BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan sehingga batasan antar negara-negara di dunia seolah-olah tidak ada.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh suatu

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB. I PENDAHULUAN. akan mengembangkan pasar dan perdagangan, menyebabkan penurunan harga

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara, Uni Eropa (UE) di Eropa dan NAFTA di Amerika Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan

BAB 3 KONDISI PERDAGANGAN LUAR-NEGERI INDONESIA DENGAN KAWASAN ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tidak sekedar di tunjukan oleh prestasi pertumbuhan ekonomi. perekonomian kearah yang lebih baik. (Mudrajad,2006:45)

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JANUARI 2013 MENCAPAI 1.153,70 JUTA DOLLAR AMERIKA

Kinerja Ekspor Nonmigas November 2010 Memperkuat Optimisme Pencapaian Target Ekspor 2010

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN OKTOBER 2012 MENCAPAI 1.052,95 JUTA DOLLAR AMERIKA

Perkembangan Ekspor Indonesia Biro Riset LMFEUI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara sebagian anggota masyarakat internasional masuk dalam blokblok

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang tidak dapat menutup diri terhadap

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara bertujuan agar posisi ekonomi negara tersebut di pasar internasional

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

2. Ekspor Produk DKI Jakarta

Nilai ekspor Jawa Barat Desember 2015 mencapai US$2,15 milyar naik 5,54 persen dibanding November 2015.

Meningkatnya Impor Barang Modal Dukung Industri dan Adanya Peningkatan Ekspor ke Pasar Nontradisional

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

BPS PROVINSI JAWA BARAT


BAB I PENDAHULUAN. Dengan masih besarnya pengaruh Cina terhadap perekonomian dunia, maka

Perkembangan Ekspor dan Impor Provinsi Lampung, September 2017

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

BPS PROVINSI JAWA BARAT

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

I. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA EKSPOR NON MIGAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN SKRIPSI

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

: Determinan Intra-Industry Trade Komoditi Kosmetik Indonesia dengan Mitra Dagang Negara ASEAN-5 : I Putu Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu subsektor pertanian yang berpotensi untuk dijadikan andalan

PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI FEBRUARI 2015

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI APRIL 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2014

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

Analisis Kinerja Perdagangan Indonesia: Defisit Neraca Perdagangan Mei 2012 Dapat Ditekan

Ekspor Nonmigas 2010 Mencapai Rekor Tertinggi

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI MARET 2015

MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax:

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. dalam Todaro dan Smith (2003:91-92) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara untuk memenuhi semua kebutuhan yang ada dalam suatu negara,

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN SEPTEMBER 2015

PEMASARAN INTERNASIONAL

perdagangan, industri, pertania

BPS PROVINSI JAWA BARAT A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2015 MENCAPAI US$ 2,23 MILYAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

BPS PROVINSI JAWA BARAT

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena globalisasi merupakan fenomena di mana terjadi proses integrasi internasional yang terjadi karena kemajuan teknologi dan berkembangnya ilmu pengetahuan sehingga batasan antar negara-negara di dunia seolah-olah tidak ada. Memasuki era globalisasi menimbulkan berbagai dampak di segala bidang. Mulai dari bidang sosial, budaya, teknologi, politik maupun dalam bidang ekonomi. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi di mana dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian terbuka. Hal ini ditandai dengan terjadinya perdagangan internasional antar negara-negara di dunia. Hal ini membuktikan bahwa tidak ada satu negara pun yang mampu memenuhi kebutuhan negaranya sendiri hanya dengan kemampuannya sendiri dan dengan perdagangan internasional akan meningkatkan efisiensi daya saing ekonomi yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat negara tersebut. Perdagangan internasional menyebabkan setiap negara untuk saling berintegrasi dan bekerja sama baik dalam lingkup antara negara maupun regional. Memasuki awal abad ke-21, kerja sama antara negara-negara di kawasan Asia pasifik telah memasuki babak baru, khususnya dalam bidang ekonomi. Integrasi ekonomi contohnya diawali dengan terbentuknya Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) 1989, ASEAN Free Trade Area (AFTA) tahun 1992, ASEAN-China FTA tahun 2004, Comprehensive Economic Partnership in East 1

Asia (CEPEA) tahun 2007 di mana kesepakatan CEPEA ini melibatkan negaranegara di kawasan ASEAN, Australia, India, Jepang, Rep. Korea, New Zealand, dan Cina(ASEAN+6), ASEAN Economic Community (AEC) 2015. Kegiatan perdagangan internasional yang meliputi ekspor dan impor sangat erat hubungannya degan neraca perdagangan. Neraca perdagangan menunjukan perbandingan besarnya nilai ekspor dan impor yang dilakukan suatu negara. Suatu negara dikatakan surplus neraca perdagangan apabila ekspor negara tersebut lebih nilainya banyak dari pada impor negara tersebut. Sedangkan suatu negara dikatakan defisit neraca perdagangan apabila impor negara tersebut nilainya lebih banyak dari pada ekspor negara tersebut. Perdagangan internasional yang menjurus kepada surplus neraca perdagangan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. 2

Gambar 1.1 Proporsi Produk Domestik Bruto Indonesia Berdasarkan Pengeluaran Tahun 2008-2014 Net Ekspor 10% Investasi 25% Konsumsi 57% Pemerintah 8% Kondisi proporsi Produk Domestik Bruto Indonesia tahun 2008-2014 menunjukan bahwa penyumbang PDB terbesar Indonesia adalah di sektor pengeluaran konsumsi sebesar 57%, sedangkan sektor perdagangan hanya menyumbang rata-rata 10% Produk Domestik Bruto Indonesia. Besarnya tingkat konsumsi di Indonesia sejalan dengan besarnya jumlah penduduk Indonesia, penduduk Indonesia menempati peringkat empat dunia setelah China, India dan Amerika Serikat. Besarnya kontribusi sektor konsumsi menimbulkan kerentanan bagi perekonomian, hal tersebut dikarenakan sektor konsumsi di Indonesia sangat sensitif terhadap lonjakan harga. Sehingga pemerintah perlu lebih mengoptimalkan peran sektor perdagangan dalam meningkatkan pertumbuhan PDB Indonesia, cara yang dapat dilakukan dengan mendorong sektor yang dimiliki negara agar semakin produktif dan efisien dalam menghasilkan produk ekspor. Kebijakan lainnya yang 3

dapat diambil adalah dengan memperlancar arus perdagangan ke negara tujuan ekspor. Kebijakan tersebut guna meningkatkan neraca perdagangan Indonesia agar surplus. Tabel 1.1 Kondisi Neraca Perdagangan Indonesia tahun 2007-2014 Tahun Ekspor (Juta US$) Impor (Juta US$) Balance (Juta US$) 2007 114.100,9 74.473,4 39.627,5 2008 137.020,4 129.197,3 7.823,1 2009 116.510 96.829,2 19.680,8 2010 157.779,1 135.663,3 22.115,8 2011 203.496,6 177.435,6 26061 2012 190.020,3 191.689,5-1.669,2 2013 182.551,8 186.628,7-4.076,9 2014 176.292,5 178.178,8-1.886,3 2015 150.282,3 142.694,8 7.587,5 Sumber: Badan Pusat Statistik dan Kementrian Perdagangan, diolah (2016) Kondisi Neraca Perdagangan Indonesia Tahun 2007-2015 menunjukan bahwa Neraca Perdagangan Indonesia mengalami fluktuasi. Ekspor tertinggi tercatat pada tahun 2011 dengan nilai sebesar 203.496,6 juta US$ dan terendah pada tahun 2007 dengan nilai sebesar 114.100,9 juta US$. Sedangkan Impor tertinggi pada tahun 2012 dengan nilai impor 191.689,5 juta US$ dan impor terendah tercatat pada tahun 2007 dengan nilai impor sebesar 74.473,4 juta US$. Tabel Neraca Perdagangan di atas juga menunjukan bahwa keseimbangan Neraca Perdagangan juga berfluktuasi, tercatat surplus terbesar terjadi pada tahun 2015 dengan nilai surplus 7.587,5 juta US$ dan defisit terbesar juga tercatat pada tahun 2013 sebesar 4.076,9 juta US$. Dalam Neraca Perdagangan Indonesia yang perlu 4

Nilai Perdagangan di perhatikan adalah terjadinya defisist berturut-turut Neraca Perdagangan pada tahun 2012-2014 yaitu sebesar 1.669,2 juta US$ pada tahun 2012, pada tahun 2013 defisit sebesar 4.076,9 juta US$ dan pada tahun 2014 defisit sebesar 1.886,3 juta US$. Defisit tersebut dikarenakan melemahnya perlamabatan ekonomi global yang mengakibatkan turunnya permintaan ekspor bahan baku Indonesia terutama ke China dan Jepang. Sementara itu tingginya impor Indonesia terutama produk manufaktur ikut andil dalam defisit neraca perdagangan Indonesia. Gambar 1.2 Ekspor Indonesia Berdasarkan Komoditas Tahun 2007-2015 dalam Juta US$ 250000 EKSPORT MIGAS NON MIGAS 200000 150000 100000 114101 92012 137020 107894 116510 97492 157779 129740 203497 162020 153043 190020 182552 149919 176293 150282 145961 131730 50000 41477 36977 22089 29126 28040 19018 32633 30332 18552 0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 EKSPORT 114101 137020 116510 157779 203497 190020 182552 176293 150282 MIGAS 22089 29126 19018 28040 41477 36977 32633 30332 18552 NON MIGAS 92012 107894 97492 129740 162020 153043 149919 145961 131730 Sumber: Badan Pusat Statistik dan Kementrian Perdagangan, diolah (2016) Ekspor Indonesia berdasarkan komoditasnya dapat dilihat bahwa dari tahun 2007-2011 ekspor Indonesia trend nya mengalami kenaikan dari sebesar 114.101 5

juta US$ di tahun 2007 naik menjadi 203.497 juta US$ pada tahun 2011. Kontribusi terbesar dari kenaikan ekspor Indonesia adalah sektor Migas yang naik dari 92.012 juta US$ di tahun 2007 menjadi 162.020 juta US$ di tahun 2011. Sektor non-migas meskipun pada tahun 2007-2011 belum berkontribusi besar dalam ekspor Indonesia, tetapi trend nya ikut naik dari 22.089 juta US$ pada tahun 2007 menjadi 41.477 juta US$ pada tahun 2011. Setelah tahun 2011, ekspor Indonesia trend nya adalah menurun. Penurunan tersebut di tunjukan dari nilai ekspor Indonesia pada tahun 2012 sebesar 190.020 jutaus$ menjadi 150.282 juta US$ pada tahun 2015. Penurunan ekspor Indonesia diakibatkan karena turunnya nilai ekspor Indonesia dari sektor Migas dan Non Migas. Sektor Non Migas di mana pada tahun 2012 tercatat 153.043 juta US$ dan pada tahun 2015 turun menjadi 131.730 juta US$. Penuruann juga terjadi di sektor Migas di mana pada tahun 2012 tercatat 36.977 juta US$ turun menjadi 18.552 juta US$ pada tahun 2015. Penurunan sektor Migas dan Non Migas Indonesia terjadi akibat turunnya permintaan global akibat perlambatan ekonomi global terutama dari negara-negara tujuan ekspor Indonesia seperti Jepang, China, Singapura dan Amerika Serikat. Selain itu, turunnya harga minyak dunia dan liting minyak Indonesia yang belum sesuai target yang ditetapkan pemerintah juga ikut mempengaruhi turunnya ekspor Indonesia di sektor Migas. 6

Nilai Ekspor Gambar 1.3 Ekspor Indonesia Berdasarkan Kawasan 2007-2014 Dalam Juta US$ 90000 80000 70000 60000 50000 40000 30000 20000 10000 0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 ASEAN 22292 27171 24624 33348 42099 41829 40630 39668 asia timur 45175 53461 43713 61388 82845 75719 69666 60527 australia & oceania 3830 4820 3857 4890 6303 5683 5208 5738 afrika 2542 3333 2803 3657 5675 5714 5616 6263 NAFTA 12526 14108 11747 15761 18078 16317 17161 18136 amerika tengah & selatan 1623 1972 1717 2740 3295 2975 3019 2899 uni eropa 13345 15455 13568 17127 20509 18027 16764 16894 Sumber: Badan Pusat Statistika, diolah (2016) Ekspor Indonesia berdasarkan tujuan kawasan dari negara partner dagang Indonesia menunjukan bahwa ekspor Indonesia di dominasi ke negara-negara Asia Timur dan ASEAN. Tercatat untuk ekspor ke Asia Timur pada akhir tahun 2014 sebesar 60.527 juta US$ dan ke ASEAN mencatat total ekspor sebesar 39.668 juta US$. Sama seperti ekspor Indonesia berdasarkan komoditas (Gambar 1.1), trend penurunan ekspor Indonesia pada tahun 2012-2014 sangat terasa pada kawasan Asia Timur dan Asean. Sedangkan untuk kawasan Australia & Oceania, Afrika, Nafta, Amerika Tengah & Selatan dan Uni Eropa tercatat pertumbuhan ekspor 7

Nilai Ekspor Indonesia ke kawasan tersebut stagnan dan proporsi nya tidak sebesar Asia Timur dan ASEAN. Gambar 1.4 Ekspor Indonesia Berdasarkan Negara Tujuan Tahun 2007-2014 dalam juta US$ 40000 35000 30000 25000 20000 15000 10000 5000 0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 JAPAN CHINA SINGAPURA AMERIKA SERIKAT INDIA KOREA SELATAN MALAYSIA TAIWAN THAILAND AUSTRALIA Sumber: International Monetary Fund, diolah (2016) Berdasarkan Grafik ekspor Indonesia berdasarkan negara tujuan dapat kita lihat bahwa mayoritas negara tujuan ekspor Indonesia adalah negara-negara di kawasan Asia, selain itu terdapat Amerika Serikat dan Australia yang juga menjadi negara tujuan ekspor utama Indonesia. Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa Jepang, China, Singapura dan Amerika Serikat merupakan negara utama tujuan ekspor Indonesia dengan nilai ekspor di atas 15.000 juta US$. 8

1.2 Perumusan Masalah Perdagangan internasioanl memberikan dampak integritas ekonomi dan saling bekerja samanya antar negara maupun regional untuk memenuhi kebutuhan masing-masing negara. Kerja sama tersebut diwujudkan dalam berbagai organisasi dan kesepakatan seperti APEC, ASEAN, AFTA, ASEAN-China FTA, CEPEA dan AEC. Dengan kerja sama tersebut diharapkan meningkatkan surplus neraca perdagangan dari indonesia ke negara tujuan ekspor ekspor Indonesia di kawasan Asia-Pasifik. Perdagangan internasional yang menjurus kepada surplus neraca perdagangan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Namun dalam beberapa tahun neraca perdagangan Indonesia mengalami fluktuasi, bahkan pada tahun 2011-2014 posisi neraca perdagangan Indonesia adalah defisit neraca perdagangan. Oleh karena itu penelitian tentang perdagangan Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor utama Indonesia penting dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nilai ekspor Indonesia terhadap tiga puluh negara dagang utama di kawasan Asia-Pasifik. 9

1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan pernyataan penelitian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Apakah GDP per kapita riil negara tujuan ekspor berpengaruh terhadap ekspor Indonesia ke negara Asia Pasifik? b. Apakah populasi negara tujuan ekspor berpengaruh terhadap ekspor Indonesia ke negara Asia Pasifik? c. Apakah jarak antar ibu kota berpengaruh terhadap ekspor Indonesia ke negara Asia Pasifik? d. Apakah kualitas pelabuhan Indonesia dan negara tujuan ekspor berpengaruh terhadap ekspor Indonesia ke negara Asia Pasifik? e. Apakah kualitas peraturan pemerintah Indonesia berpengaruh terhadap ekspor Indonesia ke negara Asia Pasifik? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Menganalisis apakah GDP per kapita riil negara tujuan ekspor berpengaruh terhadap ekspor Indonesia ke negara Asia Pasifik. b. Menganalisis apakah populasi negara tujuan ekspor berpengaruh terhadap ekspor Indonesia ke negara Asia Pasifik. 10

c. Menganalisis apakah jarak antar ibu kota berpengaruh terhadap ekspor Indonesia ke negara Asia Pasifik. d. Menganalisis apakah kualitas pelabuhan Indonesia dan negara tujuan ekspor berpengaruh terhadap ekspor Indonesia ke negara Asia Pasifik. e. Menganalisis apakah kualitas peraturan pemerintah Indonesia berpengaruh terhadap ekspor Indonesia ke negara Asia Pasifik. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: a. Bagi pembuat kebijakan Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor Indonesia ke negara-negara Asia Pasifik, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan kepada pengambil kebijakan dalam meningkatkan kinerja ekspor Indonesia, khususnya ke negara Asia Pasifik. b. Bagi akademisi Manfaat penelitian ini untuk akademisi adalah penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya. 11

1.6 Pembatasan Masalah Penelitian ini menggunakan data nilai ekspor, PDB per kapita riil, populasi, jarak antar ibu kota, kualitas pelabuhan dan kualitas peraturan dari Indonesia ke 30 negara-negara di kawasan Asia Pasifik yaitu Uni Emirat Arab, Australia, Bangladesh, Canada, Chile, Hongkong, India, Jordan, Japan, Kamboja, Korea Selatan, Kuwait, Mexico, Sri lanka, Malaysia, New Zealend, Oman, Pakistan, Panama, Peru, Filipina, Qatar, Rusia, Arab Saudi, Singapura, Bahrain, Thailand, Amerika Serikat dan Vietnam. Periode penelitian digunakan adalah kurun waktu 2007-2014 karena adanya keterbatasan data. Penelitian ini juga tidak menggunakan fixed effect model karena ada variabel yang tidak berubah yaitu jarak antar negara. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang akan penulis sajikan adalah sebagai berikut a. Bab I: Pendahuluan Bab pendahuluan berisi sub-bab yang terdiri atas latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan b. Bab II: Tinjauan Pustaka Bab tinjauan pustaka terdiri atas landasan teori yang merupakan dasardasar teori dari penelitian yang akan di lakukan dan hasil penelitian terdahulu yang di dapat oleh peneliti terdahulu dan ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan. 12

c. Bab III: Metode Penelitian Bab metodologi penelitian berisi tentang bahan atau materi penelitian, alat, jalan penelitian, variabel dan data yang akan dikumpulkan. Tujuan dari bab ini adalah memberikan informasi kepada pembaca mengenai metode yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data. d. Bab IV: Hasil dan pembahasan Bab hasil dan pembahasan memuat hasil penelitian dan pembahasan yang sifatnya terpadu. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk daftar (tabel), grafik, foto atau bentuk lain dan ditempatkan dekat dengan pembahasan. Pembahasan berisi tentang hasil yang diperoleh, berupa penjelasan teoritik baik secara kuantitatif, kualitatif dan statistik. e. Bab V : Kesimpulan dan saran Bab kesimpulan dan saran menjelaskan kesimpulan akhir dan saran yang diberikan sesuai dengan penelitian. Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dam tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan untuk membuktikan kebenaran hipotesis. Saran dibuat berdasarkan pengalaman dan pertimbangan penulis, ditujukan kepada para peneliti di bidang sejenis yang ingin melanjutkan atau menggabungkan penelitian yang sudah diselesaikan. 13