ANGGARAN DASAR Persatuan Advokat Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

A N G G A R A N D A S A R

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA NOMOR: 06/MUNAS/PAEI/2013

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL KONGRES XIX IKATAN NOTARIS INDONESIA JAKARTA, 28 JANUARI 2006

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR KONGRES ADVOKAT INDONESIA (PERUBAHAN PERTAMA) TAHUN 2016 PEMBUKAAN

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA KONGRES LUAR BIASA IKATAN NOTARIS INDONESIA BANTEN, MEI 2015

IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,

Halaman PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR: ASOSIASI PROFESI PENDIDIKAN EKONOMI INDONESIA (ASPROPENDO) MUKADIMAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) ANGGARAN RUMAH TANGGA PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA)

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUPANG NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUPANG

ANGGARAN DASAR PERSATUAN PERUSAHAAN GRAFIKA INDONESIA (INDONESIA PRINT MEDIA ASSOCIATION) MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD / ART)

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA PEMBUKAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS TELINGA HIDUNG TENGGOROK-BEDAH KEPALA DAN LEHER INDONESIA

ANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA PT INDOSAT BAB I NAMA, SIFAT, JANGKA WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1 Nama

AIBI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (Indonesian Business Incubator Association)

ANGGARAN DASAR IKATAN JURNALIS TELEVISI INDONESIA (IJTI)

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

ANGGARAN DASAR PERSATUAN MAHASISWA INDONESIA DI AMERIKA SERIKAT (PERMIAS) NEW JERSEY

ANGGARAN DASAR PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) PEMBUKAAN

Anggaran Dasar (AD) Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI) MUKADIMAH

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

ANGGARAN DASAR & ATURAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UNPAR (IKA UNPAR)

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH. BAB I WAKTU DAN LAMBANG Pasal 1 Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah tanggal 14 Maret.

MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI)

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

ANGGARAN DASAR IKATAN SARJANA KATOLIK INDONESIA SANCTUS ALBERTUS MAGNUS PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR ASOSIASI KURATOR DAN PENGURUS INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH PERUBAHAN KE VII

ANGGARAN DASAR ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR DAN MAHASISWA INDONESIA DI PHILIPPINA (PPMIP)

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI UNIVERSITAS PADJADJARAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI)

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN SURVEYOR INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1. Pasal 2. Pasal 3

KEPPRES 24/1999, PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA

ANGGARAN DASAR ORGANISASI IKATAN ALUMNI STM PEMBANGUNAN/SMKN 26 JAKARTA JAKARTA (IASPEM26)

ANGGARAN DASAR YAYASAN GEDHE NUSANTARA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BAB II KEANGGOTAAN

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

ANGGARAN DASAR ( AD ) GAKESLAB INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MUKADIMAH. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL RAPAT PLENO PENGURUS PUSAT YANG DIPERLUAS DI BALIKPAPAN, 12 JANUARI 2017

IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA

ANGGARAN DASAR ORARI H A S I L M U N A S U S

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) Ikatan Alumni Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang BAB I. Pengertian Umum. Pasal 1

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

ASOSIASI PENELITI KESEHATAN INDONESIA APKESI ANGGARAN DASAR (AD)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMBUKAAN. BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1. Pasal 2

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN

ANGGARAN DASAR PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA

Anggaran Dasar Muhammadiyah

Anggaran Dasar Muhammadiyah

KONGRES KEENAM IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN STAN (IKANAS STAN) Keputusan Sidang Pleno Tetap Nomor :.../IKANAS/KONGRES-VI/XI/2016.

ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA AD & ART LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT NUSANTARA CORRUPTION WATCH LSM NCW

1 A D I A R T I I K A L U N I D U A P U L U H D U A B E L A S

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM

KONGRES XI IKATAN SARJANA PETERNAKAN INDONESIA Nomor : 05/KONGRES XI-ISPI/XI/2014. Tentang: ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART)

POSDAYA BERSERI DUSUN I

:: LDII Sebagai Ormas/Anggaran Rumah Tangga:

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PRAMUWISATA INDONESIA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA (PERHEPI)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN PELAJAR INDONESIA DI KUMAMMOTO

MUKADIMAH PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( PERABOI ) Bahwa sesungguhnya penyakit tumor/kanker adalah suatu penyakit yang dapat disembuhkan.

ANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA

MUKADIMAH BAB I NAMA, TEMPAT, WAKTU DAN SIFAT. Pasal 1 NAMA

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA)

ANGGARAN RUMAH TANGGA POSDAYA Dusun Pokoh, Desa Giripurno, Kec. Borobudur, Kab. Magelang

Transkripsi:

ANGGARAN DASAR Persatuan Advokat Indonesia MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BAHWASANYA adalah menjadi hak setiap orang untuk mendapat perlakuan dan perlindungan yang sama oleh hukum, maka oleh karenanya untuk setiap pelanggaran hukum yang dituduhkan padanya serta pembelakangan yang diderita olehnya, ia berhak pula ia mendapatkan Hukum, Kebenaran, dan Keadilan, sesuai dengan asas Negara Hukum. ADAPUN tugas profesi seorang Advokat Indonesia adalah untuk dengan bebas dan berani namun penuh rasa tanggung-jawab memberikan nasehat dan bantuan hukum, baik diluar maupun di muka Pengadilan, kepada setiap orang yang memerlukannya karena terancam jiwanya, kebebasannya, hak milik dan nama baiknya, dengan mencurahkan segenap keahlian yang didasarkan kepada ilmu pengetahuan, sehingga dengan demikian ia turut membantu menegakkan Hukum, Kebenaran dan Keadilan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. NAMUN demikian disadari sedalam-dalamnya, bahwa bantuan dan nasehat hukum yang diberikan oleh seorang Advokat Indonesia itu berdasarkan ilmu pengetahuan dan keahliannya, tidaklah dapat melanggar ketentuan-ketentuan dalam Kode Etik Advokat dan harus didorong oleh cita-cita dan hati nurani yang tulus ikhlas. MAKA untuk menghayati hal-hal tersebut diatas dan untuk lebih sempurna melaksanakan tugasnya sebagai pengabdi dan penegak Hukum, para Advokat Indonesia berikrar untuk mempersatukan dirinya dalam suatu perkumpulan profesi yang diberi nama PERSATUAN ADVOKAT IDONESIA (disingkat PERADIN) berdasarkan Anggaran Dasar, Peraturan Rumah Tangga, Kode Etik dan Ketentuan Acara Penyelesaian Pelanggaran Kode Etik Advokat sebagaimana dirumuskan bersama ini. BAB I NAMA, SIFAT DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Perkumpulan ini bernama PERSATUAN ADVOKAT INDONESIA disingkat PERADIN. 2. PERADIN adalah perkumpulan profesi, keilmuan dan kemasyarakatan yang memperjuangkan tegaknya Hukum, Kebenaran, dan Keadilan. 3. PERADIN berkedudukan di Jakarta. BAB II W A K T U Pasal 2 1. PERADIN didirikan pada tanggal 30 Agustus 1964 dalam musyawarah Advokat Indonesia di Surakarta. 2. PERADIN didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan BAB III LAMBANG, MOTTO DAN KODE ETIK ADVOKAT Pasal 3 1. PERADIN memiliki lambang berbentuk timbangan keadilan yang diampit dua bilah pedang perjuangan yang dituangkan dalam lingkaran persegi lima dengan warna dasar merah. 2. PERADIN berjuang berdasarkan Motto yang berbunyi: FIAT JUSTITIA RUAT COELUM (Demi Keadilan Sekalipun Langit Runtuh). 3. Untuk menjaga martabat Advokat diadakan Kode Etik yang disyahkan oleh Kongres. BAB IV ASAS DAN TUJUAN Pasal 4 1. PERADIN berdasarkan Pancasila dan berlandaskan Undang-Undang Dasar 1945. 2. PERADIN adalah perkumpulan profesi yang bebas dan tidak terikat pada perkumpulan apapun juga. 40 VARIA ADVOKAT - Volume 08, November 2008

Pasal 5 Tujuan PERADIN adalah : a. Menegakkan hukum, kebenaran dan keadilan dalam Negara Hukum Republik Indonesia melalui profesi Advokat. b. Memperjuangkan hak-hak asasi manusia sesuai dengan asas Negara Hukum. c. Menumbuhkan dan memelihara rasa setia kawan di antara para Advokat. d. Membela dan memperjuangkan hak dan kepentingan para Advokat dalam melakukan tugasnya. e. Hal-hal lain yang berhubungan dengan cita-cita tegaknya Negara Hukum Republik Indonesia. BAB V U S A H A Pasal 6 Usaha-usaha untuk mencapai tujuan PERADIN adalah: a. Menjaga supaya setiap anggota menjunjung tinggi kehormatan profesi Advokat sesuai dengan Kode Etik Advokat. b. Mengusahakan penerbitan dan melakukan riset dalam bidang hukum. c. Mengembangkan dan memperdalam ilmu pengetahuan hukum serta ilmu-ilmu lainnya yang berhubungan dengan itu demi pembangunan Tata Hukum Indonesia dan Tata Hukum Dunia yang adil dan beradab. d. Menyelenggarakan bantuan hukum (legal aid) bagi golongan miskin/tidak mampu. e. Meningkatkan kerjasama dengan instansi-instansi dan badan-badan lain dalam bidang hukum, baik di dalam maupun di luar negeri. f. Mengadakan kelompok ilmiah untuk menyampaikan pandangan-pandangan atau saran-saran mengenai soal-soal hukum dan perundang-undangan kepada semua lembaga-lembaga negara. g. Mengajak Advokat Indonesia menjadi anggota PER- ADIN. h. Melakukan usaha-usaha lain yang bermanfaat bagi ilmu hukum dan profesi Advokat yang tidak mempunyai tujuan komersil. BAB VI K E A N G G O T A A N Pasal 7 1. Anggota PERADIN terdiri dari: a. Anggota biasa; b. Anggota kehormatan; 2. Yang dapat diterima sebagai anggota biasa PERADIN harus memenuhi syarat : a. Warga Negara Indonesia ; b. Bergelar Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Negeri atau yang disamakan; c. Telah diangkat sebagai Advokat oleh yang berwenang; d. Tidak menjadi anggota perkumpulan yang mempunyai tujuan dan usaha yang serupa dengan PERADIN 3. Yang dapat diangkat sebagai Anggota Kehormatan PERADIN harus memenuhi syarat : a. Warga Negara Indonesia; b. Tidak menjadi Anggota Biasa PERADIN; c. Telah berjasa dalam bidang ilmu hukum dan atau penegakan hukum; 4. Anggota biasa memakai predikat Advokat PERA- DIN; 5. Anggota Kehormatan tidak memiliki hak memilih, tetapi dapat diangkat sebagai Anggota Dewan Kehormatan/Dewan Penasehat, baik di pusat maupun di cabang. 6. Cara penerimaan sebagai Anggota biasa dan pengangkatan sebagai Anggota Kehormatan diatur dalam Peraturan Rumah Tangga. Pasal 8 Anggota PERADIN dilarang merangkap keanggotaan perkumpulan lain yang mempunyai tujuan dan usaha yang serupa dengan PERADIN. Pasal 9 Keanggotaan PERADIN berakhir karena : a. Meninggal dunia; b. Mengundurkan diri; c. Dipecat; BAB VII C A B A N G Pasal 10 1. Ditiap-tiap wilayah hukum Pengadilan Negeri, yang terdapat sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang Advokat, dapat didirikan cabang PERADIN. 2. Ketentuan ayat (1) tidak berlaku untuk satu kota, yang terdapat beberapa Pengadilan Negeri. 3. Ketentuan-ketentuan untuk mendirikan dan membubarkan cabang diatur dalam Peraturan Rumah Tangga. BAB VIII PIMPINAN PERADIN Pasal 11 1. PERADIN dipimpin dipusat oleh Dewan Pimpinan Pusat dan dicabang oleh Dewan Pimpinan Cabang. 2. Untuk mengawasi pelaksanaan Kode Etik Advokat, dipusat diadakan Dewan Kehormatan Pusat dan di cabang diadakan Dewan Kehormatan Cabang. 3. Untuk memberi nasehat kepada Dewan Pimpinan Pusat dipusat diadakan Dewan Penasehat Pusat dan untuk memberi nasehat kepada Dewan Pimpinan Cabang dicabang diadakan Dewan Penasehat Cabang. VARIA ADVOKAT - Volume 08, November 2008 41

BAB IX DEWAN PIMPINAN PUSAT/CABANG Pasal 12 1. Dewan Pimpinan Pusat berkedudukan di Jakarta, terdiri dari seorang Ketua Umum, beberapa orang Ketua, seorang Sekretaris Jenderal, beberapa orang Sekretaris, seorang Bendahara, beberapa Wakil Bendahara, dan sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang Komisaris. 2. Dalam hal-hal yang mengenai tugas dan kewajiban Dewan Pimpinan Pusat diatur dalam Peraturan Rumah Tangga. Pasal 13 1. Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat mewakili PERA DIN didalam maupun diluar Pengadilan. 2. Dalam hal-hal khusus Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat dapat memberi kuasa secara tertulis kepada seorang/beberapa orang Anggota Dewan Pimpinan Pusat lainnya atau kepada Pihak Ketiga untuk mewakili PERADIN, baik didalam maupun diluar Pengadilan. Pasal 14 1. Dewan Pimpinan Cabang berkedudukan di tempat wilayah hukum Pengadilan Negeri dan sekurangkurangnya terdiri dari seorang Ketua, seorang Sekretaris dan seorang Bendahara. 2. Ketua Dewan Pimpinan Cabang mewakili cabang PERADIN didalam maupun diluar Pengadilan. 3. Dalam hal-hal khusus Ketua Dewan Pimpinan Cabang dapat memberikan kuasa secara tertulis kepada seorang/beberapa orang Anggota Dewan Pimpinan Cabang lainnya atau kepada Pihak Ketiga untuk mewakili cabang PERADIN didalam maupun di luar Pengadilan. 4. Hal-hal mengenai tugas dan kewajiban Dewan Pimpinan Cabang diatur dalam Peraturan Rumah Tangga. BAB X DEWAN KEHORMATAN PUSAT/CABANG Pasal 15 1. Dewan Kehormatan Pusat berkedudukan di tempat Dewan Pimpinan 2. Dewan Kehormatan Pusat sekurang-kurangnya terdiri dari 5 (lima) orang anggota, tetapi harus selalu berjumlah 3. Dewan Kehormatan Cabang berkedudukan di tempat Dewan Pimpinan Cabang. 4. Dewan Kehormatan Cabang sekurang-kurangnya terdiri dari 3 (tiga) orang anggota, tetapi harus selalu berjumlah 5. Hal-hal yang mengenai tugas dan kewajiban Dewan Kehormatan Pusat/Cabang diatur dalam Peraturan Rumah Tangga. BAB XI DEWAN PENASEHAT PUSAT/CABANG Pasal 16 1. Dewan Penasehat Pusat berkedudukan ditempat Dewan Pimpinan 2. Dewan Kehormatan Pusat sekurang-kurangnya terdiri dari 5 (lima) anggota, tetapi harus selalu berjumlah 3. Dewan Penasehat Cabang berkedudukan di tempat Dewan Pimpinan Cabang. 4. Dewan Penasehat Cabang sekurang-kurangnya terdiri dari 3 (tiga) orang anggota, tetapi harus selalu berjumlah 5. Hal-hal yang mengenai tugas dan kewajiban Dewan Penasehat Pusat/Cabang diatur dalam Peraturan Rumah Tangga. BAB XII MASA JABATAN/JABATAN RANGKAP Pasal 17 1. Masa jabatan Dewan Pimpinan Pusat adalah selama 4 (empat) tahun setelah dipilih oleh Kongres. 2. Masa jabatan Dewan Kehormatan Pusat sama dengan masa jabatan Dewan Pimpinan Pusat 3. Masa jabatan Dewan Penasehat Pusat sama dengan masa jabatan Dewan Pimpinan 4. Masa jabatan Dewan Pimpinan Cabang adalah selama 3 (tiga) tahun setelah dipilih oleh Rapat Anggota dan disyahkan oleh Dewan Pimpinan 5. Masa jabatan Dewan Kehormatan Cabang sama dengan masa jabatan Dewan Pimpinan Cabang. 6. Masa jabatan Dewan Penasehat Cabang sama dengan masa jabatan Dewan Pimpinan Cabang. 7. Keanggotaan Dewan Pimpinan Pusat/Dewan Kehormatan Pusat/Dewan Penasehat Pusat tidak dapat dirangkap. 8. Keanggotaan Dewan Pimpinan Cabang/Dewan Kehormatan Cabang/Dewan Penasehat Cabang tidak dapat dirangkap. 9. Keanggotaan dalam suatu Dewan di Pusat tidak dapat dirangkap dengan keanggotaan dalam suatu Dewan di Cabang. BAB XIII K O N G R E S Pasal 18 1. Kekuasaan tertinggi dalam PERADIN berada pada Kongres. 2. Kongres berkala diadakan sekali 4 (empat) tahun. 3. Setiap kali Dewan Pimpinan Pusat menganggap perlu atau atas permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) jumlah cabang dapat diadakan Kongres Luar Biasa. 42 VARIA ADVOKAT - Volume 08, November 2008

Pasal 19 1. Kongres diadakan dengan panggilan tertulis dari atau atas nama Dewan Pimpinan Pusat sekurang-kurangnya 15(lima belas) hari sebelum tanggal pembukaan. 2. Panggilan disampaikan kepada cabang-cabang dengan memuat waktu, tempat dan acara. 3. Yang berhak untuk menghadiri Kongres adalah semua anggota PERADIN. 4. Dewan Pimpinan Pusat dapat mengundang peninjau untuk turut serta menghadiri sidang-sidang Kongres. 5. Susunan Pimpinan Kongres ditentukan oleh Para Peserta Kongres. 6. Kongres adalah syah, apabila dihadiri oleh sekurangkurangnya ½ (setengah) jumlah cabang ditambah 1 (satu) yang mewakili sekurang-kurangnya ½ (setengah) jumlah seluruh suara menurut ketentuan Pasal- 19 ayat (8), ditambah 1 (satu). 7. Apabila quorum tidak tercapai, maka Kongres diundur untuk waktu sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam dan Kongres kemudian dibuka kembali de ngan tidak terikat oleh quorum lagi dan Kongres dapat mengambil keputusan secara syah, asalkan usul-usul yang bersangkutan disetujui dengan suara terbanyak biasa. 8. Pemungutan suara dalam Kongres dilakukan melalui cabang dan setiap cabang mempunyai hak suara untuk tiap 3 (tiga) anggota terdaftar 1 (satu) suara, dengan ketentuan maksimum 25 (dua puluh lima) suara untuk kelebihan 2 (dua) anggota diatas lipatan 3 (tiga) diberi tambahan 1 (satu) suara. 9. Pungutan suara mengenai diri seseorang dilakukan secara rahasia. Pasal 20 1. Acara Kongres berkala adalah : a. Pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Pusat/ Dewan Penasehat Pusat mengenai hal-hal yang telah dikerjakan dalamm masa jabatannya. b. Perhitungan dan pertanggungjawaban tentang urusan keuangan. c. Usul-usul dari Dewan Pimpinan Pusat/Cabang. d. Pemilihan Team Formatur untuk membentuk Dewan Pimpinan Pusat, mengangkat Ketua Dewan Kehormatan Pusat/Ketua Dewan Penasehat e. Hal-hal lain yang dianggap penting. 2. Dalam Kongres Luar Biasa dibicarakan hal-hal yang bersangkutan dengan maksud menyelenggarakan Kongres Luar Biasa. Pasal 21 1. Pemilihan Dewan Pimpinan Pusat oleh Kongres dilakukan dengan mengangkat 3 (tiga) orang formatur dari 5 (lima) orang calon yang semuanya harus berdomisili di Jakarta. 2. Para calon harus diajukan oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) cabang. 3. Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat hanya dapat dipilih untuk 2 (dua) kali masa jabatan secara berturutturut. 4. Calon yang mendapat suara terbanyak otomatis menjadi Ketua Team Formatur/Ketua Umum Dewan Pimpinan 5. Team Formatur mengangkat anggota-anggota Dewan Pimpinan Pusat serta mengangkat Ketua Dewan Kehormatan Pusat dan Ketua Dewan Penasehat 6. Ketua Dewan Kehormatan Pusat/Dewan Penasehat Pusat mengangkat anggota anggota Dewan yang dipimpinnya. 7. Team Formatur selesai tugasnya dengan tersusunnya keanggotaan Dewan Pimpinan Pusat dan pengangkatan Ketua Dewan Kehormatan Pusat/Ketua Dewan Penasehat BAB XIV RAPAT RAPAT Pasal 22 1. Rapat Dewan Pimpinan Pusat/Dewan Kehormatan Pusat/Dewan Penasehat Pusat diadakan setiap kali dianggap perlu oleh Ketuanya, atau atas permintaan sekurang-kurangnya 3 orang anggota. 2. Rapat Dewan Pimpinan Pusat/Dewan Kehormatan Pusat/Dewan Penasehat Pusat dapat mengambil keputusan-keputusan sah apabila sekurang-kurangnya dihadiri oleh ½ (setengah) jumlah anggotanya ditambah satu. 3. Rapat Dewan Pimpinan Cabang/Dewan Kehormatan Cabang/Dewan Penasehat Cabang diadakan setiap kali dianggap perlu oleh Ketuanya, atau atas permintaan sekurang-kurangnya tiga orang anggotanya. 4. Rapat Dewan Pimpinan Cabang/Dewan Kehormatan Cabang/Dewan Penasehat Cabang dapat mengambil keputusan-keputusan syah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (setengah) jumlah anggotanya ditambah 1 (satu). Pasal 23 1. Rapat anggota cabang diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam waktu 6 (enam) bulan. 2. Dalam rapat anggota cabang dibicarakan : a. Laporan Dewan Pimpinan Cabang/Dewan Kehormatan Cabang/Dewan Penasehat Cabang (Progres Report) mengenai hal-hal yang telah dikerjakan. b. Perhitungan dan pertanggung-jawaban tentang keuangan. c. Usul-usul dari Dewan Pimpinan Cabang dan/ atau dari Para Anggota. VARIA ADVOKAT - Volume 08, November 2008 43

Pasal 24 1. Tiap-tiap rapat anggota cabang diadakan dengan panggilan tertulis kepada para anggota sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelumnya. 2. Panggilan memuat waktu, tempat acara. 3. Rapat dipimpin oleh Ketua Dewan Pimpinan Cabang atau oleh salah seorang anggota Dewan Pimpinan Cabang. 4. Dalam rapat anggota cabang tiap-tiap anggota berhak mengeluarkan 1 (satu) suara. 5. Anggota yang tidak dapat hadir dapat mengusahakan secara tertulis kepada anggota lain untuk mewakilinya dalam rapat anggota cabang, dengan catatan bahwa seorang anggota paling banyak hanya dapat mewakili 2 (dua) anggota lainnya, surat kuasa tertulis sedemikian turut menentukan jumlah quorum rapat. 6. Rapat anggota adalah syah apabila dihadiri oleh lebih dari ½ (setengah) jumlah anggota biasa cabang dengan ketentuan, bahwa jika quorum tidak tercapai maka rapat diundur untuk waktu sekurang-kurangnya 1 (satu) jam, kemudian rapat dibuka kembali dengan tidak terikat quorum lagi dan rapat dapat mengambil keputusan secara syah, asalkan usul yang bersangkutan disetujui oleh suara terbanyak biasa. 7. Pemungutan suara mengenai diri seseorang dilakukan secara rahasia. Pasal 25 1. Pengangkatan Ketua Dewan Pimpinan Cabang/ Ketua Dewan Kehormatan Cabang/ Ketua Dewan Penasehat Cabang dilakukan dalam rapat anggota yang diadakan khusus untuk itu. 2. Ketua Dewan Pimpinan Cabang/Ketua Dewan Kehormatan Cabang/ Ketua Dewan Penasehat Cabang mengangkat anggota-anggota lainnya dari Dewan yang dipimpinnya. Pasal 26 1. Apabila Ketua Dewan Pimpinan Cabang oleh sebab sesuatu hal meletakkan jabatan atau mengundurkan diri sebelum masa jabatannya berakhir, maka selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak saat tersebut Ketua Dewan Pimpinan Cabang wajib mengadakan rapat anggota luar biasa untuk memilih Ketua Dewan Pimpinan Cabang yang baru. 2. Masa jabatan Ketua Dewan Pimpinan Cabang yang baru terpilih terhitung sejak saat pembentukannya. 3. Ketentuan ayat(1) diatas dalam hal yang sama berlaku pula bagi Ketua Dewan Kehor matan Cabang/Ketua Dewan Penasehat Cabang. 4. Apabila hal tersebut dalam ayat (1) tidak dapat dilaksanakan maka Dewan Pimpinan Pusat menunjuk seorang caretaker untuk menyelenggarakan Rapat Anggota Luar Biasa untuk memilih Dewan Pimpinan Cabang yang baru. Pasal 27 1. Rapat anggota biasa diadakan: a. Apabila dianggap perlu oleh Dewan Pimpinan Cabang, atau b. Atas permintaan tertulis dari sekurang-kurangnya 1/3 (sepertiga) anggota cabang, atau c. Atas permintaan atau inisiativ dari Dewan Pimpinan 2. Dalam Rapat Anggota Luar Biasa dibicarakan hal yang bersangkutan dengan maksud penyelenggaraan rapat anggota luar biasa tersebut. BAB XV R A P A T K E R J A Pasal 28 1. Dewan Pimpinan Pusat mengadakan rapat kerja 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun dengan Dewan Pimpinan Cabang - Dewan Pimpinan Cabang. 2. Rapat Kerja adalah syah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (setengah) jumlah cabang ditambah 1 (satu) yang mewakili sekurang-kurangnya ½ (setengah) jumlah seluruh suara menurut ketentuan Pasal 19 ayat (8), ditambah 1 (satu). 3. Apabila quorum tidak tercapai, rapat kerja diundurkan untuk waktu sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam, untuk kemudian rapat kerja dibuka kembali dengan tidak terikat quorum lagi, dan rapat kerja dapat mengambil keputusan-keputusan dengan suara terbanyak biasa. 4. Pemungutan suara dalam rapat kerja dilakukan menurut ketentuan Pasal 19 ayat (8). 5. Keputusan-keputusan rapat kerja mengikat perkumpulan. BAB XVI K E K A Y A A N Pasal 29 1. Kekayaan PERADIN terdiri dari uang pangkal, uang Iuran, uang sokongan, dan lain-lain kekayaan yang diperoleh dengan syah dan tidak bertentangan dengan maksud dan tujuan perkumpulan. 2. Ketentuan lain mengenai kekayaan PERADIN diatur dalam Peraturan Rumah Tangga. BAB XVII P E M B U B A R A N Pasal 30 1. Pembubaran PERADIN diputus dalam Kongres Luar Biasa yang khusus diadakan untuk maksud itu. 2. Kongres Luar Biasa tersebut diatas adalah syah, apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) jumlah cabang yang mewakili sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) jumlah seluruh suara menurut ketentuan Pasal 19 ayat (8). 44 VARIA ADVOKAT - Volume 08, November 2008

3. Apabila quorum tidak tercapai maka Kongres Luar Biasa tersebut diundur untuk waktu sakurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam. Jika sesudah dibuka kembali quorum ternyata tetap tidak tercapai, maka diadakan lagi pengunduran untuk waktu sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam. Jika sesudah pengunduran berturut-turut untuk waktu sekurang-kurangnya 2 x 24 jam tersebut quorum tetap tidak tercapai, maka Kongres Luar Biasa yang khusus diadakan untuk pembubaran PERADIN tersebut dianggap batal dan tidak jadi dilangsungkan. 4. Pembubaran PERADIN dalam Kongres Luar Biasa menurut ketentuan-ketentuan di atas adalah syah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) jumlah suara peserta Kongres menurut ketentuan dalam Pasal 19 ayat (8). BAB XVIII PERUBAHAN ANGGARAN DASAR Pasal 31 1. Perubahan Anggaran Dasar dilakukan dalam Kongres yang dihadiri sekurang-kurangnya oleh 2/3 (dua pertiga) jumlah seluruh suara menurut ketentuan Pasal 19 ayat (8). 2. Perubahan Anggaran Dasar harus disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah suara peserta Kongres menurut ketentuan. BAB XIX PERATURAN RUMAH TANGGA Pasal 32 1. Peraturan Rumah Tangga ditetapkan oleh Dewan Pimpinan 2. Peraturan Rumah Tangga tidak boleh memuat ketentuan-ketentuan yang bertentangan dengan Anggran Dasar. 3. Ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Rumah Tangga yang dianggap bertentangan dengan Anggaran Dasar dibatalkan oleh Kongres atau Rapat Kerja Periodik antara Dewan Pimpinan Pusat dengan Dewan Pimpinan Cabang- Dewan Pimpinan Cabang. BAB XX KETENTUAN PENUTUP Pasal 33 1. Apabila suatu ketentuan dalam Anggaran Dasar tidak jelas atau apabila timbul perbedaan tafsiran mengenai ketentuan tersebut maka hal ini diputus oleh Dewan Pimpinan Pusat setelah mendengar pendapat Dewan Penasehat 2. Dewan Pimpinan Pusat dapat menetapkan/melakukan hal-hal yang belum/tidak diatur dalam Anggaran Dasar untuk kemudian dipertanggung-jawabkan dalam Kongres berikutnya. 3. Anggaran Dasar yang disempurnakan ini sebagai pengganti Anggaran Dasar yang lama mulai berlaku sejak pengesahannya oleh Kongres Ke-VI PERADIN di Bandung tanggal 6 Juni 1981 Jam 18.00 W.I.B. DEWAN PIMPINAN PUSAT PERADIN Sekretaris Jenderal, ttd. MARULI SIMORANGKIR, SH Ketua Umum, ttd. HARJONO TJITROSOEBONO, SH Istilah : Advokat Pejuang adalah Advokat yang berperan aktif memperoleh kemerdekaan RI. Berjuang sejak 1922-1950 antara lain: 1. Mr. Moeh. Roem 2. Mr. Ali Sastroamidjojo 3. Mr. J. Latuharhary 4. Prof. Supomo 5. Mr. Iskaq Tjokrohadisurjo (Ketua Umum Pertama Peradin) VARIA ADVOKAT - Volume 08, November 2008 45