sebagai bagian dari rekreasi (jajan, nonton film, window shopping), tempat sosial

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. menawarkan produknya kepada konsumen. Pasar ini terdiri dari sekelompok

I. PENDAHULUAN. Pusat perbelanjaan moderen merupakan tempat berkumpulnya. pedagang yang menawarkan produknya kepada konsumen.

I. PENDAHULUAN. berlalunya kerusuhan yang pernah terjadi pada sekitar tahun merupakan fenomena tersendiri. Pusat perbelanjaan yang dapat berupa

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bisnis retail (perdagangan eceran) di Indonesia pada akhirakhir

BAB I - PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penentuan Pokok Bahasan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan adanya perusahaan-perusahaan yang mampu menawarkan produk

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Berikut adalah perkembangan mall yang ada di Surabaya berdasarkan kanalsatu.com: Tabel 1.1 Perkembangan Mall di Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. munculnya pasar tradisional maupun pasar modern, yang menjual produk dari

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini gaya hidup masyarakat kota semakin kompleks, dapat kita

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian maupun perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pusat perbelanjaan atau yang sering disebut shopping mall belakangan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam memprediksikan perilaku pembelian konsumen terhadap suatu

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. beredar memenuhi pasar, mengakibatkan perusahaan berlomba-lomba

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN. bioskop, fashion, food court, tempat bermain anak, ruang pameran, fitness, meeting

BAB I PENDAHULUAN. dari aktifitas keseharian, interst, kebutuhan hidup, dan lain sebagainya, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanyaera globalisasi yang semakin pesat dan perkembangan gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Globalisasi menuntut kebutuhan akan arus informasi dan pengetahuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ritel, juga disebabkan oleh semakin banyaknya bisnis ritel luar negeri

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi bisnis ritel

BAB I PENDAHULUAN. jasa sampai - sampai ada istilah Pelanggan adalah raja. Inilah yang

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bertahan dan memenangkan persaingan di dalam bisnis ritel. bisnis yang melakukan penambahan nilai terhadap produk-produk dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian dan perkembangan zaman khususnya

BAB I PENDAHULUAN. industri dan produksi serta pada kegiatan perdagangan eceran di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Ini adalah tingkat pertumbuhan ritel tertinggi yang pernah dicapai Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, baik itu berupa kebutuhan material maupun non- material. Dengan adanya

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar ritel di Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi besar

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang memerlukan barang untuk kebutuhan pribadi dan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk diskon atau potongan harga kepada pelanggan. Motivasi menurut

BAB I PENDAHUALAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia

BAB I PENDAHULUAN. bahkan hypermarket, yang menjadi lahan subur pemilik modal asing berebut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini persaingan bisnis antar industri ritel sangat ketat, baik di pasar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sebagian besar konsumen Indonesia memiliki karakter unplanned.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha dalam bidang ritel dalam perkembangannya sangat

BAB I PENDAHULUAN. sektor yang memiliki prospektif peluang besar dimasa sekarang maupun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jumlah ritel di Indonesia tahun sebesar 16% dari toko menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memiliki pelanggan yang loyal adalah tujuan akhir dari semua bisnis

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan yang terjadi di berbagai bidang baik di bidang industri, jasa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pun berubah karena pengaruh kecanggihan teknologi terutama

BAB I PENDAHULUAN. minimarket Indomaret, Alfamart, dan toko-toko tidak berjejaring lainnya.

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DITINJAU DARI FAKTOR PSIKOGRAFIS KONSUMEN MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. eceran di tengah-tengah masyarakat menjadi semakin penting. Peranan industri

Latar Belakang. pasar yang. merupakan. ritel. sebagainya. Gambar 1. Laju

BAB 1. aktivitas pejualan barang atau jasa yg dilakukan secara langsung untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan, baik itu belanja barang maupun jasa. Recreational Shopper

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap makhluk hidup memiliki kebutuhan, tidak terkecuali manusia. Menurut

STUDI POLA APRESIASI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODERN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. inovasi desainer muda yang semakin potensial, tingkat perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. dengan strategi masing-masing dalam mendapatkan konsumen yang diharapkan akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan yang dimaksud adalah efisiensi dalam pemenuhan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan umbi-umbian. Hasil kerajinan ditukar dengan hewan. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis di era modern seperti sekarang ini berkembang

I. PENDAHULUAN. Aktivitas bisnis ritel adalah aktivitas dimana produsen menjual produk secara

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menerima produk/jasa yang dihasilkan oleh bisnis tersebut. Oleh karenanya

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang perdagangan eceran yang berbentuk toko, minimarket, departement

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekunder dan tersier. Semua kebutuhan tersebut dipenuhi melalui aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat diikuti dengan. berkembangnya kebutuhan masyarakat menyebabkan perubahan gaya hidup pada

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2014,

BAB 1 PENDAHULUAN. Fenomena ini dapat dibuktikan dengan adanya perubahan gaya hidup masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini yang diiringi dengan pertumbuhan ekonomi, memaksa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

I. PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan oleh konsumen dan tidak mengetahui bagaimana cara

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin bervariasi. Adanya tuntutan konsumen terhadap pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa contoh bentuk pusat perbelanjaan modern seperti minimarket,

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pusat perbelanjaan merupakan tempat berkumpulnya pedagang yang menawarkan produknya kepada konsumen. Pasar ini terdiri dari sekelompok lokasi usaha ritel dan usaha komersial lainnya yang direncanakan, dikembangkan, dimiliki, dan dikelola sebagai satu properti tunggal. Ada dua macam pusat perbelanjaan yaitu pasar tradisional dan moderen. Pusat perbelanjaan moderen pada dasarnya mempunyai kesamaan fungsi dengan pasar tradisional yang sudah ada, dengan adanya penambahan fungsi sebagai tempat rekreasi, selain mempunyai keunggulan lain seperti kerapian dalam penataan, kenyamanan, keamanan dan kebersihan. Pusat perbelanjaan moderen yaitu berupa mall, plasa, supermarket, hypermarket, dan factory outlet. Pusat perbelanjaan saat ini telah berevolusi dari asalnya sebagai pusat basis konsumsi beralih menjadi aspirasi dan gaya hidup konsumen. Pusat perbelanjaan masa kini bukan hanya sebatas tempat untuk melakukan pembelian produk saja, akan tetapi telah berubah fungsi menjadi tempat rekreasi yang menarik, menyenangkan, aman, nyaman, dan dapat dipercaya (Neo & Wing, 2005). Nulani di harian Media Indonesia tanggal 17 Desember 1997 menyatakan bahwa pusat perbelanjaan modern terutama mall atau plaza memiliki fungsi sebagai tempat rekreasi yang memberikan kenyamanan suasana (enak sebagai tempat cuci mata), sebagai bagian dari rekreasi (jajan, nonton film, window shopping), tempat sosial (tempat bertemu dengan banyak orang), referensi mode dan aksesoris, menghabiskan waktu (untuk iseng atau nongkrong), berbelanja (terutama ketika

terdapat potongan harga). Adanya perubahan gaya hidup inilah yang menyebabkan konsumen semakin sering berkunjung di pusat perbelanjaan moderen, baik untuk berbelanja maupun tidak berbelanja. Kota Palembang dalam lima tahun terakhir telah mengalami kemajuan yang pesat seiring dengan berkembangnya Kota Palembang menjadi Kota metropolis. Perkembangan tidak hanya dari segi infrastruktur saja, akan tetapi juga dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Pendapatan masyarakat Palembang yang semakin meningkat menyebabkan tingkat konsumsi masyarakat juga meningkat. Dengan meningkatnya pendapatan masyarakat maka kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi semakin besar dan pola hidup juga semakin konsumtif. Hal ini menyebabkan adanya perubahan gaya hidup masyarakat, seperti berubahnya pola kebiasaan makan, perubahan etika dan tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap lebih hebat, dan cenderung menyukai menghabiskan uang untuk belanja, mencari hiburan atau hanya kumpul-kumpul di suatu mall atau plasa. Dengan adanya perubahan gaya hidup ini maka pihak pengelola pusat perbelanjaan dituntut untuk dapat memenuhi gaya hidup masyaakat tersebut. Pengamat ekonomi dari Universitas Muhammadiyah Palembang, Drs. Amidi manuturkan di Palembang saat ini perlu ada penambahan pusat perbelanjaan yang lebih akomodatif. Hal ini disebabkan karena tingkat konsumsi masyarakat Palembang cukup tinggi dan didorong oleh income yang terus meningkat. Pendapatan masyarakat Palembang naik 3,62% dari tahun sebelumnya, sedangkan tingkat konsumsi masyarakat meningkat 1,19%. Hal ini menyebabkan kebutuhan belanja khususnya kelas menengah atas di Palembang 2

sudah makin mendesak. Dengan adanya perkembangan ini menyebabkan kebutuhan masyarakat akan pusat perbelanjaan moderen juga terus meningkat. Perkembangan yang terjadi di Kota Palembang juga berdampak pada pembangunan pusat perbelanjaan moderen atau mall atau plasa. Saat ini terdapat beberapa pusat perbelanjaan berupa mall dan plasa yang sudah beroperasi sejak beberapa tahun yang lalu maupun yang masih dalam tahap pembangunan. Pembangunan pusat perbelanjaan di Palembang diawali oleh International Plaza pada tahun 1996, kemudian pada tahun 2004 dibangun dua pusat perbelanjaan yaitu Palembang Square Mall dan Palembang Trade Center. Pada tahun 2006 dibangun mall baru yaitu Palembang Indah Mall. Pembangunan pusat perbelanjaan tidak hanya sampai disini saja, pada tahun 2008 dibangun pusat perbelanjaan baru yang rencananya akan segera beroperasi April 2009 ini yaitu The Fame City Walk Palembang (Tabel 1). Tabel 1. Pusat Perbelanjaan Moderen di Palembang Pusat Perbelanjaan Moderen Lokasi Tahun Berdiri International Plaza Jl. Jend Sudirman 1996 Palembang Square Mall Jl. POM IX Kampus 2004 Palembang Trade Center Jl. R. Sukamto 2004 Palembang Indah Mall Jl. Letkol Iskandar 2006 The Fame City Walk Palembang* Jl. Rajawali 2008 Ket: * masih dalam pengembangan Salah satu pusat perbelanjaan yang sedang berkembang di Palembang adalah Palembang Indah Mall. Sebagai pusat perbelanjaan yang baru, Palembang Indah Mall harus dapat menarik pengunjung untuk datang dan berkunjung serta melakukan pembelian. Untuk itu, Palembang Indah Mall harus dapat bersaing dengan pusat perbelanjaan lain yang telah ada. Untuk dapat bersaing dan menarik 3

pengunjung maka pihak manajemen perlu mengetahui harapan dan keinginan konsumen. dalam hal yang berkatan dengan pengunjung, maka setiap mall pasti mempunyai target jumlah pengunjung yang diinginkan, begitu juga dengan Palembang Indah Mall. Target jumlah pengunjung yang diinginkan yaitu sekitar 18.000 sampai 20.000 orang setiap hari atau sekitar 600.000 orang rata-rata per bulannya. Sedangkan jumlah pengunjung yang tercatat sejauh ini masih belum sesuai dengan target yaitu 14.000 orang rata-rata per hari atau 400.000 orang ratarata per bulannya (Zulfandi, 2008). Untuk memenuhi target tersebut pengelola Palembang Indah Mall dituntut untuk membuat suatu konsep strategi pemasaran yang sesuai dengan keinginan konsumen. Strategi ini dirumuskan berdasarkan berbagai atribut dari pusat perbelanjaan moderen yang dapat menarik konsumen untuk berkunjung. Untuk mengetahui atribut diatas perlu adanya pemahaman atas keinginan konsumen dan bagaimana kondisi Palembang Indah Mall saat ini menurut konsumen. Untuk memahami bagaimana memenuhi keinginan dan harapan konsumen tersebut diperlukan suatu pengukuran melalui persepsi dan sikap konsumen tersebut. Pemahaman yang baik mengenai persepsi dan sikap konsumen terhadap Palembang Indah Mall bagi pengelola akan sangat penting karena dapat mempengaruhi konsumen untuk datang berkunjung dan melakukan pembelian. Kemampuan untuk memahami keseluruhan dari persepsi konsumen akan membantu pemasar untuk mencari faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk membeli produk (Schiffman dan Kanuk, 1994). Menurut Suhartanto (2001), persepsi terbentuk dari dua faktor yaitu komunikasi dan pengalaman konsumen selama mengkonsumsi barang atau jasa. Komunikasi membentuk dan 4

mempengaruhi persepsi melalui berbagai media promosi yang dilakukan oleh pengelola pusat perbelanjaan moderen. Komunikasi ini dapat mempengaruhi persepsi konsumen mengenai bauran pemasaran yang diterapkan. Faktor lain yang dapat membentuk persepsi berupa pengalaman konsumen yang berhubungan dengan penyedia suatu produk. Konsumen dalam lingkungannya berinteraksi dengan pihak lain. Interaksi ini akan membentuk perilaku yang berpengaruh terhadap setiap pengambilan keputusan konsumen tersebut. Menurut Kotler (2005), perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, faktor sosial, dan faktor pribadi. Faktor tersebut bila dilihat lebih lanjut dapat berupa pekerjaan dan lingkungan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri, motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap. Dengan terus dibangunnya pusat perbelanjaan modern di Kota Palembang, konsumen mempunyai berbagai alternatif dalam memenuhi kebutuhannya dan muncul beragam harapan terhadap pelayanan dan fasilitas yang lebih baik lagi. Harapan konsumen tersebut merupakan faktor yang dijadikan pertimbangan untuk mengunjungi dan berbelanja di suatu pusat perbelanjaan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pihak manajemen Palembang Indah Mall untuk memenuhi kepuasan konsumen agar dapat membuat persepsi yang baik di benak konsumen. 1.2. Rumusan Masalah Dengan semakin banyaknya pusat perbelanjaan yang dibangun di Kota Palembang, konsumen mempunyai berbagai alternatif dalam memenuhi kebutuhannya dan munculnya beragam harapan terhadap pelayanan dan fasilitas 5

yang lebih baik. Harapan konsumen inilah yang dijadikan pertimbangan bagi konsumen untuk berkunjung dan berbelanja di suatu pusat perbelanjaan modern. Bila harapan konsumen tidak terpenuhi maka konsumen akan mencari pusat perbelanjaan lain yang bisa memenuhi harapan tersebut. Sehingga sebagai pusat perbelanjaan baru, Palembang Indah Mall harus mampu bersaing dengan pusat perbelanjaan lain yang telah ada untuk dapat memenuhi harapan dan keinginan konsumen tersebut dan juga dapat memberikan manfaat ekonomis bagi perusahaan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keunggulan bersaing tersebut adalah dengan menawarkan atribut-atribut mall yang dapat memenuhi harapan dan keinginan konsumen. Untuk mengetahui apakah atribut suatu mall sudah mampu memenuhi harapan dan keinginan konsumen maka dapat diukur melalui persepsinya. Pemahaman tentang persepsi bagi pengelola mall akan sangat penting dibandingkan pengetahuan tentang realitas suatu obyek. Upaya lain yang juga dapat dilakukan dalam menghadapi persaingan di antara sesama pusat perbelanjaan yaitu dengan mengetahui sikap konsumen pengunjung agar dapat diketahui faktor-faktor yang akan membuat konsumen merasa puas terhadap Palembang Indah Mall sehingga konsumen akan berkunjung kembali dan kemudian diharapkan berbelanja di mall ini yang akhirnya akan menjadi loyal. Berdasarkan uraian diatas maka penulis merumuskan beberapa permasalahan yang dihadapi, yaitu: 1. Bagaimana perilaku konsumen dalam kunjungan ke mall atau plasa di Kota Palembang? 6

2. Bagaimana persepsi dan sikap konsumen terhadap Palembang Indah Mall di Kota Palembang? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1. Menganalisa perilaku konsumen dalam kunjungan ke mall atau plasa di Kota Palembang. 2. Menganalisa persepsi dan sikap konsumen terhadap Palembang Indah Mall di Kota Palembang. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun bagi pihak pengelola Palembang Indah Mall. a. Manfaat teoritis 1. Sebagai salah satu bagian dari pengembangan konsep persepsi dan sikap konsumen, khususnya pada konsumen pusat perbelanjaan moderen 2. Sebagai bahan referensi untuk digunakan dalam penelitian-penelitian selanjutnya 3. Sebagai suatu pengalaman praktis bagi penulis yang berkaitan dengan riset konsumen dan pemasaran pusat perbelanjaan moderen. b. Manfaat bagi pengelola Palembang Indah Mall 1. Untuk manajemen pengelola Palembang Indah Mall di Kota Palembang dapat digunakan sebagai informasi untuk memahami persepsi dan sikap pelanggan dalam meningkatkan pelayanan 7

2. Dapat digunakan sebagai masukan dalam menyusun strategi bersaing pengelola Palembang Indah Mall di Kota Palembang. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini hanya akan menganalisis persepsi dan sikap pengunjung Palembang Indah Mall terhadap atribut-atribut pusat perbelanjaan modern khususnya mall atau plasa. Palembang Indah Mall menjadi obyek yang diteliti, dan Palembang Square dan Palembang Trade Center sebagai pembandingnya. 8

Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB