BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani adalah pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. olahraga agar tercipta generasi yang sehat dan kuat. gerak sempurna yang dilakukan manusia dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting untuk membekali siswa

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan jasmani. Kegiatan diarahkan dan dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Zulia Rachim, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan jasmani di Indonesia khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sampai kapanpun dan

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan olahraga Nasional, seperti tercantum dalam Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. gerakan sesuai dengan usia dan pertumbuhan. Ciri utama makhluk hidup adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan cepat dari berjalan. Lari sprint menggunakan start atau tolakan jongkok,

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

BAB I PENDAHULUAN. normal, namun anak anak yang memiliki keterbelakangan mental juga

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang diinginkan.

O. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMPLB TUNADAKSA

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Sesuai dengan aktivitas yang di tekuni dan dilakukan seorang anak. Penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani,

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. misalnya dengan jalan memilih metode mengajar yang baik dan benar. Metode

O. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMPLB TUNARUNGU

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kwalitas setiap

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini berarti bahwa siswa harus belajar sesuatu dari padanya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting untuk menciptakan kehidupan yang berkualitas. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Seirama dengan kemajuan ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN. juga peran guru. Siswa dan guru harus berperan aktif dalam pembelajaran. Guru

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup, serta upaya dengan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip ilmu

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, melalui pendidikanlah suatu upaya mencetak sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran berolahraga bukan hanya akan mendapat kesehatan jasmani saja, namun

BAB I PENDAHULUAN. masalah smpai masalah tersebut dapat di pecahkan dengan baik. Untuk dapat. bermutu tinggi dan mampu berkompetensi secara global.

BAB I PENDAHULUAN. baik jasmani maupun rohani (Trisnowati tamat, 2007:1.5). Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai wadah pendidikan formal mempunyai tugas pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani adalah sejumlah aktivitas jasmani manusiawi yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan kemajuan pendidikan guna meningkatkan mutu dan kualitas. pendidikan adalah dengan pembaharuan sistem pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu hal yang paling sangat penting untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bola basket telah dipertandingkan pada PON I di kota Solo.

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pedidikan jasmani pada dasarnya bagian integral dari pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Mengajar serta mendidik merupakan perbuatan yang bermanfaat dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap orang di dalam

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama dinegara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. dan bermakna. Menurut Morse (1964) dalam Suherman (2000: 5) membedakan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola pelajaran itu sendiri. Hal tersebut bisa dipahami karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pada umumnya. Pendidikan jasmani merupakan usaha untuk. Pendidikan jasmani berperan sebagai sarana pembinaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan rekonstruksi aneka pengalaman dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan olahraga memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. lawan dan berusaha memasukan bola ke dalam jaring atau gawang lawan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengintensifkan peyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kualitas kehidupan bangsa ditentukan oleh faktor pendidikan. Pendididian

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan,pelatihan,pembinaan,pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki tersebut. Apabila tidak dikembangkan, maka akan

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

BAB I PENDAHULUAN. gerak sebagai aktifitas jasmani, maka dari itu besar bagi manusia untuk mengenal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini dunia khususnya olaharaga di Indonesia menunjukkan

Berbeda dengan bidang lain, misalnya pendidikan moral, yang penekanannya benar-benar pada

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat secara langsung, anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adi Maulana Sabrina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keterampilan olah raga tetapi pada perkembangan si anak seutuhnya.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar tertentu memberikan prestasi belajar yang baik. Untuk mendapat hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting bagi manusia untuk menunjang dalam

I. PENDAHULUAN. bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan. Pembekalan pengalaman belajar diarahkan untuk membina, sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan, bentuk - bentuk aktivitas fisik yang digunakan oleh siswa adalah bentuk gerak olahraga sehingga kurikulum pendidikan jasmani di sekolah memuat cabang - cabang olahraga. Karena melalui pendidikan jasmani peserta didik dapat mengembangkan kemampuan gerak dasar yang mendukung sikap (affective) dan perilaku (behavioral). Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, agar tercipta kondisi dan kegiatan belajar mengajar yang memungkinkan siswa tidak mengalami kesulitan dan mampu mencapai sasaran belajar maka perlu diperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi antara lain : faktor tenaga kerja, metode pengajaran, media atau alat, dan fasilitas olahraga. Pembelajaran pendidikan jasmani diharapkan dapat mengarahkan siswa untuk dapat beraktivitas olahraga agar tercipta generasi yang sehat dan kuat. Gerak yang dilakukan manusia bermacam - macam jenisnya, dari gerak yang paling sederhana seperti gerak yang dilakukan bayi dalam kandungan dan setelah lahir ke dunia, gerak dasar seperti gerak lokomotor, gerak non lokomotor serta gerak manipulatif yang dilakukan anak - anak sampai usia Sekolah Dasar, dan gerak sempurna yang dilakukan manusia dewasa. Pendidikan jasmani disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan sehingga bahan pelajaran pendidikan jasmani khususnya di Sekolah 1

2 Dasar, memuat pengenalan dasar - dasar kegiatan bermain dalam rangka pembentukan kebiasaan hidup sehat dan bugar serta membantu peserta didik mencapai pertumbuhan ke arah yang optimal. Pendidikan di Sekolah Dasar memiliki fungsi yang strategis untuk mengembangkan sumber daya manusia serta meningkatkan potensi yang ada pada diri anak. Dalam proses pembelajaran, siswa merupakan sasaran utama yang menjadi perhatian guru dimana siswa diharapkan menerima dan mewarisi ilmu pengetahuan yang diajarkan guru kepadanya. Keberhasilan pendidikan di Sekolah Dasar akan berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya karena di Sekolah Dasar anak mendapat dasar - dasar pengalaman belajar, karena pendidikan jasmani merupakan suatu bagian dari pendidikan secara keseluruhan yang mengutamakan aktivitas serta berperan dalam pembinaan dan pengembangan jasmani, mental, sosial, emosional, serasi, selaras, dan seimbang. Untuk pengembangan jasmani tersebut, guru pendidikan jasmani di Sekolah Dasar harus dapat menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai, yakni berdasarkan tahapan perkembangan karakteristik anak, sehubungan dengan itu kelemahan dalam pendidikan jasmani di Sekolah Dasar hendaknya teratasi, disamping itu pemilihan dan pengembangan materi juga harus disesuaikan dengan keadaan siswa di Sekolah Dasar, tetapi kenyataan yang terjadi tidak demikian kelemahan dalam pendidikan jasmani lebih banyak pada pengembangan model pembelajaran tidak sesuai dengan keadaan siswa di Sekolah Dasar. Hal itu disebabkan karena, masih saja guru menggunakan gaya pembelajaran dengan cara konvensional, gaya pembelajaran pendidikan jasmani yang menekankan

3 pembelajaran berpusat pada guru atau gaya mengajar komando dan guru tidak melihat potensi gerak yang ada pada anak, semua berdasarkan perintah guru, sehingga tidak terjadi aktivitas gerak sesuai dengan caranya anak bermain pada umumnya. Seiring dengan perkembangan zaman, sarana untuk beraktivitas pun mengalami perkembangan. Sekolah - sekolah mulai menggunakan berbagai macam bentuk kegiatan yang melibatkan siswa secara aktif, yang terjadi adalah anak tidak hanya belajar dan duduk mendengarkan guru memberikan materi, tetapi terlibat langsung dalam berbagai pelajaran yang membawa pada aktivitas tertentu dengan hasrat bergerak, semua potensi yang ada disekitarnya atau lingkungannya dioptimalkan sehingga anak benar - benar menikmati suasana belajar yang menyenangkan dan gembira sehingga tingkat keterlibatan dan intensitas gerak anak dapat dioptimalkan Penerapan metode belajar yang melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran pendidikan jasmani akan berpengaruh positif terhadap kekuatan, kelentukan, kelincahan. Ketika anak menunjukkan keaktifannya dan bergerak maka kemampuan gerak dasar anak sangatlah berperan. Adapun gerak dasar yang dimaksud adalah gerak lokomotor, non lokomotor dan manipulatif. Gerak lokomotor adalah gerak yang berpindah dari tempat semula ketempat yang lain. Contohnya jalan, lari dan lompat dan lain sebagainya. Gerak non lokomotor merupakan gerakan yang berporos pada suatu tempat. Contohnya menekuk, merentangan tangan, jongkok dan lain sebagainya. Sedangkan gerakan

4 manipulatif merupakan kemampuan mengkombinasikan gerakan lokomotor dan non lokomotor. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total, dari pada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Pada kenyataannya, pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Perlu diketahui bahwa kemampuan gerak dasar setiap individu berbedabeda, hal ini disebabkan karena pertumbuhan dan perkembangan setiap individu berbeda pula. Dari hasil observasi yang telah dilakukan, tidak tercapainya tujuan pembelajaran yaitu pembelajaran dribbling bola basket di kelas VI b SD Negeri 101784 Mabar dan kemudian menunjukkan hal yang lain, bahwa aktivitas gerak siswa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani tidak tercipta suasana belajar yang aktif dan menyenangkan sehingga siswa terlihat jenuh dan membosankan pada saat mengikuti proses pembelajaran pendidikan jasmani yang berlangsung pada saat itu. Ini dikarenakan guru yang kurang bisa memaksimalkan proses pembelajaran, guru kurang berkreasi dalam halnya melakukan proses pembelajaran yang berdampak dari kurangnya antusias siswa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, sarana dan prasarana yang ada tidak menjamin proses belajar mengajar pendidikan jasmani dapat terlaksana dengan maksimal tetapi guru seharusnya perlu mengambil suatu tindakan bagaimana caranya proses pembelajaran pendidikan jasmani bisa berjalan maksimal dengan

5 menciptakan proses belajar mengajar yang menyenangkan dan ikut melibatkan siswa secara aktif. Pendidikan yang kiranya tepat diterapkan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Dasar yakni melalui pendekatan bermain. Bermain tidak lepas dari kebiasaan anak seusia anak Sekolah Dasar, diharapkan melalui metode bermain proses pembelajaran pendidikan jasmani terlaksana sesuai dari tujuan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar. Kenyataan yang dijumpai di Sekolah Dasar Negeri 101784 Mabar, pendekatan pembelajaran melalui bermain atau melakukan permainan, proses belajar mengajar pendidikan jasmani tidak terlaksana, dimana proses pembelajaran untuk seorang anak mendapatkan kemampuan dan keterampilan secara menyeluruh baik fisik, mental maupun kecerdasan anak. Beranjak dari kenyataan tersebut, maka penulis menganggap harus ada cara yang tepat sehingga bisa memaksimalkan kemampuan guru pendidikan jasmani dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani di Sekolah Dasar. Ditambah lagi dengan minimnya kreativitas dan pengetahuan guru pendidikan jasmani pada Sekolah Dasar akan kemampuan untuk menerapkan metode belajar yang dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar siswa. Dalam pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan oleh peneliti nanti yakni melakukan kreasi permainan dribbling bola basket. Aktivitas bermain ini dibuat sedemikian rupa kiranya cocok dimainkan oleh anak Sekolah Dasar pada kelas VI dan sesuai dengan kurikulum yang ada, diharapkan mampu meningkatkan

6 kemampuan gerak dasar menggiring bola basket atau dribbling dengan cara bermain. Disamping itu pula pola pendekatan bermain diatas dirasa dapat menjadi alternatif bagi guru pendidikan jasmani tersebut, karena pola pendekatan ini mengarah kepada hasrat anak untuk beraktivitas layaknya seperti bermain, bermain ini mewakili unsur - unsur gerak dasar anak, serta tujuan pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Dasar yakni meningkatkan kebugaran dan dasar - dasar gerak anak tanpa harus mengabaikan masa - masa anak Sekolah Dasar yang identik dengan bermain. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai : Penerapan Model Pembelajaran Pendekatan Bermain Terhadap Hasil Belajar Dribbling Bola Basket Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 101784 Mabar Kecamatan Labuhan Kabupaten Deli Serdang Tahun Ajaran 2013-2014. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka dapat di identifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: Apakah penggunaan metode mengajar yang kurang efektif? Apakah minat siswa kurang dalam pembelajaran pendidikan jasmani? Apakah siswa cepat jenuh dan cepat bosan dalam pembelajaran pendidikan jasmani? Apakah proses belajar mengajar efektif dalam pembelajaran penjas? Apakah pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar dribbling bola basket pada siswa?

7 C. Batasan Masalah Mengingat luasnya masalah yang akan diteliti seperti yang tercantum dalam identifikasi masalah, serta untuk memudahkan dalam pelaksanaan penelitian yang akan dilaksanakan Adapun yang menjadi pembatasan masalah terdapat dalam variabel bebas dan variabel terikat, adapun variabel bebas yang menjadi pembatasan masalah adalah Penerapan Model Pembelajaran Pendekatan Bermain Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 101784 Mabar Kecataman Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang Tahun Ajaran 2013/2014. Sedangkan yang menjadi pembatasan masalah variabel terikatnya adalah dribbling bola basket. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini: Apakah Penerapan Model Pembelajaran Pendekatan Bermain dapat Meningkatkan Hasil Belajar Dribbling Bola Basket Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 101784 Mabar Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang Tahun Ajaran 2013/2014? E. Tujuan Penelitian Berlanjut dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar dribbling bola basket melalui model pembelajaran pendekatan bermain pada siswa kelas VI SD Negeri 101784 Mabar Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang Tahun Ajaran 2013/2014.

8 F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: 1. Sebagai masukan bagi guru pendidikan jasmani di Sekolah Dasar untuk menggunakan pendekatan bermain. 2. Peningkatan dan memperkaya ilmu pengetahuan terutama dalam hal keterampilan dribbling bola basket 3. Sebagai bahan pertimbangan untuk guru dalam memperbaiki proses pembelajaran terutama pada pembelajaran driblling bola basket. 4. Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk mengatasi belajar dribbling bola basket. 5. Sebagai penambahan wawasan bagi diri sendiri untuk bekal mengajar. 6. Peneliti sendiri agar dapat mengembangkan ilmu dan keterampilan lebih baik lagi terutama dalam hal meningkatkan dribbling bola basket. 7. Untuk guru pendidikan jasmani di Sekola Dasar Negeri 101784 Mabar sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran penjas di Sekolah Dasar.