ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN MAKRO EKONOMI TERHADAP BETA SAHAM SYARIAH PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX Endang Sulestari Fakultas Ekonomi Universitas Widya Dharma Agung Nugroho Jati Fakultas Ekonomi Universitas Widya Dharma Abstract Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh karakteristik perusahaan dan makro ekonomi terhadap beta saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) selama 2006-2013. Variabel-variabel yang diteliti adalah net profit margin, current ratio, debt to total assets, suku bunga, dan pertumbuhan ekonomi Data yang digunakan adalah data sekunder. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Analisis data menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan semua variabel independen berpengaruh terhadap beta saham syariah. Secara parsial, net profit margin, suku bunga, dan debt to total assets berpengaruh terhadap beta saham syariah, sedangkan current ratio dan pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh terhadap beta saham syariah. Kata kunci: beta saham syariah, net profit margin, current ratio, debt to total assets, suku bunga, dan pertumbuhan ekonomi PENDAHULUAN Investasi merupakan kegiatan muamalah yang sangat dianjurkan, karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki menjadi lebih produktif dan juga mendatangkan manfaat bagi orang lain. Untuk mengimplementasikan seruan investasi tersebut, maka harus diciptakan suatu sarana untuk berinvestasi. Banyak pilihan bagi setiap orang untuk berinvestasi. Salah satu bentuk investasi yang bisa digunakan adalah menanamkan hartanya di pasar modal. Secara faktual, pasar modal telah menjadi financial nerve centre (saraf finansial dunia) pada dunia ekonomi modern dewasa ini. Bahkan perekonomian modern tidak akan mungkin bisa eksis tanpa adanya pasar modal yang tangguh dan berdaya saing global serta terorganisir dengan baik. Sehubungan dengan itu, di tengah kemerosotan tingkat pertumbuhan ekonomi nasional yang juga berimbas ke sektor pasar modal, kini industri pasar modal Indonesia mulai melirik pengembangan penerapan prinsip-prinsip syariah Islam sebagai alternatif instrumen investasi dalam kegiatan pasar modal di Indonesia. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Pertama, dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi dan penambahan modal kerja, dan kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, dan reksa dana. Pilihan sarana investasi, salah satunya adalah investasi di pasar modal syariah. Menurut Jusmaliani (2008) pasar modal syariah dapat diartikan sebagai modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi. Prinsip-prinsip tersebut antara lain dilarangnya riba (bunga), gharar (ketidakpastian), dan maysir (judi). Dalam ajaran Islam, aturan pasar modal harus dibuat sedemikian rupa untuk menjadikan tindakan 223
spekulasi sebagai sebuah bisnis yang tidak menarik. Untuk itu, sekuritas yang diperjualbelikan didalamnya juga merupakan sekuritas-sekuritas yang tidak bertentangan dari ketiga prinsip tersebut. Pada 3 Juli 2000 PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang sekarang PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengeluarkan Jakarta Islamic Index (JII), yang merupakan hasil kerja sama dengan PT Danareksa Invesment Management. Dalam setiap kurun waktu tertentu, saham-saham yang masuk ke dalam bursa Jakarta Islamic Index ada sekitar 30 saham yang harus memenuhi kriteria syariah. Indeks saham Jakarta Islamic Index menggunakan hari dasar dalam penghitungan yaitu pada tanggal 1 Januari 1995 dengan nilai dasar yang sama seperti IHSG yaitu 100. Menurut Dewan Syariah Nasional, perlu dilakukan seleksi secara syariah agar dapat masuk dalam JII dengan beberapa kriteria tertentu yaitu: tidak menjalankan usaha perdagangan yang dilarang oleh syariah Islam termasuk perjudian, tidak menerapkan sistem riba, tidak terlibat dalam proses produksi dan perdagangan makanan atau minuman yang diharamkan secara syariah dan serta dapat merusak moral bangsa. Seleksi lain yang harus dilalui oleh saham emiten untuk bisa terdaftar di JII adalah saham sesuai dengan ketentuan dan prinsip syariah Islam dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan, kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar, saham tersebut memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimal 90%. Berdasarkan rata-rata kapitalisasi pasar terbesar dalam waktu setahun terakhir akan dipilih 60 saham perdagangan regular dalam kurun waktu setahun terakhir. Setiap enam bulan sekali pada awal Januari dan Juli, penentuan komponen indeks dikaji ulang. Berdasarkan data yang tersedia ke publik, jenis usaha emeiten akan diawasi dan dimonitor secara kontinyu, apakah mengalami perubahan signifikan atau tidak. Jika emiten melakukan perubahan jenis usahanya sehingga tidak lagi sesuai prinsip syariah maka akan dikeluarkan dari JII dan akan diganti saham dari emiten yang lain. Hal tersebut dilakukan untuk bisa menghilangkan saham-saham yang bersifat spekulatif karena seringkali memiliki likuiditas rata-rata nilai perdagangan regular tinggi dan tingkat kapitalisasi pasarnya rendah. Pasar modal, baik pasar modal konvensional maupun pasar modal syariah memperdagangkan beberapa jenis sekuritas yang mempunyai tingkat risiko yang berbeda. Saham merupakan salah satu sekuritas diantara sekuritas-sekuritas lainnya yang mempunyai tingkat risiko tinggi. Risiko tinggi tercermin dari ketidakpastian return yang akan diterima oleh investor di masa datang. Hal ini sejalan dengan definisi investasi menurut Sharpe dalam Tandelilin (2001), bahwa investasi merupakan komitmen dana dengan jumlah yang pasti untuk mendapatkan return yang tidak pasti di masa depan. Dengan demikian, ada dua aspek yang melekat dalam suatu investasi, yaitu tingkat pengembalian (return) yang diharapkan dan risiko tidak tercapainya return yang diharapkan. Risiko yang tinggi pada saham berhubungan dengan kondisi ekonomi makro, seperti resesi ekonomi, gejolak politik, dan lain sebagainya serta industri dan karakteristik perusahaan. Risiko dari sekuritas berupa risiko spesifik dan risiko sistematik. Risiko spesifik dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio yang baik. Risiko sistematik tidak dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio yang baik, dikarenakan risiko tersebut terjadi di luar perusahaan. Risiko sistematik juga disebut dengan beta karena beta merupakan pengukur dari risiko sistematik. Risiko sistematik dapat terjadi dikarenakan faktor ekonomi makro, industri, dan karakteristik perusahaan. Untuk mengukur risiko digunakan koefisien beta. Beta suatu sekuritas merupakan hal yang penting untuk menganalisis sekuritas atau portofolio. Beta sutu sekuritas menunjukkan kepekaan tingkat keuntungan suatu sekuritas terhadap perubahan-perubahan pasar. Jogiyanto (2010) menyatakan beta suatu sekuritas merupakan hal yang penting untuk menganalisis sekuritas atau portofolio karena beta menunjukkan kepekaan tingkat keuntungan suatu sekuritas terhadap perubahanperubahan pasar. Penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi beta atau risiko sistematik merupakan hal yang menarik untuk dilakukan karena sifat dari risiko ini yang akan selalu melekat pada setiap investasi 224
terutama investasi saham biasa. Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolok ukur (benchmark) kinerja suatu investasi pada saham yang berbasis syariah. Melalui indeks ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk mengembangkan investasi secara syariah. Investasi pada saham yang berbasis syariah berguna untuk investor agar dapat berinvestasi di bursa saham sesuai dengan ketentuan syariah Islam tanpa takut dengan dana ribawi, tidak bersifat spekulatif atau judi, dan semua transaksi dilaksanakan secara transparan. Penelitian mengenai pengaruh tingkat suku bunga, rasio profitabilitas, dan beta akuntansi terhadap beta saham syariah di Bursa Efek Jakarta antara lain dilakukan oleh Aruzzi dan Bandi (2003) yang menunjukkan bahwa bahwa variabel fundamental yang diajukan secara simultan tidak berpengaruh dengan beta saham. Penelitian Hamzah (2005) menunjukkan hasil bahwa kurs rupiah terhadap dollar dan produk domestik bruto, leverage dan profitabilitas berpengaruh terhadap beta saham syariah. Mutia dan Arfan (2010) menemukan bahwa dividend payout ratio dan capital structure berpengaruh terhadap beta saham. Muhayatsyah (2012) mengungkapkan bahwa secara parsial total asset turnover berpengaruh negatif terhadap beta saham syariah, sementara return on asset, dividend payout ratio, price to book value, inflasi, dan kurs tidak berpengaruh terhadap beta saham syariah. Julduha dan Kusumawardani (2013) melaporkan bahwa secara simultan net profit margin, current ratio, debt to asset ratio, dan tingkat suku bunga berpengaruh terhadap beta saham syariah. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali variabel-variabel ekonomi makro, dan karakteristik perusahaan yang mempengaruhi beta saham syariah karena terjadi ketidakkonsistenan temuan dari penelitianpenelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Peneliti tertarik untuk meneliti pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengambil judul Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Makro Ekonomi terhadap Beta Saham Syariah pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (Jii) Tahun 2006-2013. TINJAUAN PUSTAKA Beta Saham Beta merupakan suatu pengukur volatilitas return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar. Beta sekuritas i mengukur volatilitas return sekuritas i dengan return pasar. Dengan demikian beta merupakan pengukur risiko sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar. Secara definisi beta saham merupakan pengukur risiko sestematik dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap laba pasar (Jogiyanto, 2010). Beta suatu sekuritas atau portofolio ditunjukkan dengan koefisien beta yang diukur dengan slope yang diperoleh dari regresi return saham dengan return pasar. Beta=1, artinya bahwa setiap satu persen perubahan return pasar baik naik ataupun turun maka return saham atau portofolio juga akan bergerak sama besarnya mengikuti return pasar. Saham yang mempunyai nilai beta > 1 dikatakan sebagai saham agresif, artinya tingkat kepekaan saham tersebut terhadap perubahan pasar sangat tinggi atau dapat juga dikatakan memiliki risiko yang lebih besar dari tingkat risiko rata-rata pasar. Saham yang mempunyai beta < 1 mengindikasikan bahwa saham bersifat defensif (conservative), artinya saham tersebut kurang peka terhadap perubahan pasar dan memiliki risiko di bawah rata-rata pasar. Faktor-faktor yang mempengaruhi Beta Saham Beaver, Kettler, dan Scholes (dalam Hendiono dan Sulistyowati, 2014) melakukan pengujian hubungan antara faktor-faktor fundamental yang ada pada laporan keuangan terdiri dari variabel-variabel dividend payout, growth, leverage, likuiditas, ukuran asset, variabilitas laba, dan beta akuntansi dengan risiko sistematis atau beta. Dari ketujuh variabel, empat diantaranya mempunyai korelasi dengan tingkat signifikan 1%, baik untuk portofolio 1 perusahaan atau portofolio 5 perusahaan. Keempat variabel itu adalah dividend payout, leverage, earning variability, 225
dan accounting beta. Sedangkan tiga variabel lainnya yaitu assets growth, liquidity, dan assets size tidak mempunyai korelasi yang signifikan. Menurut Aruzzi dan Bandi (2003) perubahan return dan risiko disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor fundamental yang merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam perusahaan dan faktor ekonomi yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar perusahaan. HIPOTESIS Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H 0 : Tidak ada pengaruh karakteristik perusahaan dan makro ekonomi terhadap beta saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index. H a : Ada pengaruh karakteristik perusahaan dan makro ekonomi terhadap beta saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari database website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id, data saham syariah diperoleh dari Jakarta Islamic Index (JII). Tingkat suku bunga SBI dan pertumbuhan ekonomi diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan publik yang terdaftar di BEI dan termasuk ke dalam kelompok perusahaan berbasis syariah yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index tahun 2006-2013. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria perusahaan memberikan dividen dan menerbitkan laporan keuangan pada periode tahun 2006-2013. Variabel dalam penelitian ini adalah satu variable dependen yaitu beta saham syariah dan lima variable independen yaitu net profit margin, current ratio, debt to assets ratio, tingkat suku bunga, dan pertumbuhan ekonomi. Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linear berganda. Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah: Y = α + β1x1 + β2x2 +β3x3+β4x4+β5x5+ e Notasi : Y= Beta Saham Syariah; α = Konstanta; β1-β5 = Koefisien Regresi dari variabel independen; X1 = net profit margin; X2 = current ratio; X3 = debt to assets ratio; X4 = tingkat suku bunga; X5 = pertumbuhan ekonomi; e = error Pengujian regresi dilakukan setelah model penelitian ini memenuhi uji asumsi klasik, yaitu normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Setelah dalam pengujian klasik diperoleh hasil yang menunjukkan model regresi yang baik yaitu telah memenuhi asumsi normalitas residual dan bebas dari multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Hasil analisis regresi berganda sebagai berikut ini. Tabel 1. Hasil Pengujian Regresi Variabel Koefisien Regresi T Sig t Constant 2,524 Net Profit Margin 0,295 2,824 0,009 Current Ratio -0,002-0,017 0,987 Debt to Assets Ratio -7,354-0,287 0,008 Tingkat Suku Bunga 0,136 2,432 0,022 Pertumbuhan Ekonomi 0,015 0,160 0,874 N 32 Rsquare 0,396 Adj. Rsquare 0,279 F 3,405 Probabilitas 0,017 226
Dari hasil uji hipotesis, berdasarkan Uji F diketahui F hitung sebesar 3,405. sedangkan F tabel 2,59, sehingga F hitung > F tabel. sehingga Ho ditolak yang artinya ada pengaruh karakteristik perusahaan dan makro ekonomi terhadap beta saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2006-2013. Pengujian regresi secara parsial dengan uji t menghasilkan t hitung net profit margin 2,842 > t tabel, t hitung current ratio -0,017 < t tabel, t hitung debt to assets ratio -2.87 <t tabel, t hitung pertumbuhan ekonomi 2,432 > t tabel, t hitung tingkat suku bunga 0,160 < t tabel. dengan t tabel 1,70562. Artinya, net profit margin, debt to assets ratio, dan tingkat suku bunga berpengaruh terhadap beta saham. Sedangkan current ratio dan pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh terhadap beta saham. Pembahasan Dari hasil perhitungan beta saham syariah, rata-rata beta saham dari perusahaan sampel diperoleh hasil sebesar 0,264559. Hal ini menunjukkan bahwa beta < 1 yang artinya bahwa saham-saham perusahaan yang masuk dalam Jakarta Islamic Index (JII) bersifat defensif (conservative), artinya saham tersebut kurang peka terhadap perubahan pasar dan memiliki risiko di bawah rata-rata pasar. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Hamzah (2005) bahwa secara umum saham perusahaan yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index merupakan defensive stock atau risiko sistematik yang lebih kecil dibanding risiko pasar. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa ada pengaruh net profit margin terhadap beta saham syariah. Menurut Ulupui (dalam Julduha dan Kusumawardani, 2013) tingkat likuiditas perusahaan yang tinggi akan mengakibatkan harga saham naik dan jika harga saham naik, maka akan mengakibatkan return yang diterima investor menjadi meningkat. Return yang tinggi akan mengakibatkan risiko investasi juga tinggi. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada pengaruh debt to assets ratio terhadap beta saham syariah. Leverage yang semakin besar di dalam perusahaan semakin besar pula ketidaktetapan atau naik-turunnya tingkat pengembalian. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Julduha dan Kusumawardani (2013) yang melaporkan ada pengaruh debt to assets ratio terhadap beta saham syariah. Hasil analisis menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh terhadap beta saham syariah. Sedangkan tingkat suku bunga berpengaruh terhadap beta saham syariah. Jika tingkat suku bunga tinggi, maka akan mengakibatkan harga saham turun dan risiko investasi menjadi menurun. Sebaliknya, jika tingkat suku bunga rendah, maka akan mengakibatkan harga saham naik dan risiko investasi menjadi meningkat. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Aruzzi dan Bandi (2003) yang menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh tingkat suku bunga terhadap beta saham syariah. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil analisis dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Karakteristik perusahaan dan makro ekonomi yaitu net profit margin, current ratio, debt to total assets, suku bunga, dan pertumbuhan ekonomi secara simultan berpengaruh terhadap beta saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). 2. Secara parsial, net profit margin, debt to assets ratio, dan tingkat suku bunga berpengaruh terhadap beta saham. Sedangkan current ratio dan pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh terhadap beta saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Saran Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut. 1. Para investor syariah sebaiknya memperhatikan net profit margin, debt to assets ratio, dan tingkat suku bunga karena berpengaruh terhadap beta saham syariah. 227
2. Bagi penelitian selanjutnya perlu menambah atau mengganti variabel-variabel karakteristik perusahaan dan makro ekonomi lain yang diduga berpengaruh terhadap beta saham syariah. REFERENSI Aruzzi, M. I., dan Bandi, 2003, Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Rasio Profitabilitas, dan Beta Akuntansi Terhadap Beta Saham Syariah di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VI. Ghozali, I. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro.. 2006. Statistik Multivariat SPSS. Penerbit Badan Penerbit Universitas Diponegoro.. 2009. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hamzah, A. 2005. Analisa Ekonomi Makro, Industri dan Karakteristik Perusahaan terhadap Beta Saham Syariah. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo 2005. Hendiono, O dan C. Sulistyowati. 2014. Karakteristik Perusahaan dan Risiko Sistematik pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Manajemen Vol.3 No.2 Januari 2014. Fakultas Ekonomi Universitas Serang Raya Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Ed. 7. Yogyakarta: BPFE. Julduha, N. dan I. Kusumawardani. 2013. Pengaruh Net Profit Margin, Current Ratio, Debt to Assest Ratio, dan Tingkat Suku Bunga terhadap Beta Saham Syariah pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index. Jurnal Buletim Studi Ekonomi Vol. 18 No. 2 Agustus 2013. Jusmaliani. 2008. Investasi yang Islami. Yogyakarta: Kreasi Wacana. Muhayatsyah, A. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan dan Makro Ekonomi terhadap Return dan Saham Syariah pada perusahaan yang Konsisten di Jakarta Islamic Index. Jurnal Hukum Islam dan Ekonomi. Vol. 1 No. 2 Juli Desember 2012. STAIN Malikussaleh Lhoksemauwe. Mutia, E. dan M. Arfan. 2010. Analisis Pengaruh Dividen Payout Ratio dan Capital Structure terhadap Beta Saham : (Studi pada saham syariah dan non syariah perusahaan non keuangan di Bursa Efek Indonesia). Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta Tandelilin, E. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada. http://www.bi.go.id//. Diakses pada tanggal 5 Januari 2014. http://www.bps.go.id//. Diakses pada tanggal 6 Januari 2014. 228