ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA PENDANAAN HUTANG JANGKA PANJANG DENGAN LEASING

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS SUMBER PENDANAAN LEASING DAN HUTANG JANGKA PANJANG DALAM PENGADAAN AKTIVA TETAP (Studi Kasus Pada Perusahaan Malang Indah Genteng Rajawali)

ANALISIS ALTERNATIF PENDANAAN LEASING

Anastasia Regina Widodo Topowijono Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

SKRIPSI OLEH: IRMA ZAHAROH NPM:

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu

BAB II AKUNTANSI SEWA

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar

PERENCANAAN PAJAK ATAS KEPEMILIKAN AKTIVA TETAP DENGAN METODE FINANCE LEASE (Studi Kasus Pada CV Berkah Bumi Mandiri).

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan seperti mesin Photo Copy merupakan hal yang harus

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS)

ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri)

ANALISIS PEMILIHAN SUMBER DANA DALAM PENAMBAHAN AKTIVA TETAP ANTARA LEASING DENGAN KREDIT BANK PADA PENTA MEDICA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Dosen Pembimbing : NINNASI MUTTAQIN,S.M.B,M.SM

NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD

SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi :

PEMILIHAN ALTERNATIF ARMADA ANGKUTAN PENDISTRIBUSIAN BAN PADA PT DERMAGA SUKSES JAYA ABADI. Meivi Riva Kawet, LCA Robin Jonathan 2, Eka Yudhyani 3

Tinjauan Perencanaan Pajak Sehubungan Pembelian Aktiva Tetap Berwujud Secara Tunai, Kredit dan Leasing

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT GUDANG GARAM, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan tujuan perusahaan

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS PADA PT BUKIT ASAM (Persero) Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan ketat dalam perekonomian saat ini juga terjadi pada

Oleh Hayati *) Budi Wahono **) M. Agus Salim ***) ABTRAKSI

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif

Tabel 5.1. Daftar Jenis Kendaraan CV. METROPOLITAN HOME. Umur Manfaat. B. Perbandingan Perolehan Kendaraan melalui Pembelian Tunai, Kredit

BAB I PENDAHULUAN. canggih sehingga tanpa disadari juga berpengaruh kedalam dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai jumlah aset tetap yang cukup signifikan dalam laporan keuangannya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Masuknya era globalisasi atau era dimana tidak adanya pembatasan antar

(lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset

ISSN ANALISIS STATEMENT OF CASHFLOW UNTUK MENGEVALUASI KEMAMPUAN KOPERASI DALAM MENGHASILKAN KAS DAN SETARA KAS

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN PT TIRTA SARANA BORNEO DI TANJUNG REDEB. Nahwani Fadelan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang

Endah Juli Wulandari Moch. Dzulkirom, AR Muhammad Saifi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Perancangan Format Laporan Keuangan Perusahaan Studi Kasus PT Prakasa Wyra Surya

BAB III METODELOGI PENELITIAN. ADHI dimulai sejak 11 Maret 1960 saat Menteri Pekerjaan Umum

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI

ABSTRAK : Tujuan penelitian, ialah untuk mengetahui pada perusahaan semen yang terdaftar di

BAB I PENDAHULUAN. ditahan, modal saham, dan lain-lain yang berasal dari sumber internal

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

1

ANALISIS PERBANDINGAN PENDANAAN LEASING DAN HUTANG JANGKA PANJANG DALAM PENGADAAN AKTIVA TETAP (Studi Pada PO. ANTO WIJAYA TOUR PONOROGO)

BAB I PENDAHULUAN. sedikit dari masyarakat Indonesia yang dapat dikategorikan termasuk dalam

Leasing. Bahan Ajar : Manajemen Keuangan Bisnis II Digunakan untuk melengkapi buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap

Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARUS KAS DAN KESESUAIAN LAPORAN ARUS KAS BERDASARKAN PSAK NO 2 PADA PT PETROSINDO KALBAR

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri konstruksi merupakan industri yang paling diwarnai

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MANAKARRA ELISABETH RIUPASSA POLITEKNIK NEGERI AMBON

BAB I PENDAHULUAN. melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan

SKRIPSI. Oleh : FITRIA NUR ANGGRAINI NPM :

ANALISIS COST OF CAPITAL

ANALISIS PROFITABILITAS DALAM MENINGKATKAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANUL DI KOTA PALOPO HURRIAH, ANDI HASBI MUNARKA, HAPID

ANALISIS TINGKAT LIKUIDITAS PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk

BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN

8 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No

Oleh: Novia Ramayanti Fakultas Ekonomi Universitas Islam Kadiri. Kata Kunci : Penyusutan Aset Tetap, Beban Pajak Badan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS Analisis Rasio Profitabilitas Terhadap Laporan Keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PT. SIANTAR TOP, TBK SIDOARJO

BAB II KAJIAN PUSTAKA. asalnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu. (1) Akumulasi penyusutan (depresiasi) perusahaan

BAB VIII ASPEK KEUANGAN SYAFRIZAL HELMI

BAB I PENDAHULUAN. Sewa guna usaha (leasing) adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang

PENERAPAN LAPORAN ARUS KAS YANG SESUAI DENGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (Studi Kasus Pada PT. Kent Transindo Indonesia Cabang Kediri)



BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS PADA PT. MELATI MAKASSAR

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA

Analisis Cost Of Capital dan Pengaruhnya Terhadap Laba Pada PT Bumi Jasa Utama-Kalla Rent Makassar

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. GUDANG GARAM TBK DAN PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA TBK TAHUN

Manajemen Keuangan. Laporan neraca Laporan rugi/laba Laporan aliran kas Analisa common size Analisa indeks. Septiani Juniarti, SE.MM.

Wiwik Budiarti dan Fadilah Dian Hidayati E-ISSN

Accounting for Leases. Chapter. AA YKPN,

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PT JAPFA COMFEED INDONESIA, Tbk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

ANALISIS PERBANDINGAN PENDANAAN LEASING DENGAN HUTANG JANGKA PANJANG DALAM PENGADAAN ASET TETAP

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS ( METODE LANGSUNG) PADA PT. WIJAYA KARYA, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT.TAHTA AULIA PERKASA DI SAMARINDA OLEH: WIDYA HARRY PUTRIANI

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS SEBAGAI ALAT UKUR EFEKTIVITAS KINERJA KEUANGAN PADA PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA TBK. SURABAYA

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO

PERHITUNGAN SUKU BUNGA EFEKTIF UNTUK PENENTUAN ALTERNATIF PEMBIAYAAN KENDARAAN MOTOR PADA LEASING DAN BANK DENGAN METODE INTERPOLASI LINIER

Transkripsi:

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA PENDANAAN HUTANG JANGKA PANJANG DENGAN LEASING DALAM PENGADAAN AKTIVA TETAP (Studi Kasus pada PT. Tiga Pilar Sejahtera, Tbk dan PT. Prima Alloy Steel Universal, Tbk) Indah Rafika*) Moh. Amin**) Anik Malikah***) Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Malang Email: Indah_Rofika@yahoo.com ABSTRACT This research was conducted with the aim of: 1) To find out the value of costs that must be incurred by the company in obtaining fixed assets, if using the leasing approach. 2) To determine the value of costs that must be incurred by the company in obtaining fixed assets, if using a long-term debt approach. 3) To find out the comparison between leasing funding and long-term debt in the procurement of fixed assets for companies by comparing the present value cash outflow of long-term debt and leasing. In this study the research subject is PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk and PT. Prima Alloy Steel Universal, Tbk. The results showed that 1) PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk in purchasing production machines should use alternative leasing financing rather than longterm debt financing. The procurement of alternative leasing financing machines is chosen because it can save Rp.1,384,381,433. 2) PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk in purchasing assets should use alternative long-term debt rather than funding leasing financing. Procurement of alternative long-term debt assets chosen because it can save Rp.513,918,134. Keywords: Leasing, Long-Term Debt, Net Present Value (NPV) A. PENDAHULUAN Perekonomian di Indonesia mulai bertumbuh dan berkembang lagi setelah terpuruk dari krisis moneter yang dialami Indonesia pada tahun 1998 yang lalu. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan ekonomi di Indonesia. Perkembangan ekonomi ini dipengaruhi oleh banyak perusahaan yang membuat tingkat persaingan antar perusahaan di dunia bisnis semakin sempit. Persaingan bisnis terjadi tidak hanya di perusahaan jasa dan perusahaan dagang, tetapi juga di perusahaan manufaktur. Pesatnya perkembangan perusahaan manufaktur telah meningkatkan tingkat persaingan di perusahaan. Persaingan yang ketat dalam suatu 127

perusahaan membuat setiap perusahaan harus mengembangkan atau memperluas bisnisnya dalam upaya untuk bertahan dan mampu bersaing dengan perusahaan baru, salah satunya adalah dengan menambahkan aset tetap. Tujuan penambahan aset tetap adalah untuk meningkatkan layanan dan kenyamanan kepada konsumen yang akan meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan. Kegiatan ini membutuhkan banyak uang. Dana ini dapat diperoleh dengan berbagai cara, tetapi apa yang perlu dipertimbangkan adalah bagaimana perusahaan mengelola dan menghitung alternatif untuk memenuhi dana guna menghindari pengeluaran perusahaan yang terlalu besar. Pembiayaan aset tetap dapat diperoleh dari dua sumber pembiayaan alternatif, baik sumber pembiayaan domestik maupun eksternal. Sumber pembiayaan internal dipertahankan laba bersih dan akumulasi depresiasi. Sumber dana eksternal adalah sumber dana yang berasal dari luar perusahaan, yaitu pemasok, bank dan pasar modal. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti ini melakukan dengan mengambil judul Analisis Perbandingan antara Pendanaan Hutang Jangka Panjang dengan Leasing dalam Pengadaan Aktiva Tetap (Studi Kasus pada PT. Tiga Pilar Sejahtera, Tbk dan PT. Prima Alloy Steel Universal, Tbk). B. KAJIAN PUSTAKA 1. Pendanaan Dana sering ditafsirkan sebagai uang tunai, sedangkan uang tunai adalah uang yang dimiliki oleh perusahaan atau lembaga. Dalam hal ini, dana disediakan untuk kebutuhan, kebutuhan dan operasi kebutuhan sehari-hari. Dana atau kas adalah salah satu bentuk likuiditas yang paling aktif yang dapat digunakan segera untuk memenuhi kewajiban keuangan suatu organisasi. Karena sifatnya yang cair, uang tunai memberikan keuntungan minimum. Sumber dana dapat dibagi menjadi dua sumber yaitu sumber pendanaan internal dan sumber keuangan eksternal. Sumber pembiayaan internal adalah sumber dana yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri. Sumber pembiayaan internal berasal dari laba ditahan dan amortisasi. Sumber pembiayaan eksternal adalah sumber dana yang berasal dari luar perusahaan, seperti kreditur dan pemilik, dan terlibat dalam perusahaan. 2. Pembiayaan Utang Jangka Panjang Ketika ruang lingkup operasional perusahaan dikembangkan, perusahaan membutuhkan sejumlah dana. Dana yang dibutuhkan oleh perusahaan biasanya sangat besar, sehingga mereka membutuhkan dana dari sumber luar. Dana ini dapat diperoleh melalui hutang jangka panjang. Hutang jangka panjang adalah utang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun atau satu periode akuntansi (Rudianto, 2012:277). Dalam neraca, ada dua bagian tanggung jawab, yaitu jangka panjang dan jangka pendek. Pinjaman bank termasuk dalam kewajiban 128

yang merupakan bagian dari pembiayaan atau pembiayaan jangka panjang, karena utang bank adalah kewajiban untuk membayar di masa depan. Pendanaan jangka panjang adalah sumber pendanaan yang matang yang dapat terjadi dalam 1,5 tahun, dua tahun, atau 5 tahun atau lebih. 3. Pembiayaan Sewa Guna Usaha Pengertian sewa guna usaha sesuai dengan keputusan menteri keuangan No.1169/KMK/1991 adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal, baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance Lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Dilihat dari jenis transaksi leasing, teknik pembiayaan leasing secara garis besar dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu finance lease dan operating lease. Teknik finance lease yaitu suatu bentuk pembiayaan dengan cara kontrak antara lessor dengan lessee, Operating lease dapat juga disebut dengan leasing biasa yaitu suatu perjanjian kontrak antara lessor dengan lessee. 4. Aktiva Tetap Menurut Rudianto (2012:256), pengertian aset tetap adalah barang berwujud milik perusahaan yang sifatnya relatif permanen dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, bukan untuk diperjual belikan. Aset tetap dapat berupa kendaraan, mesin, gedung, dll. Dari berbagai jenis aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan, tujuan akuntansi dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok: a. Aktiva tetap dengan umur tidak terbatas b. Aktiva tetap dengan umur terbatas dapat diganti dan manfaatnya berakhir pada aset serupa lainnya c. Aktiva tetap dengan masa pakai terbatas dan ketika bunga berakhir, tidak dapat digantikan oleh yang serupa. C. METODE PENELITIAN 1. Jenis, Lokasi, dan Waktu Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan format deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada sebuah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2017 yaitu PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dan PT. Prima Alloy Steel Universal, Tbk. Adapun Waktu yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan mulai bulan September 2017 sampai dengan Mei 2018. 2. Sumber dan Metode Pengumpulan Data Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dalam bentuk yang lengkap. Data sekunder dapat diperoleh dari dokumentasi perusahaan. Beberapa sumber data sekunder yang dapat diperoleh meliputi literatur, data pelaporan keuangan, data struktur organisasi, tugas dan wewenang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi. 129

3. Metode Analisis Data Tahapan menganalisis data utang jangka panjang dan leasing dalam penelitian ini adalah: 1. Analisis aset tetap perusahaan a. Jumlah dan jenis aset tetap b. Memberikan rincian persyaratan pembiayaan dalam pembelian aset tetap Hitung jumlah investasi awal yang diperlukan untuk perusahaan dalam membeli aset tetap kendaraan dan mesin Hitung biaya depresiasi dari aktiva tetap. 2. Analisis kebijakan perusahaan dalam mengidentifikasi sumber pendanaan a. Tentukan jumlah pokok pinjaman dan bunga pembiayaan alternatif dengan menggunakan utang dan sewa jangka panjang. Pembiayaan utang jangka panjang Leasing pembiayaan b. Jadikan jadwal pembayaran kembali pinjaman dan tabel suku bunga atas bunga untuk utang dan leasing alternatif jangka panjang. c. Analisis total nilai sekarang pada arus kas keluar pada pembiayaan alternatif utang dan sewa jangka panjang. d. Metode NPV (net present value) digunakan untuk menentukan pembiayaan alternatif yang menguntungkan dari studi dengan membandingkan total nilai sekarang dari arus kas jangka panjang di luar negeri dengan nilai tunai tunai luar negeri saat ini. Sumber pendanaan yang dipilih adalah sumber pendanaan yang berisi volume arus kas terkecil saat ini. D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD, Tbk a. Penentuan Besarnya Dana yang Dibutuhkan Pada kurun waktu 2017, Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk memperoleh fasilitas pembiayaan dari PT. BTMU-BRI Finance (BBF) sebesar Rp.15.459.000.000,- untuk pembiayaan mesin produksi. Perjanjian sewa pembiayaan ini memiliki periode pembayaran selama 60 bulan dan dikenakan tingkat bunga 12% per tahun. b. Sumber Pendanaan Leasing Angsuran Leasing Mesin Produksi Pokok Leasing = Harga Perolehan Uang Muka = Rp. 15.459.000.000 0 = Rp. 15.459.000.000 Nilai Bersih Aktiva = Rp. 15.459.000.000 - Rp. 850.940.061 = Rp. 14.608.059.939 PV Nilai Residu = Rp. 1.545.900.000 (1 + 0,01) -60 = Rp. 850.940.061 130

Biaya Leasing Akhir Bulan Jadi besarnya biaya leasing untuk pengadaan mesin produksi setiap bulannya adalah sebesar Rp. 324.948.225,09 Suku bunga diskonto yang dipakai untuk mendiskontokan nilai arus kas setelah pajak yaitu sebesar 7,6% setahun atau 0,633% sebulan. Sedangkan pajak yang dibebankan pada perusahaan sebesar 25% dengan demikian perhitungan diskontonya adalah: Tingkat diskonto = Tingkat Bunga (1 t) = 0,633% (1 0,25) = 0,47475 % atau 0,0047475/bulan c. Sumber Pendanaan Hutang Jangka Panjang Berdasarkan amandemen surat penawaran fasilitas No.16/CPB/0315 tanggal 22 Desember 2016, PTP memperoleh fasilitas pinjaman Term Loan untuk pembayaran atas fasilitas pinjaman letter of credit period pinjaman adalah 60 bulan sejak penarikan fasilitas pertama. Pinjaman ini memiliki tingkat bunga JIBOR (15%) + 3,75% per tahun. Pendanaan Mesin Produksi Pokok Pendanaan = Harga Perolehan Uang Muka = Rp. 15.459.000.000 0 = Rp. 15.459.000.000 Nilai Bersih Aktiva = Rp. 15.459.000.000 - Rp. 610.688.673 = Rp. 14.848.311.327 Biaya Pendanaan Akhir Bulan PV Nilai Residu = Rp. 1.545.900.000 (1 + 0,0156) -60 = Rp. 610.688.673 Jadi besarnya biaya untuk pengadaan mesin produksi setiap bulannya adalah sebesar Rp. 382.889.363,825 Suku bunga diskonto yang dipakai untuk mendiskontokan arus kas setelah pajak adalah sebesar 7,6% setahun atau 0,633% sebulan. 131

Sedangkan pajak yang dibebankan pada perusahaan sebesar 25% dengan demikian perhitungan diskontonya adalah: Tingkat diskonto = Tingkat Bunga (1 t) = 0,633% (1 0,25) = 0,47475 % atau 0,0047475/bulan /Bulan Jadi nilai depresiasi per bulannya adalah sebesar Rp.231.885.000,- Depresiasi selama 5 Tahun = 60 231.885.000 = 13.913.100.000 d. Perbandingan Nilai PV Cash Outflow Leasing dengan Hutang Jangka Panjang pada PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk Tabel 1. Nilai Present Value Cash Outflow AISA Sumber Pendanaan Present Value Cash Outflow Leasing Rp. 11.552.410.678 Hutang J.Panjang Rp. 12.936.792.111 Selisih Rp. 1.384.381.433 Sumber: Data diolah, 2018 Dari tabel diatas, diketahui bahwa nilai Present Value Cash Flow dari pembiayaan leasing memiliki nilai lebih kecil. Pengadaan mesin alternatif pembiayaan leasing yang dipilih karena dapat menghemat sebesar Rp.1.384.381.433. Jumlah ini termasuk dalam kategori besar namun leasing tetap mempunyai nilai yang terendah dari pada hutang jangka panjang. 2. PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL, Tbk a. Penentuan Besarnya Dana yang Dibutuhkan Pada November 2017, perusahaan mendapatkan fasilitas pembiayaan operasi dari PT. BFI Finance, nilai pokok pinjaman sebesar Rp.3.642.038.400,- dengan masa sewa guna usaha selama 48 bulan, dan tingkat suku bunga masa sewa guna usaha 14% per tahun. b. Sumber Pendanaan Leasing Angsuran Leasing Pokok Leasing = Harga Perolehan UM = Rp. 3.642.038.400 0 = Rp. 3.642.038.400 PV Nilai Residu = Rp. 364.203.840 (1 + 0,01167) -48 = Rp. 208.678.968,64 132

Nilai Bersih Aktiva = Rp. 3.642.038.400 - Rp. 208.678.968,64 = Rp. 3.433.359.431,36 Biaya Leasing Akhir Bulan Jadi besarnya biaya leasing untuk pengadaan Aset setiap bulannya adalah sebesar Rp. 93.828.505,07 Suku bunga diskonto yang dipakai untuk mendiskontokan arus kas setelah pajak adalah sebesar 6,7% setahun atau 0,5583% sebulan. Sedangkan pajak yang dibiayakan pada perusahaan sebesar 25% dengan demikian tingkat diskontonya adalah: Tingkat diskonto = Tingkat Bunga (1 t) = 0,5583% (1 0,25) = 0,418725 % atau 0,00418725/bulan c. Sumber Pendanaan Hutang Jangka Panjang Berdasarkan pembaruan surat penawaran fasilitas tanggal 29 Mei 2017, perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman Term Loan. Pinjaman ini memiliki tingkat bunga 6,1% per tahun. Pendanaan Aktiva Tetap Pokok Pendanaan = Harga Perolehan Uang Muka = Rp. 3.642.038.400 0 = Rp. 3.642.038.400 PV Nilai Residu = Rp. 364.203.840 (1 +0,0051) - 48 = Rp. 355.398.591 Nilai Bersih Aktiva = Rp. 3.642.038.400 - Rp. 355.398.591 = Rp. 3.286.639.809 Biaya Pendanaan Akhir Bulan 133

Jadi besarnya biaya untuk pengadaan Aset setiap bulannya adalah sebesar Rp. 77.367.783,46 Suku bunga diskonto yang dipakai untuk mendiskontokan arus kas setelah pajak adalah sebesar 6,7% setahun atau 0,5583% sebulan. Sedangkan pajak yang dibiayakan pada perusahaan sebesar 25% dengan demikian tingkat diskontonya adalah: Tingkat diskonto = Tingkat Bunga (1 t) = 0,5583% (1 0,25) = 0,418725 % atau 0,00418725/bulan /Bulan Sehingga biaya depresiasi perbulannya adalah sebesar Rp.68.288.220,- Depresiasi selama 4 Tahun = 48 68.288.220 = 3.277.834.560 d. Perbandingan Nilai PV Cash Outflow Leasing dengan Hutang Jangka Panjang pada PT. Prima Alloy Steel Universal, Tbk Tabel 2. Nilai Present Value Cash Outflow PRAS Jenis Pembiayaan NPV A. Leasing Rp. 2.756.756.331 B. Hutang J.Panjang Rp. 2.242.838.196 Selisih Rp. 513.918.134 Sumber: Data yang diolah, 2018 Dari tabel diatas, diketahui bahwa nilai Present Value Cash Flow dari utang jangka panjang memiliki nilai lebih kecil. Pengadaan aset alternatif pendanaan utang jangka panjang yang dipilih karena dapat menghemat sebesar Rp.513.918.134,-. Jumlah ini termasuk dalam kategori besar namun pendanaan hutang jangka panjang tetap mempunyai nilai yang terendah dari pada pembiayaan leasing. 3. Interpretasi Hasil Penelitian Berdasarkan pembahasan sebelumnya, diketahui bahwa hasil analisis tentang perbandingan sumber pembiayaan antara leasing dan penggunaan hutang jangka panjang untuk dua perusahaan yang menjadi objek penelitian yaitu PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk dan PT. Prima Alloy Steel Universal, Tbk menunjukkan untuk nilai Cash outflow PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk memiliki nilai PV cash outflow lebih kecil ketika menggunakan alternatif pendanaan leasing. Alternatif pembiayaan leasing yang dipilih karena dapat menghemat sebesar Rp. 1.384.381.433 (lihat tabel 1). Jumlah ini termasuk dalam kategori besar namun leasing tetap mempunyai nilai yang terendah dari pada hutang jangka panjang. Sedangkan PT. Prima Alloy Steel Universal, Tbk memiliki nilai PV cash 134

outflow lebih kecil ketika menggunakan alternatif pembiayaan hutang jangka panjang. Pengadaan aset alternatif hutang jangka panjang yang dipilih karena dapat menghemat sebesar Rp. 513.918.134 (lihat tabel 2). Jumlah ini termasuk dalam kategori besar namun pendanaan utang jangka panjang mempunyai nilai yang terendah dari pada pembiayaan leasing. Dalam analisa data diatas terdapat perbedaan alternatif pendanaan dalam memperoleh aktiva tetap pada kedua perusahaan tersebut diatas. Perbedaan alternatif pembiayaan ini dikarenakan beberapa faktor, diantaranya tingkat suku bunga bank/leasing. Kerjasama perusahaan dalam menentukan pihak eksternal yang ditunjuk untuk membiayai pengadaan aktiva tetap dapat mempengaruhi perbedaan nilai pada PV Cash flow itu sendiri. Masing-masing pihak eksternal tersebut dapat menentukan besarnya suku bunga untuk memberikan pendanaan kepada perusahaan. Seperti halnya PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk dalam pengadaan aktiva tetapnya, jika melalui alternatif pembiayaan leasing dan bekerjasama dengan PT. BFI Finance, perusahaan dikenakan bunga pinjaman 12% pertahun, sedangkan PT. Prima Alloy Steel Universal, Tbk menggunakan alternatif hutang jangka panjang dan bekerjasama dengan Indonesia Eximbank, maka perusahaan akan dikenakan bunga pinjaman sebesar 6,10% pertahun. Selain itu tingkat diskonto per tahun yang ditetapkan oleh perusahaan juga mempengaruhi tingkat besar kecilnya PV Cash outflow dari perusahaan itu sendiri. Tingkat diskonto pada perusahaan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk sebesar 7,6% per tahun, sedangkan pada perusahaan PT. Prima Alloy Steel Universal, Tbk sebesar 6,7% per tahun. E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: a. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dalam melakukan pembelian mesin produksi sebaiknya menggunakan alternatif pembiayaan leasing daripada pendanaan hutang jangka panjang. Pengadaan mesin alternatif pembiayaan leasing yang dipilih karena dapat menghemat sebesar Rp.1.384.381.433. Dengan adanya penghematan pengeluaran kas tersebut maka alternatif yang dipilih untuk pembelian mesin produksi adalah alternatif pembiayaan leasing. b. PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk dalam melakukan pembelian aset sebaiknya menggunakan alternatif hutang jangka panjang daripada pendanaan pembiayaan leasing. Pengadaan aset alternatif hutang jangka panjang yang dipilih karena dapat menghemat sebesar Rp.513.918.134,- Dengan adanya penghematan pengeluaran kas sebesar Rp.513.918.134 untuk alternatif hutang terhadap leasing. 135

2. Keterbatasan Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu: 1. Periode pengamatan dilakukan pada tahun 2017. 2. Sampel yang digunakan pada penelitian ini perusahaan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, dan PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk sehingga tidak bisa dijadikan generalisasi untuk seluruh perusahaan. 3. Saran 1. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, peneliti berikutnya dapat menambah periode penelitian. 2. Peneliti berikutnya dapat melakukan penelitian pada perusahaan lain. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2016). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Atmaja, Lukas Setia. 2008. Teori dan Praktek Manajemen Keuangan. Baridwan, Zaki. 2012. Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Budisantoso, Totok dan Nuritomo. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat. Dwi Martani, dkk. 2012. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Jakarta:Salemba Empat. Halim, Abdul. 2010. Manajemen Keuangan Bisnis. Bogor: Ghalia Indonesia. Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti, (2015), Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Ketujuh. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Ikatan Akuntan Indonesia. 2013. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia. Kasmir. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi 2014. PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta. Mulyadi. 2015. Sistem Akuntansi, Edisi Keempat, Cetakan Keenam. Jakarta:Salemba Empat. Prabandari, Safira Lestari dkk. 2015. Analisis Sumber Pendanaan Leasing Dan Hutang Jangka Panjang Dalam Pengadaan Aktiva Tetap (Studi Kasus Pada Perusahaan Malang Indah Genteng Rajawali). Jurnal Administrasi Rudianto. 2012. Pengantar Akuntansi (Konsep dan teknik Penyusunan Laporan Keuangan). Jakarta:Penerbit Erlangga. 136

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R & B. Bandung: Alfabeta. Warren, Carl S. Dkk. 2014. Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia, Edisi 25. Jakarta:Salemba Empat. *) Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unisma **) Dosen Tetap Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unisma **) Dosen Tetap Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unisma 137