BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses dari kehidupan seorang wanita,

BAB I PENDAHULUAN. tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gajala ini biasanya

BAB I PENDAHULUAN. baik perut, fisik maupun fisiologi ibu (Varney, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

VOLUME 1 NO. 2 (JULI DESEMBER 2016) P-ISSN: E-ISSN:

Oleh : Dra. Hj. Syarifah, M.Kes. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya adalah 280 hari (40 minggu atau 9

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mortalitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS PAAL X KOTA JAMBI TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. kadang timbul beberapa keluhan yang mengganggu, salah satunya adalah

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Hiperemesis gravidarum

BAB 1 PENDAHULUAN. A. LatarBelakang. Perkembangan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB I. sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya.

BAB I PENDAHULUAN. besi sering terjadi pada masa kehamilan (Cunningham, 2006; h.1465).

BAB I PENDAHULUAN. hamil, pencegahan, pengobatan penyakit dan rehabilitasi. Program ini

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada trimester pertama (Hutahaean, 2013). Hampir 45% wanita

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

BAB I PENDAHULUAN. dan hcg mempunyai peranan penting dalam perubahan tersebut, yang salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. dimana proses ini akan menyebabkan terjadinya beberapa perubahan

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan

BAB I PENDAHULUAN. merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatnya kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi beberapa faktor fisik, psikologis, lingkungan, sosial budaya serta

Nur Izzah 1, Aida Rusmariana 2, Teti Retnawati 3 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk. mendapatkan pelayanan ANC. Pada setiap kunjungan ANC, petugas

BAB 1 PENDAHULUAN. nutrisi yang cukup untuk dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Maka bagi

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Dari hasil survei yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tempat sel telur dari juta sperma yang dikeluarkan. Dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN. yang aman dan melahirkan bayi yang sehat (Sarwono, 2009) dengan. harapan dapat menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 dari laporan Kota/Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya (Prakarsa, 2013). meninggal selama atau setelah kehamilan dan persalinan.

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang sangat besar bagi setiap wanita (Rusli, 2011). Kehamilan dan

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

HUBUNGAN MORNING SICNKNESS DENGAN STATUS GIZI PADA IBU HAMIL TRIMESTER I PUSKESMAS LIMBA B JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan Indonesia sehat 2010 adalah menerapkan pembangunan nasional

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi merupakan salah satu topik penting di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang menerangkan derajat kesehatan didalam suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia

KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL ABSTRAK

TANDA-TANDA AWAL KEHAMILAN. Ditulis oleh Rabu, 02 May :10 -

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STATUS EKONOMI DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL DI RSKD IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. rahim ibu. Lamanya hamil adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir

BAB I PENDAHULUAN. status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Di Puskesmas Tompaso Kabupaten Minahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan selama periode masa nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh: EMAH KUDYANI J

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

III TAHUN Disusun Oleh WIWEN INDITA PROGRAM

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai penerus keturunan keluarga. Kehamilan menurut Manuaba (2010) adalah

Bab 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gajala ini biasanya terjadi enam minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung kurang lebih 10 minggu (Winkjosastro, 2007). Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual ini mulai dialami sejak awal kehamilan. Mual muntah saat hamil muda sering disebut morning sickness tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi setiap saat. Pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan trimester kedua dan ketiga, tapi ini jarang terjadi (Ratna, 2011). Mual muntah yang terjadi secara terus menurus dapat menyebakan dehidrasi bahkan berat badan menurun pada ibu hamil. Apabila hal ini tidak ditangani secara tepat dan cepat maka akan berakibat buruk bagi ibu hamil dan janin bahkan dapat menyebakan kematian ibu hamil dan janin Berdasarkan estimasi yang dibuat dari hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1990 sampai 2007 menunjukan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2015 baru mencapai 161/100.000 kelahiran hidup, sementara target MDG Indonesia adalah 102/ 100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2013). Adapun data dari WHO Angka 1

2 Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 8,800 dengan Maternal Mortality Ratio (MMR) sebanyak 190 (120-300) per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2013). Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 berdasarkan laporan dari kabupaten/kota sebesar 116,34/100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011 sebesar 116,01/100.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian maternal terbanyak adalah di Kabupaten Brebes sebanyak 51 kematian. Adapun Kabupaten/Kota dengan jumlah kematian maternal paling sedikit adalah Kota Salatiga dengan 2 kematian. Adapun angka kematian ibu di Kabupaten Banyumas yaitu sebanyak 32 kematian (Dinkes Jateng, 2012). Selain itu Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah mencatat bahwa pada tahun 2014 terjadi angka kematian ibu sebanyak 711 kasus sedangkan padatahun 2015 tercatat sebanyak 115 kasus (Nurdin, 2015). Alasan masih tingginya angka kematian di Indonesia dikarenakan kualitas hidup yang rendah, rata-rata pendidikan rendah, derajat kesehatan dan gizi yang rendah, anemia, kurang zat besi, dan kurangnya gizi kronis (Amaludin, 2015). Ibu hamil sangat memerlukan asupan gizi yang cukup bahkan lebih karena gizi dibutuhkan oleh ibu hamil untuk memenuhi kebutuhan janin dan ibu. Namun, terkadang ibu hamil mengalami mual dan muntah yang berlebihan sehingga asupan gizi tidak dapat terpenuhi. Menurut Sugeng (2014) bahwa ibu hamil mengalami berbagai perubahan baik secara fisik, biologis ataupun psikologis. Perubahan secara

3 fisik seperti bentuk tubuh berubah, secara biologis seperti lebih sering buang air kencing dan secara psikologis ibu hamil mudah marah atau sensitif. Pada kondisi hamil, ibu hamil akan mengalami perubahan hormonal yaitu meningkatnya kadar hormon estrogen yang menyebabkan ibu mengalami mual dan muntah (emesis gravidarum). Bagi kebanyakan wanita hamil, morning sickness dan mual dapat bertahan lebih lama, bahkan hampir selama sembilan bulan kehamilan. Emesis gravidarum dapat menyebabkan dehidrasi yang dapat membahayakan ibu dan janin. Rose & Neil (2006) menyatakan bahwa emesis gravidarum pada ibu hamil dapat menimbulkan berbagai dampak pada ibu hamil, salah satunya adalah penurunan nafsu makan yang mengakibatkan perubahan keseimbangan elektrolit yakni kalium, kalsium, dan natrium sehingga menyebabkan perubahan metabolisme tubuh. Dampak bagi janin adalah janin akan kekurangan nutrisi dan cairan yang dibutuhkan oleh tubuh, hal tersebut dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah, proses tumbuh kembangnya terganggu dan lain-lain. Mual muntah yang berlebihan juga dapat menyebabkan cairan tubuh berkurang, sehingga darah menjadi kental (hemokonsentrasi) dan sirkulasi darah ke jaringan terlambat. Jika hal itu terjadi, maka konsumsi oksigen dan makanan ke jaringan juga ikut berkurang. Kekurangan oksigen dan makanan ke jaringan akan menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat mengurangi kesehatan ibu dan perkembangan janin dalam kandungan. Pada kasus semacam ini di perlukan penanganan yang serius (Hidayati, 2009).

4 Menurut Tiran (2009) bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi emesis gravidarum yaitu faktor hormonal, psikososial, pekerjaan dan paritas. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Nababan (2008) menunjukan bahwa sebanyak 19 bumil (59,4%) tidak mengalami emesis gravidarum dengan mendapatkan dukungan sosial keluarga yang tinggi dan 13 bumil (40,6%) mengalami emesis dengan kurang mendapatkan dukungan sosial keluarga. Dukungan sosial keluarga memberikan peran yang sangat penting dalam menentukan status kesehatan ibu khususnya dengan kejadian emesis gravidarum. Adanya dukungan sosial keluarga bagi ibu hamil akan memberikan suasana yang nyaman dan menenangkan. Diharapkan keluarga dapat memberikan dukungan positif terhadap ibu baik yang bersifat fisik maupun psikologis sehingga ibu merasa lebih nyaman, percaya diri dan bahagia dalam menjalani masa kehamilan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Kembaran I diperoleh bahwa jumlah ibu hamil pada bulan September 2015 sebanyak 302 ibu hamil. Dari 302 ibu hamil yang memiliki resiko tinggi kehamilan sebanyak 111 ibu hamil. Disamping itu, peneliti juga melakukan wawancara terhadap 10 ibu hamil yang sedang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas I Kembaran diperoleh bahwa 3 ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum saat pada mengalami masalah baik masalah yang besar maupun kecil, 2 ibu hamil yang tidak mengalami emesis gravidarum pada saat mengalami masalah yang tidak bisa diselesaikan, 2 Ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum dengan kurang mendapatkan

5 dukungan sosial dan 3 ibu hamil tidak mengalami emesis gravidarum karena mendapatkan dukungan sosial sehingga mereka merasa nyaman dan tenang selama kehamilan. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I di Puskesmas Kembaran I Kabupaten Banyumas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah dalam penelitian yaitu Apakah ada hubungan antara dukungan sosial dengan emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I di Puskesmas Kembaran I Kabupaten Banyumas. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I di Puskesmas Kembaran I Kabupaten Banyumas. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui karakteristik responden. b. Untuk mengetahui status dukungan sosial pada ibu hamil trimester I di Puskesmas Kembaran I Kabupaten Banyumas. c. Untuk mengetahui emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I di Puskesmas Kembaran I Kabupaten Banyumas.

6 d. Untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I di Puskesmas Kembaran I Kabupaten Banyumas. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Keperawatan Hasil dari penelitian ini dapat memberikan ilmu tambahan dalam mengembangkan ilmu keperawatan tentang emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I. 2. Bagi Responden Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi tentang faktor yang berhubungan dengan emesis gravidarum bagi ibu hamil dalam menjalani kehamilannya. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi dan refrensi tambahan tentang faktor yang berhubungan dengan emesis gravidarum bagi peneliti selanjutnya. E. Penelitian Terkait 1. Nababan (2008) Judul penelitian tentang Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan sampel penelitian 32 ibu hamil dengan usia trimester pertama yang memeriksakan kehamilannya di Klinik Kasih Ibu Delitua. Variabel independennya adalah dukungan sosial keluarga dan

7 dependen adalah kejadian emesis gravidarum. Analisa data digunakan uji statistik Chi-Square dengan tingkat kebebasan (α) sebesar 5% melalui program komputerisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 19 bumil (59,4%) tidak mengalami emesis gravidarum dan 13 bumil (40,6%) mengalami emesis. Sementara itu, sebanyak 26 orang (81.3%) menyatakan dukungan sosial keluarga kategori tinggi dan sebanyak 6 orang (18,7%) yang mendapatkan dukungan kategori sedang. Hasil analisa statistik membuktikan adanya hubungan yang signifikan (value = 0,029) antara dukungan sosial keluarga dengan emesis gravidarum pada ibu hamil di Klinik Bersalin Kasih Ibu Delitua tahun 2008. Perbedaan dalam penelitian ini yaitu tempat penelitan, jumlah sampel penelitian, metode penelitian, waktu penelitian dan jenis kuesioner yang digunakan. Adapun persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama meneliti dukungan sosial dengan kejadian emesis gravidarum, teknik sampling menggunakan simple random sampling dan analisis menggunakan uji chi square. 2. Pertiwi dan Elsa (2012) Judul penelitian ini Hubungan Paritas Dengan Kejadian Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I Di Puskesmas Teras. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah ibu hamil trimester I, dengan jumlah sample 56 ibu hamil. Tekhnik sampling yang digunakan adalah total populasi. Data yang diperoleh dihitung dalam

8 bentuk proporsi atau prosebntase dan akan menjadi distribusi frekuensi relative dengan membagi frekuensi (F) dengan jumlah seluruh observasi (N) dan dikalikan 100. Hasil penelitian menunjukkan kejadian emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I sebesar 42,86%. Paritas terbanyak adalah multigravida sebesar 55,36%. Hasil analisa data menggunakan chi square menunjukkan adanya hubungan yang bermakna x2hitung (8,25) > x2 tabel (3,481). Perbedaan dalam penelitian ini yaitu jenis variabel yang digunakan, tempat penelitian, jumlah sampel, teknik sampling dan metode penelitian. Adapun persamaan dalam penelitian yaitu sama-sama meneliti kejadian emesis gravidarum dan menggunakan pendekatan cross sectional. 3. Hernawati (2014) Judul penelitian Hubungan Dukungan Suami dan Keluarga Dengan Kejadian Emesis Gravidarum di Desa Galudra Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur Tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan desain penelitian cross sectional. Hipotesis (Ha) pada penelitian ini adalah ada hubungan antara dukungan suami dan keluarga dengan kejadian emesis gravidarum di Desa Galudra Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur. Variabel independen dalam penelitian adalah dukungan suami dan keluarga dengan variabel dependen adalah kejadian emesis gravidarum. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang berada di Desa Galudra Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur. Cara pengambilan sampel ini adalah dengan mengambil semua

9 anggota populasi menjadi sampel. Hasil analisis menggunakan Chi Quadrat didapatkan nilai p value = 0,000 (<0,05) artinya ada hubungan yang signifikan antara ibu yang mendapat dukungan dari suami dan keluarga dengan ibu yang tidak mendapat dukungan terhadap kejadian emesis. Hasil OR = 2,000 artinya ibu y ang tidak mendapat dukungan mempunyai risiko 2 kali lebih tinggi mengalami emesis gravidarum dibandingkan dengan ibu yang mendapat dukungan. Perbedaan dalam penelitian ini yaitu jenis variabel yang digunakan, tempat penelitian, jumlah sampel, teknik sampling dan metode penelitian. Adapun persamaan dalam penelitian yaitu sama-sama meneliti kejadian emesis gravidarum dan menggunakan pendekatan cross sectional dan menggunakan uji shi square.