PENGARUH BAHAN TAMBAH FILLER ABU AMPAS TEBU DAN ABU ARANG BRIKET DENGAN FAS 0,4 TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BETON

dokumen-dokumen yang mirip
PEMAKAIAN VARIASI BAHAN TAMBAH LARUTAN GULA DAN VARIASI ABU ARANG BRIKET PADA KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI

PENAMBAHAN LIMBAH PADAT PABRIK GULA (BLOTONG) SEBAGAI PENGGANTI SEMEN PADA CAMPURAN BETON

PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK.

KAPASITAS LENTUR DAN TARIK BETON SERAT MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH FLY ASH

PERBANDINGAN PEMAKAIAN AIR KAPUR DAN AIR TAWAR SERTA PENGARUH PERENDAMAN AIR GARAM DAN AIR SULFAT TERHADAP DURABILITAS HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE

ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS GELAS SERTA ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS ARANG BRIKET

USAGE VARIATION MATERIAL ADDED PURE SUGAR AND ASH CHARCOAL BRIKET ON MIXED CONCRETE HIGH QUALITY

TINJAUAN KUAT TEKAN BETON DENGAN SERBUK BATU GAMPING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA CAMPURAN BETON

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

PEMANFAATAN FOAM AGENT DAN MATERIAL LOKAL DALAM PEMBUATAN BATA RINGAN

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

PEMANFAATAN KAWAT GALVANIS DIPASANG SECARA MENYILANG PADA TULANGAN BEGEL BALOK BETON UNTUK MENINGKATKAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

EKO YULIARITNO NIM : D

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB IV METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN FOAM AGENT DAN MATERIAL LOKAL DALAM PEMBUATAN BATA RINGAN

PEMANFAATAN BAMBU DAN KARET TALI TIMBA SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TULANGAN BAJA PADA PELAT BETON PRA CETAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR. Naskah Publikasi

TINJAUAN KUAT TEKAN BATA BETON DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH GYPSUM PT. PETROKIMIA GRESIK YANG MENGGUNAKAN AGREGAT HALUS ABU BATU.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON DENGAN BAHAN TAMBAH ABU SEKAM PADI DAN BESTMITTEL. Tugas Akhir

Berat Tertahan (gram)

PEMANFAATAN LIMBAH KERAMIK SEBAGAI AGREGAT KASAR DALAM ADUKAN BETON

PENGARUH UKURAN MAKSIMUM DAN NILAI KEKERASAN AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

PEMAKAIAN CAMPURAN BAHAN TAMBAH AIR TEBU DAN CAMPURAN SERBUK ARANG BRIKET BATU BARA PADA KUAT TEKAN BETON

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH JARAK SENGKANG PADA PEMASANGAN KAWAT GALVANIS MENYILANG TERHADAP KUAT LENTU BALOK BETON BERTULANG

BAB IV METODE PENELITIAN

V. HASIL PENELITIAN. Tabel V-1 Hasil analisa fly ash Analisis kimia Satuan Fly ash Pasaran

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

TINJAUAN MOMEN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG MENYILANG PADA TULANGAN GESER. Naskah Publikasi

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

KAJIAN KUAT TEKAN BETON UMUR 90 HARI MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND DAN SEMEN PORTLAND POZOLAND. Oleh: F. Eddy Poerwodihardjo

PEMERIKSAAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK PADA PASIR. Volume (cc) 1 Pasir Nomor 2. 2 Larutan NaOH 3% Secukupnya Orange

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

III. METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN KUALITAS BATAKO DENGAN PEMAKAIAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS EX COLD MILLING. Naskah Publikasi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian, analisis data, dan. pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH ABU TERBANG SEBAGAI FILLER UNTUK KUAT TEKAN BETON

STUDI EKSPERIMENTAL SIFAT-SIFAT MEKANIK BETON NORMAL DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI AGREGAT KASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN PECAHAN TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI FIBER DALAM CAMPURAN ADUKAN BETON

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

PENGARUH TERAK SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN DAN BERAT JENIS PADA BETON NORMAL

PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU DARI HASIL PEMBAKARAN NIRA PG. GONDANG BARU KLATEN DAN KAPUR TOHOR PENGGANTI SEMEN UNTUK CAMPURAN BETON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semen (umumnya Portland Cement), dan air. Kelebihan beton antara lain

PENGARUH PENGGUNAAN RESIN EPOXY PADA CAMPURAN BETON POLIMER YANG MENGGUNAKAN SERBUK GERGAJI KAYU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Gradasi Pasir. Berat. Berat. Tertahan Tertahan Tertahan Komulatif

JUNAIDI ABDILLAH I WAYAN DODY SEPTIANTA

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA BETON MUTU TINGGI DENGAN SILICA FUME DAN FILLER PASIR KWARSA

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

BABV HASiL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN TANAH TULAKAN SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEMEN PADA CAMPURAN BETON. Tugas Akhir

BAB V HASIL PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir)

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bidang konstruksi, pemakaian beton yang cukup besar memerlukan usaha-usaha

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

Dinamika TEKNIK SIPIL/Vol.13/ No. 1/ Januari 2013/Iqbal Fahmi Amrulloh/ Halaman : 1-6 1

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT PT. PETRO KIMIA GRESIK UNTUK KEKUATAN BATA BETON YANG MENGGUNAKAN AGREGAT HALUS DUST

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

STUDI KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS COPPER SLAG

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

BAB I PENDAHULUAN I 1

PENGARUH PERSENTASE BAHAN RETARDER TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PENGERASAN CAMPURAN BETON

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

Transkripsi:

PENGARUH BAHAN TAMBAH FILLER ABU AMPAS TEBU DAN ABU ARANG BRIKET DENGAN FAS 0,4 TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BETON Suhendro Trinugroho, Aditya Galih Widjaya Program Studi Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani, Tromol Pos I, Pabelan, Kartasura, 57102 Email: suhendrotrinugroho@yahoo.co.id ABSTRAK Perkembangan kemajuan teknologi beton selayaknya semakin maju terutama dalam mendapatkan kualitas beton semakin baik dengan memanfaatkan material tambahan yang tidak digunakan namun mempunyai kandungan yang dapat memberikan pengaruh pada beton. Material tambahan pada beton yang tidak dimanfaatkan dan mempengaruhi beton diantaranya abu ampas tebu dari Pabrik Gula Tasik Madu yang ada di Karanganyar dan abu arang briket dari PT. Skatex yang ada di Karanganyar. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penambahan filler abu ampas tebu dan abu arang briket terhadap kuat tekan dan kuat tarik beton. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bahan dan Struktur, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret. Perancangan adukan beton menggunakan rancangan SK.SNI.T-15-1990-03, variasi bahan tambah abu ampas tebu sebesar 7,5% ; 10% ; 12,5% dari berat semen dan abu arang briket sebesar 7,5% ; 10% ; 12,5% dari berat semen. Pada penelitian ini menggunakan fas sebesar 0,4 dengan umur beton 14 hari. Beton yang dibuat berbentuk silinder dengan tinggi 30 cm dan diameter 15 cm. Dari hasil pengujian kuat tekan rata-rata optimum diperoleh pada variasi abu ampas tebu 12,5% dan abu arang briket 10%, dengan hasil peningkatan sebesar 27,78 % dari kuat tekan beton normal dan dari pengujian kuat tarik rata-rata optimum diperoleh pada variasi abu ampas tebu 7,5% dan abu arang briket 12,5%, sebesar 14,70 % dari kuat tarik beton normal. Kata kunci : abu ampas tebu, abu arang briket, kuat tekan, kuat tarik I. PENDAHULUAN Perkembangan kemajuan teknologi beton selayaknya semakin maju terutama dalam mendapatkan kualitas beton semakin baik dengan memanfaatkan material tambahan yang tidak digunakan namun mempunyai kandungan yang dapat memberikan pengaruh pada beton. Baik itu terhadap peningkatan mutu tekan beton maupun mutu tarik beton. Cara untuk mendapatkan peningkatan kualitas beton tersebut diantaranya dengan penambahan bahan tambah pada campuran beton. Untuk penambahan kualitas tekan menggunakan penambahan filler abu arang briket pada campuran beton yang bersifat pozolan, sehingga bisa menjadi addictive mineral yang baik untuk beton. Pozolan adalah bahan yang mempunyai kandungan utama senyawa Silika dioksida alami atau buatan, yang tidak mempunyai sifat seperti semen. Sedangkan untuk peningkatan kuat tarik beton dengan menggunakan abu ampas tebu. Kedua bahan tambah tersebut di lingkungan kita merupakan bahan limbah yang tidak dipergunakan lagi. Arang briket merupakan sisa penggunaan briket untuk memasak sebagai pengganti kompor dan ampas tebu berasal dari sisa penggilingan tebu. Namun mempunyai keistimewaan dapat memperbaiki kualitas beton. Berdasarkan hasil pengamatan diatas, dicoba untuk mengembangkan suatu penelitian pengaruh penambahan filler abu ampas tebu dan abu arang briket terhadap kuat tekan dan tarik beton dengan fas 0,4. Penelitian ini ingin mengetahui berapa besar kuat tekan dan tarik beton tersebut setelah diberi bahan tambah dibandingkan dengan beton normal. 127

Selanjutnya untuk penelitian diatas merupakan penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penambahan filler abu ampas tebu dan abu arang briket terhadap kuat tekan dan kuat tarik beton. II. METODE PENELITIAN Bahan penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen. menggunakan semen Portland jenis I merk Holcim., digunakan sebagai bahan ikat hidrolis untuk pembuatan beton. Agregat halus berupa pasir berasal dari Boyolali, digunakan sebagai bahan pengisi beton. Agregat kasar berupa batu pecah, digunakan sebagai bahan pengisi beton. Air digunakan bahan pereaksi semen Portland yang juga berfungsi sebagai pelumas adukan beton, diambil di Laboratorium Bahan dan Struktur Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta. Bahan tambah filler abu arang briket berasal dari PT. Skatex di Karanganyar dan abu ampas tebu berasal dari PG. Tasik Madu di Karanganyar. Komposisi bahan penyususn campuran beton yang dipergunakan dan jumlah benda ujinya Tabel 1. Rincian jumlah benda uji untuk kuat tekan dan tarik beton. Umur pengujian (hari) Fas Abu Ampas Tebu (%) Abu Arang Briket (%) Jumlah total benda uji (buah) Ukuran benda uji (cm) 14 hari 0.4 0 0 3 7,5 ; 10 ;12,5-9 7,5 ; 10 ;12,5 7,5 ; 10 ;12,5 27-7,5 ; 10 ;12,5 9 Jumlah benda uji 48 x 2 = 96 d=15; h=30 Tahapan Penelitian Tahap I : Persiapan alat dan penyediaan bahan Tahap ini merupakan tahap persiapan penelitian di laboratorium yang meliputi semua persiapan alat baik untuk pengujian bahan penyusun beton maupun pengujian beton itu sendiri, termasuk didalamnya menyiapkan cetakan silinder ukuran diameter 15 cm tinggi 30 cm yang terbuat besi dan penyediaan bahan susun beton (semen, pasir, batu pecah, bahan tambah filler arang briket dan abu ampas tebu). Tahap II : Pemeriksaan bahan dasar Sebelum digunakan dalam pembuatan campuran, maka pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap bahan dasar beton berupa pasir dan batu pecah. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan zat organik dalam pasir, pemeriksaan kadar lumpur pada pasir dan batu pecah, pemeriksaan specific gravity dan absorption pasir dan batu pecah, pemeriksaan SSD pasir, pengujian gradasi batu pecah, pemeriksaan berat satuan 128

volume, dan pemeriksaan kadar keausan batu pecah. Sedangkan untuk semen dan air yang dipakai, dilakukan uji visual. Tahap II : Perancangan Campuran Beton Tahap ini merupakan tahap perencanaan campuran beton, pembuatan benda uji dan perawatan beton. Perbandingan jumlah proporsi bahan campuran beton ditentukan/dihitung dengan menggunakan Metode SK.SNI.T-15-1990-03. Selanjutnya dibuat adukan beton sesuai dengan proporsi masing-masing bahan, dan dilakukan pengujian slump sampai berhasil baik. Benda uji dibuat dengan cetakan silinder beton. Setelah dilepas dari cetakan, benda uji silinder tersebut direndam dalam bak perendaman yang berisi air selama 14 hari. Tahap IV : Pengambilan data Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan berat jenis beton dan pengujian kuat tekan beton benda uji silinder pada umur 14 hari. Prosedur pengujian kuat tekan dan kuat tarik mengacu pada standard ASTM C 39 86. Tahap V : Analisis data dan kesimpulan Dari hasil pengujian yang dilakukan pada Tahap IV, kemudian dilakukan analisis data. Analisis tersebut merupakan pembahasan dari hasil penelitian, yang kemudian dapat ditarik beberapa kesimpulan penelitian. III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengujian Bahan Penyusun Beton Hasil pengujian bahan penyusun beton adalah sebagai berikut : Tabel 2. Hasil pengujian agregat halus Jenis pengujian Hasil pengujian Syarat SK SNI Keterangan Kadar lumpur Kandungan bahan organik Apparent spesific gravity Nilai Saturated Surface Dry (SSD) Bulk specific gravity Absorption Modulus halus butir 5 % Kuning kecoklatan 2,8 gram/cm 3 3,75 cm 2,59 gram/cm 3 4,82 % 2,96 5 % > 2,5 gram/cm 3 ½ dari tinggi kerucut 2,5-2,7 gram/cm3 < 5 % 1,5 3,8 Gambar 2. Grafik Hasil Pengujian Gradasi Pasir Dalam Daerah Gradasi No. II (Departemen Pekerjaan Umum,1990) 129

Tabel 3. Hasil pengujian agregat kasar Jenis pengujian Hasil pengujian Syarat SK SNI Keterangan Keausan agregat batu pecah Apparent spesific gravity Bulk specific gravity Absorption Berat satuan volume Modulus halus butir 0,3 % 2,57 gram/cm 3 2,53 gram/cm 3 1,08 % 1,59 gram/cm 3 7,89 gram/cm 3 20 % > 2,5 gram/cm 3 2,5 2,7 gram/cm 3 < 5 % 1,2 1,6 gram/cm 3 5-8 Gambar 3. Grafik Hasil Pengujian Gradasi Kerikil (Departemen Pekerjaan Umum,1990) Pengujian Berat Jenis Beton Pengujian berat jenis beton dilakukan sebelum diadakannya pembebanan terhadap benda uji silinder. Berat jenis beton dapat diketahui dengan cara menimbang dan mengukur tinggi serta diameter benda uji, sehingga didapatkan berat dan volume benda uji tersebut. Dari hasil pemeriksaan berat jenis beton diperoleh berat jenis tertinggi 2,301 gram/cm3. Berat jenis akan menurun seiring dengan penambahan abu arang briket. Hal ini disebabkan karena berat jenis briket lebih kecil dari pada berat jenis semen. Berat jenis briket adalah 2,64 gram/cm3 sedangkan berat jenis semen adalah 3,15 gram/cm3. Tabel 4. Hasil pemeriksaan berat jenis rata-rata pada kuat tekan beton dengan fas 0,4. Berat Jenis rata 2 (gr/cm 3 ) Kadar abu ampas tebu 0% 2,238 2,263 2,185 2,185 Kadar abu 7,5% 2,292 2,204 2,210 2,210 arang briket 10 % 2,282 2,213 2,213 2,213 12,5 % 2,282 2,118 2,147 2,147 130

Tabel 5. Hasil pemeriksaan berat jenis rata-rata pada kuat tarik beton dengan fas 0,4. Berat Jenis rata 2 (gr/cm 3 ) Kadar abu ampas tebu 0% 2,273 2,160 2,207 2,194 Kadar abu 7,5% 2,248 2,188 2,188 2,179 arang briket 10 % 2,289 2,200 2,172 2,176 12,5 % 2,241 2,226 2,147 2,216 Pengujian Kuat Tekan Dan Tarik Beton Pelaksanaan pengujian kuat tekan beton pada umur benda uji silinder 14 hari. Baik untuk pengujian kuat tekan beton dengan perbedaan kadar penambahan bahan tambah abu arang briket dan penambahan abu ampas tebu. Dan hasil pengujian kuat tarik beton, dapat diketahui bahwa beton normal dengan penambahan bahan tambah abu ampas tebu dan abu arang briket dapat mengakibatkan penurunan pada kuat tarik beton. Penambahan abu ampas tebu dan abu arang briket pada umumnya mengalami penurunan untuk setiap variasi penambahannya. Kuat tarik optimum diperoleh dari penambahan kadar abu ampas tebu 7,5% dan abu arang briket 12,5% sebesar 14,70 %. Dari hasil penelitian ini dengan topik kapasitas tekan dan tarik beton dengan bahan tambah filler abu ampas tebu dan abu arang briket dengan fas 0,4, diperoleh kuat tekan beton tertinggi adalah 39,046 MPa dan kuat tarik tertinggi adalah 2,830 MPa. Kuat tekan tertinggi tersebut diperoleh dari kadar abu ampas tebu 12,5% dan abu arang briket 10%, sedangkan kuat tarik tertinggi diperoleh dari kadar abu ampas tebu 7,5% dan abu arang briket 12,5%. Kuat tekan beton pada penambahan kadar abu ampas tebu 12,5 % dan abu arang briket 10 % mengalami peningkatan sebesar 27,78 % dari beton normal atau pada kadar abu arang briket 0 % dan abu ampas tebu 0 %. Kuat tarik beton pada penambahan kadar abu ampas tebu 7,5 % dan abu arang briket 12,5 % mengalami penurunan sebesar 14,70 % dari beton normal atau pada kadar abu arang briket 0 % dan abu ampas tebu 0 %. Tabel 6. Kuat tekan rata-rata beton dengan variasi penambahan filler abu arang briket dan abu ampas tebu pada fas 0,4. Kuat Tekan rata 2 Kadar abu ampas tebu (gr/cm 3 ) 0% 30.557 29.425 23.484 22.069 Kadar abu 7,5% 31.029 23.201 22.284 37.159 arang briket 10 % 32.632 22.163 23.390 39.046 12,5 % 34.141 24.521 23.434 37.443 Hasil pengujian kuat tekan rata-rata silinder beton dengan bahan tambah abu briket dan abu ampas tebu dapat dilihat pada Gambar 3. 131

Gambar 3. Grafik gabungan hubungan kuat tekan rata-rata dengan variasi bahan tambah filler abu ampas tebu dan abu arang briket. Tabel 7. Kuat tarik rata-rata beton dengan variasi penambahan abu arang briket dan ampas tebu pada fas 0,4. Kuat Tarik rata 2 (gr/cm 3 Kadar abu ampas tebu ) 0% 3.318 2.665 2.165 2.334 Kadar abu 7,5% 2.594 2.523 2.476 1.981 arang briket 10 % 2.476 2.523 1.933 1.863 12,5 % 2.263 2.830 2.075 1.627 Hasil pengujian kuat t a r i k rata-rata silinder beton dengan bahan tambah abu briket dan abu ampas tebu dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Grafik gabungan hubungan kuat tarik rata-rata dengan variasi bahan tambah abu ampas tebu dan abu arang briket. 132

IV. KESIMPULAN Berdasarkan pengujian kuat tekan dan kuat tarik untuk silinder beton, semakin besar persentase abu arang briket dan abu ampas tebu pada adukan beton maka nilai slump makin kecil. Berat jenis beton akan menurun seiring dengan penambahan abu arang briket dan abu ampas tebu. Kuat tekan optimum abu arang briket pada fas 0,4 sebesar 34,141 MPa terjadi pada kadar 12,5 % sedangkan kuat tekan optimum pada fas 0,45 sebesar 24,899 MPa terjadi pada kadar 10 %. Untuk hasil penelitian Rifai, pada fas 0,3 dengan variasi pencampuran 10 %,20 %, 30 %, 40 % didapat kuat tekan optimum sebesar 46,572 MPa terjadi pada kadar 20 %. Kuat tekan optimum abu ampas tebu pada fas 0,4 sebesar 29,425 MPa terjadi pada kadar 7,5 % sedangkan kuat tekan optimum pada fas 0,45 sebesar 25,465 MPa terjadi pada kadar 12,5 %. Dan kuat tarik optimum abu arang briket pada fas 0,4 sebesar 2,594 MPa terjadi pada kadar 7,5 % sedangkan kuat tarik optimum pada fas 0,45 sebesar 2,735 MPa terjadi pada kadar 12,5 %. Kuat tarik optimum abu ampas tebu pada fas 0,4 sebesar 2,665 MPa terjadi pada kadar 7,5 % sedangkan kuat tarik optimum pada fas 0,45 sebesar 2,405 MPa terjadi pada kadar 12,5 %. Dan kuat tekan optimum terjadi pada penambahan kadar abu arang briket 10 % dan abu ampas tebu 12,5 % mengalami peningkatan sebesar 27,78 % dari beton normal atau pada kadar abu arang briket 0 %, abu ampas tebu 0 %. Kuat tarik beton terjadi pada penambahan kadar abu arang briket 12,5 % dan abu ampas tebu 7,5 % mengalami penurunan sebesar 14,70 % dari beton normal atau pada kadar abu arang briket 0 %, abu ampas tebu 0 %. V. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pekerjaan Umum. 1971. Peraturan Beton Bertulang Indonesia, N.1-2 1971, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung. Departemen Pekerjaan Umum. 1982. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung. Departemen Pekerjaan Umum. 1991. Standar Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SK SNI T-15-1991-03. Badan Pengembangan Pekerjaan Umum. LPMB. 1990. Standar Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SK SNI T-15-1990-03, Yayasan LPMB Puslitbang Pemukiman Balitbang PU, Bandung. Murdock, L.J. Brook K.M. 1991. Bahan dan Praktek Beton, Terjemahan Stephany Hindarko, Erlangga, Jakarta. Murgiyanto. 2003. Tinjauan Pemakaian Abu Batu Bara Terhadap Karakteristik Beton dengan Menggunakan Faktor Air Semen 0.45, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Rifa I, M. 2005. Pemakaian Variasi Bahan Tambah Larutan Gula dan Abu Arang Briket Pada Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Subakti, A. 1995. Teknologi Beton Dalam Praktek, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Tjokrodimuljo, K. 1996. Teknologi Beton, PT Naviri, Yogyakarta 133