BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan kehidupan manusia terkadang menjadi fenomena dalam hidup

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi perlu memperhatikan pilihan kalimat yang digunakan agar. penutur baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. pelukisan kehidupan dan pikiran imajinatif ke dalam bentuk dan struktur bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

BAB I PENDAHULUAN. imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Bab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. moral bagi masyarakat, salah satunya ialah melalui karya sastra. Karya sastra

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cerita fiksi merupakan suatu ciptaan imajinatif dari seorang pengarang

I. PENDAHULUAN. komunikasi, melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi)

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

ANALISIS PSIKOLOGI UNSUR BAWAH SADAR TOKOH UTAMANOVEL MERPATI BIRU KARYA ACHMAD MUNIF DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah karya sastra pada hakikatnya merupakan suatu pengungkapan kehidupan melalui bentuk bahasa.

I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi kehidupan manusia.secara etimologi, sastra sendiri diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

BAB 2 LANDASAN TEORI. 9 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. imajinasi, kemudian tercipta suatu pemikiran imajinatif yang akan tercermin lewat

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, banyak sekali bermunculan karya-karya sastra yang nilai keindahannya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dari banyak sekali karya sastra yang muncul, baik berupa puisi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wanita adalah makhluk perasa, sosok yang sensitif dari segi perasaan, mudah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni prosa (fiksi), puisi, dan

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman yang telah dialaminya sendiri atau pengalaman yang dialami oleh orang

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB II KAJIAN TEORI. masyarakat yang tercermin pada novel Merpati Biru. Peneliti di atas juga ingin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan, karena dapat memberi kesadaran kepada pembaca tentang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra menjadi lahan yang sangat luas untuk diteliti atau

BAB I PENDAHULUAN. usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. F. Latar Belakang Masalah. Perjalanan manusia dalam mengarungi kehidupan tidaklah lurus dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

realita dan fiksi. Kita hidup dalam keduanya. Sastra memberikan kesempatan dengan mengemukakan tikaian dan emosi lewat lakuan dan dialog (Sudjiman,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Untoro (2010: 217), cerpen adalah karangan pendek. novel, cerpen tidak dapat menjelaskan secara rinci unsur-unsur pembangun

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, terutama media televisi yang selalu menayangkan berbagai acara seperti,

BAB I PENDAHULUAN. upaya lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia

KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. hanya dilakukan oleh manusia (Chaer, 2007:239). pihak pendengar atau pembaca (Chaer, 2009:189).

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. karena kajian pustaka merupakan langkah awal bagi peneliti dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. mutakhir yang pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai patriotisme. Lunturnya nilai-nilai patriotisme pada sebagian masyarakat

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan

Bab 4. Simpulan dan Saran. penulis dapat menarik kesimpulan mengenai pandangan para tokoh dalam novel Kicchin

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Karya sastra tidak mungkin tercipta jika para penulis tidak mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui bagaimana persoalan-persoalan kebudayaan yang ada. Kebiasaan

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan kehidupan manusia terkadang menjadi fenomena dalam hidup manusia itu sendiri. Fenomena kehidupan manusia ini mencakup berbagai hal. Seperti dalam bidang pendidikan, ekonomi dan sosial. Namun fenomena kehidupan manusia tidak serta merta dimulai secara besar besaran pada beberapa tahun belakangan ini. Namun telah terjadi bertahun-tahun sebelumnya. Manusia merupakan mahluk sosial dengan berbagai sifat dan perilakunya. Fenomena tersebut satu sama lain saling mempengaruhi. Untuk dapat memenuhi kebutuhannya sebagai mahluk hidup tentu membutuhkan sebuah jalan, sebut saja bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan ekonomi. Kebutuhan ekonomi manusia tentu tidak hanya soal urusan perut saja, namun masih ada sandang dan papan juga pendidikan. Apabila dalam pemenuhan ekonomi yang semakain sulit bagaimana seseorang dapat memenuhi kebutuhannya tersebut. Orang-orang tersebut tentu akan berupaya, upaya yang baik ataupun upaya buruk akan dilakukan demi pemenuhan kebutuhan. Fenomena seperti di atas dapt pula kita jumpai dalam karya sastra. Telah diketahui bahwa karya sastra merupakan bagian dari sebuah masayrakat Sastra sendiri selalu identik dengan moral karena mempelajari masalah manusia. Oleh karena itu, sastra merupakan refleksi dari kehidupan manusia. Kehidupan manusia yang dapat direfleksikan melalui karya sastra yaitu khususnya sastra fiksi. Sastra fiksi dapat memuat menganai perilaku manusia dalam masyarakat dan status sosial seseorang 1

2 yang dituangkan dalam cerita imajinatif. Moral dalam karya sastra mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, yakni pandanagan tentang nilai nilai kebenaran (Nurgiyantoro, 2007: 312). Di balik itu, karya sastra di sini khususnya novel juga memilki segi pendidikan disamping segi hiburannya. Banyaknya pesan yang terkandung dalam novel menjadikannya salah satu media pendidikan secara tidak langsung terhadap pembacanya. Hal itu diperkuat dengan pendapat dari Aminudin (2011: 62) yang menyatakan bahwa karya sastra sebagai sumber informasi dan edukasi bagi para pembacanya. Sastra dapat memberikan informasi yang berhubungan dengan pemerolehan nilai kehidupan dan memperkaya pandangan atau wawasan kehidupan untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia itu sendiri. Maka dari itu, karya sastra diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi para pembacanya dalam meningkatkan nilai-nilai kehidupan atau nilai moral yang menjadi contoh bagi pergaulan sehari-hari pembaca. Novel Merpati Biru karya Achmad Munifini contohnya, gaya bahasa yang ringan dan alur cerita yang mudah dimengerti membuat pembaca seakan dapat melihat apa yang ingin diperlihatkan penulis novel. Hal seperti itulah yang membuat saya tertarik pada novel ini. Dengan penyampaian cerita yang sesuai dengan kalangan muda, novel ini mampu menarik saya untuk membacanya dan mengetahui sisi lain dari sebuah novel yang ternyata tidak hanya dapat menjadi hiburan. Menurut Nurgiyantoro (2007: 322) jika dalam sebuah karya sastra ditampilkan sikap dan tingkah laku tokoh yang kurang terpuji, baik tokoh antagonis maupun tokoh protagonis, bukanlah berarti bahwa pengarang mengajarkan kepada pembaca untuk

3 bersikap atau bertindak demikian. Sikap dan tingkah laku tokoh hanyalah model, model yang kurang baik, yang sengaja ditampilkan justru agar tidak diikuti oleh pembaca. Karena penerapan moral dalam sebuah novel terlihat pada sikap dan tingkah laku tokoh-tokohnya. Pendidikan yang terdapat dalam novel mencakup banyak aspek. Salah satunya aspek pendidikan moral. Moral selalu identik dengan perbuatan yang baik, terpuji dan sesuai dengan kaidah yang berlaku pada masyarakat. Kebanyakan masyarakat kita hanya menilai suatu kejadian berdasarkan apa yang mereka lihat dengan mata secara langsung tanpa melihat dari sisi berbeda. Seorang pencuri akan langsung dicap buruk di mata masyarakat karena perbuatannya mencuri, namun di balik itu pastilah ada alasan mengapa ia melakukan demikian. Walaupun terdapat alasan lain selain melakukan kejahatan pastilah pencuri itu harus dihukum terlepas dari alasannya itu baik atau buruk. Hal demikian sangatlah adil bagi orang yang melakukan kejahatan. Hal itu berbanding lurus dengan jalan cerita dari novel Merpati Biru karya Achmad Munif. Seorang pelacur yang telah dicap negatif dan merugikan banyak pihak dilihat dari objek yang berbeda berbeda Melihat sesuatu dari segi yang berbeda amatlah menarik. Dari hal seperti itu kita dapat mengetahui banyak hal tentang sesuatu dilihat dari berbagai objek yang berbeda. Masa transisi yang dialami tokoh utama dalam novel Merpati Biru karya Achmad Munifsangatlah menarik untuk disimak. Dimulai dari bagaimana ia amat mencintai keluarganya, bagaimana ia berusaha menjadi sosok yang tidak terduga sama sekali sebagai wanita cantik yang mau melakoni hal hina menjadi pelacur. Ada hal yang menurut peneliti menarik untuk dibicarakan yaitu tidak semua yang hal buruk yang dilakukan seseorang semata-mata karena ia memang buruk, namun masih ada

4 hal baik saat seseorang itu berbuat hal buruk dan kemudian ternyata itu ia lakukan untuk hal yang baik. Juga sebaliknya. Ketika seseorang berbuat salah kemudian mau mengakui kesalahan dan memperbaikinya. Berangkat dari hal itulah, peneliti mencoba melihat kebaikan Ken Ratri dari objek yang berbeda, tidak hanya dari objek yang sama yaitu menjadi pelacur. Disini peneliti mencoba mendekonstruksi moralitas tokoh utama yang sudah nyata keburukannya. Dekonstruksi dalam novel Merpati Biru dengan cara melihat sisi perilaku tokoh utama dari objek lain selain ia menjadi pelacur. Di balik kebobrokan moralitasnya, tokoh utama masih memilki sikap baik yang pengarang tunjukan lewat dialog dan teks narasi novel Merpati Biru. Yang menjadi sasaran dekonstruksi ialah memperlihatkan, sejauh mana seorang pengarang mempergunakan pola-pola bahasa dan pemikiran guna memberi bentuk kepada suatu visi tertentu (Luxemburg dkk, 1992: 60). Dekonstruksi dilakukan untuk membongkar wacana yang sudah terbentuk baku dan menemukan fakta yang baru yang kemudian dari fakta yang baru tersebut disusun lagi menjadi sesuatu yang lebih signifikan. Namun, dilihat dari objek yang berbeda. Menurut Ratna (2007: 244) dekonstruksi dapat diartikan sebagai pengurangan atau penurunan intensitas bentuk yang sudah tersusun, sebagai bentuk yang sudah baku. Dapat disimpulkan bahwa dekonstruksi merupakan semacam pembongkaran, tetapi tujuan akhir yang hendak dicapai adalah penyusunan kembali kedalam tatanan dan tataran yang lebih signifikan, sesuai dengan hakikat objek, sehingga aspek-aspek yang dianalisis dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.

5 Pada novel Merpati Biru itu, dekonstruksi moralitas dilakukan dengan cara mendekonstruksi moralitas tokoh utama yang buruk dibandingkan terbalik dengan perilaku moral yang baik dari sisi lain tokoh utama sebagai pelacur. moralitas dari tokoh utama yang buruk telah dianggap dianggap baku kemudian mengalami pengurangan atau penurunan intensitas bentuk dari moralitas buruk yang terdapat pada tokoh. menjadi tatanan dan tataran yang signifikan mengenai sikap moral karena dilihat dari objek yang berbeda. Dengan demikian ditemukan fakta-fakta baru mengenai perilaku Ken Ratri disamping perilaku yang buruk sebagai pelacur. Fakta itu salah satunya mengenai sikap tanggung jawab Ken kepada pendidikannya. Ken juga memiliki kesadaran bahwa perbuatan yang dilakukannya menyalahi norma, maka dari itu Ken akhirnya bertaubat. Berangkat dari hal di atas penulis ingin mengulas realita kehidupan Ken Ratri ditinjau dari sisi moralitasnya yang dianggap buruk. Namun ditemukan fakta baru yang dapat menunjukan bahwa perilaku Ken Ratri juga terdpat hal positif. Fakta tersebut ditemukan dengan cara mendekonstruksi moralitas dari tokoh utama Menimbang dari hal tersebut, akhirnya peneliti mengambil judul Dekonstruksi Moralitas Tokoh Utama novel Merpati Biru karya Achmad Munif B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan tersebut, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah moralitas tokoh utama novel Merpati Biru karya Achmad Munif? 2. Bagaimanakah dekonstruksi moralitas tokoh utama dalam novel Merpati Biru karya Achmad Munif?

6 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat diambil tujuan sebagai berikuit: 1. Mendeskripsikan moralitas tokoh utama pada novel Merpati Biru karya Achmad Munif. 2. Mendeskripsikan dekonstruki moralitas tokoh utama novel Merpati Biru karya Achmad Munif. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penulis berharap, penelitian yang dilakukan oleh peneliti mampu menambah wawasan bagi para pembaca khususnya dalam bidang keilmuan sastra mengenai dekonstruksi pada bidang ilmu sastra khususnya dekonstruksi pada moralitas tokoh utama novel merpati biru. Penelitian ini juga di harpakan mampu mengembangkan mengenai bidang keilmuan sastra pada umumnya. Penelitian ini juga diharapkan mampu menjadi bahan pengembangan dalam penelitian sastra berikutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi mahasiswa pada khususnya, penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi studi keilmuan mengenai bidang sastra. Khususnya mengenai dekonstruksi dan moralitas. Juga, dapat digunakan sebagai kajian teori dalam penelitian sastra yang sejenis. b. Bagi pembaca pada umunya, penulis berharap penelitian ini dapat digunakan sebagai penambah wawasan akan nilai-nilai moral. Moralitas dan

7 dekonstruksinya yang dikaji dan dipaparkan oleh penulis diharapkan mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. E. Sistematika Penulisan Secara keseluruhan, skripsi yang berjudul Dekonstruksi Moralitas Tokoh Utama Novel Merpati Biru karya Achmad Munif terdiri atas lima bab dengan sistematika sebagai berikut : Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Latar belakang sendiri menyangkut masalah apa yang melatar berlakangi dilakukannya penelitian. Tujuan penelitian yaitu untuk apa penelitian itu dilakukan. Manfaat penelitian yaitu manfaat apa yang dapat diambil dari penelitian ini. Bab II berisi mengenai landasan teori. Dalam landasan teori terdiri dari: penelitian yang relevan menyangkut penelitian yang sejalan dengan penelitian yang peneliti ambil. Hakikat novel didalamnya terdapat pengertian novel. Tokoh dan penokohan mencakup hakikat tokoh dan cara penokohan. Hakikat moral dalam karya sastra di dalamnya termasuk hakikat moral secara umum dan hakikat moral secara khusus dalam kaitannya dengan karya sastra. Etika mencakup hakikat etika dan jenis etika. Norma moral termasuk di dalamnya hakikat norma moral. Teori dekonstruksi mencakup penjelasan teori dekonstruksi termasuk didalamnya dekonstruksi untuk studi sastra. Bab III berisi tentang metodologi penelitian yang meliputi objek penelitian yaitu dekonstruksi moralitas tokoh utama novel Merpati Biru karya Achmad Munif. Sumber data yaitu novel Merpati Biru karya Achmad Munifsedangkan datanya yaitu

8 teks atau kutipan yang mengandung dekonstruksi moralitas tokoh utama dalam novel Merpati Biru. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan moral. Metode analisis yaitu deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data yaitu teknik baca, catat, dan pustaka dan langkah kerja penelitian menjelaskan mengenai langkah-langkah dalam melakukan penelitian. Bab IV berisi mengenai pembahasan dan hasil penelitian dari peneliti yang diantaranya mengkaji moralitas tokoh utama, peneliti menemukan keburukan moralitas tokoh utama terkait pekerjaannya sebagai pelacur. Menggambarkan moralitas dilihat dari objek tokoh utama yaitu sebagai pelacur. Kemudian langkah selanjutnya peneliti mencari kebaikan tokoh utama. Hal itu digunakan untuk mendekonstruksikan moralitas tokoh utama. Mendekonstruksi tokoh utama dilihat dari objek yang berbeda yaitu sisi baik yang dilakukan oleh tokoh utama dalam novel Merpati Biru karya Achmad Munif. Bab V yaitu penutup. Penutup berisi mengenai kesimpulan dan saran dari penelitian yang peneliti lakukan. Peneliti mendapatkan kesimpulan, yang pertama, moralitas tokoh utama dalam novel Merpati Biru karya Achmad Munif adalah buruk dikarenakan ia seorang pelacur. Yang kedua, dekonstruksi mora dari tokoh utama, terlihat dari perilaku baiknya. Disamping memiliki moral yang buruk, tokoh utama mempunyai perilaku yang baik. Saran disini, peneliti memberikan saran agar pada penelitian selanjutnya lebih berkembang. Masalah dan pemecahannya juga lebih bervariasi khususnya dalam bidang sastra.