BAB II GAMBARAN UMUM DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) A. Pembentukan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Di Indonesia Dalam masa ini terjadi perubahan ketatanegaraan Indonesia yakni dengan terjadinya amandemen terhadap UUD 1945 yang berimplikasi pada lahirnya beberapa lembaga baru dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.Pasca runtuhnya kekuasaan orde baru terjadi perubahan yang cukup signifikan dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, yang disebabkan kuatnya tuntutan perubahan dari masyarakat khususnya dari elemen mahasiswa. Berbagai macam ide dan gagasan yang muncul kepermukaan salah satunya amandemen terhadap konstitusi (UUD 1945), hal ini disebakan oleh penilaian berbagai kalangan terutama para ahli hukum tatanegara. Krisis yang terjadi dalam perjalanan bangsa Indonesia salah satu penyebabnya adalah terjadinya kebuntuan konstitusi. 18 Fungsi check and balances dalam lembaga kenegaraan merupakan tujuan utama amndemen UUD 1945. Dengan demikian kekuasaan tidak bertumpu hanya pada satu institusi negara.amandemen UUD 1945 membawa implikasi yang sangat luas terhadap semua lembaga negara. Pada salah satu sisi.ada lembaga negara yang mendapat proporsi baru yaitu dengan bertambahnya kewenangan secara signifikan di dalam konstitusi. Sementara di sisi lain ada pula lembaga negara yang mengalami pengurangan 18 Muslimah Hanim, Eksistensi Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia Menurut UUD 1945 Amandemen Keempat, (Pekanbaru: Uir Press, 2007), h. 2 19
20 kewenangannya dibandingkan dengan sebelum dilakukan perubahan. Tidak hanya itu ada pula lembaga negara yang dihilangkan karena nilai tdiak relevan lagi bagi kebutuhan penyelenggaraan negara ke depan. Di antara semua itu lembaga perwakilan rakyat termasuk yang paling tampak mengalami perubahan dan penataan. Reformasi pada lembaga legislatif di antaranya ialah perubahan sistem unikameral (yang telah menempatkan kedudukan MPR sebagai lembaga tertinggi negara atau supremasi MPR) menuju sistem bikameral dengan mengadakan perubahan komposisi MPRdi mana keanggotaan MPR terdiri dari anggota DPR dan DPD yang kesemuanya dipilih melalui pemilihan umum.pembentukan Dewan Perwakilan Daerah (Snate atau upperhouse) di maksudkan agar mekanisme Check and Balance dapat berjalan relative seimbang, terutama yang berkaitan dnegan kebijakan di pusat dan kebijakan di daearah. B. Kedudukan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) DPD merupakan lembaga perwakilan daerah yang berkedudukan sebagai lembaga negara. Gagasan pembentukan Dewan Perwakilan Daerah tidak terlepas dari, pertama, adanya tuntutan demokratis, bahwa pengisian anggota lembaga negara senantiasa dapat mengikutsertakan rajyat pemilih, sehingga keberadaan utusan daerah dan utusan golongan dalam komposisi MPR yang semula ditunjuk oleh unsur pemerintah digantikan dengan Pembentukan Dewan Perwakilan Daerah. kedua, pembentukan Dewan Perwakilan Daerah juga trelekati dengan semakin maraknya tuntutan
21 penyelenggaraan otonomi daerah, yang jika tidak dikendalikan dengan baik berujung pada tuntutan sparatisme sehingga Dewan Perwakilan Daerah dibentuk sebagai representasi kepentingan rakyat daerah. Dari pada itu, Dewan Perwakilan Daerah terembani sebagai lembaga negara yang memiliki fungsi integrasi sebagai diamanatkan sila ketiga pancasila, yakni persatuan Indonesia, sehingga setiap kepentingan daerah senantiasa barada dalam koridor Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Dengan demikian hakikat keberadaan DPD juga harus mengalir dari pasal-pasal yang terkait dengan pemerintah daerah antara lain: pasal 18 ayat (1) perubahan ketiga UUD 1945, bahwa: Negara kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi, kabupaten, dan kota mempunyai pemerintahan daerah yang di atur dengan Undang-Undang. 19 Hal tersebut perlu ditegaskan, mengingat dari 34 provinsi masih terdapat perbedaan sumber daya alam dan sumber daya manusia bahkan sumber dana yang cukup signifikan bagi terselenggara otonomi daerah yang relative sama. Dalam kondisi demikian dapat diasumsikan, tiap anggota DPD kelak diembani dengan situasi, kondisi dan kepentingan masing-masing provinsi yang juga sangat beragam yang pada akhirnya mungkin akan mempengaruhi keutuhan NKRI sehingga dibutuhkan antisipasi bagi terselenggaranya fungsi integrasi. 19 Muslimah Hanim, Loc. Cit
22 1. Fungsi Dewan Perwakilan Daerah (DPD) a. Pengajuan usul, ikut dalam pembahasan dan memberikan pertimbangan yang berkaitan dengan lesilasi tertentu; legislasi tertentu dalam hal fungsi pengajuan usul dan ikut membahas RUU adalah menyangkut RUU yang berkaitan dengan, otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daearh, pengembangan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dan daerah.adapun dalam hal fungsi pemberian perimbangan atas RUU adalah menyangkut RUUanggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan RUU yang berkaitan dengan, pajak, pendidikan, dan agama b. Pengawasan atas pelaksanaan undang-undang tertentu. Fungsi pengawasan atas pelaksanaa legislasi tertentu adalah pengawasan terhadap pelaksanaan RUU otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daearh, pengembangan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dan daerah, APBN, pajak, pendidikan, dan agama. 20 C. Wewenang Dewan Perwakilan Daerah (DPD) 1. DPD Dapat mengajukan Rancangan Undang-Undangdalam bidang-bidang tertentu yaitu: otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan 20 C.S.T. Kansil,Hukum Tata Negara Indonesia, ( Jakarta: Sinar Grafika, 2009),.h. 307
23 dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengembangan sumber daya alam, dan sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dan daerah. 2. DPD ikut membahas Rancangan Undang-Undang (RUU)dalam bidang: otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengembangan sumber daya alam, dan sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dan daerah, yang di ajukan baik oleh DPR maupun oleh pemerintah 3. DPD Memberi pertimbangan kepada DPR atas RUU yang berkaitan dengan rancangan APBN, pajak, pendidikan dan agama serta memberikan pertimbangan (diluar RUU) dalam pemilihan anggota badan pemeriksa keuangan (BPK) 4. DPD Dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang mengenai otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daearh, pengembangan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dan daerah, APBN, pajak, pendidikan, dan agama. DPD dapat melakukan pengawasan sebagai ketentuan ini adalah: a. DPD menerima dan membahas hasil-hasil pemeriksaan keuangan negara yang dilakukan oleh BPK sebagai bahan untuk melakukan pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang tertentu b. DPD dapat meminta secara tertulis kepada pemerintah tentang pelaksanaan Undang-Undang tertentu
24 c. DPD menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan masyarakat berkaitan dengan pelaksanaan Undang-Undang tertentu d. DPD mengadakan kunjungan kerja ke daerah untuk nemlakukan monitoring atau pemantauan atas pelaksanaan Undang-Undang tertentu. 21 1. Keanggotaan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Sebagaimana telah dipaparkan, bahwa keberadaan Dewan Perwakilan Daerah merupakan lembaga negara yang memperesentasikan kepentingan daerah, maka keanggotaan Dewan Perwakilan Daerah kelak diwarnai oleh komponen masyarakat yang berjuang demi kesejahteraan daerah. tentang keanggotaan DPD ini secara lebih detail lebih diatur dalam UU No. 12 tahun 2003 tentang pemilihan umum dan juga Undang-Undang No.23 Tahun 2003 tentang susunan dan kedudukan MPR, DPR,DPD, dan DPRD. Di dalam UU No. 17 tahun 2014 tentang pemilihan umum, dikatakan bahwa peserta pemilihan umum untuk memilih anggota DPD adalah perseorangan.pemilihan umum untuk memilih anggota DPD dilaksanakan dnegan sistem distrik berwakil banyak. Untuk dapat menjadi calon anggota DPD, peserta pemilu perseorangan harus memenuhi syarat dukungan dengan ketentuan: a. Provinsi yang berpenduduk sampai dengan 1.000.000 (satu juta) orang harus didukung sekurang-kurangnya oleh 1.000 (seribu) orang pemilih 21 Ibid.,h. 308
25 b. Provinsi yang berpenduduk lebih dari 1.000.000 (satu juta) sampai dengan 5.000.000 (lima juta) orang harus didukung sekurangkurangnya oleh 2.000 (dua ribu) orang pemilih c. Provinsi yang berpenduduk lebih dari 5.000.000 (lima juta) sampai dengan 10.000.000 (sepuluh juta) orang harus didukung sekurangkurangnya oleh 3.000 (tiga ribu) orang pemilih d. Provinsi yang berpenduduk lebih dari 10.000.000 (sepuluh juta) sampai dengan 15.000.000 (lima belas juta) orang harus didukung sekurang-kurangnya oleh 4.000 (empat ribu) orang pemilih e. Provinsi yang berpenduduk lebih dari 15.000.000 (lima belas juta) orang harus di dukung sekurang-kurangnya oleh 5.000 (lima ribu) orang pemilih. 22 Dukungan sebagaimana sekurang-kurangnya 25% dari jumlah kabupaten/kota di provinsi yang bersangkutan. Persyaratan sebagaimana dimaksud dibuktikan dengan tanda tangan atau cap jempol dan fotokopi kartu tanda penduduk yang sah. Seorang penduduk tidak diperbolehkan memberikan dukungan kepada lebih dari satu orang calon anggota DPD. Dukungan yang diberikan kepada lebih dari satu orang calon anggota DPD di tetapkan oleh KPU.Perseorangan yang tidak memenuhi persyaratan, yang disebutkan pasal 11 ayat (1), (2) dan (3) tidak dapat menjadi peserta pemilu, KPU menetapkan syarat-syarat tersebut dan KPU 22 Ibid,. h. 124
26 menetapkan tata cara penelitian dan melaksanakan penelitian keabsahan syarat-syarat tersebut. 2. Hak dan Kewajiban Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Analisis sinkronisasi-yuridis dengan UUD 1945 beserta perubahanperubahannya merupakan keniscayaan bagi tersusunnya pengaturan hak dan kewajiban DPD yang konstitusional. Terkait dengan pernyataan tersebut berikut diajukan hak dan kewajiban DPD antara lain: a. Hak DPD 1) DPD berhak mengajukan pertimbangan atau RUU tentang APBN, pajak, pendidikan dan agama 2) DPD berhak mengajukan pertimbangan bagi pencalonan anggota BPK 3) Dpd berhak untuk memperoleh hasil pemeriksaan BPK. b. Kewajiban DPD 1) DPD wajib memlihara integritas keutuhan NKRI 2) DPD wajib mengajukan dan membahas RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah 3) DPD wajib melakukan pengawasan pelaksanaan seluruh Undang- Undang. 23 4) Mengamalkan pancasila 5) Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan 23 Ibid,. h. 126
27 6) Memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat 7) Menyera, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat 8) Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan 9) Memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada pemilih dan daerah pemilihannya 10) Menaati kode etik dan peraturan tata tertib DPD 11) Menjaga kode etik dan norma dlaam hubungan kerja dengan lembaga yang terkait. 24 Pembentukan DPD semula dimaksudkan dalam rangka mereformasi struktur parlemen Indonesia menjadi dua kamar (bikameral) yang terdiri atas DPR dan DPD. Dengan sistem bikameral itu diharapkan proses legislasi dapat diselenggarakan berdasarkan sistem double check yang memungkinakan representasi kepentingan seluruh rakyat secara relatif dapat disalurkan dengan basis sosial yang lebih luas. DPD mencerminkan representasi teritorial atau regional (regional representation). Akan tetapi, ide bikameralisme atau struktur parlemen dua kamar itu mendapat tantangan yang keras dari kelompok konservatif di panitia Ad Hoc perubahan UUD 1945 di MPR 1999-2002, sehingga yang disepakati adalah rumusan sekarang yang tidak dapat disebut menganut 24 C.S.T Kansil.,Loc.cit
28 sistem bikameral sama sekali. Dalam ketentuan UUD 1945 dewasa ini, jelas terlihat bahwa DPD tidaklah mempunyai kewenangan membentuk Undang-Undang. Namun dibidang pengawasan, meskipun terbatas hanya berkenaan dengan kepentingan daerah dan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan Undang-Undang tertentu, DPD dapat dikatakan mempunyai kewenangan penuh untuk melakukan fungsi pengawasan terhadap kinerja pemerintahan. 25 25 Jimly Asshiddiqie, Perkembangan Dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi, (Jakarta: Sinar Grafika 2012 ), h. 119