BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Pada bagian ini akan dibahas mengenai kesimpulan hasil penelitian berjudul

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB V PENUTUP. Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian ini bagi pembelajaran

BAB IV PENUTUP. Skripsi ini membahas tentang pematuhan dan pelanggaran maksim-maksim

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian kesantunan bertutur dialog tokoh dalam film Sang

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sedang mengalami perubahan menuju era globalisasi. Setiap perubahan

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 31

ANALISIS PENYIMPANGAN MAKSIM KERJASAMA DAN AKSIM KESOPANAN DALAM WACANA KARTUN PADA URAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMATIK)

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Tesis ini membahas tentang pelanggaran maksim-maksim prinsip

III. METODE PENELITIAN. kesantunan berbahasa dalam percakapan. Penelitian kualitatif adalah prosedur

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Diajukan oleh: RIZKA RAHMA PRADANA A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesopanan merupakan adat sopan santun, tingkah laku (tutur kata) yang baik

BAB I PENDAHULUAN. dalam pikiran kita. Dengan demikian bahasa yang kita sampaikan harus jelas dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi atau alat interaksi yang digunakan oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan komponen terpenting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. ini. Akan tetapi, perkembangan teknologi dan industri yang menghasilkan budaya teknokrasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam berkomunikasi, sebagai salah satu kegiatan utama manusia alam

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN.. ABSTRAK... ABSTRACT. KATA PENGANTAR.. DAFTAR TABEL... DAFTAR SINGKATAN...

ANALISIS PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA PADA KEGIATAN DISKUSI KELAS SISWA KELAS XI SMA N 1 SLEMAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kebencian. Benci (a) ialah sangat tidak suka dan kebencian (n) ialah sifat-sifat benci

BAB I PENDAHULUAN. dipelajari dari jenjang sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. sekitar, ilmu pengetahuan dan nilai-nilai moral atau agama. Tidak dapat. kebutuhan manusia satu dengan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berbagai segi kehidupan. Kenyataan menunjukkan bahwa pemakaian bahasa. dalam suatu pembelajaran di lembaga pendidikan.

ANALISIS PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DAN IMPLIKATUR DALAM KEGIATAN DISKUSI SISWA SMA NEGERI 1 SUMBAWA BESAR. Oleh. Sri Astiani 1) Sri Sugiarto 2)

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas

ANALISIS KESANTUNAN BAHASA DALAM KONTEKS PEMBELAJARAN TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA PADA KEGIATAN DISKUSI KELAS SISWA KELAS XI SMA N 1 SLEMAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan ide, gagasan, atau pendapat. Alat komunikasi itu disebut

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengguna bahasa itu sendiri. saling memahami apa yang mereka bicarakan. Fenomena ini terjadi di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sarana komunikasi, maka segala yang berkaitan dengan

I. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa mereka, atau bahasa-bahasa mereka bila mereka berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencapaian tujuan belajar tercermin dari kemampuan belajar siswa yang

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

REALISASI TINDAK KESANTUNAN KOMISIF DI KALANGAN MASYARAKAT PEDAGANG PASAR TRADISIONAL NASKAH PUBLIKASI

BAB V PENUTUP. etika komunikasi anak-anak penggemar game online Point Blank dengan. 1. Etika komunikasi dengan orang yang lebih tua

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. kesehariannya manusia saling membutuhkan interaksi dengan sesama untuk

BAB I PENDAHULUAN. dari kelompok bermain (0-4 tahun) dan Taman Kanak-kanak (4-6 tahun).

ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA PADA LAPORAN WAWANCARA YANG DITULIS SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 TERAS. Diajukan Oleh: Ana Maria A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

SEMINAR NASIONAL PRASASTI (Pragmatik: Sastra dan Linguistik)

BAB II KAJIAN TEORI. Dalam KBBI edisi ketiga (1990) dijelaskan yang dimaksud dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Wujud pragmatik imperatif dipilih sebagai topik kajian penelitian ini karena di dalam kajian dapat

ANALISIS TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG TIDAK LITERAL ANTARA PEMBELI DENGAN PENJUAL BUAH DI MOJOSONGO, SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

REALISASI PRINSIP KESOPANAN TUTURAN PENGAMEN PANTURA DAN PENGAMEN PASUNDAN

BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB SEBAGAI BAHAN AJAR

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, 2003:588).

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa dapat menjalin hubungan yang baik, dan dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. lambang berupa bunyi yang bersifat sewenang-wenang (arbitrer) yang dipakai oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. wajib untuk Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Dasar. Sekolah Dasar

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA DENGAN GURU DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena kurangnya minat dan motivasi belajar bahasa Jawa. lingkungan sekolah maupun luar sekolah.

I. PENDAHULUAN. komunikasi, melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi)

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. sebagai media penyampaian informasinya. dipergunakan dalam wacana humor. Penggunaan bahasa yang biasa saja

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi dan penghubung antar masyarakat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

I. PENDAHULUAN. Proses tersebut dapat ditemukan dalam lingkungan yang paling kecil,

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, isi pikiran, maksud, realitas dan sebagainya. mengingat jumlah bahasa atau variabel bahasa yang digunakan.

STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id 137 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan dibahas mengenai kesimpulan hasil penelitian berjudul Analisis Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Berdiskusi Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar, implikasi penelitian ini bagi pembelajaran Bahasa Indonesia dan saran yang berkaitan dengan kesantunan berbahasa. A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dibahas di bab IV, diperoleh simpulan sebagai berikut. 1. Pematuhan prinsip kasantunan pada kegiatan diskusi kelas siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar diperoleh data sebagai berikut. Pematuhan prinsip kesopanan yang mendominasi adalah maksim penerimaan, yang berjumlah 9 data dengan persentase. Maksim kemurahan berada di urutan kedua yang berjumlah 7 data dengan persentase. Sedangkan di urutan ketiga ada dua maksim yakni maksim kebijaksanaan dan maksim kecocokan dengan jumlah 6 data dan dengan persentase. Urutan keempat yakni maksim kerendahan hati dengan jumlah data 4 data dan dengan persentase. Di urutan terakhir adalah maksim kesimpatian dengan jumlah data 3 data dan dengan persentase. Total keseluruhan data berjumlah 35 data. 2. Pelanggaran prinsip kesantunan pada kegiatan diskusi kelas siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar diperoleh data sebagai berikut. Pelanggaran prinsip kesopanan yang mendominasi adalah maksim 137

digilib.uns.ac.id 138 kecocokan, yang berjumlah 8 data dengan persentase. Maksim kebijaksanaan berada di urutan kedua yang berjumlah 7 data dengan persentase. Sedangkan di urutan ketiga yakni maksim penerimaan dengan jumlah data 6 data dan dengan persentase. Pada urutan keempat ditempati maksim kemurahan dengan jumlah data 5 data dan dengan presentase. Di urutan terakhir adalah maksim kerendahan hati dan maksim kesimpatian yang masing-masing berjumlah 3 data dan dengan persentase. Total keseluruhan data berjumlah 32. 3. Penyebab pelanggaran prinsip kesantunan mengacu pada pendapat Pranowo (2012 : 68-73) menyebutkan ada beberapa faktor penyebab sebuah pertuturan itu menjadi tidak santun. Penyebab ketidaksantunan itu antara lain adalah (a) mengeritik secara langsung dengan menggunakan kata-kata kasar, (b) dorongan emosi penutur, (c) secara sengaja menuduh lawan tutur, (d) protektif terhada pendapat sendiri, dan (e) sengaja memojokkan lawan tutur. 4. Siswa kelas dua SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar telah mampu berbahasa dengan sopan sesuai dengan prinsip kesantunan berbahasa. Hal tersebut dibuktikan dengan jumlah data pematuhan prinsip kesantunan lebih banyak dari pada data pelanggaran prinsip kesantunan. Ditemukan bahwa secara umum siswa di telah mampu berbicara secara sopan pada saat diskusi kelompok besar atau disebut diskusi kelas. Sedangkan pada situasi diskusi kelompok kecil banyak ditemui siswa berbicara dengan kurang sopan dan warnai penggunaan bahasa daerah.

digilib.uns.ac.id 139 B. Implikasi Implikasi yang dapat diperoleh berdasarkan simpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut. Tuturan yang santun hendaknya dimiliki oleh semua orang agar terjadi komunikasi yang lancar. Hal ini berarti terjadinya kesepakatan antarpenutur pada saat berkomunikasi. Ketika dua orang atau lebih melakukan komunikasi pasti tidak luput dengan adanya kesepakatan dan perbedaan pendapat. Kesepakatan berarti menyetujui ide atau gagasan yang disampaikan lawan tutur. Hal ini bila dikaitkan dengan prinsip kesantunan maka pada saat terjadinya kesepakatan berarti pada umumnya terjadi pematuhan prinsip kesantunan. Begitupun sebaliknya bila terjadi perbedaan pendapat pada umumnya terjadi pelanggaran kesantunan. Kedua pernyataan tersebut tidak selamanya dapat dikatakan benar, bisa saja pada saat terjadinya pelanggaran kesantunan berbahasa terjadi kesetujuan pendapat. Hal ini dimungkinkan, sebab salah satu peserta pertuturan tidak menghendaki terjadinya perdebatan yang penjang. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana pertama menuju pemahaman atas tujuan, peran, dan fungsi pendidikan secara umum dengan mengambil nilai-nilai pendidikan karater (nilai prinsip kesantunan). Tujuan pendidikan secara umum mengarahkan pada terwujudnya menusia yang berkepribadian. Sosok manusia yang dapat timpil secara nyata melalui bahasa santun yang dipilihnya dalam berkomunikasi. Pemilihan strategi-strategi untuk merealisasian kesantunan berbahasa seperti yang ditunjukkan dari hasil penelitian ini setidaknya dapat diaplikasikan secara nyata dalam kehidupan untuk mencapau tujuan yang dimaksud.

digilib.uns.ac.id 140 Siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar dapat menerapkan prinsip kesantunan berbahasa dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada saat melakukan kegiatan diskusi. Dengan penerapan prinsip kesantunan ini, kegiatan komunikasi dalam pembelajaran di kelas antara guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa menjadi lebih santun. Kegiatan diskusi kelas pada umumnya diwarnai dengan perbedaan pendapat dan kesamaan atau kesepakatan pandapat. Perbedaan pendapat antarpeserta diskusi dapat berbentuk bantahan, eyelan, celaan, kadang bisa jadi dengan umpatan, dan lain-lain. Begitupan pada saat peserta diskusi menyampaikan kesetujuan pendapat yang disampaikan peserta diskusi, tentunya ada pujian, kesetujuan, senyum, dan lain-lain. Hal yang sekiranya dapat menimbulkan perdabatan yang panjang dapat dihindarkan dengan menerapkan prinsip kesantunan berbahasa. Bagi siswa berlatih berbiacara dengan santun dapat dimulai dari dini. Misalnya ketika berbicara dengan orang yang lebih tua, nada bicaranya lebih halus, santun, dan menghormati. Didikkan yang demikian hendaknya tidak hanya diterapkan kepada orang yang lebih tua, dapat pula diterapkan kepada teman sebaya. Ketika berbicara dengan teman sebaya diusahakan berbicara dengan halus, meskipun tidak disertai sapaan penghormatan seperti bapak, ibu, beliau, atau dalam bahasa Jawa ada sapaan panjenengan, sampean, bapa, dan lainlainnya. Siswa yang telah terbiasa untuk berbicara dengan santun kepada teman sebaya pada umumnya bicaranya lebih terkontrol. Dalam hal ini, prinsip

digilib.uns.ac.id 141 kesantunan memberikan batasan kontrol diri bagi siapa saja. Mulanya bila terjadi ketidaksepahaman anatarlawan tutur, dapat diredam dengan ujaran yang santun, bernada merendah, dan diiringi permohonan maaf. Dengan demikian perdebatan panjang yang kurang perlu dapat terhindarkan. Ujaran yang terkontrol memberikan banyak keuntungan bagi siswa. Masa sekolah adalah masa dimana siswa dapat mencari teman sebanyak-banyaknya. Bila siswa terbiasa berujar secara santun, maka akan memberi manfaat berupa mudah mencari teman. Selain itu, orang akan lebih merasa nyaman dan merasa mampu menghormati lawan tutur, bila lawan tutur bertutur kata dengan santun dan saling menghormati. Siswa yang berujar santun, biasanya akan berlaku bijaksana dan disegani oleh siswa lain. Maka tidak jarang siswa yang santun dapat terpilih menjadi ketua kelas, ketua diskusi, ketua osis, atau menempati jabatan tertentu. Pemberian penghormatan kepada lawan tutur dapat memberikan nilai tambah rasa yang lebih. Misalnya saat siswa hendak menyampaikan hasil diskusi, dibuka dengan memberikan salam, kemudian menyapa guru dan peserta diskusi mampu memberikan respon yang baik. Respon yang dapat diterima dapat berupa lawan bicara akan bersemangat mendengarkan hasil diskusi, lawan bicara merasa dirinya dianggap penting, sehingga bila tidak mendengarkan hasil diskusi akan merasa rugi. Keenam maksim dalam prinsip kesantuan berbahasa mempu memberikan kontrol diri yang luar biasa bagi siswa. Siswa akan terbiasa berlaku secara bijaksana, mau menerima, mudah menyetujui pendapat lawan tutur, memiliki rasa

digilib.uns.ac.id 142 rendah hati, dan memiliki rasa simpati. Siswa yang memiliki tutur bahasa yang demikian sudah pasti memiliki pribadi yang baik. Berdasarkan hasil penelitian, yang menunjukkan bahwa siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar sebagian besar sudah menerapkan prinsip kesantunan, yang dapat digunakan sebagai contoh bagi sekolah-sekolah lainnya dalam mengembangkan kesantunan berbahasa siswa. Bagi guru Bahasa Indonesia kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar dapat memberikan peningkatan materi prinsip kesantunan berbahasa pada maksim kebijaksanaan dalam hal membantah pendapat peserta diskusi menggunakan kata maaf, maksim kedermawanan dalam hal menolak pendapat orang lain menggunakan kalimat pertanyaan, serta pada maksim penghargaan dalam hal berpendapat, menyanggah, maupun memberikan kritikan kepada orang lain dengan tuturan panjang dan tidak langsung. Bagi guru Bahasa Indonesia kelas XII Sekolah Mengengah Atas, penelitian ini memberikan kontribusi berupa sumbangan materi. Sebab pada silabus buku peminatan kelas XII SMA ditemukan adanya salah satu materi yang berisi tentang Memahami Prinsip Kesantunan Berbahasa. Hasil penelitian ini juga dapat dijasikan sebagai contoh pengajaran keterampilan berbicara dan keterampilan berdiskusi di sekolah menengah dan perguruan tinggi, khususnya melalui aspek sosioprakmatik. Aspek sosiopragmatik tersebut berkaitan dengan prinsip penggunaan bahasa yang bergantung pada konteks. Tujuannya adalah untuk mencapai pemahaman terhadap tuturan seseorang dalam berdiskusi di kelas. Dengan kata lain, peserta diskusi dapat

digilib.uns.ac.id 143 mengerti, menangkap, dan merasakan apa yang didengar dari tuturan lisan dari lawan tutur. Kesadaran akan dimensi sosioprakmatik ini diharapkan akan berpengaruh pada ketajaman analisis kebahasaan sehingga tidak menimbulkan salah tafsir. Bagi dosen bahasa Indonesia, hasil penelitian ini memberikan kontribusi materi khususnya pada bidang kajian sosiopragmatik. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pelengkap materi dan contoh pematuhan dan pelanggaran berbahasa di lingkungan pendidikan formal. Dengan memahami beberapa contoh data yang telah dijelaskan pada bab IV, bagi dosen dapat pula digunakan sebagai reverensi penelitian yang relevan, agar hasil penelitian mendatang tidak terjadi pengulangan penelitian yang sama. Bagi pemakai dan pengembang bahasa Indonesia, penelitian ini dapat dijadikan contoh beberapa pemakain bahasa Indonesia yang santun. Hasil penelitan ini dapat juga dijadikan sumber inspirasi untuk menambah khasanah kabahasaan bahasa Indonesia. Selain itu, hasil kajian ini dapat dijadikan sarana pertama menuju pemahaman atas tujuan, peran, dan fungsi pensisikan secara umum dengan mengambil nilai-nilai moral, agama, dan budaya. Tujuan pendidikan secara umum mengarah pada terwujudnya manusia yang berkepribadian. Pribadi berkarakter luhur diantaranya adalah santun. Sosok manusia yang demikian dapat ditampilkan secara nyata melalui bahasa santun yang dipilihnya dalam berkomunikasi. Pemilihan modus-modus untuk menerapkan kesantunan berbahasa seperti yang

digilib.uns.ac.id 144 ditunjukkan dari jasil penelitian ini setidaknya dapat diaplikasikan secara nyata dalam kehidupan untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Dengan adanya penelitian mengenai prinsip kesantunan berbahasa ini, guru bahasa Indonesia mengetahui tentang sosiopragmatik yang dapat dimasukkan ke dalam kurikulum pelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam keterampilan berbicara di jenjang sekolah menengah atas. C. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian di atas, peneliti mengajukan saran sebagi berikut. 1. Bagi siswa, penerapan prinsip kesantunan berbahasa perlu ditingkatkan, baik dalam kehidupan di sekolah maupun di masyarakat karena akan berpengaruh dengan perkembangan kebahasaan dan tingkah laku anak. 2. Bagi peneliti, penelitian tentang kesantunan berbahasa perlu ditingkatkan, karena sangat berguna dalam proses komunikasi dengan orang lain. 3. Bagi guru, materi prinsip kesantunan berbahasa ini dapat digunakan sebagai materi tambahan yang diimplementasikan dalam pembelajaran dan dapat dikaitkan dalam muatan pendidikan karakter.