BAB I PENDAHULUAN. ekonomis lagi, namun limbah tersebut akan memiliki nilai guna dan dapat

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

BAB I PENDAHULUAN. tangga, industri, pertambangan dan lain-lain. Limbah berdasarkan sifatnya

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan dan

BAB I PENDAHULUAN. anorganik dan limbah organik. Limbah anorganik adalah limbah yang berasal

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

PEMANFAATAN LIMBAH AIR LERI BERAS IR-36 SEBAGAI BAHAN BAKU SIRUP DENGAN PROSES FERMENTASI DAN PENAMBAHAN PEWARNA ALAMI DAUN PANDAN WANGI

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

KADAR BIOETANOL LIMBAH TAPIOKA PADAT KERING DIHALUSKAN (TEPUNG) DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi buah ini dalam keadaan segar. Harga jual buah belimbing

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak dimanfaatkan secara luas. Hasilnya 15,5 miliar butir kelapa per tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

KADAR BIOETANOL LIMBAH TAPIOKA PADAT KERING DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

Disusun Oleh : IKA NUR RAHMAWATI A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KUALITAS BIOETANOL LIMBAH PADAT BASAH TAPIOKA DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA. Skripsi

KUALITAS NATA DE CASSAVA LIMBAH CAIR TAPIOKA DENGAN PENAMBAHAN GULA PASIR DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

PEMANFAATAN AMPAS DARI BERBAGAI JENIS KACANG - KACANGAN PADA PEMBUATAN TEMPE GEMBUS SKRIPSI. Disusun Oleh : SISWANTI BINTARATIH NPM.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketela pohon merupakan tanaman yang sudah tidak asing lagi bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak beberapa tahun terakhir ini Indonesia mengalami penurunan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Limbah dibedakan menjadi dua yaitu limbah anorganik dan limbah

BAB I PENDAHULUAN. tropis terutama di Indonesia, tanaman nangka menghasilkan buah yang

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nata merupakan hasil fermentasi dari bakteri Acetobacter xylinum yang

BAB I PENDAHULUAN. yang ada pada masa pemulihan dari sakit. Kerena yoghurt mengandung

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dengan masalah sampah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah merupakan hasil sisa produksi dari pabrik maupun rumah tangga yang sudah tidak dimanfaatkan.

PENGARUH KONSENTRASI RAGI DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP KADAR ETANOL DAN KADAR GLUKOSA HASIL FERMENTASI KULIT BUAH NANAS (Ananas comosus)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Beras adalah salah satu bagian paling penting di dunia untuk konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. komersial dilakukan secara setahap dengan hasil samping berupa dedak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bebas, dikatakan tumbuhan sederhana karena tidak berklorofil dan tidak

PEMANFAATAN BONGGOL PISANG KEPOK. SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. membantu menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. permukaan yang lebih kasar dibandingkan cabai merah besar, dan memiliki

I. PENDAHULUAN. cara ditempuh, antara lain memperhatikan dan mengatur makanan yang

PENGARUH PERBANDINGAN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) DENGAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) DAN JENIS JAMBU BIJI TERHADAP KARAKTERISTIK JUS

BAB I PENDAHULUAN. difermentasikan menggunakan kapang rhizopus ( ragi tempe ). Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil umbi-umbian, antara lain

BAB I PENDAHULUAN. campuran Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, dekorasi, maupun furniture terus meningkat seiring dengan meningkatnya

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan bahan utama dalam pembuatan tempe. Tempe. karbohidrat dan mineral (Cahyadi, 2006).

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan

BAB I PENDAHULUAN. tersebar dari Sabang dari Merauke dengan bermacam-macam jenis pangan

BAB I PENDAHULUAN. Turi (Sesbania grandiflora) merupakan tanaman asli Indonesia,yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Ketela pohon banyak dikenal masyarakat sebagai bahan pangan

UJI PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA TEMPE DENGAN BAHAN DASAR JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata)

KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG TERBEBANI KOLESTEROL SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur tiram putih yaitu protein

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Siti Nur Lathifah, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan taksonomi kapang Rhizopus oligosporus menurut Lendecker

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

STUDI PEMBUATAN GUM XANTHAN DARI AMPAS TAHU. MENGGUNAKAN Xanthomonas campestris (KAJIAN KONSENTRASI KULTUR DAN PENAMBAHAN GULA) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Kacang merah atau kacang jogo tergolong pangan nabati. Kacang merah

BAB I PENDAHULUAN. setelah padi dan jagung bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini sebagai makhluk yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PEMBUATAN TEMPE. Disusunoleh: Nama: Yulia Nur Isnaini Kelas : S1 TI 2I NIM :

BAB II. latin menjadi natare yang berarti terapung-apung (Susanti,2006). Nata termasuk

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

I. PENDAHULUAN. Jumlah pasar tradisional yang cukup banyak menjadikan salah satu pendukung

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan sudah tidak layak jual atau busuk (Sudradjat, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

BAB I PENDAHULUAN. produk komersial termasuk makanan, kosmetik, dan obat -obatan (Priyadi dan

PEMANFAATAN SAMPAH SAYURAN SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL.

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu. Menurut Bahar (2008 :

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah merupakan hasil buangan yang berasal dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga) yang sudah tidak memiliki nilai ekonomis lagi, namun limbah tersebut akan memiliki nilai guna dan dapat dimanfaatkan kembali apabila diolah. Berdasarkan sifatnya ada dua jenis limbah yang kita kenal yaitu limbah organik dan limbah anorganik. Limbah anorganik biasanya bukan berasal dari makhluk hidup. Sedangkan limbah organik adalah limbah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob. Limbah organik yang dihasilkan oleh manusia biasanya berasal dari limbah domestik (rumah tangga), restoran, pasar, dan sebagainya. Limbah organik bersifat mudah membusuk, seperti, sayuran, sisa makanan, daun-daunan kering, dan potongan-potongan kayu. Limbah organik juga bisa dengan mudah diuraikan melalui proses yang alami. Limbah organik terbagi lagi menjadi 3 macam yaitu Limbah organik kering misalnya daun-daun kering, rantai pohon, dan batang. Untuk limbah organik basah contohnya sisa sayuran, kulit buah-buahan, dan sebagainya. Sedangkan limbah organik cair misalnya air kelapa, dan salah satunya adalah air leri. 1

2 Air leri merupakan air sisa dari cucian beras yang sudah tidak terpakai lagi. Sekarang ini banyak sekali masyarakat yang belum tahu akan manfaat dari air leri. Sehingga dengan ketidaktahuan itu air cucian beras belum bisa termanfaatkan. Padahal banyak sekali kandungan yang terdapat didalamya antara lain protein, karbohidrat, vitamin B1, glukosa, dan lain-lain. Sudah banyak penelitian yang membahas tentang manfaat dari air leri diantara adalah hasil penelitian Stiyabudi dkk (2012) mahasiswa Fakultas MIPA memanfaatkan air cucian beras untuk membuat Nata de Leri. (Azhar, 2012) Beras merupakan makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia yang banyak mengandung sekitar 75% karbohidrat, 8 % protein, 14% air, 80%- 85% pati, dan lemak (Haryadi, 2006). Ada banyak sekali jenis-jenis beras yang ada di Indonesia. Berdasarkan varietasnya beras dibedakan menjadi beras rojo lele, beras menthik wangi, beras C-4, beras IR-64, beras IR-36, beras IR-42, beras cisadane dan lain sebagainya. (Kusmiadi, 2012) Penelitian tentang kandungan dari beras IR-36 yaitu menurut (Purwani dkk; 2007) bahwa kandungan gizi beras IR-36 adalah sebagai berikut: Tabel 1.1 Komposisi Kimia Beras IR-36 Komponen Beras Kadar Kadar Serat Serat Kadar air IR-36 lemak protein kasar makanan Abu Karbohidrat 12,58% 0,19% 7, 39% 0,78% 13,03% 0,20 % 78,86 % Sumber: Purwani, dkk (2007) Fermentasi merupakan disimilasi anaerobik senyawa-senyawa organik yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme atau ekstrak dari sel-sel tersebut.

3 Fermentasi menghasilkan enzim, salah satu nya adalah enzim amylase.(riadi, 2007). Enzim amylase ini terdapat pada ragi tempe yang salah satu kandungannya adalah jamur Rhizopus. Rhizopus merupakan kelompok jamur dari kelas Phycomycetes. Anggota dari kelas ini seringkali disebut sebagai cendawan tingkat rendah karena pada umumnya bersifat primitif. Dalam kondisi aerob, jamur ini banyak menghasilkan enzim amylase ekstraseluler. Gula reduksi adalah gula yang dalam bentuk larutan alkali membentuk aldehida atau keton. Kandungan gula reduksi pada air leri Beras IR-36 dapat diketahui melalui proses Fermentasi dengan ragi tempe. Pewarna alami merupakan bahan pewarna yang bahan-bahannya banyak diambil dari tumbuh-tumbuhan atau buah-buahan dan dapat digunakan untuk memberikan penampilan yang menarik pada makanan atau minuman. Banyak sekali buah-buahan dan tumbuhan yang dapat dijadikan pewarna alami, salah satunya adalah Bunga Rosella (Hisbiscus sabdariffa). Kandungan gizi Daun Rosella (Hisbiscus sabdariffa) setiap 100 gram mengandung 260-280 mg Vitamin C, D, B1, dan B2. Dari berbagai macam kandungan yang terdapat pada bunga Rosella ternyata berpotensi untuk menurunkan hipertensi, kolesterol, dan asam urat; menghambat penuaan dini dan masih banyak yang lainnya. Permana (2012) Sirup glukosa yaitu suatu larutan glukosa yang sangat pekat, sehingga mempunyai viskositas atau kekentalan yang tinggi. Sirup ini diperoleh dari amilum melalui proses hidrolisis dengan asam (Poedjiadi, 2009). Gula reduksi dari

4 hasil fermentasi air leri akan dibuat sirup glukosa dengan penambahan pewarna bunga Rosella (Hisbiscus sabdariffa). Penelitian lain yang terkait dengan manfaat air leri adalah (Istiqomah, 2012) bahwa air leri memberikan pengaruh pada produktivitas Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatus) pada lahan Rawa Lebak. Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Dewi dkk, 2004) bahwa Rhizopus oryzae mampu menghasilkan gula reduksi dari proses sakarifikasi pada substrat bekatul. Setiawan (2010) dalam penelitiannya bahwa ekstrak kelopak bunga Rosella mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar gula darah tikus putih yang diinduksi aloksan. Dinayanti (2010) dalam penelitiannya bahwa Pemberian seduhan kelopak kering Bunga Rosella (Hibiscus sabdriffa) dapat menurunkan kadar kolesterol total serum secara bermakana, dan penurunan kadar kolesterol total akan semakin besar seiring dengan peningkatan dosis seduhan Hibiscus sabdariffa. Berdasarkan uraian diatas peneliti akan mengadakan penelitian tentang banyaknya kadar gula reduksi pada air leri yang selanjutnya akan dibuat sirup dari hasil fermentasi dengan penambahan pewarna alami Bunga Rosella (Hisbiscus sabdariffa). Dan mengambil judul PEMBUATAN SIRUP GLUKOSA DARI LIMBAH AIR CUCIAN BERAS IR-36 MELALUI FERMENTASI RAGI TEMPE DENGAN PENAMBAHAN PEWARNA ALAMI BUNGA ROSELLA ( Hibiscus sabdariffa).

5 B. Pembatasan Masalah Agar permasalahan yang dibahas tidak melebar maka perlu adanya pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Subyek penelitian adalah air leri, pewarna alami Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) dan ragi tempe 2. Objek penelitian adalah sirup glukosa dari air leri dengan penambahan pewarna alami Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) 3. Parameter penelitian adalah pengukuran kadar gula reduksi dan uji organoleptik sirup glukosa. C. Rumusan Masalah Masalah pokok dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah pengaruh dosis ragi tempe terhadap gula reduksi air leri? 2. Bagaimanakah pengaruh pewarna Rosella terhadap uji organoleptik dari sirup glukosa? D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui pengaruh dosis ragi terhadap kadar gula reduksi air leri. 2. Mengetahui pengaruh pewarna Rosella terjadap uji organoleptik sirup glukosa.

6 E. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat teoritis a. Memberikan khasanah dan tambahan ilmu tentang pemanfaatan air cucian beras bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya. b. Sebagai tambahan pengetahuan bagi masyarakat dengan cara mensosialisasikannya. 2. Manfaat praktis a. Bagi masyarakat 1) Memberikan informasi kepada masyarakat dalam pemanfaatan limbah air leri 2) Sebagai peluang untuk mendirikan industri kecil b. Bagi Peneliti 1) Mengetahui nilai guna dari pemanfaatan limbah air leri 2) Mengetahui banyaknya kadar gula reduksi yang terkandung di dalam air leri.