AKTIF DAN LUMPUR AKTIF

EFEKTIFITAS ELEKTROFLOKULATOR DALAM MENURUNKAN TSS DAN BOD PADA LIMBAH CAIR TAPIOKA

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan minyak kelapa sawit adalah Indonesia. Pabrik kelapa sawit

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960

Zero Waste. [Prinsip Menciptakan Agro-Industri Ramah Lingkungan] Dede Sulaeman [1]

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh

KUALITAS NATA DE CASSAVA LIMBAH CAIR TAPIOKA DENGAN PENAMBAHAN GULA PASIR DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

: Limbah Cair dan Cara Pengelolaannya

MINYAK KELAPA DAN VCO. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

kini dipercaya dapat memberantas berbagai macam penyakit degeneratif.

MINYAK KELAPA. Minyak diambil dari daging buah kelapa dengan salah satu cara berikut, yaitu: 1) Cara basah 2) Cara pres 3) Cara ekstraksi pelarut

Didalam pembuatan minyak goreng dapat dikelompokkan menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai produsen penghasil mie terbesar. Dalam Standar Nasional Indonesia

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) PT. INDESSO AROMA BATURRADEN

BAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri,

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI SIRUP, KECAP DAN SAOS

MODEL PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai flokulan alami yang ramah lingkungan dalam pengolahan

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL

BAB I PENDAHULUAN. Medan diantaranya adalah pemotongan hewan, pengadaan, dan penyaluran daging

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. sumber devisa negara melalui produk-produk primer perkebunan maupun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dan semua makhluk hidup butuh air. Air merupakan material

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan di sektor industri akhir-akhir ini berkembang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGELOLAAN AIR LIMBAH PKS

BAB I PENDAHULUAN. mil laut dengan negara tetangga Singapura. Posisi yang strategis ini menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

dikelola secara individual dengan menggunakan pengolahan limbah yang berupa

Draft Bahan Ajar Mata Kuliah Limbah Industri dan Produksi Bersih

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh subur di Indonesia. Semua bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan

! " # $ % % & # ' # " # ( % $ i

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP

Prestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN

BAB III METODOLOGI. Diagram alir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1. Studi Literatur. Pembuatan Reaktor.

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

I. PENDAHULUAN. 2006), menjadi peluang besar bagi industri ini dalam pemanfaatan limbah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta ala dalam Al-Qur an Surat Al-

MEMUTUSKAN: Menetapkan :PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN KELAPA.

PEMANFAATAN LIMBAH DAUN DAN RANTING PENYULINGAN MINYAK KAYU PUTIH (Melaleuca cajuputi Powell) UNTUK PEMBUATAN ARANG AKTIF

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyak di Indonesia. Kini sangat mudah ditemukan sebuah industri

BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk

Pengolahan Air Limbah Domestik Menggunakan Proses Aerasi, Pengendapan, dan Filtrasi Media Zeolit-Arang Aktif

ADSORPSI ZAT WARNA DAN ZAT PADAT TERSUSPENSI DALAM LIMBAH CAIR BAIK

PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS, CO 2 AIR SUNGAI MARTAPURA MENGGUNAKAN TANGKI AERASI BERTINGKAT

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

BAB I PENDAHULUAN. air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bab I Pendahuluan. Tabel I.1. Perkembangan Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Kakao di Indonesia. No Tahun Luas Areal (Ha)

PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA PABRIK TAHU DI KELURAHAN MULYOJATI 16 C KOTA METRO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

4.1. Baku Mutu Limbah Domestik

Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan yang dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan mata pencaharian utama masyarakat di wilayah kabupaten Purworejo. Salah satu potensi ekonomi masyarakat bidang pertanian adalah kelapa (Cocos nucifera), dengan luas area perkebunan kelapa yang mayoritas adalah perkebunan rakyat pada tahun 2011 tercatat 19.983,73 Ha, yang terdiri untuk komoditi kopra 17.670,46 Ha dengan hasil produksi 23.719,94 Ton/Tahun, dan 2.313,27 Ha untuk komoditi gula cetak dengan hasil produksi 17.267,82 Ton/Tahun (Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Purworejo). Kelapa memiliki potensi yang luar biasa, dapat dimanfaatkan mulai akar, batang, daun, dan buahnya. Salah satu pemanfaatan potensi dari buah kelapa adalah pembuatan minyak kelapa sebagai minyak goreng. Disamping produk minyak goreng yang dihasilkan, ternyata ada beberapa produk samping yang sesungguhnya tidak diharapkan oleh para pengusaha yaitu limbah. Beberapa produk limbah sudah dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomis, seperti: endapan minyak yang disebut keteg sebagai bahan dasar makanan ringan, air kelapa sebagai bahan dasar nata de coco, dan lain-lain. Namun masih ada limbah dari proses produksi yang hingga saat ini masih belum tertangani dan mendapat solusi terbaik yang memiliki potensi besar dalam mencemari lingkungan, bahkan dampak negatifnya sudah banyak dikeluhkan masyarakat dan lingkungan sekitar industri saat ini.

2 Dari hasil uji laboratorium yang penulis lakukan di Laboratorium Kualitas Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, tentang kondisi limbah dari kolam penampungan limbah cair di salah satu industri rumah tangga pembuatan minyak kelapa yang berada di Desa Kedung Kamal, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo didapatkan hasil sebagai berikut:temperatur 35 0 C, ph 5.04, TSS 26080 mg/l, Minyak lemak 51901 mg/l, COD 50129 mg/l, dan BOD 21900 mg/l. Sampel limbah cair yang diuji di laboratorium tersebut diambil dari bak penampungan limbah yang didapatkan dari proses pembuatan atau produksi, diantaranya: air buangan rendaman buah kelapa yang sudah dicungkil untuk memudahkan proses pemarutan, sisa air pelarut santan kelapa setelah diambil gumpalan krim santannya, dan air dari buangan ampas yang telah melalui proses pemerasan. Dari data hasil pengujian limbah cair tersebut kandungan minyak lemak yang masih terlarut dalam air buangan masih sangat tinggi, sehingga masih memerlukan pemecahan serta solusi yang tepat agar air yang dibuang tidak memiliki dampak pencemaran yang mempengaruhi kualitas lingkungan hidup di sekitar industri minyak kelapa tersebut. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan mencoba menerapkan konsep Zero Waste pada industri minyak kelapa, yaitu dengan cara menerapkan metode DAF (Dissolved Air Flotation) atau sistem flotasi udara terlarut untuk mengurangi potensi pencemaran limbah dengan cara memisahkan minyak lemak yang terlarut dalam air limbah. Flotasi dapat digambarkan sebagai proses pemisahan dengan memanfaatkan gravitasi dimana gelembung gas melekat

3 pada partikel padat karena densitas gumpalan padatan lebih rendah dari air sehingga memungkinkan gumpalan tersebut mengapung ke permukaan (Gregory, et.al., 1999). Dalam penelitian kali ini penulis mencoba menerapkan sistem DAF pada limbah cair industri minyak kelapa dengan memvariasikan diameter lubang keluaran gelembung udara (nozzle) dan luas area bak flotasi udara untuk mengetahui variasi mana yang paling efektif dalam pemisahan minyak lemak. 1.2. Perumusan Masalah Dari penjelasan latar belakang diatas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah sistem DAF dapat digunakan dalam proses pemisahan limbah minyak lemak sehingga bisa mengurangi dampak pencemaran akibat limbah cair industri minyak kelapa. 2. Berapakah diameter lubang keluaran gelembung udara dan luas area kontak bak flotasi yang optimal untuk menurunkan kadar miyak-lemak pada limbah cair industri minyak kelapa. 1.3. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui kemampuan sistem DAF untuk solusi alternatif dalam proses pemisahan minyak lemak pada limbah cair, untuk menurunkan potensi pencemaran limbah cair industri minyak kelapa. 2. Mengetahui variasi diameter lubang keluaran gelembung udara dan luas area kontak bak flotasi udara yang paling optimal.

4 3. Mengetahui kemungkinan air limbah hasil DAF bisa digunakan kembali sebagai air produksi dilihat dari efisiensi proses terkait konsep zero waste. 1.4. Batasan Masalah 1. Limbah cair yang akan diteliti adalah limbah cair dari Industri Rumah Tangga (IRT) pembuatan minyak kelapa di Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo dengan proses pengolahan basah. 2. Penelitian akan dilakukan hanya pada skala laboratorium dengan menggunakan sistem batch. 1.5. Manfaat Penelitian 1. Dapat dijadikan bahan kajian solusi penanganan pencemaran limbah cair industri minyak kelapa khususnya di Kabupaten Purworejo. 2. Dapat mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah cair sisa produksi pembuatan minyak kelapa yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan konsep zero waste. 3. Minyak lemak yang berhasil dipisahkan dapat diproses kembali untuk direproduksi sebagai bahan minyak goreng atau produk lain yang sesuai dan memiliki nilai ekonomis. 1.6. Keaslian Penelitian Penelitian tentang penerapan sistem DAF yang digunakan untuk proses pemisahan minyak lemak dalam air limbah sesungguhnya sudah banyak dilakukan, diantaranya tentang kinerja DAF dalam penyisihan minyak lemak dan

5 padatan tersuspensi pada variasi tekanan pada air limbah industri minyak kelapa sawit (Rahayuningwulan D., 2007), hasilnya dengan memvariasikan tekanan udara 2 4 bar, efisiensi pengolahan minyak lemak diatas 90% dan TSS diatas 80% diperoleh pada tekanan 4 bar dan air to solid (A/S) ratio 0,005. Pada penelitian lainnya tentang pengaruh tinggi reaktor flotasi udara terlarut terhadap efisiensi penyisihan minyak (Budianto, H. dkk., 2007), hasilnya disampaikan bahwa efisiensi penyisihan minyak dengan tinggi reaktor 20, 50, dan 80 cm, masing-masing berada pada range 46-89%, 47-96%, dan 53-94% dengan efisiensi maksimal diperoleh pada tekanan 60 Psi, faktor resirkulasi 0,75 dan tinggi reaktor 50 cm sebesar 95,65%. Selanjutnya menurut Suyasa, I.W.B. dan Arsa, I.M., (2013), dalam penelitiannya tentang penurunan kadar minyak dan COD air limbah operasional pembangkit listrik dengan flotasi dan lumpur aktif, dengan memberikan variasi terhadap waktu aerasi antara 20 60 menit, diperoleh hasil pada perlakuan aerasi terjadi penurunan kadar minyak yang tajam pada 20 menit pertama dari 21.600 mg/l menjadi 1.300 mg/l, selanjutnya berkurang secara bertahap dengan selisih penurunan antara 200 300 mg/l dengan bertambahnya waktu aerasi. Kadar minyak terendah sebesar 450 mg/l dengan efektifitas 97,92% pada waktu selama 60 menit. Berdasarkan beberapa penelitian yang penulis kutip di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa penerapan sistem DAF dalam proses pemisahan minyak lemak dari limbah industri minyak kelapa dengan memvariasikan diameter lubang keluaran gelembung udara dan luas area flotasi udara sebagai

6 upaya menerapkan konsep zero waste pada industri minyak kelapa khususnya di Kabupaten Purworejo, sejauh yang penulis ketahui belum pernah ada yang melakukannya, sehingga diharapkan penelitian ini nantinya juga bermanfaat untuk penelitian penelitian dengan konsep yang hampir sama yang bertujuan untuk penyempurnaan teknologi. 1.7. Kerangka Berfikir Kerangka pemikiran dari penelitian ini secara skematis disampaikan pada Gambar 1.1. di bawah ini. Limbah dapat dipisahkan menjadi limbah padat dan limbah cair, yang bersumber dari kulit buah kelapa dan proses pembuatan minyak kelapa. Untuk menerapkan konsep zero waste pada industri minyak kelapa ini, maka penulis mencoba memetakan jenis limbah, sumber limbah, serta beberapa alternatif dalam penanganannya sehingga memudahkan dalam mengantisipasi agar tidak menimbulkan potensi pencemaran lingkungan dan bila memungkinkan dapat dimanfaatkan supaya memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian penerapan konsep zero waste ini baik secara langsung maupun tidak langsung bisa menambah kesejahteraan masyarakat, khususnya lingkup wilayah Kabupaten Purworejo.

7 Industri Minyak Kelapa Proses Pengolahan Limbah Padat Minyak Kelapa Limbah Cair Sabut Kelapa Batok Kelapa Ampas Air kelapa Air bekas cucian dan rendaman kelapa Air sisa pelarut santan kelapa Bahan Baku Kerajinan, Bahan Bakar Bahan Baku Kerajinan, Arang Karbon, Bahan Bakar Pakan ternak, tepung ampas Nata decoco Proses DAF Industri kerajinan tangan dan masyarakat Siram tanaman / irigasi Zero waste Industri minyak kelapa Gambar 1.1. Konsep penerapan zero waste