WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 101 TAHUN 2016 T E N T A N G

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MUSI RAWAS

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2.

WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PACITAN PROVINSIJAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

Undang-Undang

I. Tugas dan Fungsi Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mukomuko

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN SRAGEN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN,

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 26 TAHUN

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - BUPATI KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

DATA PROFIL SKPD. 3. ALAMAT Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare Pagar Alam

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PEMERINTAH KOTA MADIUN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS SOSIAL

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 88 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG INSPEKTORAT KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 28 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 04 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MUSI RAWAS

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI INSPEKTORAT

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

Transkripsi:

SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, perlu menetapkan Peraturan Walikota Batu tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan Kota Batu; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Batu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4118); 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); 7. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 9. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN KOTA BATU. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Daerah Kota Batu. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Batu. 3. Walikota adalah Walikota Batu. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Batu sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 5. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Halaman 2 dari 18 hlm..

6. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala daerah dan DPRD dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. 7. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Batu. 8. Dinas adalah Dinas Ketahanan Pangan Kota Batu. 9. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Batu. 10. Unit Pelaksana Teknis Dinas yang selanjutnya disingkat UPTD adalah unsur pelaksana kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas. 11. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu. 12. Organisasi adalah penyusunan dan pengaturan berbagai bagian sehingga semuanya menjadi kesatuan yang teratur. 13. Tata Kerja adalah segala sesuatu yang mengenai pengurusan dan pelaksanaan kegiatan suatu organisasi. 14. Kewenangan adalah hak dan kewajiban untuk menentukan atau mengambil kebijakan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan. 15. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman. 16. Ketahanan Pangan dan Gizi adalah kondisi terpenuhinya Pangan dan Gizi bagi Negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, memenuhi kecukupan Gizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk mewujudkan Status Gizi yang baik agar dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Halaman 3 dari 18 hlm..

17. Gizi adalah zat atau senyawa yang terdapat dalam Pangan yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat, air, dan komponen lain yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia. 18. Produksi Pangan adalah kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan, mengolah, membuat, mengawetkan, mengemas, mengemas kembali, dan/atau mengubah bentuk pangan. 19. Ketersediaan Pangan adalah kondisi tersedianya Pangan dari hasil produksi dalam negeri dan Cadangan Pangan Nasional serta impor apabila kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan. 20. Krisis Pangan adalah kondisi kelangkaan Pangan yang dialami sebagian besar masyarakat di suatu wilayah yang disebabkan oleh, antara lain, kesulitan distribusi Pangan, dampak perubahan iklim, bencana alam dan lingkungan, dan konflik sosial, termasuk akibat perang. 21. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Batu. BAB II KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI Pasal 2 (1) Dinas Ketahanan Pangan merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan di bidang ketahanan pangan. (2) Dinas Ketahanan Pangan dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. (3) Dinas Ketahanan Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas membantu Walikota melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah di bidang ketahanan pangan. (4) Dinas Ketahanan Pangan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat ( 3), menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. perumusan kebijakan teknis dan rencana strategis di bidang ketahanan pangan; Halaman 4 dari 18 hlm..

b. penetapan rencana kerja dan anggaran di bidang ketahanan pangan; c. pelaksanaan kebijakan di bidang ketahanan pangan; d. penyelenggaraan peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur di bidang ketahanan pangan; e. pelaksanaan administrasi dinas di bidang ketahanan pangan; f. penyelenggaraan evaluasi pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran di bidang ketahanan pangan; dan g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas dan fungsinya. Pasal 3 (1) Susunan organisasi Dinas Ketahanan Pangan terdiri atas: a. Kepala Dinas; b. Sekretariat, membawahi: 1. Sub Bagian Program dan Pelaporan; dan 2. Sub Bagian Umum dan Keuangan. c. Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan, membawahi: 1. Seksi Ketersediaan Pangan; 2. Seksi Distribusi Pangan; dan 3. Seksi Kerawanan Pangan. d. Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan, membawahi: 1. Seksi Konsumsi Pangan; 2. Seksi Penganekaragaman Konsumsi Pangan; dan 3. Seksi Keamanan Pangan. e.uptd. f. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (3) Masing-masing Bidang dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (4) Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. (5) Masing-masing Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang. Halaman 5 dari 18 hlm..

(6) Hubungan tata kerja antara Kepala Dinas dengan bawahan atau sebaliknya secara administratif dilakukan melalui Sekretaris. BAB III URAIAN TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu Sekretariat Pasal 4 (1) Sekretariat mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, koordinasi dan sinkronisasi, serta mengendalikan kegiatan administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan, penyusunan program dan keuangan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretar iat, menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. pengelolaan dan pelayanan administrasi umum; b. pengelolaan administrasi kepegawaian; c. pengembangan kompetensi dan kapasitas kepegawaian; d. pengelolaan administrasi perlengkapan; e. pengelolaan urusan rumah tangga; f. pelayanan, hubungan masyarakat, dan publikasi; g. pelaksanaan koordinasi dan pengelolaan data kependudukan dan pencatatan sipil; h. pelaksanaan koordinasi penyusunan program, anggaran dan perundang-undangan; i. pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas Bidang; j. pengelolaan kearsipan dinas; k. pelaksanaan monitoring dan evaluasi organisasi dan tata laksana; l. pengelolaan administrasi keuangan; dan m. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya. Pasal 5 (1) Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas sebagai berikut: a. menyiapkan bahan pelaksanaan penghimpunan data dan informasi; Halaman 6 dari 18 hlm..

b. menyiapkan bahan koordinasi penyusunan program dan perundang-undangan; c. melaksanakan penyusunan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan; d. melaksanakan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja; e. melaksanakan penyusunan laporan kinerja instansi pemerintah; f. melaksanakan penyusunan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah; g. melaksanakan koordinasi kebijakan penataan pengembangan kapasitas kelembagaan dan ketatalaksanaan; dan h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya. (2) Sub Bagian Umum dan Keuangan mempunyai tugas sebagai berikut: a. melaksanakan penerimaan, pendistribusian dan pengiriman surat; b. melaksanakan penggandaan naskah dinas; c. mengelola kearsipan dinas; d. menyelenggarakan urusan rumah tangga dan keprotokolan; e. melaksanakan tugas di bidang hubungan masyarakat, publikasi, dan dokumentasi; f. melakukan penyusunan kebutuhan dan pengelolaan perlengkapan, pengadaan dan perawatan peralatan kantor, serta pengamanan; g. menyusun usulan penghapusan aset dan menyusun laporan pertanggungjawaban atas barang inventaris; h. mempersiapkan seluruh rencana kebutuhan kepegawaian mulai dari penempatan pegawai sesuai formasi; i. menyusun analisa jabatan pegawai; j. menyusun standar kompetensi pegawai, tenaga teknis, dan fungsional; k. menyiapkan bahan peningkatan kompetensi dan kedisiplinan pegawai, tenaga teknis, dan fungsional; l. melakukan peninjauan masa kerja, pemberian penghargaan, kenaikan pangkat, daftar urut kepangkatan ( DUK), Sumpah/Janji Pegawai, kesejahteraan, Gaji Berkala, mutasi, pemberhentian pegawai, diklat, ujian dinas, dan izin belajar; m. menyusun usulan pensiun; n. mengevaluasi dan merencanakan kebutuhan pegawai Halaman 7 dari 18 hlm..

(bezzeting) berdasarkan beban kerja dinas; o. melaksanakan pengelolaan keuangan termasuk pembayaran gaji pegawai; p. melaksanakan pengadministrasian dan pembukuan keuangan; q. menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan pengelolaan keuangan; dan r. menyelenggarakan administrasi kepegawaian lainnya dan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya. Bagian Kedua Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan Pasal 6 (1) Bidang Ketersediaan dan Distribusi pangan mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang ketersediaan dan distribusi pangan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Ketersediaan dan Distribusi pangan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. perencanaan program bidang ketersediaan dan distribusi pangan; b. perumusan rencana kerja dan anggaran bidang ketersediaan dan distribusi pangan; c. penyusunan standar operasional prosedur bidang ketersediaan dan distribusi pangan; d. pengendalian data informasi bidang ketersediaan dan distribusi pangan; e. penyiapan pelaksanaan koordinasi di bidang ketersediaan pangan dan distribusi pangan; f. penyiapan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang ketersediaan pangan dan distribusi pangan; g. pelaksanaan pembinaan kegiatan di bidang ketersediaan pangan dan distribusi pangan; h. pelaksanaan fasilitasi pemantapan program di bidang ketersediaan pangan dan distribusi pangan; i. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan bidang ketersediaan pangan dan distribusi pangan; dan j. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan fungsinya. Halaman 8 dari 18 hlm..

Pasal 7 (1) Seksi Ketersediaan Pangan mempunyai tugas sebagai berikut: a. menyiapkan bahan penyusunan program kegiatan; b. menyusun rencana kerja dan anggaran bidang ketersediaan pangan; c. menyiapkan bahan penyusunan standar operasional prosedur kegiatan Seksi; d. menyiapkan bahan kebijakan teknis bidang ketersediaan pangan; e. menyiapkan bahan koordinasi di bidang ketersediaan pangan, penyediaan infrastruktur pangan, dan sumber daya ketahanan pangan lainnya; f. menyiapkan bahan koordinasi ketersediaan pangan dalam rangka menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN); g. menyiapkan bahan pengkajian di bidang ketersediaan pangan, penyediaan infrastruktur pangan, dan sumber daya ketahanan pangan lainnya; h. menyiapkan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan di bidang ketersediaan pangan, penyediaan infrastruktur pangan, dan sumber daya ketahanan pangan lainnya; i. menyiapkan data dan informasi untuk penyusunan Neraca Bahan Makanan (NBM); j. menyiapkan data dan informasi untuk penghitungan Pola Pangan Harapan (PPH) ketersediaan pangan; k. menyiapkan bahan pengembangan jaringan informasi ketersediaan pangan; l. menyiapkan bahan pendampingan di bidang ketersediaan pangan, penyediaan infrastruktur pangan, dan sumber daya ketahanan pangan lainnya; m. melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi; dan n. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya. (2) Seksi Distribusi Pangan mempunyai tugas sebagai berikut: a. menyiapkan bahan penyusunan program kegiatan; b. menyusun rencana kerja dan anggaran bidang distribusi pangan dan harga pangan; Halaman 9 dari 18 hlm..

c. menyiapkan bahan penyusunan standar operasional prosedur kegiatan Seksi; d. menyiapkan bahan kebijakan teknis bidang distribusi dan harga pangan; e. menyiapkan bahan koordinasi di bidang distribusi dan harga pangan; f. menyiapkan bahan analisis di bidang distribusi dan harga pangan; g. menyiapkan data dan informasi rantai pasok dan jaringan distribusi pangan; h. menyiapkan bahan pengembangan kelembagaan distribusi pangan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pangan; i. menyiapkan bahan penyusunan prognosa neraca pangan; j. mengumpulkan data harga pangan di tingkat produsen dan konsumen untuk panel harga; k. menyiapkan bahan pendampingan di bidang distribusi dan harga pangan; l. melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi; dan m. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya. (3) Seksi Kerawanan Pangan mempunyai tugas sebagai berikut: a. menyiapkan bahan penyusunan program kegiatan; b. menyusun rencana kerja dan anggaran bidang cadangan pangan dan kerawanan pangan; c. menyiapkan bahan penyusunan standar operasional prosedur kegiatan Seksi; d. menyiapkan bahan kebijakan teknis bidang cadangan pangan dan kerawanan pangan; e. menyiapkan bahan koordinasi cadangan pangan dan penanganan kerawanan pangan; f. menyiapkan bahan analisis cadangan pangan dan penanganan kerawanan pangan; g. menyiapkan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan di bidang cadangan pangan dan penanganan kerawanan pangan; h. menyiapkan bahan penyediaan dan pengelolaan cadangan pangan pemerintah kabupaten/kota (pangan pokok dan pangan pokok lokal); i. menyiapkan bahan pemanfaatan cadangan pangan pemerintah kabupaten/kota; j. menyiapkan bahan intervensi daerah rawan pangan; k. menyiapkan bahan penyusunan dan analisis sistem kewaspadaan pangan dan gizi; Halaman 10 dari 18 hlm..

l. menyiapkan data dan informasi kerentanan dan ketahanan pangan kabupaten/kota; m. menyiapkan bahan pendampingan di bidang cadangan pangan dan penanganan kerawanan pangan; n. melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi; dan o. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya. Bagian Ketiga Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan Pasal 8 (1) Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang konsumsi dan keamanan pangan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. perencanaan program bidang konsumsi dan keamanan pangan; b. perumusan rencana kerja dan anggaran bidang konsumsi dan keamanan pangan; c. penyusunan standar operasional prosedur bidang konsumsi dan keamanan pangan; d. pengendalian data informasi bidang konsumsi dan keamanan pangan; e. penyiapan pelaksanaan koordinasi di bidang konsumsi pangan dan keamanan pangan; f. penyiapan penyusunan bahan rumusan kebijakan daerah di bidang konsumsi pangan dan keamanan pangan; g. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang konsumsi pangan dan keamanan pangan; h. pemberian pendampingan pelaksanaan kegiatan di bidang konsumsi pangan dan keamanan pangan; i. penyiapan pemantapan program di bidang konsumsi pangan dan keamanan pangan; j. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan kegiatan di bidang konsumsi pangan dan keamanan pangan; dan k. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan fungsinya. Halaman 11 dari 18 hlm..

Pasal 9 (1) Seksi Konsumsi Pangan mempunyai tugas sebagai berikut: a. menyiapkan bahan penyusunan program kegiatan; b. menyusun rencana kerja dan anggaran bidang konsumsi pangan; c. menyiapkan bahan penyusunan standar operasional prosedur kegiatan Seksi; d. Menyiapkan bahan kebijakan teknis bidang konsumsi pangan; e. menyiapkan bahan koordinasi di bidang konsumsi pangan; f. menyiapkan bahan analisis di bidang konsumsi pangan; g. menyiapkan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan di bidang konsumsi pangan; h. menyiapkan bahan penghitungan angka konsumsi pangan per komoditas per kapita per tahun; i. menyiapkan bahan penghitungan tingkat konsumsi energi dan protein masyarakat per kapita per tahun; j. menyiapkan bahan pemanfaatan lahan pekarangan untuk ketahanan pangan keluarga; k. menyiapkan bahan penyusunan peta pola konsumsi pangan; l. menyiapkan bahan pendampingan di bidang konsumsi pangan; m. melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi; dan n. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya. (2) Seksi Penganekaragaman Konsumsi Pangan, mempunyai tugas sebagai berikut: a. menyiapkan bahan penyusunan program kegiatan; b. menyusun rencana kerja dan anggaran bidang penganekaragaman konsumsi pangan dan pengembangan pangan lokal; c. menyiapkan bahan penyusunan standar operasional prosedur kegiatan Seksi; d. menyiapkan bahan kebijakan teknis bidang penganekaragaman konsumsi pangan dan pengembangan pangan lokal; e. menyiapkan bahan koordinasi dalam rangka promosi penganekaragaman konsumsi pangan dan pengembangan pangan lokal; Halaman 12 dari 18 hlm..

f. menyiapkan bahan analisis dalam rangka promosi penganekaragaman konsumsi pangan dan pengembangan pangan lokal; g. menyiapkan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan dalam rangka promosi penganekaragaman konsumsi pangan dan pengembangan pangan lokal; h. melakukan penyiapan bahan promosi konsumsi pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA) berbasis sumber daya lokal; i. menyiapkan bahan pelaksanaan gerakan konsumsi pangan non beras dan non terigu; j. menyiapkan bahan kerja sama antarlembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal; k. menyiapkan bahan pengembangan Pangan Pokok Lokal; l. menyiapkan bahan pelaksanaan komunikasi, informasi, dan edukasi penganekaragaman konsumsi pangan; m. menyiapkan bahan pendampingan dalam rangka promosi penganekaragaman konsumsi pangan dan pengembangan pangan lokal; n. melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi; dan o. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya. (3) Seksi Keamanan Pangan mempunyai tugas sebagai berikut: a. menyiapkan bahan penyusunan program kegiatan; b. menyusun rencana kerja dan anggaran bidang keamanan pangan; c. menyiapkan bahan penyusunan standar operasional prosedur kegiatan Seksi; d. menyiapkan bahan kebijakan teknis bidang keamanan pangan; e. menyiapkan bahan koordinasi di bidang kelembagaan keamanan pangan, pengawasan keamanan pangan, kerja sama dan informasi keamanan pangan; f. menyiapkan bahan analisis di bidang kelembagaan keamanan pangan, pengawasan keamanan pangan, kerja sama, dan informasi keamanan pangan; Halaman 13 dari 18 hlm..

g. menyiapkan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan di bidang kelembagaan keamanan pangan, pengawasan keamanan pangan, kerja sama, dan informasi keamanan pangan; h. menyiapkan bahan pelaksanaan pengawasan pangan segar yang beredar; i. menyiapkan bahan untuk sertifikasi jaminan keamanan pangan segar; j. menyiapkan bahan jejaring keamanan pangan daerah (JKPD); k. menyiapkan bahan komunikasi, informasi, dan edukasi keamanan pangan; l. menyiapkan bahan pendampingan di bidang kelembagaan keamanan pangan, pengawasan keamanan pangan, kerja sama, dan informasi keamanan pangan; m. melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi; dan n. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya. BAB IV UNIT PELAKSANA TEKNIS Pasal 10 (1) UPT adalah unsur pelaksana teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu. (2) UPT dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 11 Ketentuan lebih lanjut mengenai jumlah, nomenklatur, susunan organisasi, uraian tugas, dan fungsi UPT Dinas diatur dengan Peraturan Walikota. BAB V KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 12 (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional tertentu yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. Halaman 14 dari 18 hlm..

(2) Setiap kelompok dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang diangkat oleh Walikota. (3) Jenis jenjang dan jumlah jabatan fungsional ditetapkan oleh Walikota berdasarkan kebutuhan dan beban kerja dengan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VI TATA KERJA Pasal 13 (1) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi dan Kelompok Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan singkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah, serta instansi lain diluar Pemerintah Daerah sesuai dengan tugasnya masingmasing. (2) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah yang diperlukan. (3) Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengoordinasikan bawahan masingmasing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. (4) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab pada atasannya masing-masing, serta menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. (5) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dan bawahanya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya. (6) Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan pula kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja. BAB VII PENGISIAN JABATAN Pasal 14 (1) Kepala Dinas Ketahanan Pangan diangkat dan diberhentikan oleh Walikota dari Aparatur Sipil Negara yang memenuhi syarat atas usul Sekretaris Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Halaman 15 dari 18 hlm..

(2) Perangkat Daerah diisi oleh pegawai aparatur sipil negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. (3) Pegawai aparatur sipil negara yang menduduki jabatan pimpinan tinggi, jabatan administrator dan jabatan pengawas Perangkat Daerah wajib memenuhi persyaratan kompetensi: a. teknis; b. manajerial; dan c. sosial kultur. (4) Selain memenuhi kopetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), pegawai aparatur sipil negara yang menduduki jabatan Perangkat Daerah harus memenuhi kompetensi pemerintahan. (5) Kompetensi teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional, dan pengalaman bekerja secara teknis yang dibuktikan dengan sertifikasi. (6) Kompetensi manajerial sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b diukur d ari tingkat pendidikan, pelatihan struktural atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan. (7) Kompetensi sosial kultur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya, sehingga memiliki wawasan kebangsaan (8) Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 Bagan Struktur Organisasi Dinas sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini. Pasal 16 Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku, Peraturan Walikota Batu Nomor 51 Tahun 2013 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Kantor Ketahanan Pangan (Berita Daerah Kota Batu Tahun 2013 Nomor 24/D) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Halaman 16 dari 18 hlm..

Pasal 17 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Batu. Ditetapkan di Batu pada tanggal 20 Desember 2016 WALIKOTA BATU, TTD Diundangkan di Batu pada tanggal 20 Desember 2016 SEKRETARIS DAERAH KOTA BATU, EDDY RUMPOKO TTD WIDODO BERITA DAERAH KOTA BATU TAHUN 2016 NOMOR 86/D Halaman 17 dari 18 hlm..