KEGAGALAN KONSTRUKSI Drs. Haidar Hamim
PENDAHULUAN Pembangunan infrastruktur menjadikan Indonesia sebagai bangsa pasar jasa konstruksi terbesar di ASEAN. Di dunia, pasar konstruksi Indonesia terbesar keempat. Dari data Kementrian PUPR Desember 2017 NO. NEGARA NILAI JASA KONSTRUKSI 1. China us$ 1,78 T 2. Jepang us$ 742 M 3. India us$ 427 M 4. Indonesia us$ 267 M
Sektor konstruksi tahun 2018 dibagi menjadi bangunan gedung dan pekerjaan sipil di luar minyak dan gas yang diprediksi meningkat sebanyak 3% dibandingkan tahun 2017. Tahun 2018, total pasar proyek konstruksi diprediksi mencapai Rp451,3 triliun, di mana 65% disumbangkan dari sektor pekerjaan sipil dan 35% sisanya dari bangunan gedung. Sektor sipil mencakup pembangunan infrastruktur, transportasi, dan utilitas, di mana kenaikannya diprediksi sama dengan tahun 2017 ini yang mencapai 4% atau senilai Rp293,8 triliun. Untuk bangunan gedung, pertumbuhan tahun 2018 diprediksi melambat atau naik hanya sekitar 1%, lebih rendah dari tahun ini. Sementara itu, sektor residential memberi kontribusi paling besar, yakni 41%, diikuti sektor industri sebesar 18%.
PENGERTIAN KEGAGALAN KONSTRUKSI KEGAGALAN KONSTRUKSI : Adalah keadaan hasil pekerjaan konstruksi yang tidak sesuai dengan spesifikasi pekerjaan, sebagaimana disepakati dalam kontrak kerja konstruksi baik sebagian maupun keseluruhan sebagai akibat kesalahan pengguna jasa atau penyedia jasa (PP. 29/2000 pasal 31 tentang Penyelenggaran Jasa Konstruksi). Kegagalan konstruksi merupakan kegagalan yang bersifat teknis dan non teknis. Kegagalan ini dapat disebabkan karena kegagalan pada proses pengadaan barang atau jasa, atau kegagalan saat proses pelaksanaan konstruksi.
Faktor yang mempengaruhi kegagalan proyek : 1. 2. Konstruksi biaya yang dialokasikan Kualitas pelaksanaan pekerjaan 3. Waktu pelaksanaan
Kesuksesan proyek konstruksi tergantung dari peran pengawas yaitu : Pengawas internal (Kontraktor) dan Pengawas eksternal (Konsultan Pengawas) berpengaruh signifikan terhadap kualitas proyek, sehingga untuk memperkuat fungsi pengawas perlu pemenuhan terhadap kode etik profesi pengawas yang tertuang dalam Surat Keputusan Sertifikat Keahlian. Faktor internal Supervisi (Kontraktor) mempengaruhi kualitas dan eksternal supervisi (Konsultan Pengawas), sedangkan faktor kualitas sangat tergantung eksternal Supervisi.
Fungsi dasar manajemen proyek yaitu (Ervianto,2002) : 1. Perencanaan (Planning) 2. Pengawasan (Supervising) 3. Pelaksanaan (Construction)
1. Perencanaan (Planning) Setiap proyek konstruksi pasti selalu dimulai dengan proses perencanaan agar proses ini berjalan dengan baik maka ditentukan terlebih dahulu sasaran utamanya. Bentuk perencanaan dapat berupa : perencanaan prosedur. perencanaan metoda kerja. perencanaan standar pengukuran hasil perencanaan anggaran biaya. perencanaan program (rencana kegiatan beserta jadwal).
2. Pengawasan (Supervising) Pengawasan dapat didefinisikan sebagai interaksi langsung antara individu-individu dalam organisasi untuk mencapai kinerja dalam tujuan organisasi. Proses ini berlangsung secara berkelanjutan dari waktu ke waktu guna mendapatkan keyakinan bahwa pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai prosedur yang ditetapkan untuk hasil yang diinginkan.
3. Pelaksanaan (Construction) Kegiatan ini dilakukan oleh pihak pelaksana konstruksi dan pihak pemilik proyek. Pengawasan dilakukan oleh pelaksanaan konstruksi bertujuan mendapatkan hasil yang telah ditetapkan oleh pemiliki proyek, sedangkan pengawasan oleh pemilik bertujuan memperoleh keyakinan bahwa apa yang akan diterimanya sesuai dengan apa yang dikehendaki. Parameter hasil pelaksanaan kegiatan dituangkan dalam spesifikasi.
CONTOH KASUS I KEGAGALAN KONSTRUKSI
CONTOH KASUS II KEGAGALAN KONSTRUKSI
CONTOH KASUS III KEGAGALAN KONSTRUKSI
PENUTUP Dari hasil pengamatan, data dan informasi yang telah diperoleh dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Sistem kerja atau metode pelaksanaan pekerjaan yang profesional akan memudahkan pelaksanan di lapangan sehingga schedule pekerjaan diharapkan tidak mengalami keterlambatan. Keberhasilan suatu proyek sangat ditentukan oleh perencanaan yang matang serta kerja sama dan manajemen yang baik dari semua pihak. Pengawasan yang intensif selama pelaksanaan proyek sangat diperlukan dalam upaya menghindari penyimpangan anggaran. Pengendalian mutu, waktu dan biaya secara teratur dan kontinue dapat mengurangi kendala kendala yang mungkin terjadi selama pelaksanaan proyek. Fasilitas dan peralatan proyek yang memadai serta tenaga kerja yang terampil, berpengalaman dan disiplin sangat menentukan keberhasilan proyek. Bahan - bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan proyek harus masuk dalam spesifikasi bahan standart dan disesuaikan dengan rencana beban yang akan diterima.
Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : Pihak perencana proyek harus mempertimbangkan dan memperhitungkan segala kemungkinan dan resiko yang bisa terjadi, sehingga tidak mengakibatkan kerugian dan kegagalan dalam pelaksanaan. Pengawas lapangan hendaknya selalu berada di lokasi proyek untuk mengontrol semua hasil pekerjaan sesuai dengan syarat syarat yang telah ditentukan. Menerapkan kaidah manajemen kontruksi yaitu perencanaan, perancangan, pengorganisasian, koordinasi dan pengawasan. Meningkatkan hubungan kerja sama dan pembagian tugas yang jelas antara unsur pelaksana proyek.