BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan infrastruktur dalam bidang industri memerlukan energi yang sangat besar, terutama energi yang efektif dan efisien. Saat ini semua sumberdaya energi di dunia masih bergantung pada sumberdaya energi fosil. Sedangkan perlu diperhatikan bahwa cadangan enegi ini sudah semakin menipis di bumi ini. Untuk itulah diperlukan adanya energi alternatif untuk menggantikan minyak bumi dan gas alam. Berdasarkan letak geografisnya, Indonesia memiliki keadaan alam yang berpotensi mengandung sumber energi. Ketersediaan jumlah energi di Indonesia sangatlah besar. Selain minyak bumi dan gas alam, terdapat pula sumber energi lain yaitu batubara. Untuk menghadapi permintaan sumberdaya energi global, maka sangat dibutuhkan banyak pencarian tambang batubara baru. Sehingga dapat mengurangi efek ketergantungan terhadap energi fosil seperti saat ini. Karena dianggap sebagai salah satu energi alternatif yang potensial, maka beberapa pakar energi dunia telah mengembangkan berbagai macam metode untuk meningkatkan produksi, baik secara eksplorasi daerah yang diperkirakan memiliki cadangan batubara dan juga peningkatan kualitas kalori dari batubara itu sendiri. Negara Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki iklim ideal untuk terbentuknya batubara. Dan dengan beberapa penelitian telah terbukti bahwa di beberapa daerah ditemukan kandungan batubara yang besar. Kegiatan eksplorasi detil sangat diperlukan untuk mencari daerah yang potensial mengandung batubara. Kegiatan eksplorasi batubara dapat dilakukan melalui penelitian di lapangan yang meliputi pemetaan topografi, studi geologi regional, pemetaan geologi, analisis geomorfologi, analisis stratigrafi dan struktur di daerah penelitian. 1
Hasil kegiatan eksplorasi tersebut adalah berupa peta yang menunjukkan pola persebaran, karakteristik perlapisan serta perhitungan sumberdaya batubara di daerah penelitian. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik pada Program Studi Teknik Geologi, Institut Teknologi Bandung. Penelitian ini merupakan Tugas Akhir untuk mendapatkan gelar strata satu Sarjana pada bidang geologi. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi geomorfologi, stratigrafi dan struktur geologi daerah penelitian, serta karakteristik dan sumberdaya endapan batubara di daerah penelitian yang dituangkan dalam bentuk laporan. Laporan tersebut merupakan hasil kajian dari pengamatan di lapangan, peta lintasan, peta geomorfologi, peta geologi, penampang geologi dan peta batubara. 1.3 Lokasi dan Kondisi Umum Daerah Penelitian Berdasarkan peta rupa bumi Indonesia lembar Amuntai skala 1:50.000 yang diterbitkan oleh Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) dan peta administratif, daerah penelitian terletak di Kabupaten Tabalong yang berada di wilayah utara Propinsi Kalimantan Selatan. Secara geografis terletak antara 1 38 45.5-1 41 28.3 LU dan 115 20 29.4-115 25 52.9 BT. Batas proivinsi di sebelah utara dan sebelah timur adalah Propinsi Kalimantan Timur, sebelah selatan dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara dan sebelah barat dengan Propinsi Kalimantan Tengah. Kabupaten Tabalong mempunyai luas wilayah 3.946 Km² atau 394.600 Ha, yang terbagi atas 12 kecamatan, 7 kelurahan, dan 124 desa. 2
Gambar 1.1 Peta Lokasi Penyelidikan di daerah Kabupaten Tabalong Daerah penelitian terletak ± 100 km dari Kota Banjamasin ke arah Utara menuju perbatasan provinsi dengan Kalimantan Timur. Daerah ini merupakan daearah perhutanan milik PT Aya Yayang Indonesia yang luasnya 90. 000 hektar. Daerah ini dapat dicapai melalui kenderaan darat baik roda empat maupun roda dua melalui jalan aspal sampai dengan Desa 3
Amuntai, kemudian berganti dengan jalan logging sampai dengan basecamp PT. Aya Yayang Indonesia di kecamatan Muara Uya. Sehingga untuk mencapai daerah tersebut dibutuhkan waktu selama ±8 jam. Daerah penelitian termasuk daerah dataran rendah yang dikelilingi dengan perbukitan bergelombang, dan perbukitan karst berlereng terjal. Elevasi ketinggian mencapai 100-275 m di atas permukaan laut. Daerah ini umumnya terdiri dari hutan primer dan sekunder, perkebunan karet. Sarana transportasi pada daerah penelitian merupakan jalan tanah yang bisa dilalui kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua, maupun jalan setapak yang harus dilalui berjalan kaki. Penduduk di daerah penyelidikan pada umumnya terdiri dari penduduk asli Suku Dayak dan Suku Banjar serta sebagian pendatang yang berasal Suku Jawa, Sunda, Flores, dan sebagian kecil Suku Batak. Para penduduk di daerah tersebut bekerja sebagai pedagang, petani, peternak, pencari kayu atau perintis hutan serta pegawai negeri. 1.4 Permasalahan Permasalahan umum yang akan dibahas mengenai daerah penelitian adalah kondisi geologi secara umum yang meliputi kondisi geomorfologi, stratigrafi dan struktur geologi serta permasalahan khusus berupa karakteristik dari lapisan batubara meliputi pola penyebaran, perhitungan sumber daya, dan kualitas batubara. 1.4.1 Geomorfologi Bentuk geomorfologi suatu daerah mencerminkan kondisi geologi daerah tersebut, sehingga dapat ditafsirkan interpretasi geologinya melalui peta topografi maupun dengan pengamatan langsung bentang alam di lapangan. Permasalahan geomorfologi mencakup pengelompokan bentuk alam, pola aliran sungai, bentuk-bentuk erosi, sehingga dapat menentukan tahapan geomorfik dan morfogenesanya. 4
1.4.2 Stratigrafi Stratigrafi yang terdapat pada daerah penelitian termasuk ke dalam Formasi Tanjung, Formasi Berai dan Formasi Kasale. Masalah yang akan dibahas meliputi penyebaran dan ketebalan satuan batuan, ciri litologi, hubungan antar satuan batuan, penentuan lingkungan pengendapan serta umur pembentukannya. 1.4.3 Struktur Geologi Dan Tektonik Secara regional, struktur geologi yang berkembang berarah timurlaut-baratdaya. Faktor-faktor penyebabnya akan dibahas mencakup arah gaya dan jenis-jenis struktur geologi yang terbentuk (termasuk klasifikasi dan polanya). Sehingga dapat ditentukan pola dan arah tegasan utama serta mekanisme pembentukan struktur geologi. 1.4.4 Batubara Batubara di daerah penelitian di temukan pada Formasi Tanjung bagian atas. Sehingga formasi ini dapat diintepretasikan sebagi formasi pembawa batubara. Hubungan antara kehadiran batubara pada formasi ini juga akan dibahas dengan menjelaskan karakteristik lapisan berupa geometri, perhitungan sumberdaya dan kualitas batubara. 1.5 Pendekatan Masalah Pendekatan masalah dilakukan dengan penelitian lapangan meliputi pengamatan singkapan, pembuatan profil singkapan, pengukuran jurus dan kemiringan lapisan batuan, pengukuran unsur-unsur struktur, pengambilan sampel batuan dan batubara, foto dan sketsa singkapan, dan menentukan posisi geografis singkapan. Selain itu juga dilakukan dengan analisis laboratorium di Program Studi Teknik Geologi ITB meliputi analisis petrografi, mikropaleontologi, dan granulometri. Sedangkan data analisis kualitas batubara berasal dari laboratorium perusahaan PT. Geoservice. 1.5.1 Tahapan Penelitian Penelitian dilakukan dengan 4 (empat) tahap penelitian meliputi tahap pendahuluan, tahap penelitian lapangan, tahap pengolahan dan analisis data, dan tahap penyusunan laporan. 5
Tahap Pendahuluan Geologi Regional Literatur Batubara Perencanaan Awal Peta Topografi Citra Satelit (SRTM) Tahap Penelitian Lapangan Geomorfologi Stratigrafi Struktur Sumber Data Tahap Pengolahan dan Analisis Geologi Batubara Analisis Petrografi Analisis Granulometri Analisis Mikropaleontologi Analisis Kualitas Perhitungan Sumberdaya Tahap Penyusunan dan Penyajian Laporan Laporan Geologi dan Potensi Sumberdaya Batubara Daerah Dambung Raya, Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan Peta Lintasan Peta Geomorfologi Peta Geologi Peta Batubara Kesimpulan Sejarah Geologi Gambar 1.2 Diagram Alir Penelitian 6
1.5.2 Tahap Pendahuluan Tahap ini merupakan tahapan pertama yang dilakukan sebelum melakukan pekerjaan lapangan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran umum daerah penelitian, sehingga dapat dijadikan acuan dalam menentukan lama dan biaya penelitian selama di lapangan. Adapun hal-hal yang dilakukan dalam tahap ini meliputi : 1. Studi literatur dari laporan peneliti terdahulu meliputi geologi regional dan geologi daerah penelitian. 2. Studi literatur tentang batubara meliputi lingkungan pengendapan, proses pengendapan, dan lapisan pembawa batubara. 3. Penyediaan peta geologi regional dan peta rupa bumi Indonesia serta citra satelit daerah penelitian. 4. Penyusunan jadwal perkiraan lama dan biaya penelitian. 1.5.3 Tahap Penelitian Lapangan Tahap ini merupakan tahap pengambilan data lapangan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran sesungguhnya dari daerah penelitian untuk mengetahui kondisi geologi dan endapan batubara daerah penelitian. Adapun hal-hal yang dilakukan dalam tahap ini meliputi : 1. Pengamatan dan deskripsi singkapan, 2. Pembuatan profil singkapan, 3. Pengukuran unsur-unsur struktur, 4. Pengambilan sampel batuan, 5. Foto dan sketsa singkapan, 6. Posisi geografis singkapan. 1.5.4 Tahap Pengolahan dan Analisis Data Tahap ini merupakan tahap pengolahan semua data yang diperoleh dari penelitian lapangan maupun data kualitas batubara dari perusahaan untuk kemudian dianalisis dalam pekerjaan di studio maupun laboratorium. Tujuannya adalah untuk menginterpretasi kondisis geologi dan endapan batubara daerah penelitian secara komprehensif. Adapun halhal yang dilakukan dalam tahap ini meliputi: 7
1. Pekerjaan studio yaitu pembuatan peta lintasan, pembuatan peta geomorfologi, pembuatan peta dan penampang geologi, dan pembuatan peta batubara. 2. Pekerjaan laboratorium yaitu analisis petrografi, analisis mikropaleontologi, analisis granulometri, analisis profil singkapan, pengolahan dan analisis struktur (shear fracture), serta analisis kualitas dan perhitungan sumberdaya batubara. 1.5.5 Tahap Penyusunan dan Penyajian Laporan Tahap ini merupakan tahap akhir penulisan dan penyusunan naskah skripsi hasil integrasi semua data yang ada secara komprehensif. Tujuannya adalah sebagai bahan untuk dipresentasikan dalam kolokium dan sidang ujian sarjana strata satu Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung. 8