BAB I PENDAHULUAN. Permendikbud nomor 64 tahun 2013 tentang standar isi pendidikan dasar dan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. yang fleksibel, serta akomodatif terhadap tantangan zaman dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN. terampil, bermartabat, bermoral dan berkualitas. Usaha perbaikan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah Pertama

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu. sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar berperan sangat

I. PENDAHULUAN. Kota Metro adalah kota pendidikan, terdapat Sekolah Menengah Tingkat Atas

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi belajar yang dicapai siswa memiliki tingkatan yang berbeda-beda, ada

I. PENDAHULUAN. Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki 4 (empat) program studi keahlian yaitu keuangan, tata niaga,

I. PENDAHULUAN. penelitian. Untuk lebih jelasnya peneliti uraikan sebagai berikut.

I. PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. dibahas beberapa hal yang lebih mengarah pada judul yaitu rumusan masalah,

I PENDAHULUAN. SMP Negeri 4 Terbanggi Besar yang terletak di jalan Proklamator Raya Link.IV

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

I. PENDAHULUAN. yang berkualitas. Pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru pada tiga sekolah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

I. PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Guru juga sebagai pengatur dan

I. PENDAHULUAN. sangat berperan adalah lembaga pendidikan. Dalam mencapai tujuan

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

I. PENDAHULUAN. Pembahasan dalam bab ini difokuskan pada beberapa subbab yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sejarah dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tujuan pendidikan sangat sarat dengan kompetansi sosial, personal dan

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

I. PENDAHULUAN. masa masa berikutnya. Sedangkan pendidikan pada usia dini akan bermanfaat

I. PENDAHULUAN. Pembahasan dalam bab I ini akan difokuskan pada beberapa sub bab yaitu latar

I. PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini akan difokuskan pada beberapa hal pokok berupa latar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sangat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan, sebab siswa melakukan kegiatan belajar karena guru

BAB I PENDAHULUAN. proses untuk menuntun siswa agar mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

Kata Kunci : Model Interaktif dan Pembelajaran IPS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang

BAB I PENDAHULUAN. belajar (pengajaran) maupun penilaian pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. Istilah pembelajaran dalam dunia pendidikan merupakan salah satu aspek

T, 2015 PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan negara. Di negara-negara maju, pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ai Nunung Muflihah,2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta manusia manusia yang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha yang disadari untuk menumbuh-kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan. Di era

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

A UMS - Copy SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

I. PENDAHULUAN. Sekolah Islam Terpadu pada hakekatnya adalah sekolah yang mengimplementasikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD. social studies, seperti di Amerika. Sardjiyo (repository. upi.

BAB I PENDAHULUAN. guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

BAB I PENDAHULUAN. Syamsuddin Abin (2007, h. 22) mengatakan bahwa pendidikan dapat

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang sangat luas mengakibatkan adanya perbedaan

I. PENDAHULUAN. akan hal tersebut. Seperti halnya pada mata pelajaran Geografi yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat menciptakan perubahan perilaku anak baik cara berfikir maupun

I. PENDAHULUAN. secara rinci masing-masing kajian tersebut dikemukakan sebagai berikut. Pendidik di SMK Negeri 1 Candipuro harus mampu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permendikbud nomor 64 tahun 213 tentang standar isi pendidikan dasar dan menengah dikatakan bahwa pada pelajaran sosiologi di SMA merupakan salah satu pelajaran wajib di kelas X. Pelajaran sosiologi sangat penting bagi kita sebagai makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat. Sosiologi mempelajari berbagai hubungan yang dilakukan manusia sebagai anggota masyarakat. Hubungan manusia itu dapat berjalan dengan baik, tertib, lancar, dan bisa mencapai tujuan yang diinginkan, jika dalam hidup bermasyarakat manusia menciptakan berbagai norma, nilai, dan tradisi sebagai pengatur sekaligus pedoman bagi anggota masyarakat dalam bersikap dan bertingkah laku. Namun demikian tidak jarang muncul perilaku-perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat, sehingga melahirkan perilaku menyimpang dan konflik di antara anggota masyarakat. Uraian tersebut di atas menunjukkan bahwa sosiologi pada dasarnya berbicara mengenai kita serta masyarakat di mana kita hidup dan melakukan interaksi. Berikut ini disebutkan beberapa manfaat mempelajari sosiologi: 1) dengan mempelajari sosiologi, kita akan dapat melihat dengan lebih jelas siapa diri kita, baik sebagai pribadi maupun (dan terutama) sebagai anggota kelompok atau masyarakat. 2) sosiologi membantu kita untuk mampu mengkaji tempat kita dalam masyarakat, serta dapat melihat dunia atau budaya lain yang belum kita

2 ketahui sebelumnya. 3) sosiologi membantu kita mendapatkan pengetahuan tentang berbagai bentuk interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat, baik antarindividu, antarkelompok, maupun antarindividu dan kelompok. 4) sosiologi membantu mengontrol dan mengendalikan tindakan dan perilaku sosial tiap anggota masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 5) dengan bantuan sosiologi, kita akan semakin memahami norma, tradisi, keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat lain, serta memahami perbedaan-perbedaan yang ada. Tanpa hal itu perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat akan menjadi alasan untuk timbulnya konflik di antara anggota masyarakat. 6) akhirnya, bagi kita sebagai generasi penerus bangsa, mempelajari sosiologi membuat kita lebih tanggap, kritis, dan rasional menghadapi gejalagejala sosial dalam masyarakat yang dewasa ini semakin kompleks, serta mampu mengambil sikap dan tindakan yang tepat dan akurat terhadap setiap situasi sosial yang kita hadapi sehari-hari (http://edu.anasir.com/). Kegiatan belajar mengajar dimaksudkan agar tercapainya tujuan pengajaran. Apapun yang termasuk perangkat program pengajaran dituntut secara mutlak untuk menunjang tercapainya tujuan. Guru tidak dibenarkan mengajar dengan kemalasan. Anak didik pun diwajibkan mempunyai kreativitas yang tinggi dalam belajar, bukan selalu menanti perintah guru. Kedua unsur manusiawi ini juga beraktivitas tidak lain karena ingin mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SMA Negeri 1 Jati Agung salah satunya adalah perbaikan sarana prasarana. Seperti buku-buku Sosiologi yang menunjang terlaksananya kegiatan pembelajaran. Diharapkan dengan dilengkapinya sarana prasarana yang menunjang maka hasil

3 belajar sosiologi siswa dapat meningkat. Peningkatan hasil belajar siswa berpengaruh pada peningkatan keterampilan sosial siswa. Kenyataannya hasil belajar sosiologi siswa SMA Negeri 1 Jati Agung masih rendah. Hasil observasi penulis bulan Juni 214 pada daftar dokumen guru Sosiologi kelas X, ditemukan masih terdapat siswa yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan pemerintah untuk mata pelajaran Sosiologi yaitu sebesar 75. Berikut disajikan tabel distribusi nilai ulangan harian siswa kelas X tahun 213. Tabel 1.1 Distribusi nilai hasil belajar siswa kelas X IIS Nomor Nilai (interval) Jumlah Persentase (%) 1 2 3 4 5 6 > 85 75-85 65-74 55-64 45-54 < 45 13 3 19 37,14% 8,57% 54,27% Sumber: Dokumentasi Nilai Ulangan Harian Sosiologi Kelas X SMA Jati Agung Tahun 213 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang nilainya mencapai kreteria ketuntasan minimal (KKM) hanya 37,14% yaitu siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 75. Sedangkan sisanya 62,84% siswa memperoleh nilai di bawah KKM. Hasil observasi penulis pada saat guru sosiologi mengajar pada bulan Juli 214 ternyata masih menggunakan metode ceramah atau masih bersifat konvensional. Guru sebagai pusat pembelajaran. Siswa lebih banyak diam dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Sehingga aktivitas siswa menjadi rendah. Berikut tabel hasil pengamatan penulis tentang keterampilan sosial siswa kelas X berjumlag 35 siswa.

4 Hasil survey menunjukkan rendahnya keterampilan sosial terlihat dari siswa yang kurang menghargai pendapat teman, cara berkomunikasi yang belum baik, efektif dan kurang santun. Hal ini terlihat dari beberapa siswa yang bicaranya kurang baik. Selain itu, didalam berdiskusi siswa kurang berfikir secara logis, kurang kritis walaupun ada beberapa siswa yang dapat mengeluarkan pendapat namun belum sistematis dan belum tampak kreativitasnya. Sedangkan dalam menerapkan nilai-nilai kebersamaan masih terasa kurang ketika siswa berada dalam satu kelompok diskusi. Kemungkinan rendahnya keterampilan sosial siswa diduga karena metode guru yang masih konvensional. Dengan demikian siswa hanya sebagai subjek kelas dan guru mendominasi pembelajaran. Hasil observasi penulis di dalam kelas terlihat Masih banyak siswa yang tidak memperhatikan guru dalam menjelaskan materi. Sering kali ketika diberi kesempatan untuk bertanya siswa hanya berdiam, sementara siswa belum memahami materi yang disampaikan guru. Kadang kala Jika ada siswa yang bertanya kepada guru, teman-temannya malah melecehkannya. Sebagian besar siswa tidak dapat mengerjakan latihan, sementara mereka tidak berusaha untuk membaca buku untuk mengerjakan latihan tersebut atau bertanya kepada temannya yang dapat mengerjakan. Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan menentukan metode yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran tentunya disesuaikan dengan kondisi yang ada di SMA Negeri 1 Jati Agung Lampung Selatan.

5 Proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas sebaiknya tidak hanya didominasi oleh guru saja, akan tetapi harus siswa yang lebih aktif karena memang siswa yang belajar bukan guru, sehingga siswa tidak lagi sebagai obyek belajar akan tetapi sebagi subyek belajar. Jadi jelaslah bahwa memang siswa yang harus berperan aktif dalam proses pembelajaran untuk mendapatkan dan mengembangkan pengetahuan itu, sementara peran guru bukan sebagai satusatunya sumber belajar akan tetapi sebagai mediator dan fasilitator dalam rangka membantu optimalisasi belajar siswa. Salah satu metode yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar Sosiologi adalah dengan model pembelajaran tipe Make A Match. Model Make A Match adalah model pembelajaran cooperative learning di mana siswa sebagai pusat pembelajaran dan guru sebagai fasiltator. Menurut Suprijono (29: 54) Model pembelajaran mencari pasangan (Make A Match) termasuk ke dalam model pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Pembelajaran kooperative merupakan konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan guru. Menurut Curran dalam Sugiyanto (21: 49) salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Berdasarkan pemaparankan di atas, maka dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Penerapan Pembelajaran Model Make A Match untuk Meningkatkan Hasil

6 Belajar dan Keterampilan Sosial Siswa di Kelas X SMA Negeri 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Pelajaran 214/215. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu: 1.2.1 Hasil belajar sosiologi siswa kelas X SMA Negeri 1 Jati Agung masih rendah. Hal ini terlihat dari siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 62,84%. 1.2.2 Keterampilan sosial siswa kelas X SMA Negeri 1 Jati Agung masih rendah. hal ini terlihat dari siswa yang tidak bertanya atau mengeluakan pendapat. 1.2.3 Metode mengajar guru sosiologi di SMA Negeri 1 Jati Agung masih menggunakan cara lama atau konvensional. 1.2.4 Guru belum menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan sosial dan hasil belajar siswa 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan dan identifikasi masalah tersebut, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.3.1 Bagaimanakah penerapan pembelajaran dengan Model Make A Match pada pembelajaran sosiologi untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa di kelas X SMA Negeri 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Pelajaran 214/215?

7 1.3.2 Bagaimanakah penerapan pembelajaran dengan Model Make A Match pada pembelajaran sosiologi untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas X SMA Negeri 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Pelajaran 214/215? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripikan: 1.4.1 Penerapan pembelajaran dengan Model Make A Match pada pembelajaran sosiologi untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa di kelas X SMA Negeri 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Pelajaran 214/215. 1.4.2 Penerapan pembelajaran dengan Model Make A Match pada pembelajaran sosiologi untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas X SMA Negeri 1 Jati Agung Tahun Lampung Selatan Pelajaran 214/215. 1.5 Manfaat Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu: 1.5.1 Bagi guru, akan membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi di dalam proses pembelajaran dan dapat digunakan untuk meningkatkan wawasan serta keterampilan pembelajaran dalam upaya meningkatkan mutu pembelajarannya dengan menggunakan penelitian tindakan kelas. 1.5.2 Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan sosial siswa dalam mata pelajaran Sosiologi serta proses pembelajaran yang

8 menarik dan menyenangkan serta merasakan pentingnya mempelajari sosiologi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. 1.5.3 Bagi sekolah, akan memberi sumbangan dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah melalui pemenuhan berbagai media pembelajaran yang dianggap relevan dengan siswa dan karakteristik pelajaran sehingga dapat meningkatkan keterampilan sosial dan hasil belajar siswa yang akan meningkatkan citra sekolah di mata masyarakat. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Adapun yang menjadi ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.6.1 Jenis penelitian adalah PTK (penelitian tindakan kelas) 1.6.2 Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Pelajaran 214/215. 1.6.3 Objek penelitian ini adalah penerapan model Make A Match pada pembelajaran sosiologi untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan sosial siswa di kelas X SMA Negeri 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Pelajaran 214/215. 1.6.4 Tempat penelitian ini adalah X SMA Negeri 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Pelajaran 214/215 1.6.5 Waktu dalam penelitian ini adalah tahun ajaran 214/215 (Oktober- November). 1.7 Ruang Lingkup Ilmu Ruang lingkup IPS sebagai pengetahuan, sebagai pokoknya adalah kehidupan manusia di masyarakat atau manusia dalam konteks sosialnya. Ditinjau dari

9 aspek-aspek ruang lingkup IPS tersebut meliputi: hubungan sosial, ekonomi, psikologi sosial, budaya, sejarah, geografi dan aspek politik. Dari ruang lingkup kelompoknya meliputi: keluarga, rukun tetangga, rukun kampung, warga desa, organisasi masyarakat, sampai ke tingkat bangsa. Ditinjau dari ruangnya, meliputi tingkat lokal, regional sampai ke tingkat global. Sedangkan dari proses interaksi sosialnya, meliputi interaksi dalam bidang kebudayaan, politik dan ekonomi. Tiap unsur yang menjadi subsistem dari ruang lingkup tersebut, berkaitan satu sama lain sebagai cerminan kehidupan sosial manusia dalam konteks masyarakatnya. IPS sebagai program pendidikan, tidak sekedar terkait dengan nilai, bahkan justru wajib mengembangkan nilai tersebut. Nilai-nilai yang wajib dikembangkan IPS sebagai program pendidikan menurut Supardan (29: 6) meliputi: (a) Nilai Edukatif, sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan pelaksanaan pendidikan IPS, yaitu adanya perubahan perilaku sosial peserta didik ke arah yang lebih baik. Perilaku itu meliputi aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotor. (b) Nilai Praktis, Proses pembelajaran IPS harus selalu dikaitkan dengan realitas kehidupan manusia secara praktis, tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari, baik secara langsung maupun tidak langsung bernilai praktis serta strategis membina SDM sesuai dengan kenyataan hidup hari ini, terutama untuk masa-masa yang akan datang. (c) Nilai Teoritis, pendidikan IPS tidak hanya membahas kanyataan, fakta dan data yang terlepas-lepas melainkan lebih jauh dari pada itu menelaah keterkaitan suatu aspek kehidupan sosial dengan yang lainnya. Peserta didik dibina dan dikembangkan kemampuan nalarnya kearah dorongan mengetahui sendiri kenyataan (sense of reality) dan dorongan menggali sendiri dilapangan (sense of discovery). Kemampuan menyelidiki dan

1 meneliti dengan mengajukan berbagai pernyataan (sense of inquiry) mereka dibina serta dikembangkan. Sehingga, kemampuan mereka mengajukan hipotesis dan dugaan-dugaan terhadap suatu persoalan juga dikembangkan. Dengan perkataan lain, kemampuan mereka berteori dalam pendidikan IPS dibina dan dikembangkan. (d) Nilai Filsafat, pembahasan ruang lingkup IPS secara bertahap dan keseluruhan sesuai dengan perkembangan kemampuan peserta didik, dapat mengembangkan kesadaran mereka selaku anggota masyarakat atau sebagai makhluk sosial. Melalui proses yang demikian, peserta didik dikembangkan kesadaran dan pengahayatannya terhadap keberadaannya ditengah-tengah masyarakat, bahkan juga ditengah-tengah alam raya ini. (e) Nilai Ketuhanan, pendidikan IPS dengan ruang lingkup dan aspek kehidupan sosial yang begitu luas cakupannya, menjadi landasan kuat penanaman dan pengembangan nilai ketuhanan yang menjadi kunci kebahagiaan kita manusia lahir bathin. Nilai ketuhanan ini menjadi landasan moral-moralitas SDM hari, terutama untuk masa yang akan datang Penerapan model pembelajaran Make A Match merupakan salah satu wujud aplikasi pembelajaran bermakna dalam mata pelajaran Sosiologi. Model pembelajaran Make A Match membuat siswa menjadi lebih mengerti mengenai materi yang dipelajari karena penerapan model Make A Match bertujuan agar peserta didik dapat meningkatkan keaktifan belajar didalam kelas, dapat menumbuhkembangkan potensi intelektual sosial dan dapat melatih peserta didik mengemukakan gagasan secara cerdas sehingga mampu mendapatkan hasil belajar yang baik. Pembelajaran Sosiologi pada materi pokok: ragam gejala sosial dalam masyarakat, sub materi realitas sosial, nilai dan norma sosial; sosialisasi

11 dan pembentukan kepribadian; penyimpangan sosial dan pengendalian sosial dengan menggunakan model pembelajaran Make A Match bertujuan agar siswa dapat memahami materi dengan baik serta membekali siswa dalam mengaplikasikan keterampilan sosial yang meliputi mampu mengendalikan diri dalam bersikap, berucap dan berprilaku, mematuhi aturan yang berlaku, memahami perbedaan pendapat, mampu berkomunikasi dengan baik dan santun, mampu menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kelompok dan memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain. Selain itu, kita mengenal tradisi IPS yang dikemukakan oleh Sapriya (212: 13) ada lima tradisi Social Studies yaitu: 1) IPS sebagai transmisi kewarganegaraan (Social Studies as citizenship transmission). 2) IPS sebagai ilmu-ilmu sosial (Social Studies as social science). 3) IPS sebagai penelitian mendalam (Social Studies as reflective inquiry). 4) IPS sebagai kritik kehidupan sosial (Social Studies as social criticism). 5) IPS sebagai pengembangan pribadi individu (Social Studies as personal development of the individual). Berkaitan dengan pemaparan tersebut, ruang lingkup penelitian ini adalah IPS sebagai pengembangan pribadi individu (Social Studies as personal development of the individua). Pengembangan pribadi seseorang melalui pendidikan IPS akan membekali kemampuan seseorang dalam pengembangan diri melalui berbagai keterampilan sosial dalam kehidupannya (Social life skill). Pendidikan IPS disini harus membekali siswa tentang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai, sehingga semua itu dapat membentuk siswa menjadi manusia-manusia yang memiliki jati diri yang mampu hidup di tengah masyarakat dengan damai dan dapat menjadikan contoh teladan serta memberikan kelebihannya pada orang lain.