BAB I PENDAHULUAN. yang sadar akan tujuan. maksudnya adalah bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. adanya pendidikan menjadikan kualitas hidup menjadi lebih baik dan bernilai,

BAB II LANDASAN TEORI. satu yang paling penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru

BAB I PENDAHULUAN. tertentu sehingga orang yang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan

BAB I PENDAHULUAN. latihan yang berlangsung di sekolah di sepanjang hayat, untuk mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan mampu melahirkan siswa yang cakap dan berhasil menumbuhkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sejak PAUD sampai ke Perguruan Tinggi. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan manusia mulai lahir hingga akhir hayat. telah menjadi problematika manusia dari generasi ke generasi.

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan. Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode

BAB I PENDAHULUAN. mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada aspek-aspek tertentu. 3. kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif.

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, sikap soaial, dan

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran maupun dalam mengatasi kesulitan- kesulitan belajar mereka.

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 SMA Negeri 1 Rambah Samo Kabupaten Rokan hulu pada bulan Januari

BAB I PENDAHULUAN. proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah. kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia makhluk yang dikarunia akal dan hati oleh Allah SWT.

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

BAB I PENDAHULUAN. menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada proses pembelajaran di dalamnya, proses pembelajaran meliputi

BAB I PENDAHULIAN. Pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa

íóñúýóúö Çááøóåõ ÇáøóÐöíäó ÂóãóäõæÇ ãöäúßõãú æóçáøóðöíäó ÃõæÊõæÇ ÇáúÚöáúãó ÏóÑóÌóÇÊò. 2

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas, yaitu manusia yang memiliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu dan cakap. 1 Berhasil tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah pesat.

BAB I PENDAHULUAN. mempersyaratkan ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. hasil observasi atau eksperimen di samping penalaran. 2 Matematika adalah

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. aktif, kreatif, dan menyenangkan dengan menerapkan model pembelajaran yang

ی ر ف ع الله ال ذ ین ء ام ن وا م نك م و ال ذ ین أ وت وا ال ع ل م د ر ج ا ت.

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas belajar sangat terkait dengan proses pencarian ilmu. Belajar

BAB I PENDAHULUAN. manusia di muka bumi, sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surat

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat pentingnya peran matematika tersebut, maka matematika dipelajari

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang diberi kewajiban oleh Allah Swt

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memiliki peran penting pada era sekarang ini. Karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional tujuan pendidikan adalah agar siswa secara aktif. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungan

Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Model Pembelajaran. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan,

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh manusia semakin kompleks dan bervariasi. Oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Menurut Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. media untuk menimba dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Belajar bisa. melalui pendidikan formal maupun nonformal.

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang definisi pendidikan banyak dikemukakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran yang efektif dan menarik merupakan langkah dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. baru serta teori baru kedalam kurikulum sekolah. 1 Pendidikan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, persoalan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Mata Padi Presindo, Yogyakarta, 2015, Hlm Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Edisi Revisi, PT.

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan sumber daya manusia yang

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hayat. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan sebagai istilah-istilah teknis yang kegiatan-kegiatannya lebur dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dimiliki setiap orang, karena pendidikan pada hakikatnya merupakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu modal awal proses menuju pembangunan bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

Farita Sukma*, Elva Yasmi Amran **, Rini*** No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan masalah yang sangat dominan bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal maupun non formal. Sekolah sebagai lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah, yang diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi dan cita-cita untuk maju. tidak akan mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dirinya, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar dipandang masih belum efektif. Indikasi kearah sana

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

"#$%! 789:;4 789:; "#$

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki multi peran sehingga menciptakan kondisi belajar mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tingkah laku tersebut, seorang siswa dituntut untuk mencapai hasil

BAB II TINJAUAN TEORITIS. 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group to Group Exchange. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

I. PENDAHULUAN. Hasil wawancara dengan guru bidang studi kimia kelas XI SMA YP Unila Bandar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

BAB I PENDAHULUAN. organik dan konstruktif, bukan mekanis seperti halnya pengajaran. Dalam hal. ini subjek pembelajaran adalah peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. menusia yang berkualitas dan pembangunan sektor ekonomi, yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 1992), hlm Sriyono, Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA, (Jakarta: Rineka

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama semakin berkembang dan merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perubahan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 siswa di

Ferdiana Ika Wati, Sutarman, Parno Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN. 2012), hlm Indah Komsiyah, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan yang tergantung dari bakat dan lingkungan. 2

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses pengubahan cara berfikir atau tingkah laku dengan cara pengajaran, penyuluhan dan latihan 1. Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar akan tujuan. maksudnya adalah bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang terikat, terarah pada tujuan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan 2. Pada proses pengajaran, unsur proses belajar mengajar memegang peranan yang penting. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan 3. Belajar merupakan aktivitas manusia yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia bahkan sejak mereka lahir sampai akhir hayat. Pernyataaan tersebut menjadi ungkapan bahwa manusia tidak dapat lepas dari proses belajar itu sendiri sampai kapanpun dan dimanapun manusia itu berada dan belajar juga menjadi kebutuhan yang terus meningkat sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Sehingga segala aspek pengetahuan tersebut dapat diakses, sebagaimana firman Allah subhanahu wata ala dalam surat Al-alaq ayat 1-5 : 1 Peter Salim dan Yenni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Modern English Pers, Jakarta, 2000, hlm. 353. 2 Sardiman, Interaksi Motivasi dan Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hlm. 57. 3 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 27.

Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S. Al-Alaq; 1-5). Al-Qur an telah berkali-kali menjelaskan akan pentingnya pengetahuan. Tanpa pengetahuan niscaya kehidupan manusia akan menjadi sengsara. Tidak hanya itu, al- Qur an bahkan memposisikan manusia yang memiliki pengetahuan pada derajat yang tinggi. Al-Qur an surat Al- Mujadilah ayat 11 menyebutkan: Artinya : Hai orang-orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapanglapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang- orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Mujadilah; 11) Peningkatan mutu pendidikan akan dapat dicapai dengan peningkatan proses pembelajaran, karena proses belajar pada intinya merupakan proses komunikasi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa. Komunikasi yang terjadi hendaklah merupakan komunikasi timbal balik yang harus diciptakan sedemikian rupa sehingga pesan yang disampaikan dalam bentuk materi pelajaran dapat berlangsung secara efektif

dan efisien. Dalam proses pembelajaran, kegiatan hendaknya diarahkan pada peningkatan aktifitas siswa yang lebih menekankan pada bagaimana caranya agar siswa dapat menguasai materi 4. Agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, maka seorang guru selain menguasi materi, dituntut juga menguasai strategi yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Apabila guru berhasil menciptakan suasana yang menyebabkan siswa termotivasi aktif dalam belajar, maka memungkinkan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa. Seorang guru hendaknya mengupayakan siswa dapat aktif dalam proses belajar, karena peran guru adalah sebagai fasilitator dan motivator yang dapat mengaktifkan siswa 5. Materi pelajaran kimia di kelas XI IPA terdiri atas beberapa pokok bahasan, diantaranya adalah kesetimbangan kimia. Kesetimbangan kimia terdiri dari materi yang bersifat teori dan perhitungan. siswa dituntut untuk memahami konsep dan melakukan latihan-latihan dalam perhitungan sehingga siswa dapat memahami materi. Menurut informasi dari guru mata pelajaran kimia yang mengajar di SMA Negeri 1 Rambah Samo, keaktifan siswa dalam belajar kimia masih kurang sehingga hasil belajar kimia siswa masih rendah. Salah satu penyebab masih rendahnya keaktifan siswa tersebut adalah karena siswa masih menganggap guru sebagi otoritas ilmu pengetahuan dalam proses belajar mengajar. Hal ini menyebabkan siswa kurang aktif membangun dan mengembangkan pengetahuan yang mereka miliki, kondisi ini menyebabkan hasil belajar siswa masih rendah, rata-rata hanya 69,50, kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 75. Untuk itu perlu diterapkan suatu model 4 Depdiknas, Kurikulum 2004 Berbasis Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Kimia, 2005, hlm. 27. 5 Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bumi Akasara, Jakarta, 2002, hlm. 8.

pembelajaran yang baru untuk menumbuhkan minat belajar siswa, sehingga siswa menjadi aktif dalam proses belajar mengajar dan hasil belajarnya dapat meningkat. Student Facilitator and Explaining merupakan suatu model dimana siswa mempresentasikan ide atau pendapat pada siswa lainnya 6. Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining memiliki beberapa kelebihan, yaitu siswa diajak untuk menerangkan kepada siswa lainnya dan siswa dapat mengeluarkan ide-ide yang ada difikirannya sehingga lebih dapat memahami materi tersebut. Penerapan model pembelajaran ini, sebelumnya pernah dilakukan oleh Syaifa Jufna (2012), berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa model pembelajaran Student Facilitator and Explaining efektif meningkatkan aktifitas belajar kimia peserta didik pada kelas eksperimen. Ada perbedaan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar kimia antara peserta didik yang pembelajarannya menggunakan model Student Facilitator and Explaining dengan peserta didik yang pembelajarannya berorientasi pada pemrosesan informasi dengan taraf signifikansi = 0,000 (p 0,050), sedangkan besarnya sumbangan efektif pengetahuan awal kimia peserta didik sebesar 60,9 %. 7 Berpedoman pada permasalahan yang telah diuraikan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFAE) di SMA Negeri 1 Rambah Samo, karena disekolah tersebut model pembelajaran Student Facilitator and Explaining belum pernah diterapkan. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Student 6 Fitriadi Mahmud, Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining, Diakses dari blogspot.com/2011/11/model-pembelajaran-kooperatif-student.html. pada tanggal 20 Mei 2013 pukul 13.00 WIB. 7 Syaifa Jufna, Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap Aktifitas dan Belajar Kimia Peserta Didik Kelas XI IPA Semester 2 SMA Muhammadiyah 1 Muntilan Tahun Ajaran 2011/2012, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2012, hlm. xiv.

Facilitator and Explaining (SFAE) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia pada Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu. B. Penegasan Istilah Untuk menghindari adanya kesalahan dalam memahami judul dalam penelitian ini, maka ada beberapa istilah yang perlu ditegaskan, yaitu: 1. Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran 8. 2. Student Facilitator And Explaining merupakan suatu model dimana siswa mempresentasikan ide atau pendapat pada siswa lainnya 9. 3. Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia mengalami pengalaman belajar 10. 4. Kesetimbangan kimia adalah reaksi yang terbentuk bila laju reaksi sama besar dan konsentrasi reaktan dan produk tidak lagi berubah seiring berjalannya waktu. C. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas diperoleh beberapa identifikasi masalah sebagai berikut: a. Siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran b. Kegiatan pembelajaran lebih berpusat pada guru 8 Haryanto, Model Pembelajaran, Diakses dari http://belajarpsikologi.com/pengertian-model-pembelajaran/. Pada tanggal 27 november 2013 pukul 20.11 WIB. 9 Fitriadi Mahmud, loc. cit. 10 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 22.

c. Hasil belajar siswa masih rendah atau dibawah KKM yang telah ditetapkan sekolah yaitu 75 d. Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining belum pernah diterapkan di SMA Negeri 1 Rambah Samo pada mata pelajaran kimia 2. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi permasalahan dengan memfokuskan penelitian pada penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining untuk meningkatkan hasil belajar Kimia (aspek kognitif) pada Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: a. Apakah penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dapat meningkatkan hasil belajar kimia pada pokok bahasan kesetimbangan kimia di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu? b. Jika terjadi peningkatan, berapa besar peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining pada pokok bahasan kesetimbangan kimia di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dapat meningkatkan hasil belajar kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu. b. Jika ada peningkatan untuk mengetahui berapa besar peningkatan hasil belajar siswa tersebut dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Siswa Untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan kesetimbangan kimia. b. Bagi Guru Sebagai salah satu alternatif model pembelajaran dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. c. Bagi Sekolah Sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas keberhasilan pengajaran di sekolah. d. Bagi Peneliti Dapat dijadikan pedoman untuk mengetahui masalah dalam bidang pendidikan dan menambah wawasan serta pengalaman penulis dan juga sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan studi dalam rangka memperoleh gelar S1 sarjana

Pendidikan Kimia pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN (Universitas Islam Negeri) Sultan Syarif Kasim Riau.