BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penting dalam suatu organisasi atau perusahan. Oleh karena itu,

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh FITRI WIJAYANTI UNDJILA NIM: ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. pembentukan kerangka pemikiran untuk perumusan hipotesis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

BAB II KAJIAN TEORITIS. para pegawai. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan

BAB II KAJIAN TEORI. Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. telah di tentukan bersama. Setiap organisasi pastilah memiliki tujuan yang

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. dari pandangan bahwa tidak ada manusia yang sempurna, pastinya manusia

Menurut Rivai dalam bukunya yang berjudul manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan (2009;2) menyatakan :

II. TINJAUAN PUSTAKA. dorongan untuk bekerja, kerjasama dan koordinasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan itu sendiri yang menyebabkan karyawan dapat menyesuaikan diri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dengan prestasi kerja yaitu proses melalui mana organisasi. mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.

BAB I PENDAHULUAN. oraang-orang yang dipilih secara khusus untuk melaksanakan tugas

ABSTRAK. Petrus Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Disiplin Kerja. penguasaan diri dengan tujuan menahan impuls yang tidak diinginkan, atau untuk

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang dan beberapa sumberdaya

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

Bisma, Vol 1, No. 5, September 2017 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CV JAYA RAYA DI NGABANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. kepada keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan nilai-nilai tinggi dari

BAB I PENDAHULUAN. Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG TP KANTOR PUSAT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. ada di daerahnya. Pembangunan daerah sebagai pembangunan yang dilaksanakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebelumnya. Apabila secara formal dalam organisasi maka proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan baik atau tidak. Disiplin juga merupakan bentuk pengendalian diri bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang dapat menjadi landasan untuk penelitian yang sekarang

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BRI Cabang Limboto, samping kiri kantor Urusan Agama

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) kesuksesan suatu organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa

I. PENDAHULUAN. karyawan dengan fungsi-fungsi organisasi lainnya. Komunikasi merupakan sarana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Disiplin berasal dari kata disple yang artinya patuh, patuh baik

BAB I PENDAHULUAN. yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk

PENGARUH KEDISIPLINAN TERHADAP PENILAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada PT Paser Tambang Harmonis Samarinda) Tahun 2010

Bisma, Vol 1, No. 3, Juli 2016 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA RESTORAN DAN ISTANA KUE CITA RASA DIPONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal bekerja. Konsep motivasi, merupakan sebuah konsep penting studi tentang

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR DISIPLIN KARYAWAN PADA CREDIT UNION MURA KOPA BALAI KARANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. maupun swasta memegang peranan yang sangat dominan. Berhasil atau. sangat tergantung pada kemampuan sumber daya manusianya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.

Bisma, Vol 1, No. 1, Mei 2016 DISIPLIN KERJA KARYAWAN PADA PT MALINDO PERSADA KHATULISTIWA KARANGAN ESTATE DI KARANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk

JURNAL KEWIRAUSAHAAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. daterwujudnya tujuan perusahaan, pegawai, dan masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara kerjasama untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai faktor penggeraknya. Dalam sumber daya manusia terdapat

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Bagian ini akan membahas tinjauan pustaka (kinerja, sertifikasi, disiplin,

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Disiplin Kerja Pegawai. kehidupan kelompok atau organisasi, baik organisasi formal maupun non

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia. 1. Menurut Tulus dalam Suharyanto dan Hadna (2005:16);

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Disiplin Kerja. Disiplin berasal dari bahasa latin "disciple" yang berarti pengikut, atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengoptimalkan segenap sumber daya yang mereka miliki guna mempertahankan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB III METODE PENELITIAN. ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 Juni karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS. pengaruh antara variabel bebas (Lingkungan Kerja, Kompetensi, dan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu organisasi sangat bergantung pada mutu. dalam Nasrudin, 2010:67). Rivai (2010:34-35) menyebutkan, fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata disiplin itu berasal dari bahasa latin discipline yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

I. PENDAHULUAN. Unsur terpenting dalam sebuah organisasi ialah manusia. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan karyawan dalam sebuah perusahaan dipandang sebagai

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH HUMAN RELATION DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

PENGARUH GAJI, INSENTIF, DAN FASILITAS TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PD BPR BANK PASAR KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji pada suatu intansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimaksud adalah orang-orang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 3. Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah organisasi. Manajemen sumber daya manusia mempunyai

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. regresi linier berganda yang dilaksanakan mengenai pengaruh motivasi dan disiplin

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM)

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian-penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan

ABSTRAKSI. Pendahuluan

PENTINGNYA DISIPLIN PEGAWAI DALAM MENUNJANG AKTIVITAS KERJA PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MANADO TUGAS AKHIR.

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Kedisiplinan 2.1.1.1Pengertian Kedisiplinan Sumber daya manusia mempunyai fungsi dan peranan yang penting dalam suatu organisasi atau perusahan. Oleh karena itu, keberhasilan karyawan atau pegawai dalam mengembangkan kewajibannya sangat tergantung pada rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya, agar dapat mendorong semangat kerja untuk terwujudnya tujuan peusahaan atau organisasi. Oleh karena itu setiap pemimpin selalu berusaha agar kedisiplinan selalu diterapkan pada setiap bawahannya. Adapun beberapa pendapat para ahli tentang definisi kedisiplinan antara lain : Martoyo (2000 : 125) mengemukakan disiplin berasal dari kata discipline yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. Menurut Siswanto (2001 : 278), yakni disiplin merupakan suatu sikap menghormati, patuh, dan taat terhadap peraturanperaturan yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya untuk menerima sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan. Nitisemito (2002 : 55) 6

7 mengemukakan bahwa disiplin dapat diartikan sebagai suatu sikap tingkah laku dan perbuatan baik dari setiap karyawan yang dinyatakan secara tertulis maupun tidak. Kedisiplinan sering menjadi suatu syarat untuk tercapainya sesuatu sehingga dalam setiap peraturan diinstansi apapun mengenai kedisiplinan pasti selalu ada. Hal ini disebabkan karena pentingnya peranan kedisiplinan dalam mencapai standar-standar organisasi. Sedangkan Siagian (2003 : 305) berpendapat bahwa disiplin adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk sikap dan perilaku karyawan tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara koopertif dengan para karyawan lain serta meningkatkan prestasi kerjanya. Pendapat lain menurut Hasibuan (2010 : 212) bahwa Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran disini adalah sikap seseorang yang secara suka rela mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya, sedangkan kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, perbuatan seseorang yang sesuai dengan perusahaan baik tertulis maupun tidak. Kemudian Simamora (2006 : 610) berpendapat Disiplin (discipline) merupakan bentuk pengendalian diri karyawan dan pelaksanaan yang teratur dan menunjukkan tingkat kesungguhan tim kerja dalam sebuah organisasi. Memperhatikan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin menghendaki ditaatinya peraturan-peraturan suatu

8 organisasi atau institusi oleh semua karyawan, dengan adanya kedisiplinan yang baik maka akan terciptanya rasa tanggung jawab yang dimiliki oleh setiap karyawan dalam hal melaksanakan tugas dan kewajibannya serta dapat dicapai apa yang menjadi tujuan suatu organisasi atau institusi. 2.1.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kedisiplinan Disiplin merupakan bentuk pelatihan yang menegakkan peraturanperaturan organisasi. Disiplin yang terbaik adalah jelas disiplin diri karena sebagian besar orang memahami apa yang diharapkan dari dirinya dipekerjaan, dan biasanya karyawan diberi kepercayaan untuk menjalankan pekerjaannya secara efektif. Menurut Hasibuan (2010 : 194) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan kerja pegawai dalam suatu organisasi, diantaranya : 1. Tujuan dan Kemampuan 2. Teladan Kepemimpinan 3. Balas Jasa 4. Keadilan 5. Pengawasan Melekat 6. Sanksi Hukum 7. Ketegasan 8. Hubungan Kemanusiaan

9 Penjelasan dari beberapa poin diatas, akan diuraikan dibawah ini yaitu: 1. Tujuan dan kemampuan Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan kerja pegawai. Tujuan yang akan dicapai harus jelas ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan pegawai. Hal ini berarti, tujuan dalam hal ini pekerjaan yang dibebankan kepada seorang pegawai harus sesuai dengan kemampuan pegawai tersebut, agar dia bekerja sungguhsungguh dan berdisiplin baik mengerjakannya. Tetapi pekerjaannya jauh dibawah kemampuannya, maka kesungguhan dan kedisiplinan pegawai rendah. 2. Teladan kepemimpinan Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan kerja pegawai, karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh bawahannya. Pimpinan harus memberikan contoh yang baik, jujur, adil serta sesuai dengan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang baik, maka kedisiplinan bawahan pun ikut baik. Tetapi jika teladan pimpinan kurang baik (kurang berdisiplin), maka para bawahan juga akan kurang disiplin. 3. Balas Jasa Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan pegawai, karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan pegawai semakin baik terhadap pekerjaan, maka kedisiplinan mereka akan semakin baik pula.

10 4. Keadilan Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan kerja pegawai, karena sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia yang lainnya. Manajer yang cakap dalam kepemimpinannya selalu bersikap adil terhadap seluruh bawahannya. Hal ini dilakukan karena dia menyadari bahwa dengan keadilan yang baik maka akan menciptakan kedisiplinan yang baik pula. 5. Pengawasan Melekat Pengawasan melekat (waskat) adalah tindakan nyata yang paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan pegawai, karena dengan pengawasan ini berarti atasan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan prestasi bawahannya. 6. Sanksi Hukum Sanksi hukum memberikan peranan penting dalam memelihara kedisiplinan kerja pegawai. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat pegawai akan semakin takut untuk melanggar peraturan-peraturan perusahan, dan sikap perilaku pegawai yang tidak disiplin akan berkurang. 7. Ketegasan Pimpinan harus berani menindak tegas pegawai yang bersikap tidak disiplin sesuai dengan sanksi hukuman yang ditetapkan. Dengan demikian, pimpinan tersebut akan dapat memelihara kedisiplinan pegawai.

11 8. Hubungan Kemanusiaan Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara semua pegawai akan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu organisasi. Jika tercipta human relationship yang baik dan harmonis, diharapkan akan terus terwujud lingkungan dan suasana kerja yang nyaman. Sehingga kondisi seperti diharapkan dapat memotivasi kedisiplinan yang baik pada organisasi tersebut. 2.1.1.3 Unsur-Unsur Kedisiplinan Hasibuan (2010 : 194) mengemukakan bahwa kedisiplinan diartikan jika pegawai selalu datang dan pulang tepat waktunya, mengerjakan semua pekerjaan dengan baik, mematuhi semua peraturan organisasi dan norma-norma yang berlaku. Penjelasan dari ketiga poin tersebut, akan diuraikan dibawah ini yakni : 1. Selalu datang dan pulang tepat pada waktunya Ketepatan pegawai datang dan pulang sesuai dengan aturan dapat dijadikan ukuran disiplin kerja. Dengan selalu datang dan pulang tepat dengan waktunya, atau sudah sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan maka dapat mengindikasikan baik tidaknya tingkat kedisiplinan dalam organisasi tersebut. 2. Mengerjakan semua pekerjaan dengan baik Mengerjakan semua pekerjaan dengan baik menjadi salah satu indikator kedisiplinan, dengan hasil pekerjaan yang baik dapat

12 menunjukkan kedisiplinan pegawai suatu organisasi dalam mengerjakan tugas yang diberikan, serta dapat meningkatkan prestasi kerja pegawai. 3. Mematuhi semua peraturan organisasi dan norma-norma yang berlaku Mematuhi semua peraturan organisasi dan norma-norma yang berlaku merupakan salah satu sikap disiplin pegawai sehingga apabila pegawai tersebut tidak mematuhi aturan dan melanggar norma-norma yang berlaku maka itu menunjukkan adanya sikap disiplin. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Saydam (2000 : 289) bahwa pelaksanaan disiplin kerja dilihat dari kepatuhan pegawai yakni seperti mentaati jam kerja masuk dan jam kerja pulang, mematuhi seragam lengkap, ikut serta dalam pelaksanaan upacara dan bersikap sopan santun dalam melaksanakan tugas. 2.1.1.4 Bentuk-Bentuk Disiplin Simamora ( 2006 : 610-611 ) mengemukakan ada tiga bentuk disiplin yakni : 1. Disiplin manajerial (managerial discipline) Disiplin manajerial ini dimana segala sesuatu tergantung pada pemimpin, dari permulaan hingga akhir. 2. Disiplin tim (team discipline) Disiplin tim ini dimana kesmpurnaan kinerja bermuara dari ketergantungan satu sama lain, dan ketergantungan ini berkecambah dari suatu komitmen setiap anggota terhadap seluruh organisasi. 3. Disiplin diri (self discipline) Disiplin diri ini dimana pelaksana tunggal sepenuhnya tergantung pada pelatihan, ketangkasan dan pengendalian diri.

13 2.1.1.5 Tujuan Disiplin Handoko (2000 : 155) menyebutkan bahwa disiplin kerja mempunyai tujuan untuk memperbaiki kegiatan diwaktu yang akan datang, bukan menghukum kegiatan dimasa lalu, sehingga kegiatan yang akan dilaksanakan dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna. Sedangkan tujuan utama tindakan disiplin menurut Simamora (2006 : 611) adalah untuk memastikan bahwa perilaku karyawan konsisten dengan aturan perusahaan, dengan adanya disiplin dapat menjadi kekuatan positif bagi perusahaan manakala tindakan itu diterapkan secara bertanggung jawab dan adil serta dapat menumbuhkan atau mempertahankan rasa hormat dan saling percaya diantara atasan dengan bawahannya dan membantu karyawan menjadi lebih produktif, dengan demikian dapat menguntungkan perusahaan. 2.1.2 Prestasi Kerja 2.1.2.1 Pengertian Prestasi Kerja Pada dasarnya manusia hidup didunia untuk memenuhi semua kebutuhannya maka diharuskan untuk bekerja. Dalam proses kerja tersebut akan ada yang namanya titik puncak kepuasan, yang dapat diartikan dengan prestasi yang dicapai seseorang dalam suatu pekerjaan.

14 Adapun beberapa pendapat dari para ahli tentang definisi prestasi kerja antara lain : Menurut Mangkunegara (2005 : 67) prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pendapat lain dikemukakan tentang prestasi kerja menurut Sutrisno (2009 : 165) yaitu prestasi kerja adalah hasil kerja yang telah dicapai seorang karyawan dari tingkah laku kerjanya dalam melaksanakan aktifitas kerja. Pendapat yang hampir sama menurut Hasibuan (2010 : 94) adalah bahwa prestasi kerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya berdasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja merupakan suau hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepadanya. 2.1.2.2 Unsur-Unsur dalam Prestasi Kerja Untuk mengetahui sejauh mana prestasi kerja karyawan dapat dikemukakan beberapa unsur prestasi kerja yang dinilai menurut Hasibuan (2010 : 95-96) antara lain :

15 1. Kreatifitas Penilai menilai kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreatifitasnya untuk menyelesaikan pekerjaannya, sehingga bekerja lebih berdaya guna dan berhasil guna. 2. Kerja sama Penilai menilai kesediaan karyawan berpartisipasi dan bekerja sama dengan karyawan lainnya secara vertikal atau horizontal didalam maupun diluar pekerjaan sehingga hasil pekerjaan akan semakin baik. 3. Prakarsa Penilai menilai kemampuan berpikir yang orisinal dan berdasarkan inisiatif sendiri untuk menganalisis, menilai, menciptakan, memberi alasan, mendapatkan kesimpulan, dan membuat keputusan penyelesaian masalah. 4. Kecakapan Penilai menilai kecakapan karyawan dalam menyatukan dan menyelaraskan bermacam-macam elemen yang semuanya terlibat didalam penyusunan kebijaksanaan dan didalam situasi manajemen. 5. Tanggung jawab Penilai menilai kesediaan karyawan dalam mempertanggung jawabkan kebijaksanaannya, pekerjaan, dan hasil kerjanya, sarana dan prasarana yang dipergunakannya serta perilaku kerjanya.

16 2.1.2.3 Indikator Prestasi Kerja Dharma 2000 (Dalam Hasan 2009 : 20-21) dikemukakan yang menjadi tolak ukur dari prestasi kerja adalah : 1. Kuantitas ( Jumlah yang harus diselesaikan ) Pengukuran kuantitas keluaran mencerminkan pengukuran tingkat kepuasan yaitu seberapa baik penyelesaiannya, hal ini berkaitan dengan keluaran. 2. Kualitas ( Mutu yang harus dihasilkan/ baik tidaknya ) Pengukuran kualitas melibatkan perhitungan keluaran dari proses atau pelaksanaan kegiatan, hal ini berkaitan dengan soal jumlah keluaran yang dihasilkan. 3. Ketepatan waktu Sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan dalam hal penetapan standar waktu yang ditentukan berdasarkan pengalaman sebelumnya. 2.2 Penelitian Terdahulu Hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kedisiplinan dan penilaian prestasi kerja diantaranya telah dilakukan oleh : 1. Penelitian oleh Roynal Wahid Pakaya (2012) dengan judul Pengaruh kedisiplinan Terhadap Kinerja Pegawai (Pada Kantor Kecamatan Bulango Selatan). Berdasarkan hasil penelitian,

17 persamaan regresi yang dihasilkan yakni Y= 21,808 + 0,659X dengan nilai determinasi r = 46,5% yang menunjukkan besarnya presentase pengaruh yang diberikan oleh variabel X (Kedisiplinan) terhadap variabel Y (Kinerja), sedangkan sisa presentase sebesar 53,5% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Artinya bahwa kinerja pegawai dipengaruhi oleh kedisiplinan. Penelitian tersebut secara spesifik membahas tentang pengaruh kedisiplinan terhadap kinerja pegawai, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yakni tentang pengaruh kedisiplinan terhadap prestasi kerja pegawai dalam hal ini pada Kantor BKKBN Provinsi Gorontalo. 2. Penelitian oleh Ricky Triasbudi Mertosono (2010) dengan judul Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja Karyawan Terhadap Promosi Jabatan (Pada PT. Columbindo Perdana Cab. Gorontalo). Berdasarkan hasil penelitian dengan hasil perhitungan metode linier untuk satu variabel independent, dimana Y= 36,317 + 0,427X. kemudian hasil dari analisa koefisien kolerasi terbukti adanya hubungan antara variabel X (Penilaian Prestasi Kerja) dengan variabel Y (Promosi Jabatan) dengan koefisien korelasi sebesar 0,506 dan memiliki keeratan hubungan sebesar 25,6%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penilaian prestasi kerja karyawan yang dilaksanakan PT. Columbindo Perdana Cab. Gorontalo berpengaruh terhadap promosi jabatan.

18 Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang bergerak dibidang jasa milik swasta, dimana fokus utamanya adalah melayani kebutuhan kepemilikan barang-barang rumah tangga dan lainnya, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti adalah instansi pemerintahan yang tujuan utamanya adalah menekan angka penduduk dan merencanakan kependudukan yakni pada Kantor BKKBN Provinsi Gorontalo. 3. Penelitian oleh Fitria Sitmar Hasan (2009) yang berjudul Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Prestasi Kerja Karyawan (Pada PT. Pos Indonesia Kota Gorontalo). Berdasarkan hasil penelitian persamaan linier adalah Y= 25,05 + 0,72X, yang berarti setiap satu skor disiplin kerja (X) dapat menyebabkan kenaikan skor prestasi karyawan (Y) sebesar 0,72 pada constant 25,05. Dari hasil perhitungan koefisien korelasi sebesar 0,73 dengan indeks determinasi sebesar 0,5329 atau 53,29%. Jadi, dapat dideskripsikan bahwa prestasi karyawan dipengaruhi oleh disiplin kerja sebesar 53,29%, sedangkan sisanya sebesar 46,71% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak didesain oleh peneliti misalnya motivasi pimpinan, lingkungan kerja maupun fasilitas tempat kerja yang tidak memadai. 2.3 Kerangka Pemikiran Hasibuan (2010 : 193) mengemukakan bahwa kedisiplinan merupakan fungsi operatif dari manajemen sumber daya manusia yang

19 terpenting karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi atau perusahaan mencapai hasil yang optimal. Penerapan kedisiplinan pada pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung merupakan suatu cara yang dilakukan oleh setiap organisasi untuk menilai sejauhmana prestasi yang dicapai oleh pegawai, sehingga apa yang menjadi tujuan dari sebuah organisasi dapat tercapai dengan baik. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat digambarkan paradigma kerangka pikir yakni : Organisasi Peraturan SDM Kedisiplinan Prestasi Kerja Tujuan Organisasi Gambar 2.1 : Paradigma Kerangka Pikir

20 2.4 Hipotesis Menurut Sugiyono (2011 : 64) Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan belum didasarkan pada fakta-fakta yang diperoleh melalui pengumpulan data. Berdasarkan kajian empiris dan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu diduga terdapat pengaruh kedisiplinan pegawai terhadap prestasi kerja pada Kantor Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Gorontalo.