BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penjualan Produk Garmen PT. X Periode Januari 2008-Juni 2008

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 50% 10% 10% 15% 10% 5% Total 100% Komponen pendapatan Persentase (%) - Jasa iklan barang - Jasa iklan kelembagaan 40% 5%

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pola kehidupan manusia sebagai makhluk yang dinamis pun turut berubah dalam arti

BAB I PENDAHULUAN. diperluas ke semua bidang kegiatan operasional perusahaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, berkembang pula

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk merencanakan, mengatur,

BAB I PENDAHULUAN. (MEA) yang akan dimulai akhir tahun Dampak berlakunya MEA adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Brink s Modern Internal Auditing

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Nova Paulina 1 BAB I PENDAHULUAN

PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri. Palm Oil Plantation & Mill

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

Peran Audit Internal : Risk Management Di Perguruan Tinggi. By: Faiz Zamzami, SE, M.Acc, QIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

SEJARAH,PERKEMBANGAN, DAN GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan

BAB I PENDAHULUAN. Skandal perusahaan-perusahaan publik tidak hanya terjadi di negara-negara besar,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hasil penelitian Tambunan (2008) yang berjudul Analisis Peran Internal

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut The Institute of

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Studi yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menganalisis

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala nasional maupun internasional. Hal tersebut bisa tercapai jika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi global. Dengan begitu BUMN memiliki tanggung jawab yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Komaruddin (1994:768), yang dimaksud peranan adalah:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi dan informasi yang berkembang sangat pesat dewasa ini, baik pada

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:9) dan International

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, setiap negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGGUNAAN FRAMEWORK ITIL DALAM AUDIT PERUSAHAAN TELKOMSEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin canggih. Salah satu aspek yang mengalami banyak perubahan ialah

Bab I. Pendahuluan. banyaknya lembaga pengawasan yang berbanding terbalik dengan masih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. besar. Kedua contoh kasus tersebut melibatkan peran auditor. Para auditor yang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha kini semakin meningkat bukan saja

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, dan HIPOTESIS. Pada umumnya audit merupakan kegiatan pemeriksaan terhadap suatu

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Information Technology (IT) dewasa ini telah berkembang

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri memegang peranan yang penting untuk mendukung

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era pasar terbuka saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen. pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan dalam dunia perekonomian saat ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Institute of Internal Auditors (IIA) dalam Reding, et al. (2013:1-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Standar Profesi Audit Internal (SPAI) (2004:5)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkup dan batasan penelitian, serta sistematika penulisan tesis. Hal itu diuraikan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Institute of Internal Auditors (IIA) audit internal dalam Sawyer s et al

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian pengendalian intern

MATERI UAS INTERNAL AUDIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam dunia ekonomi, semakin ketatnya persaingan antar perusahaan dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan suatu badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Faisal

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Audit internal telah mengalami perkembangan sejak tahun 1948. Profesi audit internal mengalami berbagai tantangan yang beragam yang menuntut profesi ini untuk ikut berkembang sesuai tuntutan bisnis. Profesi yang dulu hanya bertujuan untuk mengkaji dan mengevaluasi efektifitas pengendalian internal, telah berkembang menjadi suatu fungsi yang berperan dalam peningkatan operasi dan nilai tambah dari operasi yang dilakukan oleh auditor. Isu-isu ekonomi yang berkembang juga mempunyai peran yang sangat penting, salah satunya adalah Good Corporate Governance yang menurut penulis tidak terlepas dari perkembangan audit internal. Menurut Keputusan Menteri BUMN nomor 117/M-MBU/2002 terdapat lima prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan good corporate governance, lima prinsip tersebut yaitu: 1. Transparansi 2. Kemandirian 3. Akuntabilitas 4. Pertanggungjawaban 5. Kewajaran Dengan melihat kelima prinsip tersebut dapat disimpulkan bahwa profesi auditor internal memiliki peran yang penting dalam menciptakan pengelolaan dan juga kepatuhan kepada peraturan dan perundangan yang berlaku. Namun setiap pedoman corporate governance biasanya tidak dimaksudkan untuk diterapkan begitu saja pada setiap organisasi atau perusahaan. Kebutuhan masing-masing perusahaan akan berbeda dan akan berkembang dari waktu ke waktu dan hendaknya disesuaikan dengan lingkungan masing-masing. Pada awalnya audit internal memiliki fungsi yang mempunyai kontribusi penting pada laporan keuangan dan pengujian internal atas berbagai masalahmasalah non financial. Namun kemudian fungsi ini semakin berkembang menjadi fungsi yang lebih nyata dimana auditor mengunjungi auditee dan memastikan 1

2 bahwa semua prosedur akuntansi perusahaan telah ditaati, sebagaimana auditor eksternal melaksanakan tugasnya. Pelaksanaan operasional perusahaan yang beragam, menuntut pemahaman pada berbagai disiplin ilmu sebagai kunci atas pemahaman auditor atas fungsi unit auditee. Untuk itu audit internal berkembang menjadi fungsi audit yang memanfaatkan berbagai disiplin ilmu yang memiliki hubungan dengan operasi perusahaan seperti : statistika, informatika, komputer dan sistem informasi. Selain berbagai isu dan fungsi yang berkembang dalam profesi auditor internal, perkembangan yang tak kalah pentingnya adalah redefinisi audit internal yang disahkan oleh Institute of Internal Auditors (IIA) pada tahun 1999. Redefinisi yang terjadi memberikan pengertian audit internal yang lebih luas dimana audit internal diharapkan akan lebih mampu memberikan cakupan kerja dan kontribusi yang lebih berarti untuk perusahaan. Definisi terdahulu, menurut Institute of Internal Auditors (1995:3) adalah sebagai berikut : Internal auditing is an independent appraisal function established within an organization to examine and evaluate its activities as a service to the organization. The objective of internal auditing is to assist member of the organization in the effective discharge of their responsibilities. To this end, internal auditing furnishes them to the analysis, appraisal, recommendation, counsel, and information concering the activities reviewed. The audit objective include promoting effective control at reasonable cost. Definisi audit internal mengalami perkembangan, seperti yang telah ditetapkan oleh IIA S Board Of Directors pada bulan Juni 1999. Seperti yang dikutip dari Arens,et.al. (2006:770) definisi baru tersebut adalah : Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization s operations. It helps an organization accomplish its objective by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and governance processes. Sebelumnya Institute of Internal Auditors (IIA) telah lebih dahulu membentuk Guidance task Force (GTF) untuk mereview pelaksanaan audit

3 internal oleh praktisi audit internal dan merekomendasikan langkah-langkah yang dipakai dalam meningkatkan dan memperbaharui pelaksanaannya tersebut. Hasilnya adalah rekomendasi Guidance Task Force (GTF) untuk memberikan definisi yang lebih jelas dari definisi sebelumnya. Ketika pertama kali redefinisi ini dipublikasikan pada Juni tahun 1999, telah terjadi beragam tanggapan dari sejumlah praktisi audit internal, ada yang pro terhadap definisi baru tersebut namun tidak sedikit pula yang kontra. Beberapa praktisi menganggap bahwa definisi audit internal yang baru tidak memberikan deskripsi yang spesifik yang memberikan kesulitan dalam pelaksanaan audit internal. Tanggapan lain menyatakan bahwa deskripsi yang luas tersebut penting dalam mengembangkan jasa yang ditawarkan profesi ini, sehingga profesi ini menjadi lebih kompetitif dan lebih mempunyai value added. Terlepas dari berbagai tanggapan yang beragam dari sejumlah praktisi, redefinisi audit internal memberikan peran penting bagi auditor internal pada perusahaan. Peran penting tersebut muncul bersamaan dengan cakupan yang lebih luas dari pelaksanaan audit internal dan menuntut auditor internal lebih memahami serta melaksanakan tugasnya secara lebih baik bagi organisasinya. Setiap profesi pasti memiliki standar atau pedoman dalam penyelenggaraan tugas. Dalam hal ini Standar Profesi Audit Internal merupakan hal yang mengikat audit internal dalam pelaksanaan audit internal. Standar Profesi Audit Internal juga merupakan pedoman yang sangat penting bagi pelaksanaan audit internal yang juga memberikan kontribusi terhadap perkembangan audit internal. Penerapan Standar Profesi Audit Internal oleh Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (KOPAI) berfungsi sebagai pedoman atas peran audit dan pengukuran kinerja unit audit internal. Dalam banyak literatur dijelaskan pula bahwa kepatuhan atas Standar Profesi Audit Internal seringkali menjadi acuan dalam pengukuran kinerja audit internal. Untuk itu kepatuhan auditor internal atas Standar Profesi Audit Internal sangat penting dalam pengukuran kinerja audit internal juga merupakan pedoman yang jelas atas pelaksanaan audit internal di lapangan.

4 Penelitian ini dilakukan guna mengetahui pemahaman redefinisi audit internal dan pengaruh terhadap kepatuhan atas Standar Profesi Audit Internal, yang pelaksanaannya dilakukan pada PDAM di Jawa Barat. Alasan penulis melaksanakan penelitian pada PDAM di Jawa Barat berhubung di PDAM sendiri telah terbentuk Satuan Pengawas Intern yang dalam pekerjaannya tidak terlepas pada perkembangan audit internal, salah satunya yaitu redefinisi audit internal serta pengaruhnya terhadap kepatuhan atas Standar Profesi Audit Internal. Penulis berharap dapat mengetahui berbagai hal yang tejadi dalam penugasan audit internal melalui penelitian ini. Berangkat dari pembahasan di atas, penulis mengangkat judul : HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN AUDITOR INTERNAL TERHADAP REDEFINISI AUDIT INTERNAL DENGAN KEPATUHAN AUDITOR INTERNAL ATAS STANDAR PROFESI AUDITOR INTERNAL (Survei pada PDAM di Jawa Barat). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, hal-hal yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pemahaman auditor internal atas redefinisi audit internal. 2. Bagaimana kepatuhan auditor internal atas Standar Profesi Auditor Internal. 3. Adakah hubungan antara pemahaman auditor internal terhadap redefinisi audit internal dengan kepatuhan auditor internal atas Standar Profesi Audit Internal. 1.3 Tujuan Penelitian Sehubungan dengan latar belakang serta identifikasi masalah diatas, penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan sebagaimana dijelaskan pada halaman selanjutnya :

5 1. Untuk mengetahui pemahaman auditor internal atas redefinisi audit internal. 2. Untuk mengetahui kepatuhan auditor internal atas Standar Profesi Audit Internal. 3. Untuk membuktikan apakah terdapat hubungan antara pemahaman auditor internal terhadap redefinisi audit internal dengan peningkatan kepatuhan Standar Profesi Audit Internal. 1.4 Kegunaan Hasil Penelitian Dari hasil penelitian ini penulis mengharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi penulis, dengan melakukan penelitian ini penulis akan lebih dapat memahami penerapan dari teori-teori yang didapat selama di bangku kuliah, terutama berkaitan dengan judul yang dipilih. 2. Bagi profesi auditor internal, sebagai sumbangan pemikiran dan masukan yang bermanfaat untuk mengetahui kekurangan, kelemahan dan kendala yang dihadapi dalam upaya meningkatkan Profesionalisme Auditor Internal. 3. Pembaca pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya untuk dijadikan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya terutama mengenai audit internal dengan menambahkan variable-variabel lain yang dalam penelitian ini tidak dilakukan dan sebagai masukan lainnya. 1.5 Kerangka Pemikiran Pada Juni tahun 1999 Institue of Internal Auditors (IIA) mengesahkan definisi baru audit internal. Definisi tersebut tidak hanya mengubah arti dari audit internal, melainkan juga pada penugasan audit internal itu sendiri. Perubahan itu sendiri tidak secara tiba-tiba tejadi, perubahan tersebut secara perlahan-lahan terjadi selama enam dekade terakhir semenjak definisi pertama audit internal dalam Statement of Responsibilities of Internal Audit. Selama itu penugasan

6 penilaian-penilaian dan evaluasi atas efektivitas pengendalian menjadi lebih luas atas berbagai aktivitas. Selama enam dekade tersebut audit internal jelas sekali mengalami berbagai perkembangan yang sangat berarti. Sebelum definisi baru tercetus pada tahun 1995 menurut Institute of Internal Auditors (IIA), dijelaskan bahwa definisi audit internal adalah sebagai berikut : Internal auditing is an independent appraisal function established within organization to examine and evaluate its activities as a service to the organization. Pada definisi tersebut dijelaskan bahwa audit internal adalah sebagai fungsi internal perusahaan yang dilakukan secara independen oleh orang yang independen pula (auditor internal) dalam suatu organisasi dalam penugasannya adalah untuk memeriksa dan mengevaluasi aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan. Perkembangan audit internal tidak hanya berhenti sampai saat itu, seperti yang telah disebutkan diatas bahwa pada bulan Juni 1999, terjadi redefinisi audit internal. Definisi terdahulu, menurut Institute of Internal Auditors (1995:3) adalah sebagai berikut : Internal auditing is an independent appraisal function established within an organization to examine and evaluate its activities as a service to the organization. The objective of internal auditing is to assist members of the organization in the effective discharge of their responsibilities. To this end, internal auditing furnishes them to the analysis, appraisal, recommendations, counsel and includes promoting effective control at reasonable cost. Definisi tersebut diartikan oleh Hiro Tugiman (2006:11), sebagai berikut: Internal auditing atau pemeriksaan internal adalah suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevalusi kegiatan organisasi yang dilaksanakan. Tujuan pemeriksaan internal adalah membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanankan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk itu, pemeriksa internal akan melakukan analisis, penilaian, dan cara mengajukan saran-saran. Tujuan pemeriksaan mencakup pula pengembangan pengawasan yang efektif dengan biaya yang wajar.

7 Definisi audit internal mengalami perkembangan, seperti yang telah ditetapkan oleh IIA S Board Of Directors pada bulan Juni 1999. Definisi baru tersebut tidak hanya merefleksikan perubahan yang telah terjadi dalam profesi, definisi tersebut juga mengarahkan auditor internal menuju peran yang lebih luas dan berpengaruh pada masa yang akan datang. Seperti yang dikutip dari Arens,et.al. (2006:770), definisi baru tersebut adalah : Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization s operation. It helps an organization accomplish its objectives by bringing a sistematic, disclipined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and governance processes. Berdasarkan definisi di atas jelas terlihat perbedaan pengertian audit internal antara definisi lama dan baru, seperti tampak pada tabel 1.1 dibawah ini : Tabel 1.1 Perbandingan definisi baru dan definisi lama Lama 1947 Baru 1999 1. Fungsi penilaian independen 1. Suatu aktifitas independen objektif yang dibentuk dalam suatu organisasi. 2. Fungsi penilaian. 2. Aktifitas pemberian jaminan 3. Mengkaji dan mengevaluasi aktifitas organisasi sebagai bentuk jasa yang diberikan bagi organisasi 4. Membantu agar para anggota organisasi dapat menjalankan tanggung jawabnya secara efektif. 5. Memberi hasil analisis, penilaian, rekomendasi, konseling, dan informasi yang berkaitan dengan aktifitas yang dikaji dan menciptakan pengendalian efektif dengan biaya yang wajar. Sumber : Hiro Tugiman (2006:13) keyakinan dan konsultasi 3. Dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah serta meningkatkan kegiatan operasi organisasi. 4. membantu organisasi dalam Usaha mencapai tujuannya. 5. Memberikan suatu pendekatan disiplin yang sitematis untuk mengevaluasi keefektifan manajemen risiko, pengendalian, dan proses pengaturan dan pengelolaan organisasi.

8 Adapun pengertian tersebut sesuai dengan Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal (KOPAI) (2004:5), yang diartikan sebagai berikut : berikut : Audit Internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan obyektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya melalui suatu pendekatan yang sistematis yang teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses governance. Dari definisi tersebut dapat diuraikan kata-kata kunci audit internal, sebagai 1. Kegiatan assurance dan konsultasi, 2. Independen dan objektif, 3. Memberikan nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi, 4. Pendekatan yang sistematis dan teratur, 5. Pengelolaan risiko, 6. Pengendalian, 7. Proses governance. Redefinisi audit internal menyebabkan peran auditor internal meningkat dan memiliki cakupan kerja yang lebih luas dimana definisi yang lama yang melukiskan internal auditing as an independent appraisal function established within an organization yang sempit tersebut telah diperluas, yaitu outsourcing sekarang merupakan tanggapan yang sah atau diakui terhadap pasar. Kalimat appraisal function dalam definisi lama sudah tidak melukiskan jasa yang diberikan departemen audit internal, dalam definisi baru konsep assurance menyatakan bahwa profesi dapat memberi nilai tambah dengan memberikan penilaian keandalan dan relevansi dari data dan operasi. Konsultasi (consulting) berbeda dengan assurance baik sifat maupun konteksnya. Melalui metodologi pemecahan masalah, konsultasi mencari jalan untuk melakukan perbaikan langsung dalam keadaan atau kondisi suatu organisasi atau pelanggan. Konsep adding value and improving ditambahkan pada definisi baru sehingga audit internal dipandang dapat menciptakan nilai tambah. Aktivitas internal auditing

9 membantu organisasi mencapai tujuannya. Audit internal merupakan pendekatan yang sistematis dan disiplin dan harus memberikan jasa mutu yang tinggi sesuai dengan standar. Audit internal yang tradisional memfokus pada pengendalian dan operasi. Definisi yang baru menyadari bahwa pengendalian ada untuk membantu organisasi mengelola risiko, dan meningkatkan proses pengelolaan. Definisi terus berkembang, Gil Courtemache sempat mencetuskan ide bahwa untuk meningkatkan peran dari auditor internal, maka auditor internal harus berperan sebagai polisi perusahaan. Usulan tersebut mendapat dukungan dan juga kritik, salah satu kritik tersebut tercetus oleh Victor Z. Brink dalam suatu konsep audit internal, yang dikenal sebagai konsep kemitraan (partnership concept). Konsep ini menyatakan bahwa internal audit department, juga merupakan bagian dari perusahaan seperti halnya financial department atau marketing department, maka internal audit department juga harus tidak dibedakan dan diabaikan perannya dalam perusahaan, melainkan terus ditekankan bahwa internal audit department merupakan bagian perusahaan yang juga ingin mencapai tujuan perusahaan tersebut. Hal yang mungkin menjadi pemikiran konsep ini adalah apabila seseorang mempunyai pendapat yang menyerang atau menantang, orang tersebut sangat mungkin ditolak secara psikologis oleh kelompok lainnya dalam organisasi. Konsep kemitraan ini diharapkan tidak akan mengurangi tingkat independensi dan objektivitas auditor internal, karena konsep ini memungkinkan kebebasan dalam mengeluarkan pendapat, serta pada akhirnya meningkatkan efektivitas audit internal. Guna mengetahui perkembangan audit internal secara lebih lanjut peneliti menggunakan Standar Profesi Audit Internal yang dikeluarkan oleh Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal (KOPAI) berisikan antara lain : (1) Mukadimah; (2) Kode Etik; (3) Standar Profesi yang terdiri dari : (a) Standar Atribut; dan (b) Standar Kinerja. Hal yang disadari digunakannya Standar Profesi Audit Internal adalah bahwa Standar Profesi Audit Internal merupakan pedoman auditor internal dalam melaksanakan tugasnya. Standar Profesi Audit Internal juga seringkali menjadi alat mengukur kinerja audit internal. Hal tersebut dikarenakan Standar Profesi Audit Internal

10 menjadi acuan dalam pelaksanaan audit internal, sehingga kepatuhan atas Standar Profesi Audit Internal memberikan suatu jaminan tentunya akan baiknya kinerja audit internal yang dilakukan. Dari Uraian di atas maka hipotesis pada penelitian ini adalah : Pemahaman Auditor Internal terhadap Redefinisi Audit Internal memiliki hubungan dengan Kepatuhan Auditor Internal atas Standar Profesi Audit Internal. 1.6 Metode Penelitian Dalam menyusun skripsi ini, dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat permasalahannya, agar data dan informasi yang diperoleh cukup lengkap untuk digunakan sebagai dasar dalam membahas masalah yang ada. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian asosiatif dengan menggunakan pendekatan survei. Menurut Sugiyono (2004:11), yang dimaksud dengan metode penelitian asosiatif adalah: Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan demikian metode penelitian asosiatif bertujuan untuk mencari hubungan antar fenomena yang diselidiki secara terperinci untuk menghasilkan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan survai. Metode survei menurut Moh. Nazir (2003; 56) adalah: Penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejalagejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok atau suatu daerah. Metode survei membedah serta menguliti serta mengenal masalah-masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktik-praktik yang sedang berlangsung. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian dan pengumpulan data dalam penelitian akan dibahas pada halaman selanjutnya :

11 1. Penelitian Lapangan (Field Research). Yaitu pengumpulan data primer dengan cara meninjau secara langsung ke Perusahaan Daerah Air Minum yang ada di Jawa Barat, data primer diperoleh melalui wawancara, penyebaran kuesioner dan observasi dengan pihak yang berkepentingan dengan masalah yang diteliti. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian kepustakaan yaitu teknik berdasarkan literatur guna memperoleh dasar teoritis dalam pemecahan masalah yang diteliti. Data dari literatur berguna sebagai bahan pertimbangan atas data yang diperoleh dari penelitian. Data yang diperoleh akan diolah, dianalisis dan diproses lebih lanjut dengan dasar-dasar teori yang telah dipelajari, sehingga akhirnya dapat disimpulkan yang akan menjawab permasalahan. Hal ini dilakukan untuk menyederhanakan analisis agar lebih mudah dipahami dan ditindaklanjuti. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan oleh peneliti pada Perusahaan Daerah Air Minum yang berlokasi di Jawa Barat, dan waktu penelitian dilakukan sejak bulan September 2007.