HUBUNGAN ANEMIA DENGAN LAMA KALA II PADA IBU BERSALIN DI RSUD DR.SOEGIRI LAMONGAN

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA ANEMIA PADA IBU BERSALIN DENGAN INPARTU KALA I LAMA DI RSUD Dr. M. ASHARI KOTA PEMALANG

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN INERSIA UTERI KALA I DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE Lestrina *, Eny **

BAB I. sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY K GIII P2101 DENGAN POST DATE DI POLI OBGYNE RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN 2010

HUBUNGAN PARTUS LAMA DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUANG VK BERSALIN RSUD. DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Anemia defisiensi besi (ADB) masih menjadi. permasalahan kesehatan saat ini dan merupakan jenis

HUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD

III TAHUN Disusun Oleh WIWEN INDITA PROGRAM

HUBUNGAN FAKTOR RESIKO IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA NORFA HUSADA BANGKINANG TAHUN 2013

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL

PENELITIAN ANEMIA DAN KONTRAKSI RAHIM DALAM PROSES PERSALINAN. Novita Rudiyanti*, Diana Metti*

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

PENGARUH TEKNIK BIRTHBALL TERHADAP LAMANYA PERSALINAN KALA I DI BPS HERANOVITA KABUPATEN ACEH UTARA

HUBUNGAN ANTARA KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KETEPATAN WAKTU PROSES PERSALINAN KALA II DI KLINIK AS SYIFA SURADADI KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. hingga kelahiran dan pertumbuhan bayi selanjutnya. (Depkes RI, 2009)

PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA SELAMA KEHAMILAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN PASCA PERSALINAN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. vitamin B12, yang kesemuanya berasal pada asupan yang tidak adekuat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG MANFAAT TABLET FE DI DESA CANDI, KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI

Gambaran kejadian Hipertensi Gravidarum Berdasarkan Karakteristik di Bidan Ny. Y Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya

BAB 1. yang telah ditentukan dalam Millenium Development Goals (MDGs), Target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi

HUBUNGAN ANEMIA SAAT HAMIL DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEMUH 01 KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV METODELOGI PENELITIAN Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi.

HUBUNGAN PERSALINAN KALA II LAMA DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU. LAHIR DI RSUD.Dr.H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN Husin :: Eka Dewi Susanti

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA KEHAMILAN DI POLI HAMIL RSD dr. SOEGIRI LAMONGAN

HUBUNGAN PERSALINAN KALA I MEMANJANG DENGAN KESEJAHTERAAN JANIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian (Dinana,

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL DI PUSKESMAS NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA KEHAMILAN DI DESA KRANJI KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

PENELITIAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL PADA KEJADIAN ABORTUS. Diana Meti*

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF NY S GIII P2002 TRIMESTER III DENGAN PARTUS LAMA DI RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN TAHUN Ida Susila* Mukhasanah**

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

HUBUNGAN STATUS PEKERJAANDENGAN PEMANFAATAN BUKU KIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN Sri Handayani, Umi Rozigoh

BAB I PENDAHULUAN. besi sering terjadi pada masa kehamilan (Cunningham, 2006; h.1465).

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2009

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KETERATURAN IBU HAMIL KONSUMSI TABLET FE

BAB I PENDAHULUAN. status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka

FAKTOR RISIKO IBU HAMIL KUNJUNGAN PERTAMA DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PAJANGAN KABUPATEN BANTUL Ayu Cahyaningtyas 1, Sujiyatini 2,Nur Djanah 3

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DAN PERDARAHAN POSTPARTUM

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN TERJADINYA ROBEKAN PERINEUM SPONTAN DI BPM WIWIK AZIZAH SAID DESA DURIWETAN KECAMATAN MADURAN KABUPATEN LAMONGAN

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 4 No 1 - Januari 2017

Hubungan Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu Dengan Lamanya Persalinan

FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KASUS PERSALINAN DI UGD RSUP Dr. KARIADI VINA EKA WULANDARI G2A PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dibawah 11 gr% (Saifuddin, 2001), sedangkan menurut Royston (1993) anemia

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia Angka Kematian Ibu

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

KEJADIAN KEK DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KALONGAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi kesehatan dunia yaitu Worid Health Organization (WHO) telah membuat program-program untuk meningkatkan derajat kesehatan

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium Development Goals

ISSN No Media Bina Ilmiah 29

Transkripsi:

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN LAMA KALA II PADA IBU BERSALIN DI RSUD DR.SOEGIRI LAMONGAN Lilin Turlina, Nur Isti Karomah Program Studi D3 Kebidanan STIKES Muhamamdiyah Lamongan ABSTRAK Anemia merupakan suatu persoalan yang sangat serius yang dapat menyebabkan resiko tinggi. Dimana sejak kehamilan sampai persalinan membutuhkan penanganan yang serius, karena jika tidak mendapatkan penanganan akan megakibatkan kala II lama yang berdampak buruk terhadap ibu dan janin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan antara anemia dengan lama kala II di RSUD Dr.Soegiri Lamongan tahun 2014. Desain penelitian ini menggunakan analitik korelasi dengan pendekatan Cross-sectional. Metode sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Sampel yang diambil sebanyak 220 responden yaitu ibu bersalin di RSUD Dr.Soegiri Lamongan pada bulan Januari-Desember 2014. Data diperoleh dengan data sekunder, yaitu melihat rekam medis dengan variabel yang di amati adalah anemia dengan lama kala II. Setelah ditabulasi, data dianalisa dengan meggunakan uji Koefisien Phi dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 220 responden sebagian Tidak Anemia dengan persalinan Abnormal yaitu 49,3%, dan sebagian besar Tidak Anemia dengan persalinan Normal yaitu 50,7%, sedangkan seluruh ibu bersalin Anemia dengan persalinan Abnormal yaitu 100%, dan tidak satupun ibu bersalin Anemia dengan persalinan Normal yaitu 0%. Dari uji statistik Koefisien Phi dengan taraf signifikasi ρ < 0,05 di peroleh hasil ρ < 0,000 jadi ada hubungan yang signifikan antara anemia dengan lama kala II. Melihat dari hasil penelitian ini maka peran petugas kesehatan sangatlah penting dalam memberikan penyuluhan dan informasi serta edukasi pada ibu khususnya ibu hamil untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu bersalin yang dapat menyebabkan persalinan lama. Kata kunci : Anemia, Lama Kala II Pada Ibu Bersalin PENDAHULUAN Datangnya persalinan merupakan suatu kebahagiaan yang tidak dapat diungkapkan oleh para ibu dan keluarga. Persalinan merupakan akhir dari kehamilan dan dimulainya kehidupan di luar rahim bagi bayi baru lahir (Bobak, 2006). Semua ibu dan keluarga mengharapkan jalannya proses persalinannya dapat berjalan lancar (Saifudin, 2007). Kelancaran proses persalinan ditandai dengan kemajuan persalinan. Kemajuan persalinan yang lambat atau tidak ada kemajuan merupakan satu dari komplikasi persalinan yang mengkhawatirkan, rumit dan tidak terduga. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu prioritas utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Program Safe Motherhood dengan tujuan untuk mempercepat penurunan kesakitan dan kematian ibu. Berdasarkan data WHO (2010), rasio kematian ibu selama kehamilan dan melahirkan atau dalam 42 SURYA 11 Vol. 09, No. 02, Agustus 2017

hari setelah melahirkan di Indonesia berkisar 228/100.000 kelahiran hidup, sedangkan target MDGs yang ditetapkan WHO sebesar 102/100.000 kelahiran hidup, dan lebih tinggi disbanding AKI di Negara ASEAN seperti Malaysia sebesar 31/100.000 kelahiran hidup bahkan Singapura sebesar 9/100.000 kelahiran hidup dimana angka tersebut hampir mendekati suatu keadaan kematian ibu yang ideal (Report on The Global ADB Epidemic UNADB, 2010) (Kemenkes RI, 2012). Penyumbang terbanyak penyebab AKI di Indonesia adalah perdarahan sebesar 27%, eklampsia 23%, infeksi 11%, puerperium 8%, abortus 5%, partus lama dan macet 5%, emboli obstetrik 5%, trauma obstetrik 5% dan lain-lain (SDKI, 2007). Secara global 80% kematian ibu tergolong pada kematian ibu langsung dengan pola penyebab kematian perdarahan 29% (biasanya merupakan perdarahan postpartum), sepsis 15% dan sebab-sebab lain 8% (Saifudin, 2010). Di Jawa Timur, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat AKI tahun 2005 yaitu 265/100.000 kelahiran hidup. Target yang harus dicapai pada tahun 2010 untuk AKI sebesar 125/100.000 kelahiran hidup dengan cara mengurangi penyebab tidak langsung, seperti anemia (DINKES Jawa Timur, 2012). Dari hasil survai awal yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soegiri Lamongan jumlah persalinan pada bulan Agustus 2014 di dapatkan hasil bahwa dari 54 persalinan pervaginam terdapat 46 orang (91,60%) ibu bersalin normal, dan 9 orang (8,40%) ibu bersalin dengan kala II lama. Dari data di atas dapat di lihat bahwa masih banyaknya kejadian kala II lama pada ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soegiri Lamongan. Beberapa faktor yang mempengaruhi persalinan: Power (faktor his) his tidak efisien adalah his yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya yang menyebabkan rintangan pada persalinan, tidak dapat di atasi, sehingga persalinan mengalami hambatan atau kemacetan (Saifudin, 2010). Anemia dapat menimbulkan gangguan his, kekuatan mengejan sehingga ibu menjadi lemah dan dapat memperlambat persalinan (partus lama), selain itu juga dapat menyebabkan atonia uteri dan terjadi perdarahan post partum (Mochtar, 2003). Pada Kala dua akan menyebabkan persalinan berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan (Saifudin, 2010). Passage (faktor janin) dapat mengalami gangguan atau kemacetan karena kelainan janin dalam letak, presentasi, posisi atau dalam bentuk janin. Kelainan letak janin mengakibatkan terjadinya persalinan lama karena bagian bawah janin tidak berhubungan rapat dengan segmen bawah uterus. Passenger (faktor jalan lahir) kelainan dalam ukuran atau bentuk jalan lahir, menyebabkan kemacetan persalinan karena besarnya kepala janin tidak sesuai dengan luasnya panggul ibu. Faktor psikologis ketakutan dan kecemasan menyebabkan his menjadi kurang baik, pembukaan menjadi kurang lancar, perasaan takut dan cemas menyebabkan rasa sakit dalam persalinan dan berpengaruh terhadap kontraksi rahim dan dilatasai serviks sehingga persalinan menjadi lama. Faktor penolong peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin, salah dalam pimpinan meneran pada kala 2 menyebabkan terjadinya persalinan lama (Saifudin, 2010). Di seluruh dunia frekuensi anemia dalam kehmailan cukup tinggi, berkisar antara 10-20%. Karena defisiensi makanan pemegang peranan yang sangat penting dalam timbulnya anemia, maka dapat dipahami bahwa frekuensi itu lebih tinggi lagi di Negara yang sedang berkembang, dibandingkan dengan Negara yang sudah maju. Menurut SURYA 12 Vol. 09, No. 02, Agustus 2017

penyelidikan frekuensi anemia dalam kehamilan setinggi 18,5% dan pseudo anemia 57,9% (Manuaba, 2010). Anemia di dalam kehamilan bila kondisi ibu dengan kadar Hb di bawah 11gr% pada trimester I dan III atau kadar kurang dari 10,5 gr% pada trimester II. Nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester II. Bertambahnya volume darah dalam kehamilan sudah mulai sejak kehamilan umur 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu (manuaba, 2010). Bentuk anemia dalam kehamilan dapat dogolongkan menjadi anemia defisiensi besi 62,3%, anemia megaloblastik 29%, anemia hipoplastik 8% dan anemia hemolitik 0,7% (Cunningham, et all, 2006). Anemia dapat mengurangi daya tahan tubuh dalam menghadapi infeksi, mengurangi prestasi kerja, meninggikan angka kesakitan dan kematian, serta dalam proses persalinan menyebabkan komplikasi persalinan. Bidan merupakan orang yang bertugas memberi asuhan dan dukungan selama masa-masa penting dalam kehidupan seorang wanita. Salah satu upaya yang dapat di lakukan untuk mengurangi kejadian partus lama khususnya persalinan lama padakala II adalah dengan memonitor kondisi ibu dan janin dalam uterus, mengenal secara dini adanya abnormalitas yang mungkin membutuhkan penanganan dan pendidikan tentang anemi sehingga persalinan berjalan lancar dan tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Berdasarkan paparan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan anemi dengan lama kala II pada ibu bersalin Di RSUD Dr. Soegiri Lamongan. METODE PENELITIAN Desain penelitian menggunakan metode analitik korelasi yaitu mengkaji hubungan antara dua variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan, hubungan, memperkirakan, menguji berdasarkan teori yang ada (Nursalam, 2008). Pendekatan yang digunakan adalah crosssectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan variabel dependen hanya satu kali, pada satu saat (Budiman, 2011). Penelitian ini untuk mengetahui hubungan anemia dengan lama kala II pada ibu bersalin Di RSUD Dr.Soegiri Lamongan. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang bersalin yang tercatat di rekam medik RSUD dr. Soegiri Lamongan pada bulan Januari Desember 2014 dengan jumlah 514 responden. Sampel yang diambil sebanyak 220 responden. Pengambilan sampel dengan tehnik simple random sampling. Analisa data dengan uji Korelasi yaitu uji Koefisien Phi dengan taraf signifiansi ᾴ < 0,05 yang berarti ada hubungan antara anemia dengan kejadian partus lama. HASIL PENELITIAN Data Umum 1. Karakteristik Responden (1) Umur Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Ibu Bersalin No Umur Jumlah Persentase 1. < 20 th 17 7,7 % 2. 20-35 th 159 72,3 % 3. > 35 th 44 20,0 % Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa dari 220 ibu bersalin sebagian besar berusia 20-35 tahun yaitu 159 orang (72,3%), dan sebagian kecil usia ibu < 20 tahun yaitu 17 orang (7,7%). SURYA 13 Vol. 09, No. 02, Agustus 2017

(2) Paritas Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Paritas Ibu Bersalin No Paritas Jumlah Persentase 1. Primi 79 35,9 % 2. Multi 136 61,8 % 3. Grandemulti 5 2,3 % Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 220 ibu bersalin sebagian besar ibu bersalin merupakan Multipara yaitu 136 orang (61,8%), dan sebagian kecil ibu besalin merupakan Grandemulti yaitu 5 orang (2,3%). (3) Pendidikan Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu Bersalin No Pendidikan Jumlah Persentase 1. SD 42 19,1 % 2. SMP 90 40,9 % 3. SMA 76 34,5 % 4. PT 12 5,5 % Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 220 ibu bersalin hampir sebagian pendidikan tingkat SMP yaitu 90 orang (40,9%), dan sebagian kecil tingkat Perguruan Tinggi yaitu 12 orang (5,5%). 1) Anemia Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Anemia No Anemia Jumlah Persentase 1. Tidak 144 65,5 % 2. Ya 76 34,5 % Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa dari 220 ibu bersalin, sebagian besar ibu bersalin Tidak menderita Anemia yaitu 144 orang (65,5%) dan hampir sebagian ibu bersalin menderita Anemia yaitu sebanyak 76 orang (34,5%). 2) Lama Kala II Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Kala II Pada Ibu Bersalin No Lama Kala II Jumlah Persentase 1. Abnormal 147 66,8 % 2. Normal 73 33,2 % Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa dari 220 ibu bersalin, sebagian besar ibu bersalin dengan lama kala II Abnormal yaitu 147 orang (66,8%), dan hampir sebagian ibu bersalin dengan lama kala II Normal yaitu 73 orang (33,2%). Data Khusus Data khusus dalam penelitian ini yaitu tentang anemia, lama kala II, serta hubungan anemia dengan lama kala II pada ibu bersalin di RSUD Dr.Soegiri Lamongan. SURYA 14 Vol. 09, No. 02, Agustus 2017

3) Hubungan Anemia Dengan Lama Kala II Pada Ibu Bersalin Tabel 7. Tabel Silang Tentang Hubungan Anemia Dengan Lama Kala II pada Ibu Bersalin Kadar Hb Lama Kala II Jumlah Resiko Abnormal Normal Relatif Σ % Σ % Σ % Tidak Anemia 71 49,3 % 73 50,7 % 144 100 % 144 Anemia 76 100 % 0 0 % 76 100 % 76 Total 147 66,8 % 73 33,2 % 220 100 % 1,89 Ø = 0,512 P = 0,000 Berdasarkan tabel diatas 4.6 menunjukkan bahwa dari 220 ibu bersalin, di dapatkan hasil bahwa sebagian ibu Tidak anemia dengan persalinan Abnormal yaitu 71 orang (49,3%), dan sebagian besar ibu bersalin Tidak anemia dengan persalinan Normal yaitu 73 orang (50,7%), sedangkan seluruh ibu bersalin menderita Anemia dengan persalinan Abnormal yaitu 76 orang (100%), dan tidak satupun ibu bersalin yang mengalami Anemia dengan persalinan Normal yaitu 0 orang (0%). Jadi apabila ibu bersalin Tidak menderita Anemia maka persalinan kala II menjadi lebih singkat, sedangkan ibu bersalin yang menderita Anemia maka akan mengalami persalinan kala II yang lebih lama. PEMBAHASAN Kejadian Anemia Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 220 ibu bersalin, sebagian besar ibu bersalin Tidak menderita Anemia yaitu 144 orang (65,5%) dan hampir sebagian ibu bersalin menderita Anemia yaitu sebanyak 76 orang (34,5%). Anemia merupakan suatu keadaan dimana jumlah eritrosit yang beredar atau konsentrasi hemoglobin menurun. Sebagai akibatnya, ada penurunan transportasi oksigen dari paru ke jaringan perifer. Anemia sendiri jarang menimbulkan krisis kedaruratan akut selama kehamilan, namun pada hakekatnya setiap masalah kegawatan dapat diperberat oleh anemia yang telah ada. Faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia adalah umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, paritas, dan jarak kelahiran. Pada hasil analisis didapatkan umur ibu paling banyak adalah usia 20 35 tahun sebanyak 159 orang (72,3%), umur >35 tahun sebanyak 44 orang (20%), dan paling rendah adalah umur <20 tahun yaitu sebesar 17 orang (7,7%). Anemia merupakan suatu keadaan berkurangnya kadar hemoglobin (Hb) dalam darah. Pada wanita tidak hamil Hb berkisar antara 12-16gr/dl. Pada wanita hamil nilai Hb 11gr/dl adalah batas terendah (Iis Sinsin, 2008). Menurut Arisman (2010) ibu hamil pada usia terlalu muda (<20 tahun) tidak atau belum siap memperhatikan lingkungan yang diperlukan untuk pertumbuhan janin. Disamping itu akan terjadi kompetisis makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam pertumbuhan dan adanya pertumbuhan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Sedangkan ibu hamil di atas 35 tahun cenderung mengalami anemia, hal ini disebabkan karena pengaruh turunnya cadangan zat besi dalam tubuh akibat masa fertilisasi. Anemia juga dipengaruhi oleh pendidikan yang rendah. Dari data dapat diketahui bahwa pendidikan ibu yang paling banyak adalah SMP yaitu sebesar 90 orang (40,9%). Menurut Manuaba (2010) orang yang berpendidikan menengah ke atas cenderung berfikir obyektif dan berwawasan luas. Tingkat pendidikan keluarga bukan satu-satunya yang menentukan kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan gizi, namun SURYA 15 Vol. 09, No. 02, Agustus 2017

faktor pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan menyerap pengetahuan gizi yang diperolehnya melalui informasi. Selain faktor di atas, yang mempengaruhi anemia adalah paritas ibu. Dari data dapat diketahui bahwa paritas ibu sebagian besar (61,8%) adalah multigravida. Menurut Arisman (2010) paritas lebih dari 3 merupakan faktor pencetus terjadinya anemia, hal ini disebabkan karena terlalu sering hamil dapat menguras cadangan zat gizi tubuh ibu. Lama Kala II Berdasarkan hasil penelitian tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 220 ibu bersalin sebagian besar ibu bersalin dengan lama kala II Abnormal yaitu 147 orang (66,8 %), dan hampir sebagian ibu bersalin dengan lama kala II Normal yaitu 73 orang (33,2 %). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bersalin dengan lama persalinan kala II Abnormal. Hal ini dapat di sebabkan oleh faktor Power (kekuatan mengejan atau his, umur dan paritas), Passage (panggul, jaringan dan ligamen-ligamen), Passangger (janin besar dan berat badan janin), Psikis (kecemasan, kelelahan dan kekhawatiran), dan Penolong (keterampilan meolong persalinan). Persalinan dapat berjalan normal jika faktor-faktor diatas yang mempengaruhi persalinan dalam batas normal. Jika salah satu dari kelima faktor tersebut terdapat penyimpangan dari normal, maka akan dapat memperlambat persalinan, yang nantinya akan meningkatkan resiko kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi (Varney, 2007). Ibu bersalin dikategorikan mengalami persalinan lama jika durasinya melebihi batas normal yaitu berlangsung lebih dari 2 jam pada primigravida dan pada multigravida lebih dari 1 jam. Faktor yang mempengaruhi penyebab persalinan lama yaitu salah satunya his yang tidak adekuat/efisien, yang mengakibatkan ibu merasa keletihan dan kekurangan tenaga. Selain itu penyebab dari persalinan yang berlangsung lama adalah kelainan letak jaini, kelainan panggul, janin besar, kelainan congenital, kelainan his yang dapat menghambat kelancaran persalinan serta primi tua (Saifudin, 2010). Hubungan Anemia Dengan Lama Kala II Pada Ibu Bersalin Di RSUD Dr.Soegiri Lamongan 2014. Berdasarkan tabel 4.6 hasil penelitian didapatkan hasil bahwa seluruh ibu bersalin menderita Anemia dengan persalinan Abnormal. Hal ini menunjukkan bahwa ibu bersalin yang Tidak menderita Anemia maka persalinan kala II menjadi lebih singkat, sedangkan ibu bersalin yang menderita Anemia maka akan mengalami persalinan kala II yang lebih lama. Interpretasi resiko relatif menunjukkan bahwa ibu bersalin yang menderita anemia mempunyai resiko persalinan kala II abnormal 1,89 kali dari pada ibu bersalin yang tidak menderita anemia. Dari hasil analisa data tersebut di uji signifikanya dengan menggunakan uji SPSS 16.0 Koefisien Phi dengan nilai <0,05% dan didapatkan nilai signifikan: 0,000 maka H1 diterima artinya ada hubungan anemia dengan lama kala II pada ibu bersalin di RSUD Dr.Soegiri Lamongan Tahun 2014. Hal ini menunjukkan bahwa anemia dapat mempengaruhi lama kala II pada ibu bersalin, karena anemia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi durasi kala II yang termasuk didalam power (kekuatan mengejan). Dimana pada ibu bersalin yang menderita anemia akan mempengaruhi proses mengejan, karena anemia merupakan kondisi dimana kekurangan kadar hemoglobin yang dapat mempengaruhi kondisi tubuh seseorang menjadi kurang baik atau lemah. Dalam proses persalinan, seorang ibu membutuhkan banyak energy, bila energy SURYA 16 Vol. 09, No. 02, Agustus 2017

tidak adekuat, maka ibu cepat mengalami kelelahan sehingga tenaga/his pada otototot uterus dapat tiba-tiba melemah atau menghilang. Kelainan tenaga ini disebut dengan inersia uteri. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan komplikasi pada kehamilan seperti abortus, kelainan congenital, BBLR dan mengakibatkan persalinan lama karena ibu cepat keletihan dan saat pasca persalinan anemia dapat menyebabkan atonia uteri, retensio plasenta, perlukaan sukar membeku dan gangguan involusi uteri. Anemia pada ibu biasanya disebabkan oleh kurang gizi (malnutrisi), kurang zat besi dalam makanan, malabsorbsi dan kehilangan darah banyak pada waktu persalinan yang lalu dan menstruasi (Yeyeh A, 2010). Anemia selama persalinan mengakibatkan aktivitas yang berat dan mengeluarkan banyak tenaga. Oksigen yang tersimpan akan digunakan dengan cepat dan sirkulasi darah normal tidak dapat menyuplay oksigen dengan baik, sehingga kinerja otot akan kehabisan oksigen yang menyebabkan keletihan otot untuk berkontraksi. Apabila kontraksi uterus lemah, pendek, dan jarang maka akan mempengaruhi turunnya kepala dan pembukaan serviks atau yang disebut inkoordinasi kontraksi otot rahim, yang akhirnya akan mengganggu proses persalinan (Yeyeh A, 2010). Kontraksi uterus yang sifatnya lemah, pendek, dan jarang hal ini disebabkan oleh proses terganggunya pembentukan Adenosin Trifosfat (ATP). Salah satu senyawa terpenting dalam pembentukan ATP adalah oksigen. Energy yang dihasilkan oleh ATP merupakan salah satu faktor yang berperan dalam terjadinya suatu kontraksi otot. Pada anemia jumlah sel darah merah berkurang sehingga oksigen yang diikat dalam darah sedikit, kemudian menghambat aliran darah menuju otot yang sedang berkontraksi, yang mengakibatkan kinerja otot uterus tidak maksimal (Cunningham FG, et all, 2006). Pada penelitian ini, ibu bersalin yang mengalami anemia akan lebih mudah mengalami keletihan otot uterus sehingga menyebabkan terjadaniya perpanjangan kala II persalinan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara anemia pada ibu bersalin dengan kejadian Kala II lama di RSUD dr. Soegiri Lamongan. Hal ini sesuai dengan teori Soebroto (2009), bahwa dampak anemia pada ibu bersalin akan bervariasi dari keluhan yang sangat sederhana sampai gangguan pada proses persalinan. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari Rachman tahun 2012, dengan hasil penelitian ada hubungan yang signifikan antara anemia dengan kejadian partus lama di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tri Anasari pada tahun 2011 yang berjudul hubungan antara anemia dengan kejadian inertia uteri ibu bersalin dengan hasil nilai p=0,017, OR=5,032; phi=0,194) yang berarti ada hubungan antara anemia pada ibu bersalin dengan kejadian partus lama. PENUTUP Kesimpulan 1) Hampir sebagian ibu bersalin di RSUD Dr.Soegiri Lamongan tahun 2014 mengalami anemia. 2) Sebagian besar ibu bersalin di RSUD Dr.Soegiri Lamongan tahun 2014 mengalami kala II lama. 3) Terdapat hubungan antara anemia dengan lama kala II pada ibu bersalin di RSUD Dr.Soegiri Lamongan tahun 2014. Saran 1) Bagi pendidikan Di harapkan dapat menambah kepustakaan yang dapat di gunakan sebagai masukan dalam melakukan SURYA 17 Vol. 09, No. 02, Agustus 2017

penelitian selanjutnya khususnya anemia dengan lama kala II pada ibu bersalin. 2) Praktisi (1) Bagi profesi Di harapkan dapat di gunakan sebagai bahan dalam mengembangkan perencanaan asuhan kebidanan yaitu dengan cara meningkatkan penyuluhan pada para ibu dalam mempersiapkan kehamilannya serta memperhatikan nutrisi dan menambah darah bagi ibu hamil. (2) Bagi peneliti Dapat memberi pengalaman nyata bagi peneliti terhadap penerapan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan anemi. (3) Bagi rumah sakit Di harapkan pihak rumah sakit meningkatkan penyuluhan pada para ibu dalam mempersiapkan kehamilan harus memperhatikan nutrisi, serta memberikan pendidikan dan pengetahuan tentang anemia. (4) Bagi responden Di harapkan kepada ibu hamil lebih memperhatikan akan kondisi ibu dengan bayinya, dengan melakukan pemeriksaan secara rutin dan teratur serta lebih memperhatikan akan nutrisi dan gizi. DAFTAR PUSTAKA Arisman, (2010). Gizi Dalam Daur Kehidupan, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Bobak, Lowdermik, Jensen, (2006). Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi Ke 4, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Cunningham, Gary, et all (2006). Obstetri Wiliams, Edisi Ke 21, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, (2012). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Iis Sinsin, (2008). Seri Kesehatan ibu dan Anak Masa Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: Alex Media. Kemenkes, RI, (2012). Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI. Manuaba, Ida Bagus Gde, (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan Edisi 2, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Mochtar, Roestam, 2003, Sinopsis Obstetri, Edisi 2 jilid 1,Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Nursalam, (2008). Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika. Ratnasari Rachman, (2012). Hubungan Anemia dengan Kejadian Partus Lama di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta 2012 Thesis. STIKES Aisyiyah Yogyakarta. http://lib.say.ac.id Saifudin,AB, (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Soebroto, (2009). Cara Mudah Mengatasi Problem Anemia. Yogyakarta: Bangkit. Tri Anasari, (2011). Hubungan Paritas dan Anemia dengan Kejadian Inersia Uteri pada Ibu Bersalin di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Tahun 2011. Skripsi. STIKes Muhammadiyah Klaten. Diakses tanggal 20 Maret 2014. SURYA 18 Vol. 09, No. 02, Agustus 2017

Varney, Helen, (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi Ke-4, Jakarta : EGC Yeyeh A, Yulianti, (2010). Asuhan Kebidanan 4 Patologi. Jakarta: Trans Info Media. SURYA 19 Vol. 09, No. 02, Agustus 2017