2016 PENGGUNAAN METODE DEBAT UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERARGUMENTASI DALAM PEMBELAJARAN IPS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif dalam interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat mutu pendidikan adalah hal yang penting, pembelajaran pun harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang dihadapkan kepada masalah-masalah yang menuntut adanya. pemecahan masalah itulah yang kita kenal dengan diskusi.

pilan tersebut saling berhubungan dan menjadi acuan dalam setiap pembelajaran bahasa Indonesia. Pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas X

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan berkembang

KEEFEKTIFAN STRATEGI INKUIRI YURISPRUDENSIAL DENGAN MEDIA TAYANGAN BERITA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

I. PENDAHULUAN. teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat ditingkatkan, baik di kalangan nasional maupun. agar mutu kehidupan masyarakat dapat meningkat. Melalui pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan manusia lain. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Tarigan. bahasa tertentu sebagai alat komunikasinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, karena

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi,

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHAREDALAM PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

BAB V PENUTUP. Penelitian yang berjudul Kemampuan Berbicara Argumentatif Anak

2015 PENERAPAN METODE TIMED PAIR SHARE UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP DEMOKRATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Nurjannah, 2013

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Astrid Sutrianing Tria, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan kita ditandai pencapaian academic standard dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN KAJIAN KETERBACAAN DAN NILAI KARAKTER TEKS ARTIKEL HARIAN KOMPAS SERTA UPAYA PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR MEMBACA KRITIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan. jenis tulisan baik tulisan fiksi maupun nonfiksi.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran untuk menambah wawasan di suatu bidang. Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Savitri Purbaningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu untuk. mengembangkan potensi diri dan sebagai katalisator bagi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB. I PENDAHULUAN. pelajaran di sekolah. Namun demikian akhir-akhir ini ada beberapa mata

T, 2015 PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indri Cahyani

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yulianti, 2015

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas pendidikannya. Contohnya adalah Finlandia, negara dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini dan masa depan peran pendidikan semakin penting,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nur Fildzah Amalia, 2015

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan. dalam perkembangan anak (Suryosubroto, 2010).

2016 PENINGKATAN KEMAND IRIAN BELAJAR SISWA D ENGAN MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING D ALAM PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang sekolah dasar mata pelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. negara. Melalui pendidikan dapat membentuk kepribadian seseorang sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. institusi pendidikan melalui tujuan institusional. Tujuan institusional ini

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK TERHADAP MATERI VERBAL MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO RECORDING DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi lulusan (SKL) pada kriteria kualifikasi sikap, kemampuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. guru untuk mengetahui dan memperbaiki proses maupun hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. bunyi sedangkan bentuk tulisan memakai symbol berupa huruf.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

2015 PENGGUNAAN MEDIA TWITTER UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT DALAM PEMBELAJARAN IPS

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian simpulan dapat dibagi dua yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB I PENDAHULUAN. sikap mental siswa (Wiyanarti, 2010: 2). Kesadaran sejarah berkaitan dengan upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. B. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan terjaminnya kebutuhan kehidupan mereka kelak. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Oka Nazulah Saleh, 2013

PENANAMAN NILAI (KARAKTER) DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arin Rukniyati Anas, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maulida Zahara, 2013

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk selalu berfikir dan mencari hal-hal yang baru. Pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan sumber daya, termasuk sumber daya manusia Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan IPS dalam kurikulum 2013 adalah untuk menghasilkan warga Negara yang memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang masyarakat dan bangsanya, religius, jujur, demokratif, kreatif, kritis, analitis, senang membaca, memiliki kemampuan belajar, rasa ingin tahu, peduli dengan lingkungan sosial dan fisik, berkontribusi terhadap perkembangan sosial dan budaya, serta berkomunikasi dengan produktif. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa tujuan IPS dalam kurikulum 2013 membentuk siswa agar memiliki kemampuan kognitif serta afektif, selain itu tujuan IPS dalam kurikulum 2013 juga menekankan pengembangan kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara produktif dan demokratif. Tentunya apabila tujuan IPS tersebut tidak tercapai dengan baik maka tidak akan terbentuk karakter siswa-siswa yang diharapkan tujuan IPS dalam kurikulum 2013. Dalam kenyataan di lapangan, tujuan IPS yang tercantum dalam kurikulum 2013 masih belum tercapai dengan baik terutama dalam aspek berkomunikasi secara produktif, khususnya dalam berargumentasi, hal tersebut berdasarkan pada observasi awal yang dilakukan peneliti di SMP Labschool UPI tepatnya di kelas 8E, peneliti menemukan permasalahan sebagai berikut; Pertama, kurangnya keberanian siswa untuk berinisiatif dalam mengemukakan argumen mengenai materi, terlihat dari sebagian besar siswa yang tidak berani dalam mengungkapkan argumen mengenai materi, salah satu sebab dari kurangnya keberanian tersebut adalah tidak dihargainya argumen siswa oleh siswa lainnya, sebagai contoh ketika guru selesai memutar video yang terkait dengan materi, sebagian besar siswa cenderung diam ketika diinstruksikan oleh guru untuk 1

2 mengomentari maupun berargumen mengenai materi, setelah beberapa waktu akhirnya ada satu siswa yang berani mengungkapkan argumen mengenai materi, namun ketika siswa tersebut merasa gugup, teman sekelasnya justru menertawakan dan meledek, hal tersebut berakibat siswa menjadi tidak percaya diri dan kurang berani untuk mengemukakan argumen kembali. Kedua, Penggunaan kosokata siswa ketika mengungkapkan argumen masih kurang baik, terlihat dari bahasa yang digunakan siswa saat mengungkapkan argumen cenderung kurang baku serta menggunakan bahasa nonformal ( gaul ), sebagai contoh ketika siswa menyampaikan argumen mengenai materi, siswa menggunakan kata-kata aku, kamu, gimana, dan lain lainnya. Hal tersebut tentunya mengakibatkan penyampaian argumen menjadi kurang baik dan jelas, serta menyebabkan diskusi menjadi kurang serius. Ketiga, argumen yang diungkapkan siswa cenderung tidak berdasar dan keluar dari konteks materi, terlihat dari sebagian besar siswa cenderung asal bunyi saat terjadinya diskusi tanpa berdasarkan pada sumber belajar yang relevan ataupun pendapat para ahli, hal tersebut mengakibatkan diskusi menjadi keluar dari konteks dan tidak terfokus pada tema, sehingga guru pada akhirnya harus mengingatkan siswa untuk fokus terhadap tema yang sedang dibahas. Berdasarkan masalah-masalah yang dijabarkan diatas peneliti berpendapat, bahwa siswa kelas 8E memiliki kemampuan yang rendah dalam berargumentasi. Kemampuan berargumentasi ini penting dikembangkan oleh siswa, dikarenakan kemampuan berargumentasi adalah salah satu indikator penting untuk tercapainya kemampuan berkomunikasi secara produktif, yang mana kemampuan mengemukakan argumentasi merupakan suatu kemampuan berkomunikasi untuk meyakinkan orang lain dan hal tersebut sejalan dengan kemampuan berargumentasi yang diungkapkan oleh Keraf (2007, hal 3) bahwasanya.

3 Kemampuan berargumentasi adalah suatu kemampuan yang berusaha mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain dengan pendapatnya sendiri yang bertujuan untuk membuat orang lain percaya serta akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pembicara Merujuk pada pendapat tersebut peneliti berpendapat bahwa kemampuan mengemukakan rrgumentasi merupakan kemampuan yang bertujuan untuk membuat orang lain percaya dan setuju dengan argumen yang diutarakannya, tentunya dengan membangun kemampuan berkomunikasi, siswa dapat mengembangkan jalannya perdebatan diskusi serta mengajak individu atau masyarakat sekitar agar peka terhadap fenomena-fenomena sosial yang mana dalam pembelajaran IPS terkandung berbagai materi yang mengajak siswa untuk membangun keterampilan sosial, oleh karena itu kemampuan berargumentasi dibutuhkan agar siswa dapat berkomunikasi secara baik dihadapan umum, serta dapat membuat individu ataupun masyarakat percaya dengan argumen yang diutarakan oleh siswa, untuk itu peneliti berpendapat bahwa kemampuan berargumentasi harus ditingkatkan oleh setiap siswa. Tentunya untuk meningkatkan kemampuan berargumentasi perlu menentukan metode yang mendukung, peneliti memilih metode debat untuk meningkatkan kemampuan berargumentasi siswa, metode tersebut dirasa tepat untuk mengembangkan kemampuan argumentasi, hal tersebut berdasarkan pada pendapat yang diungkapkan oleh Tarigan (1979, hal 86) yang mengungkapkan bahwa, Debat merupakan suatu latihan atau praktik persengketaan yang bersifat kontroversi antar argumentasi untuk menentukan baik atau tidaknya usul tertentu yang ditolak atau disangkal. Mengacu pada pendapat tersebut peneliti berpendapat bahwa debat dapat dimanfaatkan sebagai suatu metode latihan untuk mengembangkan kemampuan berargumentasi siswa, siswa-siswa dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar yang kontroversi sehingga akan terjadi adu argumentasi antar siswa dengan siswa lainnya, selain itu merujuk pada pendapat di atas debat dapat melatih untuk mempertahankan argumen sehingga siswa memiliki argumen dengan dasar yang kuat alasan yang logis,

4 oleh karena itu siswa dapat mempertanggungjawabkan argumen yang telah ia kemukakan. Mempertahankan maupun mempertanggungjawabkan sebuah argumen secara tidak langsung akan terjadi di dalam proses perdebatan karenanya melihat pada penjelasan sebelumnya dapat ditarik benang merah keterhubungan kemampuan berargumentasi dengan metode debat, bahwa dalam metode debat siswa akan dituntut kemampuannya dalam mengemukakan, mempertahankan, mencari dasar yang kuat untuk penguatan argumen, selain itu kegiatan mengemukakan argumen sangat mendukung berjalannya kegiatan-kegiatan dalam perdebatan seperti adu argumen, menyanggah argumen, lalu juga pada dasarnya metode debat merupakan metode pembelajaran kooperatif untuk mengembangkan pembelajaran dengan iklim yang demokratis yang notabene metode pembelajaran tersebut cocok digunakan dalam pembelajaran IPS, selain itu di dalam debat juga terdapat proses untuk menentukan pihak-pihak yang memenangkan perdebatan, yang mana menurut Hendrikus (2005, hal.120) debat adalah saling adu argumentasi antar pribadi atau kelompok dengan tujuan mencapai kemenangan satu pihak, dan sesungguhnya debat adalah suatu bentuk pertentangan dalam diskusi atau dialog yang mana peserta debat sungguh-sungguh berbantah lewat adu argumentasi dan bukan hanya sekedar memperoleh pengertian mengenai esensi masalah yang sedang diperdebatkan. Mengacu pada pendapat tersebut, debat diperuntukkan bukan hanya untuk mencari solusi atas permasalahan, namun juga untuk menentukan pihak-pihak yang memenangkan perdebatan tersebut, tentu saja kemenangan dalam perdebatan tersebut merupakan suatu poin penting dalam pengembangan argumentasi seperti mampu meyakinkan orang lain, dan poin tersebut merupakan salah satu kriteria penilaian atau penskoran dalam menentukan pemenang perdebatan., dengan begitu diharapkan metode debat dapat mendukung serta melatih kemampuan berargumentasi siswa, sehingga kemampuan berargumentasi siswa dapat ditingkatkan.

5 Berdasarkan dari penemuan masalah di lapangan mengenai argumentasi serta hubungannya dengan metode debat yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul PENGGUNAAN METODE DEBAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA DALAM. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti merumuskan serta merinci kembali masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Guru merencanakan metode pembelajaran debat untuk mengembangkan kemampuan argumentasi siswa dalam pembelajaran IPS di kelas 8E SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung? 2. Bagaimana Guru melaksanakan metode pembelajaran debat untuk mengembangkan kemampuan argumentasi siswa dalam pembelajaran IPS di kelas 8E SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung? 3. Apa saja kendala-kendala Guru dalam melaksanakan metode pembelajaran debat untuk mengembangkan kemampuan argumentasi siswa dalam pembelajaran IPS di kelas 8E SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung? 4. Bagaimana upaya Guru untuk mengatasai kendala pelaksanaan metode debat untuk meningkatkan kemampuan berargumentasi siswa dalam pembelajaran IPs di kelas 8E SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengembangkan kemampuan argumentasi siswa dalam pembelajaran IPS melalui penggunaan metode debat. Selain itu peneliti juga merinci tujuan penelitian tersebut, yakni :

6 1. Mengetahui perencanaan metode debat untuk meningkatkan kemampuan berargumentasi siswa di kelas 8E SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung 2. Mendeskripsikan metode debat untuk meningkatkan kemampuan berargumentasi siswa dalam pembelajaran IPS di kelas 8E SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung. 3. Mengatasi kendala metode debat untuk meningkatkan kemampuan berargumentasi siswa dalam pembelajaran IPS di kelas 8E SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung 4. Menjelaskan hasil dari penggunaan metode debat untuk meningkatkan kemampuan berargumentasi siswa dalam pembelajaran IPS di kelas 8E SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru dalam mengajar IPS khususnya dalam mengembangkan kemampuan argumentasi serta mengkomunikasikan materi ke siswa, dengan penggunaan metode debat juga diharapkan dapat menjadi pilihan metode yang bisa digunakan guru maupun pembelajaran dalam mendidik didalam suatu pembelajaran, selanjutnya peneliti juga merinci manfaat penelitian tersebut sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Untuk memperkaya data penelitian sebagai acuan serta referensi dalam penelitian selanjutnya, sehingga dapat menjadi acuan terkait penelitian yang berdasarkan pada metode debat maupun diskusi aktif serta kemampuan berargumentasi b. Sebagai sumber rujukan tertulis untuk guru terkait dalam mengembangkan kemampuan diskusi serta argumentasi siswa,

7 tentunya hal tersebut dapat dijadikan rujukan maupun acuan pembelajaran yang aktif dan bervariatif 2. Manfaat Praktis a. Diharapkan dengan terlaksananya penelitian ini dapat mengembangkan kemampuan berargumentasi siswa dalam pembelajaran IPS, sehingga siswa mampu dan berani dalam mengemukakan argumentasinya dalam pembelajaran IPS yang tentunya akan sangat membantu dalam kegiatan elaborasi antara guru dan siswa dalam pembelajaran IPS b. Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru dan siswa dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPS, sehingga guru dan siswa tidak terpaku pada buku teks serta dapat mengembangkan gagasan mengenai materi yang merujuk pada berbagai sumber belajar. c. Diharapkan penelitian ini membantu guru dan siswa dalam memperbaiki komunikasi, sehingga siswa memiliki keberanian dalam berargumentasi F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini, adalah sebagai berikut BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini secara garis besar peneliti paparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA

8 Pada bab ini peneliti paparkan konsep-konsep maupun teori untuk memverifikasi serta mendukung penelitian terkait pembelajaran IPS di SMP, metode yang digunakan adalah metode debat untuk mengembangkan kemampuan berargumentasi siswa dengan dukungan teori sebagai landasan pelaksanaan penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini peneliti paparkan mengenai perencanaan serta tahapantahapan penelitian dan desain penelitian yang digunakan selama penelitian, dimulai dari perencanaan & persiapan penelitian, prosedur penelitian, analisis data yang mencakup sumber data, teknik pengumpulan data, dan alat atau instrumen untuk mengumpulkan data BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini peneliti paparkan mengenai hasil penelitian yang didasarkan pada data, fakta, serta informasi yang didapat dari koresponden dengan acuan literature maupun teori yang menunjang BAB V KESIMPULAN & SARAN Pada bab ini peneliti paparkan keputusan maupun hipotesis serta kesimpulan-kesimpulan yang didapat untuk mempertimbangkan saran sebagai jawaban pertanyaan maupun masalah yang diteliti