Tabel 1. Konsumsi Rata-Rata Per Kapita Seminggu Menurut Golongan Pengeluaran Per Kapita Sebulan 1990

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam

BAB I. PENDAHULUAN. pembangunan Nasional. Ketersediaan pangan yang cukup, aman, merata, harga

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. pemenuhan protein hewani yang diwujudkan dalam program kedaulatan pangan.

PRODUKTIVITAS DAN ANALISA KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG DI YOGYAKARTA (POSTER) Tri Joko Siswanto

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Daging sapi merupakan salah satu komoditas pangan yang selama ini

PENDAHULUAN. setelah beras. Jagung juga berperan sebagai bahan baku industri pangan dan

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Lingkungan Eksternal Penggemukan Sapi. diprediksi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

PENDAHULUAN. Populasi ternak sapi di Sumatera Barat sebesar 252

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

I. PENDAHULUAN. Permintaan dunia terhadap pangan hewani (daging, telur dan susu serta produk

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin kompleksnya kebutuhan suatu negara, hampir tidak satupun negara

1 Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai sangat strategis. Dari beberapa jenis daging, hanya konsumsi

I. PENDAHULUAN. negara agraris di dunia, peranan tanaman pangan juga telah terbukti secara

KARYA ILMIAH PELUANG USAHA PETERNAKAN SAPI

1. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KESIAPAN DAN PERAN ASOSIASI INDUSTRI TERNAK MENUJU SWASEMBADA DAGING SAPI ) Oleh : Teguh Boediyana 2)

PRAKIRAAN PRODUKSI DAN KEBUTUHAN PRODUK PANGAN TERNAK DI INDONESIA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kebijakan pangan nasional. Pertumbuhan ekonomi di negara negara

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting di Indonesia. Sektor pertanian merupakan

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Daging Sapi di Sulawesi Selatan

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

PROSPEK TANAMAN PANGAN

I. PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat adalah tujuan utama suatu negara, tingkat

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan

Bab 4 P E T E R N A K A N

Perkiraan Ketersediaan Dan Kebutuhan Pangan Strategis Periode Hbkn Puasa Dan Idul Fithri 2017 (Mei-Juni)

1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Peternakan 2010

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. lapangan kerja, memeratakan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas buah-buahan nasional di Indonesia memiliki

II TINJAUAN PUSTAKA. Juni 2010] 6 Masalah Gizi, Pengetahuan Masyarakat Semakin Memprihatinkan. [10

BAB I PENDAHULUAN. lain yang sesuai dengan kebutuhan ternak terutama unggas. industri peternakan (Rachman, 2003). Selama periode kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Produksi dan Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun

PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI DAN KERBAU MELALUI PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM (SYSTEM DYNAMIC)

DESKRIPSI HARGA JUAL DAN VOLUME PENJUALAN PEDAGANG PENGUMPUL AYAM POTONG DI KOTA MAKASSAR

IMPLIKASI PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERHADAP IMPORTASI ZONA BASED DAN KELEMBAGAANNYA. Pada Forum D i s k u s i Publik ke-15

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah terbesar se-asia

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki

Kemajuan teknologi informasi dan era globalisasi menuntut. lingkungan yang berubah secara dinamis, perusahaan harus dapat

Boks.1 PENGARUH PERUBAHAN HARGA TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN KOMODITI BAHAN MAKANAN DI KOTA JAMBI

TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

III. PANGAN ASAL TERNAK DAN PERANANNYA DALAM PEMBANGUNAN SUMBERDAYA MANUSIA

I. PENDAHULUAN. bermatapencaharian petani. Meskipun Indonesia negara agraris namun Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. beli masyarakat. Sapi potong merupakan komoditas unggulan di sektor

I, PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempakan sektor yang masih menduduki posisi sangat

PENDAHULUAN. Tabel 1. Konsumsi Telur dan Daging Broiler pada Beberapa Negara ASEAN Tahun 2009

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian sebagai penyedia bahan baku untuk sektor industri. Produksi sektor

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x

I. PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang dikenal

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa

OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUB SEKTOR PETERNAKAN DAGING AYAM

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

Hubungi Kami : Studi Potensi Bisnis dan Pelaku Utama Industri PETERNAKAN di Indonesia, Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms)

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah telah ditindaklanjuti dengan ditetapkannya Undang-undang

Latar Belakang Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 237,6 juta jiwa atau bertambah 32,5 juta jiwa sejak tahun

Pesatnya pertumbuhan penduduk dan meningkatnya pendapatan disertai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari Departemen Pertanian, bahwa komoditas daging sapi. pilihan konsumen untuk meningkatkan konsumsi daging sapi.

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri. Berdasarkan data dari Wardhana (2013) dalam Majalah Tempo

I. PENDAHULUAN. menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

Jakarta, 5 April 2017

ANALISIS RASIO KETERSEDIAAN DAN KONSUMSI PANGAN STRATEGIS DI KOTA MEDAN

Transkripsi:

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, daging sapi merupakan salah satu komoditi yang bersifat strategis, karena komoditi daging sapi tersebut merupakan kebutuhan pokok masyarakat sebagai sumber protein hewani. Perkembangan produksi dan permintaan konsumsi daging sapi di Indonesia menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat. Kondisi tersebut merupakan implikasi dari semakin meningkatnya pendapatan rata-rata perkapita masyarakat serta meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat yang diikuti dengan besarnya konsumsi rata-rata perkapita sebagaimana yang dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini. Tabel 1. Konsumsi Rata-Rata Per Kapita Seminggu Menurut Golongan Pengeluaran Per Kapita Sebulan 1990... Gol.Pengeluaran Konsumsi rata-rata per kapita seminggu Per kapita sebu lan (rupiah) Pedesaan Perkotaan Kurang dari 8000 8000-9999 10000-14999 15000-19999 20000-29999 30000-39999 40000-59999 60000-79999 80000-99999 100000-149999 lebih dari 150000 Sumber : Pengeluaran untuk konsumsi Penduduk Indonesia 1990 Biro Pusat Statistik. Jakarta.

Dari Tabel 1 tersebut diatas akan memberikan gambaran secara tidak langsung terhadap kesadaran akan pengetahuan tentang giz,i. Sehingga dapat mendorong meningkatnya permintaan terhadap produk komoditi daging sapi, sebagaimana yang dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini : Tabel 2. Konsumsi Daging Per kapita Penduduk Indonesia Tahun 1988-1993... Komoditi : 1988 : 1989 : 1990 : 1991 : 1992 : 1993 - aging Standar : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 :24.2 ~ealisasi : 19 : 19.5 : 21.2 : 21.4 : 22.9 : 23.9 Nasional : 10.8 : 11.2 : 11.4 : 11.8 : 13.9 : 14.6 Sumber : Statistik Peternakan, 1992. (diolah) Kondisi tersebut merupakan suatu peluang bisnis baqi para pengusaha yang bergerak dibidang Industri Sapi Potong dan penggemukan yang disebut Industri Feedlot. Dalam Garis - Garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1993, telah dinyatakan bahwa : lipembangunan Peternakan diarahkan untuk meningkatkan pendapatan petani peternak, mendorong diversifikasi pangan dan perbaikan mutu gizi masyarakat serta pengembangan ekspor. Tingkat konsumsi komoditi daging nasional di Indonesia kurang lebih 6,5 kg/ kapita/ tahun. Apabila jumlah penduduk pada tahun 1994 diperkirakan 190 juta, maka jumlah komoditi daginq yanq dibutuhkan masyarakat diperkirakan mencapai 1.235 juta/kg/th ( BPS,1993). Sedangkan proyeksi konsumsi komoditi daging menurut Dit.Jen Peternakan, diperkirakan akan naik secara proposional dengan pertumbuhan jumlah

pend~d~k untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 3 sebagai berikut : Tabel 3. Proyeksi Konsumsi Daging Tahun 1993-1997 di Indonesia. uraian Satuan T a h u n 1993 1994 1995 1996 1997 Penduduk (Jt. Jiwa) Kons.daging kg/kap/th Kon.dg.sapi kg/kap/th Permin Dg.Sapi(OO0)ton 189,3 192,7 196,2 199,7 203,3 6,48 6,71 6,96 7,21 7,47 1,58 1,62 1,67 1,72 1,77 298,9 313,2 328,2 343,9 360,3 Sumber : Dit.Jen.Peternakan, 1993. Berdasarkan data dari Dit. Jen Peternakan ada indikasi perbedaan (Gap) terhadap permintaan komoditi daging sapi dengan jumlah yang tersedia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut :

Keterangan : Permintaan ov / / / 1991 1992 1993 Tahun Gambar 1. Perbedaan (Gap) Permintaan dan Penawaran Daging Sapi dalam (000) ton Sumber: Dit.Jen Peternakan, 1993 Dari Gambar 1 tersebut terlihat adanya gap permintaan konsumsi daging sapi cenderung meningkat dalam periode 1991 sampai dengan 1993, meskipun telah didukung oleh kenaikan populasi ternak sapi potong dari tahun ke tahun terus menerus menunjukkan angka yang meningkat (lihat Lampiran 2). Kondisi demikian merupakan tantangan sekaligus peluang usaha bagi bisnis industri feedlot di Indonesia. Adapun untuk mencukupi tingkat konsumsi komoditi daging tersebut, berdasarkan data dari Dit.Jen. Peternakan sampai dengan akhir tahun 1993 atas dasar pasokan dapat diinformasikan dalam Gambar 2 sebagai berikut :

petani Tradisional 70% Impor 10% dustri Feedlot 20% Gambar 2. Komposisi Pasokan Daging Sapi di Indonesia Tahun 1993 Sumber: Dit.Jen Peternakan, 1993 (diolah) Dari Gambar 2 tersebut, dapat diketahui bahwa keberadaan Industri Feedlot di Indonesia kapabilitasnya masih dapat ditinqkatkan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Indikasi tersebut masih sangat memungkinkan apabila dikaitkan dengan pangsa pasar Industri Feedlot yang memiliki 20% dari total suplai daginq daging nasional. Dengan mengacu kepada data tersebut diatas, maka dapat diindikasikan ha1 ha1 sebagai berikut : 1. Adanya permintaan terhadap komoditi daqing sapi yang selama ini dipasok dari daging impor. 2. Adanya kecenderungan meningkatnya konsumsi komoditi daging sapi berkualitas, sebagai dampak meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat.

3. Adanya peluang bisnis pengembangan produk komoditi daging berkualitas/feedlot. B. Perumusan Hasalah : Dengan memperhatikan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut: 1. Bagaimana status Industri Feedlot di Indonesia (daya serap dan produk). 2. Bagaimana prospek Industri Feedlot di Indonesia. 3. Bagaimana strategi pengembangan Industri Feedlot di Indonesia. C. Tujuan Geladilcarya Secara spesifik tujuan geladikarya ini adalah : 1. Mendapatkan gambaran dan menganalisa Industri Feedlot di Indonesia. 2. Menganalisa peluang bagi pengembangan bisnis Industri Feedlot. 3. Memformulasikan strategi bagi pengembangan bisnis Industri Feedlot.