1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah HIV/AIDS telah menjadi pandemik yang mengkhawatirkan masyarakat dunia, karena disamping belum ditemukan obat dan vaksin untuk pencegahan, penyakit ini juga memiliki window periode dan fase asimptomatik (tanpa gejala) yang relatif panjang dalam perjalanan penyakitnya. Hal diatas menyebabkan pola perkembangannya seperti fenomena gunung es (iceberg phenomena). Jumlah kasus HIV/AIDS dari tahun ketahun diseluruh bagian dunia terus pun meningkat meskipun berbagai upaya preventif terus dilakukan. Tidak ada negara yang tidak terkena dampak penyakit ini (DEPKES RI, 2006). Dari data Statistik Kementrian Kesehatan RI Kasus HIV/AIDS di Indonesia dari bulan Januari sampai Desember tahun 2011, melaporkan jumlah komulatif kasus baru HIV di indonesia sudah mencapai 21.031 kasus baru. Sedangkan komulatif kasus baru AIDS di tahun 2011 sebanyak 4.162 kasus. Jawa Tengah menempati kasus HIV terbanyak peringkat ke-7dengan 1.057kasus, dan menempati peringkat ke-4 kasus AIDS pada tahun 2011 dengan 412 kasus. Kumulatif AIDS pada Anak Sekolah/ Mahasiswa ada 885 kasus dan pada tahun 2011 tercatat ada 78 Kasus (Laporan Perkembangan HIV/AIDS Dirjen PP & PL Kemenkes RI, 2012). Data statistik dari Dinas Kesehatan Kota Semarang (2012), mencatat HIV/AIDS di Semarang dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami peningkatan jumlah penderita yang sangat banyak, yaitu dari 348 kasus menjadi 486. Dan jumlah tersebut merupakan jumlah kasus terbanyak dalam kurun waktu 11 tahun terakhir. Jumlah penderita AIDS disemarang pada kategori umur 21-30 tahun sebanyak 52 kasus dari tahun 2007-Januari 2012. 1
2 Terdapat seorang perawat di Rumah Sakit di Yorkshire (2010) yang terinfeksi HIV/AIDS, sehingga lebih dari 500 pasien di tawari untuk melakukan test HIV karena berita tersebut. Menurut laporan situs www.avert.org (2001), di Amerika Serikat terdapat 57 kasus tenaga kesehatan yang terinfeksi HIV akibat resiko pekerjaan. Dari 57 kasus, 24 kasus diantaranya (terbanyak) dialami oleh perawat. Namun, menurut keterangan dari seorang pejabat di Dinas Kesehatan Kota Semarang, belum pernah ditemukan perawat yang terinfeksi HIV. Pasien yang mengidap HIV/AIDS tentunya tidak dapat dipisahkan dari sarana kesehatan (Rumah Sakit) setempat yang ada. Dari sebagian kasus HIV/AIDS yang ada, memerlukan rawat inap di Rumah Sakit. Dengan kasus HIV/AIDS di semarang yang mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi 427 kasus, dari tahun 2010 yang hanya 285 kasus dan 59 AIDS. Dan paling banyak laporan tersebut yaitu dari Rumah sakit dr. Kariadi (Antara, 2012). Dalam hal ini tentunya perawatlah yang berperan dalam menjaga pasien sampai pasien boleh pulang. Dan resiko untuk tertular pun sangat besar dari pasien ke perawat maupun perawat ke pasien. Mahasiswa perawat pun juga beresiko tertular HIV/AIDS sat mereka merawat mereka. 60 persen jumlah tenaga kesehatan termasuk orang yang paling beresiko tertular HIV/AIDS, dikarenakan mereka kontak langsung dengan media penularan HIV/AIDS (The Global jurnal, 2012). Salah satu faktor yang mempengaruhi pencegahan HIV/AIDS adalah pengetahuan. Dalam penelitian Palupi Sri (2011), mengenai hubungan antara pengetahuan perawat mengenai infeksi nosokomial dengan tindakan perawat terhadap pencegahan infeksi nosokomial di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan menyimpulkan bahwa pengetahuan sangat berpengaruh terhadap tindakan yang dilakukan perawat. Hasil penelitian Juliastika (2011), menyebutkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan praktek penggunaan kondom untuk pencegahan HIV/AIDS oleh para wanita pekerja seks dikota manado. Dan
3 mungkin bila para perawat sudah mempunyai pengetahuan pencegahan HIV/AIDS, maka resiko untuk tertular HIV/AIDS dirumah sakit akan lebih kecil. Dan pengetahuan itu mulai didapatkan salah satunya dari pendidikan ketika masih di Akademik. Dalam penelitian Hardjanti, T.S (2010) pada mahasiswa D-3 Keperawatan FIKKES UNIMUS didapatkan pengetahuan kurang tentang HIV/AIDS sebanyak 29 orang (52,7%), dan praktek pencegahan kurang tentang HIV/AIDS sebanyak 28 Orang (50,9%). Hasil penelitian menunjukan ada hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS dengan praktek pencegahan HIV/AIDS. Mahasiswa semester VIII Program Studi S-1 Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang yang berjumlah 123 orang Mahasiswa, adalah calon tenaga kesehatan yang memiliki potensi untuk tertular HIV/AIDS. Berdasarkan studi pendahuluan dengan kuesioner terhadap 10 mahasiswa, menyatakan yang berpengetahuan sangat baik tentang HIV/AIDS ada 1 orang, yang berpengetahuan baik ada 2 orang, yang berpengetahuan cukup ada 2 orang, dan yang berpengetahuan kurang ada 5 orang. Paling banyak mahasiswa menjawab salah mengenai cara penularan HIV/AIDS. 4 Orang Mahasiswa menjawab peralatan makan bekas penderita positif HIV dapat menularkan HIV/AIDS, 4 orang menjawab penggunaan toilet bersama dapat menularkan HIV dan 6 orang menjawab berciuman dapat menularkan HIV. Dari fenomena yang terjadi diatas peneliti ingin melakukan penelitian Gambaran Pengetahuan tentang Pencegahan HIV/AIDS Mahasiswa S-1 Keperawatan Semester VIII Universitas Muhammadiyah Semarang. B. Rumusan Masalah Semakin tahun jumlah kasus HIV/AIDS semakin meningkat, karena disamping belum ditemukan obat dan vaksin untuk pencegahan, penyakit ini juga memiliki window periode dan fase asimptomatik
4 (tanpa gejala) yang relatif panjang dalam perjalanan penyakitnya. Hal diatas menyebabkan pola perkembangannya seperti fenomena gunung es (iceberg phenomena). Jumlah kasus HIV/AIDS dari tahun ketahun diseluruh bagian dunia terus pun meningkat meskipun berbagai upaya preventif terus dilakukan. Beberapa penderita positif HIV/AIDS tentunya akan dirawat di Rumah Sakit, dan perawatlah yang akan kontak langsung dengan para pasien. Hal ini akan meningkatkan resiko tertular HIV/AIDS. Mahasiswa semester VIII Program studi S-1 Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang, merupakan calon tenaga kesehatan yang memiliki potensi tertular HIV/AIDS. Dari 10 orang Mahasiswa yang diberikan kuesioner mengenai pengetahuan tentang HIV/AIDS, 4 Orang menjawab peralatan makan bekas pasien positif HIV dapat menularkan HIV, 4 orang menjawab memakai toilet bersama dapat menularkan HIV, dan 6 orang menjawab berciuman dapat menularkan HIV. Oleh karena itu mereka memerlukan pengetahuan tentang pencegahan HIV/AIDS agar tidak tertular ketika kontak langsung dengan pasien positif HIV maupun yang belum diketahui positif HIV. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Gambaran Pengetahuan tentang Pencegahan HIV/AIDS Mahasiswa S-1 Keperawatan semester VIII Universitas Muhammadiyah?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan tentang Pencegahan HIV/AIDS Mahasiswa S-1 Keperawatan semester VIII Universitas Muhammadiyah Semarang.
5 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus pada penelitian ini adalah : a. Mendeskripsikan karakteristik mahasiswa S-1 keperawatan semester VIII Universitas Muhammadiyah Semarang. b. Mendeskripsikan sumber informasi pengetahuan tentang pencegahan HIV/AIDS mahasiswa S-1 keperawatan semester VIII Universitas Muhammadiyah Semarang. c. Mendeskripsikan pengetahuan umum tentang pencegahan HIV/AIDS mahasiswa S-1 keperawatan semester VIII Universitas Muhammadiyah Semarang. d. Mendeskripsikan pengetahuan tentang pencegahan HIV/AIDS mahasiswa S-1 keperawatan semester VIII Universitas Muhammadiyah Semarang D. Manfaat Penelitian. Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberi manfaat : 1. Bagi peneliti Untuk memperkaya wawasan dan pengalaman peneliti dalam melakukan dan mengembangkan penelitian dimasa yang akan datang khususnya tentang pencegahan HIV/AIDS. 2. Peneliti dan Peneliti Selanjutnya Menambah pengalaman dan wawasan bagi peneliti sendiri dalam melakukan penelitian kesehatan, serta sebagai tambahan bahan pertimbangan dalam mengembangkan penelitian tentang pengetahuan pencegahan HIV-AIDS. 3. Institusi keperawatan a. Memberikan gambaran tentang karakteristik tingkat pengetahuan pencegahan HIV/AIDS pada mahasiswa S-1 Keperawatan semester VIII Universitas Muhammadiyah Semarang. b. Menambah studi kepustakaan tentang metode penelitian deskriptive kesehatan, sehingga dapat dijadikan masukan bagi institusi dalam menangani masalah penelitian kesehatan pada mahasiswa.
6 4. Perawat Perawat dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang permasalahan pada pengetahuan mahasiswa S-1 Keperawatan semester VIII Universitas Muhammadiyah Semarang tentang pencegahan HIV/AIDS, sehingga mampu memilih strategi yang efektif dalam meningkatkan pengetahuan pencegahan HIV-AIDS pada Mahasiswa S1 Keperawatan semester VIII Universitas Muhammadiyah Semarang. E. Bidang Ilmu Bidang keilmuan yang terkait dengan penelitian ini adalah ilmu keperawatan Komunitas. F. Originalitas Penelitian Tabel 1.1 Originalitas Penelitian NO Nama/Tahun JUDUL DESAIN HASIL 1 Juliastika., Korompis, Grace E. C., Hubungan Pengetahuan Tentang HIV/AIDS Dengan Sikap Dan Tindakan Penggunaan Kondom Potong lintang yang bersifat analitik Pengetahuan responden tentang HIV/AIDS kurang (53,55%), sikap baik dalam menggunakan &Ratag, Budi Pria Pada Wanita Pekerja Seks dengan kondom (64,79%), tindakan T/2011 Dikota Manado. purposive tidak selalu menggunakan sampling kondom (66,19%). Variabel pengetahuan tidak berhubungan dengan sikap (p:0,092) dan pengetahuan berhubungan bermakna dengan tindakan 2 Hardjanti, Triana Sari/2010 3 Dalimunthe, Endha Mora/2008 4 Wijaya, Cindy/2009 Hubungan tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS dengan praktek pencegahan HIV/AIDS di D-III Keperawatan UNIMUS Perilaku Mahasiswa Universitas Sumatra Utara Tentang Penularan HIV di kota Medan tahun 2008 Tingkat pengetahuan dan sikap remaja dalam mencegah HIV/AIDS di SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN Metode survei, Cros sectional dengan total sample Descriptive kuantitativede ngan proporsionel random sampling Deskriptif dengan stratified random sampling. penggunaan kondom (p:0.022) Ada hubungan bermakna dengan tingkat pengetahuan dengan praktek pencegahan HIV/AIDS. Dengan pengetahuan kurang 52,7% dan praktek kurang 50,9%. Kategori pengetahuan baik sebesar 90,1%, sedang 5,5% dan kurang 4,4%. Sikap baik 86,8%, sedang 5,5%, kurang 7,7%. Dan tindakan baik 70,3%, sedang 24,2%, dan kurang 5,5%. Tingkat pengetahuan siswasiswi dalam mencegah HIV/AIDS berada pada kategori baik 54,8%, sedangkan sikap dalam kategori cukup 72,0%cara akses siswa-siswi mendapatkan informasi adalah dari TV/Radio 33,3%.