BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Biji Kemiri Sumber : Wikipedia, Kemiri (Aleurites moluccana) merupakan salah satu tanaman tahunan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman mete atau Anacardium occidentale.l sangat cocok untuk

: INDYA EKA YULIASARI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minyak nabati termasuk dalam golongan lipid yang dihasilkan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ekstraksi Biji Karet

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

PEMBUATAN MESIN PRESS HIDROLIK UNTUK PENGAMBILAN MINYAK DARI BIJI BIJIAN

LAPORAN TUGAS AKHIR GALUH CHYNINTYA R.P. NIM

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Bagian buah dan biji jarak pagar.

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

Kemiri berasal dari Maluku dan tersebar ke Polynesia, India, Filipina, Jawa, Australia dan kepulauan Pasifik, India Barat, Brazil dan Florida.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS,

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

BAB V METODOLOGI Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat Pembuatan Lem Tembak. No. Nama Alat Jumlah. 1. Panci Alat Pengering 1. 3.

III. METODOLOGI A. Bahan dan Alat 1. Alat 2. Bahan

BAB V METODOLOGI. Tahap pelaksanaan percobaan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : memanaskannya pada oven berdasarkan suhu dan waktu sesuai variabel.

BAB V METODOLOGI. Dalam pelaksanaan percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH PUTARAN OPTIK TERHADAP KONSENTRASI MINYAK KULIT BIJI METE DENGAN PENAMBAHAN PELARUT NON- POLAR MENGGUNAKAN POLARIMETER

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI PENGARUH JUMLAH PELARUT, SUHU DAN WAKTU EKSTRAKSI TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU CAIRAN KULIT BIJI METE (CASHEW NUT SHELL LIQUID) Oleh

OLEH: YULFINA HAYATI

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Thermodinamika Teknik Mesin

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan (Pembuatan Biodiesel)

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

MINYAK KELAPA. Minyak diambil dari daging buah kelapa dengan salah satu cara berikut, yaitu: 1) Cara basah 2) Cara pres 3) Cara ekstraksi pelarut

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan tanaman polong-polongan

PEMBUATAN BIODIESEL DARI ASAM LEMAK JENUH MINYAK BIJI KARET

PRESENTASI TUGAS AKHIR FINAL PROJECT TK Dosen Pembimbing : Ir. Sri Murwanti, M.T. NIP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN PENGOLAHAN METE 1

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dijadikan tanaman perkebunan secara besaar besaran, karet memiliki sejarah yang

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

III. METODE PENELITIAN

TANAMAN PENGHASIL PATI

METODE PENGUJIAN KADAR AIR DAN KADAR FRAKSI RINGAN DALAM CAMPURAN PERKERASAN BERASPAL

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEKANAN. Tahukah kamu apakah Tekanan itu? Sebelum mengetahui definisi tekanan, marilah kita memahami

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

EKSTRAKSI CASHEW NUT SHELL LIQUID (CNSL) DARI KULIT BIJI METE DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGEPRESAN

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

Mengapa Air Sangat Penting?

Disusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si

METODOLOGI PENELITIAN

PEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Hidrolik Sistem hidrolik adalah sistem penerusan daya dengan menggunakan fluida cair. Minyak mineral adalah jenis fluida yang sering dipakai. Prinsip dasar dari sistem hidrolik adalah memanfaatkan sifat bahwa zat cair tidak mempunyai bentuk yang tetap, namun menyesuaikan dengan yang ditempatinya. Zat cair bersifat inkompresibel. Karena itu tekanan yang diterima diteruskan ke segala arah secara merata. Sistem hidrolik biasanya diaplikasikan untuk memperoleh gaya yang lebih besar dari awal yang dikeluarkan. Fluida penghantar ini dinaikkan tekanannya oleh pompa yang kemudian diteruskan ke silinder kerja melalui pipa-pipa saluran dan katup-katup. Gerakan translasi batang piston dari silinder kerja yang diakibatkan oleh tekanan fluida pada ruang silinder dimanfaatkan untuk gerak maju dan mundur maupun naik dan turun sesuai dengan pemasangan silinder yaitu ara horizontal maupun vertikal. (Dhimas,2010) 2.2 Dasar-dasar Sistem Hidrolik Prinsip dasar dari sistem hidrolik berasal dari hukum Pascal, pada dasarnya menyatakan dalam suatu bejana tertutup yang ujungnya terdapat beberapa lubang yang sama maka akan dipancarkan kesegala arah dengan tekana dan jumlah aliran yang sama. Dimana tekanan dalam fluida statis harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: a. Tidak punya bentuk yang tetap, selalu berubah sesuai dengan tempatnya. b. Tidak dapat dimampatkan. c. Meneruskan tekanan ke semua arah dengan sama rata. 3

4 Gambar 1 memperlihatkan berisi cairan dan mempunyai luas penampang. Aplikasi beban F diletakkan di silinder kecil, Sehingga menghasilkan tekanan (P = F/A, beban dibagi luas penampang silinder) menurut hukum ini, pertambahan tekanan dengan luas rasio penampang silinder atau F = P.A. Gambar 1. Tekanan dalam fluida yang diberi gaya Gambar diatas sesuai denan hukum pascal, dapat diperoleh persamaan sebagai berikut : P = F A Dimana : P = Tekanan F = gaya tekan A = Luas Penampang Persamaan diatas dapat diketahui berdasarkan P dipengaruhi oleh besar kecilnya luas penampang dari pistone A. Dalam sistem hidrolik, hal ini dimanfaatkan untuk merubah gaya tekan fluida yang dihasilka oleh pompa hidrolik untuk menggeserkan silinder kerja maju dan mundur maupun naik/turun sesuai letak dari silinder. Daya yang dihasilkan silinder kerja hidrolik, lebih besar dari daya dikeluarkan oleh pompa. Besar kecilnya daya yang dihasilkan oleh silinder hidrolik dipengaruhi besar kecilnya luas penampang silinder kerja hidrolik. (Dhimas, 2010)

5 2.3 Mesin Press Hidrolik Mesin Press Hidrolik merupakan salah satu alat yang digunakan dalam pengambilan minyak nabati selain dengan menggunakan metode Ekstraksi Pelarut. Komponen utama pada Mesin Press Hidrolik ini adalah Dongkrak Hidrolik, dan didukung oleh komponen-komponen lain yaitu Tabung Pengepressan, plat penekan (Piston Pengepress), Handle, Frame dan tempat penampung minyak. Gambar 2. Alat Press Hidrolik 1. Dongkrak Hidrolik Merupakan suatu alat utama yang digunakan pada Mesin Press Hidrolik untuk memberikan tekanan pada bahan melalui Piston Penekan. 2. Tabung Pengepressan Merupakan bagian dari Mesin Press yang berfungsi untuk menampung bahan pada saat proses pengepressan yang berbentuk silinder dengan ketinggian tertentu dan dilengkapi dengan lubang lubang penyaring dengan diameter lubang ± 3 mm, pada sisi tabung bagian bawah maupun samping.

6 3. Plat Penekan (Piston Pengepress) Merupakan sumbat geser yang terpasang presisi di dalam tabung pengepressan. Plat penekan ini berfungsi untuk mengubah volume dari tabung pengepressan, menekan bahan di dalam tabung pengepressan ataupun kombinasi keduanya. 4. Handle ( Ulir ) Merupakan bagian mesin press hidrolik yang digunakan untuk mengatur batas maksimal bawah atau membantu dalam mengepress bahan selain dengan hidolik. 5. Tempat Penampung Minyak Merupakan tempat menampung minyak hasil pengepressan berbentuk loyang persegi dan dilengkapi dengan lubang sebagai tempat keluarnya minyak. 6. Unit Power Press Merupakan bagian dari press hidrolik yang berfungsi sebagai pusat kontrol dari press hidrolik. Power press dapat berfungsi untuk mengatur besarnya tekanan dan lama waktu pengepressan. 2.4 Tanaman Jambu Mete Gambar 3. Jambu Mete Tanaman jambu mete (Anacardium occidentale) termasuk famili Anacardiaceae. Yang dimaksud buah jambu mete ialah bagian tangkai yang

7 menggelembung sehingga menyerupai buah. Sedangkan buah yang sebenarnya yaitu buah batu berbentuk ginjal yang terdiri dari : biji berbelah dua, dengan kulit yang keras dan mengandung minyak. (Ketaren,1986) Menurut Taylor (1996), kedudukan taksonomi jambu monyet (Anacardium occidentale ) adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Phylum : Eudicots Class : Rosids Ordo : Sapindales Famili : Anacardiaceae Genus : Anacardium Species : Anacardium occidentale Buah jambu mete terdiri atas tiga lapisan, yaitu lapisan kulit keras, lapisan kulit ari, dan lapisan kernel. Gambar 4. Lapisan Kacang Mete (Sumber: Suprapti, 2004) Keterangan : A = Pericarp atau Kulit Luar B = Kernel atau Kacang C = Teste atau Kulit Ari

8 Tanaman jambu mete dapat hidup pada ketinggian 1-1200 meter dari permukaan air laut. Pertumbuhan tanaman jambu mete dipengaruhi oleh faktor iklim, ketinggian tempat dan pengairan. Suhu udara optimum berkisar 20-30 0 C. Curah hujan tidak mempengaruhi pertumbuhan jambu mete, sehingga dapat hidup pada derah kering maupun bercurah hujan besar. Negara asal jambu mete adalah Amerika Selatan termasuk negara Barzil, Peru dan Meksiko, kini telah menyebar luas ke negara tropis. Negara penghasil jambu mete antara lain Afrika dan India. Dalam dunia perdagangan biji mete dibagi dalam tiga golongan mutu yaitu whole, split, dan broken. Tanaman jambu mete pada hakekatnya merupakan tanaman yang berguna karena semua bagian dapat dipergunakan : Kulit batang dapat digunakan untuk menyamak kulit dan juga dapat untuk menyembuhkan penyakit sariawan Pucuk daun, banyak mengandung hormon dan vitamin C ytang digunakan sebagai lalab Sebagai bahan baku untuk pembuatan cider dan cuka, sedangkan daging buah digunakan untuk manisan, selai atau rujak Bagian kulit buah mengandung minyak yang dapat dipergunakan untuk bahan penahan air, bahan pengawet, rol mesin tik, perekat, dan tinta Bagian biji biasanya dimakan sebagai makanan ringan dan untuk membuat kue-kue (Ketaren, 1986)

9 2.4.1 Komposisi Daging Biji Jambu Mete Komposisi daging biji jambu mete dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Komposisi Daging Biji Jambu Mete Komponen Jumlah (%) Air 4,10 Protein 19,60 Minyak 47,20 Serat 1,00 Abu 2,70 Gula 6,80 Pati 10,70 (Sumber : Ketaren, 1986) 2.5 Minyak Biji Mete Biji jambu mete terdiri dari (kernel) dan kulit (shell), kedua bagian ini mengandung minyak. Biji jambu mete terdiri dari 70 persen kulit biji dan 30 persen daging biji. Kulit (shell) mengandung minyak sekitar 50 persen yang dikenal dengan cashew nut shell liquid (CNSL). Komponen minyak jambu mete ini terdiri dari asam anacardic sekitar 90 persen dan minyak cardol sebesar 10 persen. Biji jambu mete (kernel) mengandung minyak sekitar 47 persen. Komponen trigliseridanya tersusun dari asam lemak jenuh dan tak jenuh. (Ketaren, 1986)

10 2.5.1 Sifat Fisika dan Kimia Minyak Biji Mete Sifat fisika dan Kimia dari minyak biji mete dapat dilihat dalam tabel 2. Tabel 2. Sifat Fisika dan Kimia Minyak Biji Mete Karakteristik Nilai Bilangan penyabunan 180-190,6 Biangan iod 80,80-89,00 Bilangan asam 2,2-8,2 Bobot jenis 0,9155-0,9180 Warna Bentuk Kuning Cair (Sumber : Ketaren, 1986) 2.5.2 Komposisi Asam Lemak Penyusun Minyak Biji Mete tabel 3. Komposisi yang terkandung dalam minyak biji mete dapat dilihat dalam Tabel 3. Kompsisi Asam lemak dalam Minyak Biji mete Komposisi Jumlah (%) Asam lemak jenuh 10,10-18,80 Asam palmitat Asam stearat Asam arachidat Asam lignoserat 4,10-17,30 1,50-11,20 0,00-0,20 0,00-0,50 Asam lemak tidak jenuh Asam oleat 68,20-80,40

11 Asam tinoleat 0,00-21,70 (Sumber : Ketaren, 1986) 2.6 Proses Pengambilan Minyak Proses pengambilan minyak dilakuakan tergantung sifat alami miyak tersebut. Metode pengambilan minyak dari biji-bijian terdiri dari beberapa cara yaitu: a. Rendering Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi. Proses rendering merupakan proses yang menggunakan panas yang bertujuan untuk menggumpalkan protein pada dinding sel bahan dan untuk memecahkan dinding sel tersebut sehingga mudah ditembus oleh minyak yang ada di dalamnya. Menurut pengerjaannya rendering dibagi dalam dua cara yaitu wet rendering dan dry rendering. Wet Rendering Merupakan proses rendering dengan penambahan sejumlah air selama berlangsungnya proses tersebut. Cara ini dikerjakan pada ketel yang terbuka atau tertutup dengan menggunakan temperatur tinggi serta tekanan 40 sampai 60 pound tekanan uap (40-60 psi). Bahan yang akan diekstraksi ditempatkan pada ketel yang dilengkapi alat pengaduk, kemudian air ditambahkan dan campuran tersebut dipanaskan perlahanlahan sampai suhu 50 0 C sambil diaduk. Minyak yang terekstraksi akan naik ke atas dan kemudian dipisahkan. Peralatan yang digunakan adalah autoclave atau digester. Proses ini berlangsung selama 4-6 jam.

12 Dry Rendering Merupakan proses rendering tanpa penambahan air selama proses berlangsung. Cara ini dikerjakan dalam ketel yang terbuka dan dilengkap dengan steam jacket serta alat pengaduk (agitator). Bahan dimasukkan dalam ketel tanpa penambahan air. Bahan tadi dipanasi sambil diaduk. Pemanasan dilakukan pada suhu 220 0 F 230 0 F. Ampas bahan yang telah diekstraksi akan diendapkan pada dasar ketel. Minyak atau lemak yang dihasilkan dipisahkan dari ampas yang telah mengendap dan pengambilan minyak dilakukan dari bagian atas ketel. b. Pengepresan Mekanis Pengepresan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak, terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini untuk memisahkan minyak dari bahan yang berkadar tinggi (30-70 persen). Pengepresan mekanis ini diperlukan perlakuan pendhuluan sebelum minyak dipisahkan dari bijinya. Perlakuan pendahuluan tersebeut mencakup pembutan serpih, perajangan, dan penggilingan serta tempering atau pemasakan. Dua cara umum dlam pengepresan mekanis, yaitu: 1) pengepresan hidraulik dan 2) pengepresan berulir Pengepresan Hidraulik Pada cara hydraulic pressing, bahan dipress dengan tekanan 136 atm. Banyaknya minyak yang didapat tergantung lamanya pengepresan, tekanan yang dipergunakan serta kandungan minyak dari bahan asal. Tahap yang dilakukan dalam proses pemisahan minyak dengan cara

13 pengepresan yaitu perajangan, penggilingan, pemasakan dan pengepresan. Bahan yang mengandung minyak Minyak Kasar Ampas/Bungkil Perajangan Pengeperesan Penggilingan Pemasakan/ Pemanasan Gambar 5. Skema Cara Memproleh Minyak Dengan Pengepresan Pengepresan Berulir Cara expeller pressing memerlukan perlakuan pendahualuan yang terdiri dari proses pemasakan. Proses pemasakan berlangsung pada temperatur 240 O F dan dengan tekana sekitar 15-20 ton/inchi 2. Kadar minyak yang dihasilkan sekitar 2,5-3,5 persen. c. Ekstraksi Dengan Pelarut Prinsip dari proses ini adalah ekstraksi dengan melarutkan minyak dalam pelarut minyak atau lemak. Pelarut minyak atau lemak yang biasa dipergunakan dalam proses ekstraksi dengan pelarut menguap adalah petroleum eter, gasoline karbone disulfida, karbon tetraklorida, benzene, dan n-heksan. Jumlah pelarut menguap tidak boleh lebih dari 5 persen, bila lebih seluruh sistem harus diteliti lagi. 2.7 Pengujian Minyak 2.7.1 Penentuan Rendemen Rendemen adalah perbandingan jumlah (kuantitas) minyak yang dihasilkan dari ekstraksi tanaman. Rendemen menggunakan satuan

14 persen (%). Semakin tinggi nilai rendemen yang dihasilkan menandakan nilai minyak nabati yang dihasilkan semakin banyak. (Fahmi,2016) Jumlah rendemen yang didapat dapat dihitung dengan rumus berikut: %rendemen = Jumlah minyak yang dihasilkan Jumlah bahan sebelum diolah x 100 % 2.7.2 Bilangan Penyabunan Bilangan penyabunan adalah jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk menyabunkan satu gram minyak atau lemak. Besarnya bilangan penyabunan tergantung dari berat molekul. Minyak dengan molekul rendah akan memipunyai bilangan penyabunan yang lebih tinggi dari pada yang mempunyai berat molekul tinggi. Angka penyabuan dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut : 28.05 x (Titrasi blanko Titrasi contoh) Bilangan penyabunan = barat bahan (gr) 2.7.3 Bilangan Asam Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas, serta dihitung berdasarkan berat molekul dari asam lemak dan campuran asam lemak. Bilangan asam dinyatakan sebagai jumlah miligram KOH 0,1 N yang digunakan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak. Bilangan Asam = ml KOH x N KOH x 56.1 Berat contoh (gr)