BAB I PENDAHULUAN. Beberapa faktor yang cukup mendukung Medan menjadi destinasi utama wisatawan adalah :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM NOPEMBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Wisatawan Mancanegara (Wisman) melalui Pintu Masuk Makassar menurut Kebangsaan

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER 2011

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

Anggota Klaster yang terbentuk adalah sebagai berikut :

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM APRIL 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM JUNI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM MARET 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM JANUARI 2016

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN JULI 2016

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN MARET 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN FEBRUARI 2014

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU MARET 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN MEI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN AGUSTUS 2016

BAB I PENDAHULUAN kunjungan, mengalami penurunan sebesar 3,56 persen dibandingkan

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU APRIL 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN OKTOBER 2016

BADAN PUSAT STATISTIK PROPINSI KEPRI

Perkembangan Pariwisata

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN MEI 2015

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN JUNI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN APRIL 2015

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN JULI 2017

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN FEBRUARI 2015

Perkembangan Pariwisata Sulawesi Utara Bulan September 2017

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU MEI 2016

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN JUNI 2017

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN MEI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN NOVEMBER 2013

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2009

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN OKTOBER 2015

RENCANA DAN REALISASI INVESTASI DAN TENAGA KERJA PMDN MENURUT SEKTOR EKONOMI DI NTB TAHUN 2013

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2011

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA PROVINSI KEPULAUAN RIAU JANUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BERITA RESMI STATISTIK

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Bebas Visa K

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN JUNI 2016

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2017

BERITA RESMI STATISTIK

KATALOG BPS :

STUDI KINERJA INDUSTRI PARIWISATA Pertumbuhan Wisatawan, Perhotelan, Perjalanan Wisata, dan Transportasi

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN PMA TRIWULAN I TAHUN 2014

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2011

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2017

Cara Pemesanan: Spesifikasi: Customer Support: Harga : Rp

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

TABEL 62. PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI MENURUT NEGARA TUJUAN D.I YOGYAKARTA TAHUN


Perkembangan Pariwisata dan Transportasi Sulawesi Selatan. September 2017

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kota Medan ( ibukota propinsi Sumatera Utara ) berkembang menjadi kota metropolis ditandai dengan berdirinya gedung gedung tinggi dan mengesankan beberapa tahun terakhir ini. Perkembangan ini menyebabkan jumlah kepadatan penduduk di kota Medan akan semakin meningkat dan jumlah wisatawan dan investor akan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Beberapa faktor yang cukup mendukung Medan menjadi destinasi utama wisatawan adalah : Keterlibatan Indonesia dalam hubungan kerjasama multilateral, yaitu o Asean Free Trade Area o Asia Pasific Economic Coorperation o Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle. o Asean China Free Trade Agreement (ACFTA ) Dengan hubungan kerjasama di atas, kota Medan yang menjadi kota ketiga terbesar di Indonesia diyakini akan menjadi salah satu tujuan wisatawan mancanegara, terutama investor asing untuk menginvestasikan usaha di kota Medan. BKPM mencatat realisasi investasi triwulan I-2010 mencapai Rp 42,1 triliun atau mengalami kenaikan 24,6% dari realisasi periode yang sama pada tahun 2009 yang hanya Rp 33,8 triliun. Realisasi investasi itu mencakup 574 proyek yang terdiri dari investasi PMDN (dalam negeri) Rp 6,7 triliun sebanyak 150 proyek dan investasi PMA (asing) sebesar Rp 35,4 triliun atau US$ 3,8 miliar untuk 424 proyek. BKPM menargetkan realisasi investasi tahun 2010 bisa tumbuh diatas 15%, yaitu dari realisasi investasi tahun 2009 sebesar Rp 135 triliun ditargetkan bisa mencapai Rp 161,5 triliun Peningkatan nilai investasi oleh modal asing menunjukkan sebuah bukti bahwa pertumbuhan perekonomian akan semakin membaik. Selain perekonomian yang membaik, jumlah wisman yang berkunjung ke kota Medan mengalami peningkatan tiap tahunnya sebanyak 7,02 % yang dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini :

Tabel 1.1 Jumlah wisman yang datang ke kota Medan 2005-2009 Tahun 2009 2008 2007 2006 2005 Rata-rata Wisman 162.985 152.294 134.130 121.846 115.264 137.303 Sumber : BPS Propinsi Sumatera Utara, Medan Dalam Angka 2009 Dengan potensi potensi di atas, kota Medan sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia diyakini akan menjadi salah satu kota yang mendapat akibat dari lonjakan pertumbuhan investasi tersebut dimana akan menarik investor investor ke kota Medan. Gambar 1.1 Pertumbuhan Hotel Berbintang di Medan Menurut Harian Bisnis Indonesia, 19 Januari 2010 (gambar 1.1), kota Medan membutuhkan penambahan kamar setidaknya 2.000 unit lagi untuk memfasilitasi seluruh turis yang datang ke Sumut. Jumlah turis yang berkunjung ke Sumut memang masih terhitung dibawah standar. Namun kenyataannya sebagian turis mengaku kehabisan kamar ketika melancong ke Sumut. Berdasarkan data BPS dari Medan Dalam Angka 2009, perbandingan tingkat penghunian kamar dari tahun 2005 hingga 2010 (%) dapat dilihat pada tabel 1.2 di bawah sebagai berikut : Tabel 1.2 Perbandingan tingkat penghunian kamar dari tahun 2005 hingga 2010 (%) Tahun Juli 2010 2008 2007 2006 2005 * 28,20 33.8 46.2 50.5 54.6 ** 48.10 43.8 47.2 45.5 48.3 *** 66,68 60.39 57.07 60.61 50.79 **** 59.48 56.19 60.65 63.34 48.54 ***** 60.11 62.1 50.6 46.1 62.7 Sumber : BPS Propinsi Sumatera Utara, Medan Dalam Angka 2009 ;http://beritasore.com/2010/09/06/ Dari perbandingan tabel di atas dapat diperoleh bahwa, tingkat penghunian kamar hotel bintang 3 (***) merupakan hotel yang paling diminati dan mendominasi pasar. Adapun tabel tentang jumlah hotel, kamar dan tempat tidur dari tahun 2005 hingga 2008 di kota Medan dapat dilihat pada tabel 1.3 di bawah ini sebagai berikut :

Tabel 1.3 Jumlah hotel, kamar dan tempat tidur dari tahun 2005 hingga 2008 TAHUN / JENIS JUMLAH HOTEL KAMAR TEMPAT TIDUR 2005 147 5073 7438 2006 160 5654 8297 2007 165 5813 9121 2008 167 6277 10121 BINTANG * 12 529 766 BINTANG ** 1 67 144 BINTANG *** 9 890 1465 BINTANG **** 7 1196 2035 BINTANG ***** 3 700 2032 NON-CLASSIFIED 135 2895 3679 Sumber : BPS Propinsi Sumatera Utara, Medan Dalam Angka 2008 Minat terhadap hotel berbintang 3 lebih tinggi dibanding hotel bintang lainnya, tetapi jumlah kamarnya tidak mencukupi sehingga terjadi kasus overloaded seperti yang terjadi pada salah satu hotel bintang 3 seperti Hotel Madani walaupun memiliki 174 kamar masih belum mampu memenuhi pasar permintaan menurut pengelola hotel. Menurut Kepala Bagian Perhotelan Pemko Medan, Bapak Ali Aman ketika diwawancarai secara langsung menyatakan bahwa para pengunjung kota Medan pada umumnya lebih memilih hotel berbintang tiga atau empat, sedangkan bintang lima biasanya lebih banyak dikunjungi oleh para pengunjung yang berasal dari luar negeri. Kota Medan saat ini para pengunjung dengan tujuan bisnis sudah mencapai 50-60%. Adapun rata rata lama menginap tamu pada hotel / akomodasi lainnya menurut tahun dan kelas hotel / akomodasi lainnya di kota Medan tahun 2005 2008 terdapat pada tabel 1.4 dan tabel tentang jumlah wisatawan mancanegara yang datang menurut kebangsaan dan pintu masuk ke kota Medan tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 1.5 di bawah ini : Tabel 1.4 Rata rata Lama Menginap Tamu ( Mancanegara + Nusantara ) Pada Hotel / Akomodasi Lainnya Menurut Tahun dan Kelas Hotel di Kota Medan tahun 2005 2008 ( Hari ) Tahun / Bintang Bintang Bintang Bintang Bintang Melati Rata

Bulan 1 2 3 4 5 rata 2004 1.07 0.72 1.58 1.42 2.30 1.32 1.39 2005 1.23 0.92 1.7 1.59 2.23 1.14 1.43 2006 1.21 1.30 1.74 1.99 1.23 1.28 1.50 2007 1.13 1.40 1.37 1.88 1.25 1.17 1.38 2008 1.07 1.7 1.56 1.96 1.72 1.23 1.54 Sumber : BPS Propinsi Sumatera Utara, " Medan Dalam Angka 2008 " Tabel 1.5 Jumlah Wisatawan Mancanegara Yang Datang Menurut Kebangsaan dan Pintu Masuk ke Kota Medan tahun 2008 Kebangsaan Bandar Udara Pelabuhan Laut Jumlah Polonia Belawan ASEAN 88743 3366 92109 Brunei 79 0 79 Malaysia 76148 3142 79290 Philipina 935 52 987 Singapura 9919 19 9938 Thailand 1286 148 1434 Vietnam 122 2 124 Myanmar 118 2 120 Asean lainnya 136 1 137 Asia 13235 150 13385 Hongkong 1124 0 1124 India 1470 61 1531 Jepang 1754 28 1782 Korea Selatan 1253 36 1289 Pakistan 174 0 174 Bangladesh 122 0 122 Srilangka 74 3 77 Taiwan 2227 1 2228 RRC 4738 13 4751 Saudi Arabia 83 8 91 Bahrain 1 0 1 Lainnya 215 0 215 Eropa 16025 1278 17303

Austria 146 33 179 Belgia 362 43 405 Denmark 237 15 252 Perancis 1256 151 1407 Jerman 2390 195 2585 Italia 266 50 316 Belanda 6757 159 6916 Spanyol 409 28 437 Portugal 62 1 63 Swedia 177 48 225 Swiss 529 57 586 Inggris 2039 354 2393 Finlandia 122 63 185 Norwegia 223 11 234 Eropa barat lainnya 429 4 433 Rusia 180 23 203 Eropa timur lainnya 441 43 484 Amerika 3820 264 4084 Amerika Serikat 2880 149 3029 Kanada 651 94 745 Amerika Tengah 163 2 165 Amerika Selatan 126 19 145 Oceania 3137 147 3284 Australia 2791 122 2913 Selandia Baru 330 25 355 Lainnya 16 0 16 Afrika 619 23 642 Afrika Selatan 146 4 150 Mesir 76 19 95 Lainnya 397 1685 2082 Stateless 0 0 0 Lainnya 0 0 0

Jumlah 125579 7011 132590 Sumber : BPS Propinsi Sumatera Utara, " Medan Dalam Angka 2008 " I.2 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari perancangan proyek Hotel Bisnis Tembakau Deli ini adalah Memanfaatkan lahan terutama di pusat kota sebaik mungkin Menyediakan akomodasi bagi para pelaku kegiatan bisnis yang melakukan kegiatan bisnis Memenuhi pasar permintaan kurangnya kamar hotel Menyediakan fasilitas dan pelayanan yang baik dan nyaman bagi pengguna Menyediakan efektivitas bagi masyarakat melalui kemudahan pencapaian dalam melakukan aktivitas dalam satu lokasi Memanfaatkan potensi yang ada untuk meningkatkan kualitas dan karakter visual kota baik secara tatanan fisik maupun fungsional I.3 Masalah Perancangan Beberapa masalah perancangan dari kasus perencanaan proyek Hotel Bisnis Tembakau Deli antara lain : Bagaimana memahami dan menerapkan tema yang digunakan dan mewujudkannya dalam bangunan melalui tahapan perancangan. Bagaimana memanfaatkan lahan yang terbatas pada pusat kota Bagaimana merencanakan pencapaian/aksesibilitas yang mudah (easy accessibility). Bagaimana menciptakan ruang luar dan dalam yang nyaman untuk menunjang interaksi manusia dengan lingkungan di sekitarnya I.4 Pendekatan Masalah Perancangan Pendekatan yang dilakukan pada proyek Hotel Bisnis Tembakau Deli ini adalah : Studi pustaka untuk yang berkaitan langsung dengan judul dan tema yang diangkat untuk mendapatkan informasi dan bahan berupa literatur yang sesuai dengan materi yang berhubungan dengan perhotelan, referensi standarisasi, dan syarat yang dibutuhkan dalam perancangan Studi banding terhadap proyek dan tema sejenis dengan melihat keadaan yang sudah ada, sumber dapat berupa buku, majalah, internet dan sebagainya.

Studi lapangan mengenai kondisi sekitar lahan studi dan lingkungan fisik yang berhubungan dengan kasus proyek. I.5 Lingkup / Batasan Masalah Lingkup / Batasan dalam perencanaan dan perancangan proyek Hotel Bisnis Tembakau Deli meliputi : Perancangan hotel bisnis mall dengan memperhatikan potensi yang terdapat pada kawasan tersebut. Perancangan memperhatikan aspek fisik dan non fisik, seperti perancangan tapak, massa bangunan, estetika, pemakai, pengunjung, struktur, kebutuhan ruang, sirkulasi dalam, dan luar, fungsi bangunan di sekitar gaya bangunan, intensitas pembangunan di sekitarnya, dll. Batasan yang dirancang hanya berupa hotel, fasilitas yang ada di dalam site dan jalan di sekitarnya I.6 Asumsi Asumsi Asumsi asumsi dalam perancangan proyek Hotel Bisnis Tembakau Deli meliputi : Di asumsikan bahwa kondisi lahan dalam keadaan kosong / layak bangun Diasumsikan kepemilikan oleh pihak swasta Diasumsikan bahwa harga tidak menjadi masalah Diasumsikan bahwa keberadaan sosial budaya masyarakat setempat tidak menjadi suatu permasalahan yang dapat menghambat keberadaan dari proyek ini Diasumsikan bahwa sungai Deli telah ditata kembali

I.7 Kerangka Berpikir Adapun kerangka berpikir dalam perencanaan dan perencangan proyek Hotel Bisnis Tembakau Deli dapat dilihat pada diagram 1.1 di bawah ini Latar Belakang Keterlibatan Indonesia dalam hubungan kerjasama multilateral Peningkatan nilai investasi menurut BKPM Jumlah kunjungan wisatawan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun Kurangnya jumlah kamar hotel di Medan Minat wisman terhadap hotel bintang 3 sangat tinggi Maksud dan Tujuan Memanfaatkan lahan terutama di pusat kota sebaik mungkin Menyediakan akomodasi bagi para pelaku kegiatan bisnis yang melakukan kegiatan bisnis Memenuhi pasar permintaan kurangnya kamar hotel Menyediakan fasilitas dan pelayanan yang baik dan nyaman bagi pengguna Menyediakan efektivitas bagi masyarakat melalui kemudahan pencapaian dalam melakukan aktivitas dalam satu lokasi Memanfaatkan potensi yang ada untuk meningkatkan kualitas dan karakter visual kota baik secara tatanan fisik maupun fungsional Judul dan Tema Perancangan Judul Perancangan : Hotel Bisnis di Tembakau Deli Tema Perancangan : Green Architecture Perumusan Masalah Bagaimana memahami dan menerapkan tema yang digunakan dan mewujudkannya dalam bangunan melalui tahapan perancangan. Bagaimana memanfaatkan lahan yang terbatas pada pusat kota Bagaimana merencanakan pencapaian/aksesibilitas yang mudah (easy accessibility). Bagaimana menciptakan ruang luar dan dalam yang nyaman untuk menunjang interaksi manusia dengan lingkungan di sekitarnya Analisa Konsep Perancangan Umpan Balik Pra-Perancangan

I.8 Sistematika Penulisan Laporan Secara garis besar, urutan pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan, berisi kajian tentang latar belakang pembangunan pabrik daur ulang kertas, maksud dan tujuan, masalah perancangan, lingkup dan batasan, dan metode pendekatan. Bab 2 Tinjauan Umum, berisi tentang pembahasan mengenai pengertian, kriteria hotel, perkembangan hotel secara umum di dunia, di kota Medan Bab 3 Tinjauan Khusus, berisi tentang penjelasan proyek, potensi daerah, dan studi banding proyek sejenis. Bab 4 Elaborasi Tema, menjelaskan tentang latar belakang tema, pengertian tema yang diambil, keterkaitan tema dengan judul dan studi banding arsitektur dengan tema sejenis. Bab 5 Analisa, menjelaskan tentang analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema, serta kesimpulan. Bab 6 Konsep Perancangan, menjelaskan tentang berbagai konsep, entrance, zoning, fitur - fitur yang digunakan Bab 7 Gambar Perancangan