Hubungan antara Konsep Diri dengan Hardiness pada Mahasiswa yang Mengerjakan Skripsi Di Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULAN. adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan. Jenjang pendidikan tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akselerasi memberikan kesempatan bagi para siswa dalam percepatan belajar dari

BAB I PENDAHULUAN. Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bagi bangsa Indonesia, pendidikan adalah hal yang sangat penting. Cita-cita untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO. Al Khaleda Noor Praseipida

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. paling penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

Suatu bangsa akan dinyatakan maju tergantung pada mutu pendidikan dan. para generasi penerusnya, karena pendidikan mempunyai peranan penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB 1 PENDAHULUAN. Zaman modern yang penuh dengan pengaruh globalisasi ini, kita dituntut

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu yang hidup di dunia ini pasti selalu berharap akan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Kesehatan tubuh. merupakan hal yang penting karena dapat mempengaruhi individu dalam

BAB I PENDAHULUAN. impian masa depan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah. pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Andika, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Semakin banyaknya orang yang ingin menjaga kondisi tubuhnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian No.Daftar : 056/S/PPB/2012 Desi nur hidayati,2013

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA RANTAU DARI INDONESIA BAGIAN TIMUR DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. dilakukan terus menerus sepanjang hidup manusia baik secara formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN 2010), 22.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus

dapat dikatakan berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling berhubungan erat satu sama lain. Menurut Susanto (2013: 4) Belajar adalah suatu aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan. dalam perkembangan anak (Suryosubroto, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sekolah merupakan sarana untuk menuntut ilmu yang di percaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pekerjaan merupakan sesuatu yang dapat menimbulkan stress. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan, sehingga menjadi orang yang terdidik. dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Di negara kita ini pendidikan menjadi

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh. berharap agar sekolah dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut Kunandar (2009) merupakan investasi Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Panti Asuhan adalah suatu lembaga usaha sosial yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat

I. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BUDAYA BELAJAR SISWA STUDI SITUS SMP N 2 TEMANGGUNG

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 pengertian pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa dijadikan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi. manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. oleh individu. Siapapun bisa terkena stres baik anak-anak, remaja, maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah elemen penting dalam menciptakan manusia-manusia yang

Amanda Luthfi Arumsari Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku, di mana individu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sikap sikap dan keterampilan, serta peningkatan kualitas hidup menuju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebijakan publik tentang masalah anak dan rencana anak, isu utama kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

STUDI MENGENAI GAMBARAN HARDINESS PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk menghadapi tantangan era globalisasi. diantaranya melalui pendidikan.pengertian pendidikan telah dirumuskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Itan Tanjilurohmah,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pendidikan sangat penting. Hal ini disebabkan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. media yang digunakan oleh manusia dalam bertukar ide dan berbagai informasi. Saat

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. menyadari pentingnya memiliki pendidikan yang tinggi. Untuk mengikuti perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN PADA TEMAN SEBAYA DENGAN STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kepribadian yang kuat serta dapat diandalkan. Terdapat tipe kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. education). Pendidikan sangat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mental yang terjadi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Transisi ini melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pada setiap individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau statusnya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting karena pendidikan salah satu penentu mutu sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. orang tua sejak anak lahir hingga dewasa. Terutama pada masa

Transkripsi:

Hubungan antara Konsep Diri dengan Hardiness pada Mahasiswa yang Mengerjakan Skripsi Di Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Della Widiastuti 15010113120016 Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan hardiness pada mahasiswa yang mengerjakan skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang. Hardiness adalah serangkaian sikap individu yang menggambarkan pola pemikiran, perasaaan serta tindakan individu agar dapat bertahan menghadapi masalah, yang ditandai dengan adanya komitmen terhadap aktivitas yang dilakukan, memiliki keyakinan dapat mengontrol kejadian dan hal-hal yang tidak terduga, serta memiliki pandangan bahwa perubahan dan masalah yang terjadi adalah suatu kewajaran dan merupakan tantangan. Populasi penelitian sebanyak 156 orang mahasiswa fakultas psikologi Universitas Diponegoro yang dalam proses menyelesaikan skripsi. Penelitian dilakukan kepada 60 orang mahasiswa yang masih dalam proses menyelesaikan skripsi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah insidental sampling. Alat ukur yang digunakan pada penelitan ini adalah skala hardiness (23 aitem, α=0,859) dan skala konsep diri (25 aitem, α=0,910). Analisis data yang digunakan pada penelitian ini analisis regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif signifikan antara konsep diri dengan hardiness dengan rxy=.531 p=.000 (p<0.05). Konsep diri memberikan sumbangan efektif sebesar 28,2% terhadap hardiness. Kata kunci: Hardiness, Konsep Diri, Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting dalam memajukan generasi suatu bangsa. Adanya pendidikan membuat pengetahuan, kemampuan nilai serta sikap yang dimiliki individu menjadi meningkat yang selanjutnya semua hal tersebut akan digunakan untuk memecahkan berbagai macam persoalan yang terjadi dilingkungan sekitar. Terlebih lagi, mengingat kini telah memasuki era globalisasi yang mana semua hal tidak mampu untuk diprediksi, maka peningkatan sumber daya manusia sangat dibutuhkan. Salah satu upaya yang bisa dilakukan yaitu meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Menurut Undangundang Republik Indonesia No. 12 tahun 2012 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan formal dimulai dari TK sampai ke perguruan tinggi. Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan tertinggi di Indonesia (UU RI No. 12/2012 pasal 3). Individu yang meneruskan studi ke perguruan tinggi disebut dengan mahasiswa. Hurlock (2013) mengungkapkan pada usia 18-40 tahun, memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap masa perkembangannya, termasuk mahasiswa. Tugas

perkembangan mahasiswa sebagai masa dewasa awal menurut Hurlock (2002) diantaranya memiliki pekerjaan, memilih pasangan, belajar membentuk suatu keluarga bersama pasangan, hidup bersama dengan pasangan untuk merawat dan membesarkan anak, membangun dan mengelola kehidupan rumah tangga, serta menerima dan melaksanakan tanggung jawab sebagai warga negara dan ikut bergabung dalam suatu kelompok sosial yang cocok. Semakin tingginya tingkat pendidikan individu maka semakin tinggi beban dan tanggung jawab yang harus dilakukan. Berbeda dengan TK, SD, SMP dan SMA, perguruan tinggi cenderung menuntut mahasiswanya untuk lebih bisa mandiri serta harus dapat mengambil keputusan sendiri. Mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar, mengerjakan seluruh tugas mata kuliah, melaksanakan praktikum, dan mengerjakan ujian. Semua itu rangkaian dari kegiatan untuk menyelesaikan keseluruhan beban SKS. Mahasiswa yang telah menyelesaikan beban SKS, selanjutnya diwajibkan untuk mengerjakan dan menyelesaikan skripsi sebagai syarat kelulusan dan memperoleh gelar sarjana (S1). Skripsi adalah sebuah tugas akhir mahasiswa yang berbentuk karya tulis penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki mahasiswa program sarjana sebagai hasil dari keseluruhan pengalaman belajar. Skripsi dapat menjadi hambatan dalam menyelesaikan studi apabila mahasiswa didalam hidupnya tidak memiliki semangat yang tinggi serta berperan aktif dalam menyelesaikan masalah yang ada pada saat mengerjakan skripsi. Hal tersebut senada dengan pernyataan Pratiwi & Laitlatulshifah (2012) yang menyatakan bahwa skripsi dapat dikatakan salah satu bentuk tuntutan dan tantangan bagi seorang mahasiswa tingkat

akhir, karena mahasiswa yang sedang menyusun skripsi diharuskan untuk memiliki sikap yang optimis, memahami seluruh isi skripsi yang dibuat, memiliki semangat hidup yang tinggi serta mampu dalam menyelesaikan masalah akademis dan non akademis. Peneliti telah melakukan penggalian data di Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro dan mendapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 1. Jumlah Mahasiswa Fakultas Psikologi yang Mengerjakan Skripsi Angkatan Jumlah 2010 9 orang 2011 12 orang 2012 24 orang 2013 111 orang Total 156 orang Berdasarkan tabel di atas, didapatkan hasil bahwa masih banyak mahasiswa yang belum mampu menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu. Terdapat beberapa faktor yang menghambat mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi. Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada tiga mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro pada tanggal 3 April 2017 yang menyatakan bahwa kesulitan-kesulitan yang sering ditemui yang dapat menjadi faktor penghambat adalah sumber referensi yang sulit dicari, sulit mendapatkan data dan subjek penelitian, bingung membaca dan menganalisis hasil data penelitian, rasa malas mengerjakan skripsi ketika dihadapakan dengan permasalahan dan lingkungan sekitar yang tak mendukung seperti diajak

bermain oleh teman. Berbagai macam kesulitan dan permasalahan yang muncul saat mengerjakan skripsi dapat membuat stres mahasiswa. Mahasiswa dalam menghadapi berbagai kesulitan dalam mengerjakan skripsi, sangat membutuhkan hardiness untuk merespon setiap masalah terkait dengan stres yang dihadapi. Kreitener & Kinicki (2005) mengemukakan bahwa hardiness adalah perilaku individu yang mengubah stresor negatif menjadi positif atau dengan kata lain menganggap stresor sebagai suatu tantangan. Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada tanggal 3 April 2017 kepada tiga mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro juga mendapatkan hasil bahwa ketika dihadapkan dengan berbagai macam bentuk kesulitan dan permasalahan dalam mengerjakan tugas termasuk skripsi adalah dengan meninggalkan tugas tersebut dan beralih ke aktivitas hal lain yang menurutnya bisa memperbaiki mood seperti menonton film, pergi refreshing, atau melakukan akitvitas yang disukai. Perilaku meninggalkan tugas setiap mengalami kesulitan dan permasalahan merupakan salah satu indikasi kurangnya komitmen yang dimiliki mahasiswa, padahal komitmen dibutuhkan agar individu dapat melihat pekerjaan yang menjadi tugasnya sebagai suatu hal yang penting dan akan membuat individu mampu untuk memfokuskan perhatian, imajinasi dan usaha (Maddi &Khoshaba, 2005). Komitmen kuat yang dimiliki individu dapat mengarahkannya untuk menghadapi masalah-masalah yang ada ketimbang lari atau beralih melakukan aktivitas lain. Dapat dikatakan bahwa komitmen juga sangat dibutuhkan bagi mahasiswa yang mengerjakan skripsi agar dapat memandang skripsi sebagai hal yang

cukup penting dan mampu untuk tetap fokus terhadap skripsi sehingga ketika mengalami kesulitan-kesulitan, mahasiswa mampu untuk mengatasi kesulitan tersebut dengan cara tidak meninggalkan skripsi dan beralih ke aktivitas lain. Selain hal di atas, didapatkan juga pengakuan dari beberapa mahasiswa yang mengatakan bahwa berbagai macam bentuk kesulitan yang muncul tanpa diduga saat mengerjakan skripsi adalah hal yang merugikan. Hal tersebut membuat mahasiswa tidak dapat melanjutkan ke tahapan selanjutnya dalam proses penyelesaian skripsi. Mahasiswa merasa waktu yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk melanjutkan ke tahapan proses menyelesaikan skripsi harus terhenti sejenak karena adanya kesulitan dan masalah yang muncul dan hal tersebut juga dapat berdampak pada kesempatan yang mereka miliki yaitu kesempatan untuk lulus tepat waktu. Hal tersebut merupakan salah satu indikasi kurangnya sikap challange (tantangan) yang dimiliki mahasiwa Fakultas Psikologi. Selain itu, mahasiswa juga mengakui bahwa kesulitan yang muncul saat mengerjakan skripsi menyebabkan mereka menjadi putus asa dan tak berdaya. Mahasiswa merasa bahwa kesulitan dan berbagai masalah yang berkaitan dengan skripsi diluar kemampuannya. Sikap merasa putus asa dan tak berdaya merupakan akibat dari rendahnya control yang dimiliki mahasiswa. Kurangnya sikap commitment, challange dan control yang dimiliki mahasiswa Fakultas Psikologi merupakan wujud dari hardiness yang rendah.

Hardiness adalah sebuah pola khas dari perilaku-perilaku serta kemampuan yang membuat individu memiliki resiliensi yang tinggi dengan bertahan dan dapat bertahan dibawah tekanan stresor. Perilaku-perilaku yang dimaksud adalah: 1) komitmen, yaitu bagaimana individu terlibat dengan orang dan berbagai peristiwa disekitarnya. 2) kontrol, yaitu menjaga individu untuk tetap mempengaruhi kejadian yang ada disekelilingnya dibandingkan menyerah pada keadaan. 3) tantangan, yaitu mencari tahu bagaimana individu mampu berkembang meskipun berada di dalam tekanan stresor daripada hanya meratapi nasib (Maddi & Khoshaba, 2005). Dampak positif dari adanya hardiness tinggi yang dimiliki individu adalah mampu menentukan strategi coping yang tepat ketika dihadapkan dengan permasalahan yang membuat individu tersebut merasa stres dan putus asa. Individu yang memiliki hardiness yang tinggi lebih rentan memandang situasi dan kejadian yang menyebabkan stres sebagai hal yang positif, oleh sebab itu individu tersebut akan dapat lebih jernih dalam menentukan coping yang tepat. Sebaliknya, individu yang memiliki hardiness rendah cenderung keliru dalam menentukan strategi coping. Hardiness yang tinggi juga dibutuhkan bagi mahasiwa yang mengerjakan skripsi, karena dengan adanya hardiness tinggi ketika mahasiswa dihadapkan dengan hambatan-hambatan saat mengerjakan skripsi mahasiswa akan mampu mengatasi permasalahan tersebut dengan memilih strategi coping yang tepat. Sebaliknya, jika mahasiswa memiliki hardiness rendah, ketika dihadapkan dengan permasalahan saat mengerjakan skripsi cenderung keliru memilih strategi coping untuk mengatasi hal tersebut, seperti dengan melakukan prokastinasi dengan menunda dan meninggalkan

skripsi dan beralih ke aktivitas lain bahkan sampai melakukan bunuh diri. Sastri (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Perbedaan Hardiness pada Mahasiswa Fakultas Psikologi dalam Menyelesaikan Tugas Akhir Ditinjau Dari Jenis Kelamin menyebutkan bahwa hardiness dapat membuat mahasiswa agar tidak berfikir untuk melakukan bunuh diri ketika dihadapkan dengan hal-hal yang membuatnya merasa stres dan putus asa. Penelitian lain menunjukkan bahwa di dalam stressful event, individu yang memiliki hardiness tinggi lebih sedikit mengeluh dibandingkan individu yang hardiness-nya rendah (Schultz dan Schultz, 2010). Penelitian mengenai hardiness juga dilakukan oleh Cole dkk (2004) mengungkap hubungan antara motivasi belajar dengan hardiness. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa siswa yang mendapatkan pelatihan penguatan hardiness selama dua bulan akan memiliki reaksi dan simtom depresi yang lebih sedikit dibanding siswa yang tidak pernah diberi pelatihan. Dapat dikatakan stimulasi depresi serta hasil akhir pembelajaran yang jauh lebih baik dipengaruhi oleh hardiness. Dijelaskan lebih lanjut dalam penelitian Hardiness Commitment, Gender, and Age differentiate University Academic Performance yang dilakukan oleh Sheard (2009), individu yang memiliki hardiness kuat akan menunjukkan tindakan untuk mengatasi permasalahan sebagai cara untuk mengatasi stres (contohnya: belajar untuk ujian dan mengerjakan tugas tepat waktu) serta bekerja keras untuk mengubah kemalangan menjadi peluang yang baik untuk dirinya. Apabila individu menganggap

tindakan contoh seperti diatas memiliki nilai yang berharga, maka individu yang memiliki ketangguhan akan terlibat dalam strategi secara sengaja untuk mengubah aktivitas menjadi suatu hal yang menurut dirinya lebih positif yaitu dengan menjaga motivasinya untuk memilih dan melakukan kegiatan yang memberikan manfaat untuk dirinya. Berdasarkan penelitian diatas dapat dikatakan bahwa hardiness memiliki peranan penting terhadap motivasi indivdu. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nguyen dkk (2012) yang berjudul Psychological Hardiness in Learning and Quality of College Life of Bussines Students: Evidence from Vietnam, yang mendapatkan hasil bahwa hardiness dalam belajar merupakan kunci penting untuk meningkatkan kualitas hidup dunia perkuliahan dan memiliki pengaruh yang kuat terhadap motivasi belajar siswa. Hardiness juga pernah diteliti oleh Vecgrave & Pavulens pada tahun 2012 yang berjudul Intterelation of First Semester Students Depression With Social Support And Hardiness, hasilnya menunjukkan terdapat hubungan yang erat antara depresi siswa yang baru memasuki semester pertama dengan hardiness. Dukungan sosial dan hardiness yang tinggi dapat meningkatkan kemampuan rasa percaya diri dan kemampuan manajemen stres bagi siswa sehingga dapat mengurangi depresi bagi siswa semester pertama. Abdollahi dkk (2014) menjelaskan bahwa hardiness dapat mempengaruhi tingkat kebahagiaan individu, mengurangi tekanan yang dirasakan, memiliki kontribusi pada fisik dan kesehatan mental, serta mampu memperbaiki kepuasan hidup individu. Hardiness dapat membuat individu untuk mampu menilai, mengontrol serta

menantang situasi stres yang dialami, merespon stres dengan efektif sehingga akan menciptakan lingkungan yang sehat. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hardiness, salah satunya adalah optimisme. Individu yang memiliki sikap optimis cenderung mengharapkan hal baik akan terjadi padanya (Bastianello, dkk 2014). Optimisme akan muncul apabila individu memiliki konsep diri. Agustiani (2006) menjelaskan bahwa konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki individu tentang dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang didapatkan dari interaksi dengan lingkungan. Konsep diri adalah pandangan pribadi yang dimiliki individu tentang dirinya atau persepsi terhadap aspek diri yang meliputi aspek fisik, aspek sosial dan aspek psikologis yang didasarkan atas pengalaman dari interaksi terhadap orang lain (Sobur, 2009). Konsep diri (selfconcept) adalah kesadaran individu mengenai siapa dirinya. Menurut Deaux, dkk (dalam Sarwono, 2009) konsep diri merupakan sekumpulan keyakinan serta perasaan individu terhadap dirinya. Keyakinan individu terhadap dirinya dapat berkaitan dengan minat, bakat, kemampuan, penampilan fisik, dan lain-lain. Individu kemudian mempunyai perasaan terhadap keyakinan mengenai dirinya tersebut, apakah dirinya merasa positif atau merasa negatif, bangga atau tidak bangga, serta senang atau tidak senang atas dirinya sendiri. Semakin positif konsep diri yang dimiliki individu akan semakin mudah seseorang untuk berhasil, demikian pula sebaliknya. Konsep diri sangat diperlukan bagi mahasiwa, karena dengan adanya konsep diri pada diri mahasiswa maka akan berdampak pada keberhasilan prestasi

akademiknya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Sumantri (2011) bahwa mahasiswa yang memiliki konsep diri positif akan menghasilkan prestasi akademik yang tinggi, sebaliknya mahasiswa yang konsep dirinya negatif akan menghasilkan prestasi akademik yang rendah pula. Penelitian tentang konsep diri dengan prestasi akademik juga dilakukan oleh Pambudi dan Wijayanti (2012) pada mahasiswa Program Keperawatan Universitas Diponegoro. Berdasarkan penelitian tersebut, didapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan prestasi akademik. Konsep diri yang negatif menyebabkan pencapaian akademik juga kurang, sedangkan konsep diri yang positif akan membuat mahasiwa dapat meraih prestasi akademik yang baik pula. Konsep diri juga berhubungan erat dengan motivasi yang dimiliki individu semakin positif konsep diri maka akan semakin tinggi motivasi untuk mencapai tujuan prestasi akademik yang tinggi. Peserta didik yang memiliki konsep diri yang negatif akan cenderung kehilangan motivasi dan minat yang nantinya berdampak pada prestasi akademik. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa konsep diri penting bagi mahasiswa. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti hubungan antara konsep diri dengan hardiness pada mahasiswa yang mengerjakan skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini yaitu Apakah terdapat hubungan antara konsep diri dengan hardiness pada mahasiswa yang mengerjakan skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang?. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan hardiness pada mahasiswa yang mengerjakan skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang Psikologi Sosial dan Psikologi Kepribadian serta bagi masyarakat luas mengenai korelasi antara Konsep diri dengan Hardiness. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti mengenai Psikologi Kepribadian dan Psikologi Sosial yaitu hubungan konsep diri dan hardiness.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya, terutama bagi peneliti yang tertarik dengan variabel hardiness. c. Bagi Mahasiswa Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan bahan informasi bagi mahasiswa khususnya mahasiswa yang mengerjakan skripsi, mengenai hardiness.