PROGRAM STUDI FISIOTERAPI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh

KONSEP PENDIDIKAN KEB. JASMANI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

Cara Meningkatkan Kebugaran Jasmani

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang bertujuan untuk membentuk ketahanan fisik, terutama prajurit TNI

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga. Olahraga adalah suatu kegiatan

Oleh Cerika Rismayanthi, M.Or. Ahmad Nasrulloh, M.Or. Fatkhurahman Arjuna, M.Or. (TIM PENGAMPU)

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak adalah bermain. Bermain merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

FISIOLOGI DAN OLAH RAGA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2), kesegaran fisik (physical fitness)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh. satu faktor yang penting lainnya adalah faktor fisik.

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas/olahraga secara teratur, tidur yang cukup dan tidak merokok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

PROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016

PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN HEXAGON DRILL DAN ZIGZAG RUN TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PADA PEMAIN SEPAK BOLA SEKOLAH SEPAK BOLA GUNTUR

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Prestasi belajar siswa Sekolah Menengah Atas. mengalami penurunan beberapa tahun terakhir.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat

PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KELINCAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Angka perokok masih cukup tinggi sekitar 1 miliyar laki-laki di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi olahraga yang benar dan professional (Depkes RI, 2002).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS LATIHAN ZIG-ZAG RUN DENGAN CARIOCA EXERCISE UNTUK MENINGKATKAN AGILITY PADA PEMAIN BULUTANGKIS PEMULA

Luh Putu Tuti Ariani. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha

BAB II KAJIAN TEORI. Pengertian kesegaran jasmani banyak sekali diungkap oleh para pakar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk melakukan olahraga. Waktu istirahat tidak lagi digunakan untuk aktifitas olahraga

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DENGAN SISWA EKSTRAKURIKULER PENGEMBANGAN DIRI DI MTs MA ARIF PARE SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembinaan kondisi fisik merupakan syarat mutlak untuk mencapai prestasi

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa. menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 )

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

BAB I PENDAHULUAN. dinamis. Olahraga juga sebagai media pendidikan sudah pula diakui

PENGARUH PENAMBAHAN NEUROMUSCULAR ELECTRICAL STIMULATION (NMES) PADA STRETCHING TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT FLEKSOR WRIST PADA ATLET

RELATIONSHIP OF LEG MUSCLE POWER AND WRIST COORDINATION WITH THE ACCURACY OF SMASH VOLLEYBALL CLUB MEN S SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada faktor, kondisi,dan pengaruh-pengaruh dalam menuju sebuah

BAB I PENDAHULUAN. olahraga tidak akan datang dengan sendirinya, melainkan prestasi tertinggi hanya

PENGARUH LATIHAN LARI INTERVAL TERHADAP KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SEKOLAH SEPAK BOLA RUKUN AGAWE SANTOSA (RAS) KLATEN NASKAH PUBLIKASI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh : Arif Nur Setyawan A BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Atletik dalam perkembangan di zaman modern ini semakin dapat diterima

BAB I PENDAHULUAN. olahraga, ada yang berlari, berjalan, bersepeda, bermain sepak bola, atau

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang kebugaran jasmani.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan fungsionalnya (Giriwijoyo & Sidik, 2012). Menurut Wibowo et

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

2016 HUBUNGAN KEKUATAN OTOT PERUT DAN POWER TUNGKAI TERHADAP WAKTU PEMBALIKAN RENANG GAYA BEBAS 100 METER

Evaluasi Prestasi Atlet Wushu Koni Kota Medan Tahun Novita (Dosen Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan)

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum dan Peran Sport Medicine dalam Meningkatkan Prestasi Atlet. Oleh : dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

MEMBANGUN PRESTASI OLAHRAGA BERDASAR ILMU OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. membuat progam latihan untuk pembinaan kondisi fisik seorang atlet. Hal ini

ARTIKEL SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP PGRI BESOWO KEPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat meningkatkan derajat kebugaran jasmani. Melalui olahraga diharapkan

THE EFFECT OF SKIPPING ROPE EXERCISE ON THE LEG MUSCLE POWER IN MEN S BASKETBALL PLAYERS EXTRACULICULAR SMA HANDAYANI

BAB I PENDAHULUAN. modern yang memahami betul akan pentingnya kesehatan dalam. menunjang berbagai aktivitas dan penampilan (performance) mereka.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

EVALUASI KONDISI FISIK ATLET IPSI KABUPATEN JOMBANG KATEGORI TANDING PUTRA

BAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data penelitian telah dilakukan di SMK Kesehatan PGRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogie Hary Kusumah, 2015

2015 MENINGKATKAN DAYA TAHAN CARDIOVASCULAR MELALUI ZUMBA DANCE

THE EFFECT OF SLALOM DRIBBLE EXERCISE ON THE DRIBBLING SKILLS SSB MUDA MANDIRI PLAYERS U-15 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB I PENDAHULUAN. tantangan alam seperti banjir (Kasiyo, 1980: 11). Lebih lanjut dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. cabang olahraga (Juliantine et al., 2005). Menurut Witarsa (2002) Kondisi

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

Dasar Melatih. Indah prasetyawati tri purnama sari Fik uny Materi 4

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

P E N G E M B A N G A N E K T R A K U R I K U L E R O L A H R A G A S E K O L A H H E D I A R D I Y A N T O H E R M A W A N

Journal of Sport Sciences and Fitness

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN ANTARA SINGLE LEG HOP DENGAN DOUBLE LEG HOP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

TINGKAT KESEGARAN JASMANI ATLET UKM TENIS LAPANGAN UNY

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Olahraga merupakan aktivitas yang sangat penting untuk mempertahankan

DASAR DASAR OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa atletik adalah ibu dari semua cabang olahraga (mother of

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN. menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan kesadaran

Pertanyaan dan Jawaban

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu. mereka tidak segan- segan melakukan banyak kegiatan ekstra selain

ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki banyak penggemar di Indonesia. Perkembangan Bola Voli di

BAB I PENDAHULUAN. dan gerak jurus (Taulo). Wong Kiew Kit (2002:1) menyatakan bahwa. Kung-Fu

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia olahraga yang sedang naik daun/yang sedang menjadi favorite

PERENCANAAN YANG BAIK MERUPAKAN SALAH SATU ELEMEN PENTING DALAM BAGAIMANA MELATIH YANG EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan

PENGARUH LATIHAN PUSH-UP DAN LATIHAN BEBAN DUMBBEEL TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN JODAN TZUKI PADA KENSHI KEMPO DI DOJO TADULAKO JUMAIN

KEBUGARAN. Nani Cahyani Sudarsono. pengantar

Transkripsi:

2017 Study guide Blok Exercise Physiology 1 STUDY GUIDE EXERCISE PHYSIOLOGY SEMESTER II PROGRAM STUDI FISIOTERAPI

2 KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas Rahmat Beliau kami dapat menyelesaikan study guide ini tepat pada waktunya. Study guide ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memmperlancar penyusunan study guide ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan study guide ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dalam study guide ini baik dari segi susunan kalimat, konten maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki study guide ini ke depannya. Akhir kata kami berharap semoga study guide ini memberikan manfaat dan dapat dijadikan sebagai pedoman pembelajaran khususnya bagi mahasiswa fisioterapi serta memberikan inspirasi bagi seluruh pembaca. Denpasar, 11 Juni 2017 Penyusun, Nila Wahyuni

3 Lecture 7 : Concept of Training/Conditioning, Effectcs of Chronic Exercise Tanggal : 30 Mei 2017 Tempat : Ruang Kuliah Lt. IV Waktu : 09.30 11.30 Tujuan Pembelajaran : Mampu memahami dan menjelaskan konsep pelatihan Mampu memahami dan menjelaskan klasifikasi pelatihan olahraga Mampu memahami dan menjelskan 7 prinsip dasar pelatihan olahraga Mampu menjelaskan adaptasi otot skelet dan tulang terhadap olahraga Mampu menjelaskan adaptasi metbolisme terhadap olahraga Mampu menjelaskan adaptasi sistem kardiovaskular dan respirasi terhadap olahraga Konten Kurikulum : Tujuan pelatihan olahraga Klasifikasi pelatihan olahraga Tujuh prinsip pelatihan olahraga adaptasi otot skelet dan tulang terhadap olahraga adaptasi metabolisme terhadap olahraga adaptasi sistem kardiovaskular dan respirasi terhadap olahraga Abstrak Pelatihan olahraga merupakan suatu metode yang bertujuan kemampuan teknik dan penampilan atlet sesuai dengan kebutuhan dalam bidang olahraga spesialisasinya. Pelatihan

4 olahraga dibagi menjadi tujuh yaitu : pelatihan fisik, pelatihan teknik, pelatihan strategi dan pelatihan mental. Skenario Seorang atlet cabang olahraga tenis akan menghadapi pertandingan tingkat nasional. Atlet tersebut harus dipersiapkan agar dapat mencapai prestasi yang optimal. Learning Task Diskuskan scenario di atas : 1. Sebutkan dan jelaskan jenis pelatihan apa saja yang harus diberikan kepada atlet tersebut. 2. Jelaskan komponen biomotorik apa saja yang harus dilatih agar sesuai dengan cabang olahraga atlet tersebut. Self Assessment Sebutkan dan jelskan klasifikasi pelatihan olahraga Sebutkan dan jelaskan 7 prinsip dasar pelatihan olahraga Mampu menjelaskan adaptasi otot skelet dan tulang terhadap olahraga Mampu menjelaskan adaptasi metbolisme terhadap olahraga Mampu menjelaskan adaptasi sistem kardiovaskular dan respirasi terhadap olahraga Referensi McArdle, W.D. Exercise physiology. Seventh Edition. Lippincot Williams and Wilkins

5 Lecture 9 : Body temperature regulation during exercise Tanggal : 31 Mei 2017 Tempat : Ruang Kuliah Lt. IV Waktu : 09.30 11.30 Tujuan Pembelajaran : Mampu memahami dan menjelaskan core dan shell body temperature Mampu memahami dan menjelaskan heat balance Mampu memahami dan menjelaskan produksi dan pelepasan panas Mampu memahami dan menjelaskan proses pertukaran panas selama olahraga Mampu memahami dan menjelaskan konsep termoregulator Mampu memahami dan menjelaskan pengaruh kondisi lingkungan terhadap pengaturan panas Konten Kurikulum : Definisi core dan shell body temperature Konsep heat balance Produksi dan pelepasan panas Proses pertukaran panas selama olahraga Konsep termoregulator Pengaruh kondisi lingkungan terhadap pengaturan panas Abstrak Termoregulator merupakan mekanisme tubuh untuk mengatur suhu tubuh dan mencegah overheating, dimana hipotalamus berperan sebagai thermostat pada pengaturan suhu tubuh.

6 hipotalamus teraktivasi melalui 2 mekanisme yaitu perubahan suhu aliran darah yg memvaskularisasi hipotalamus dan reseptor panas di kulit. Selama olahraga terjadi pertukaran panas antara panas yang diproduksi oleh tubuh dengan lingkungan. Pelepasan panas selama olahraga terjadi melalui mekanisme evaporasi keringat dan respirasi, konveksi antara kulit dan darah, radiasi ke lingkungan. Skenario Seorang atlet lari sedang berlatih lari selama 30 menit.atlet tersebut berlatih di sebuah stadion pada pukul 09.00 pagi. Learning Task Diskuskan scenario di atas : 1. Jelaskan mekanisme pertukaran panas yang terjadi selama atlet tersebut berolahraga 2. Jelaskan bagaimana pengaruh lingkungan terhadap termoregulator pada atlet tersebut 3. Jelaskan bagaimana fisiologi termoregulator pada atlet tersebut. Self Assessment Jelaskan mengenai konsep heat balance Jelaskan mengenai konsep termoregulator Sebutkan dan jelaskan produksi panas pada manusia Sebutkan dan jelaskan pelepasan panas pada manusia Jelaskan pengaruh lingkungan terhadap proses pertukaran panas pada manusia Referensi McArdle, W.D. Exercise physiology. Seventh Edition. Lippincot Williams and Wilkins

7 Lecture 10 : Hormonal and Metabolic Effects During Exercise Rehabilitation Tanggal : 31 Mei 2017 Tempat : Ruang Kuliah Lt. IV Waktu : 09.30 11.30 Learning Outcome : a. Mahasiswa mampu memahami tentang perubahan kadar hormon selama olahraga b. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang metabolisme selama olahraga c. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai peran ADH dan aldosteron selama olahraga d. Mahasiswa mampu menjelaskan berbagai sistem energi selama olahraga Curriculum content: a. Sistem energi selama olahraga b. Sumber energi sebagai sumber metabolisme sel c. Bioenergetik dan ATP production d. Perubahan kadar hormon selama olahraga e. Metabolisme selama olahraga f. Peran ADH dan aldosteron selama olahraga g. Berbagai sistem energi selama olahraga Abstract Sistem endokrin adalah suatu sistem yang terintegrasi dan mengatur fungsi tubuh untuk menstabilisasi lingkungan internal. Olahraga dapat menyebabkan perubahan pada sistem hormonal. Pada olahraga jangka panjang, terjadi peningkatan sensitivitas jaringan target terhadap hormon tertentu. Beberapa hormon yang berespon terhadap olahraga yaitu growth hormon, ACTH, prolaktin, FSH, ADH, tiroid, aldosteron, kortisol, glucagon, insulin. Pada umumnya semua hormone dalam tubuh dipengaruhi oleh aktivitas olahraga. Scenario Seorang atlet cabang olahraga renang secara rutin melakukan latihan. Intensitas renang dilakukan 3 kali dalam seminggu.

8 Learning Task a. Sebutkan dan jelaskan perubahan hormonal yang terjadi pada atlet tersebut b. Sebutkan dan jelaskan perubahan metabolisme yang terjadi Self Assessment a. Jelaskan mengenai Sistem energi selama olahraga b. Jelaskan mengenai Sumber energi sebagai sumber metabolisme sel c. Jelaskan mengenai Bioenergetik dan ATP production d. Jelaskan mengenai Peran ADH dan aldosteron selama olahraga e. Jelaskan mengenai Berbagai sistem energi selama olahraga Reference Cech, D.J. Functional Movement Development across the lifespan. Third edition. 2012. Elsevier Inc.

9 Lecture 11 : Effects of Exercise on Muscle Strength, Power, Endurance Tanggal : 2 Juni 2017 Tempat : Ruang Kuliah Lt. IV Waktu : 09.30 11.30 Learning Outcome : a. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan definisi muscle strength b. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan definisi muscle power c. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan definisi muscle endurance d. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan perbedaan serat otot slow twitch dan fast twitch e. Mahasiswa mampu memahami tentang definisi dan konsep mekanisme efek pelatihan olahraga terhadap peningkatan muscle strength f. Mahasiswa mampu memahami tentang definisi dan konsep mekanisme efek pelatihan olahraga terhadap peningkatan muscle power g. Mahasiswa mampu memahami tentang definisi dan konsep mekanisme efek pelatihan olahraga terhadap peningkatan muscle endurance h. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai manfaat muscle strength dan muscle endurance i. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai jenis-jenis pelatihan kekuatan otot j. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai adaptasi fisiologis lain terhadap pelatihan ketahanan (endurance exercise) k. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai overloaded principle pada pelatihan olahraga Curriculum content : a. Definisi muscle strength b. Definisi muscle power c. Definisi muscle endurance

10 d. Perbedaan serat otot slow twitch dan fast twitch e. Definisi dan konsep mekanisme efek pelatihan olahraga terhadap peningkatan muscle strength f. Definisi dan konsep mekanisme efek pelatihan olahraga terhadap peningkatan muscle power g. Definisi dan konsep mekanisme efek pelatihan olahraga terhadap peningkatan muscle endurance h. Manfaat muscle strength dan muscle endurance i. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai jenis-jenis pelatihan kekuatan otot j. Adaptasi fisiologis lain terhadap pelatihan ketahanan (endurance exercise) k. Overloaded principle pada pelatihan olahraga Abstract : Serat otot memegang peranan penting dalam strength dan power. Mekanisme hormonal berperan dalam adaptasi otot oleh karena latihan ketahanan (endurance exercise). Hormon anabolik yang berperan dalam pertumbuhan dan remodelling jaringan otot yaitu growth hormon, insulin, testosteron, tiroid. Faktor neuroendokrin menyebabkan perubahan metabolisme dan sel yang berhubungan dengan pertumbuhan sebagai respon terhadap exercise perubahan ukuran, strength dan power otot. Strength training meningkatkan ukuran dan jumlah myofibril. Serat otot lebih besar menyebabkan massa dan kekuatan otot lebih besar. Strength training dapat meningkatkan ukuran dan kekuatan serat otot fast-twitch dan slow-twitch fibers. Strength training dapat memperbaiki kemampuan tubuh untuk merekrut motor, hal ini disebut muscle learning yaitu peningkatan kekuatan otot sblm ukuran massa otot bertambah. Scenario Seorang atlet melakukan pelatihan kekuatan dan ketahanan otot lengan dengan frekuensi 3 kali dalam seminggu, dimana setiap kali pelatihan berlangsung selama 1 jam. Learning Task a. Jelaskan perubahan apa yang terjadi pada sistem musculoskeletal atlet tersebut b. Jelaskan hormon apa saja yang berperan dalam adaptasi yang terjadi pada atlet tersebut. Self Assessment

11 a. Jelaskan mengenai definisi muscle strength b. Jelaskan mengenai definisi muscle power c. Jelaskan mengenai definisi muscle endurance d. Jelaskan mengenai perbedaan serat otot slow twitch dan fast twitch e. Jelaskan mengenai definisi dan konsep mekanisme efek pelatihan olahraga terhadap peningkatan muscle strength f. Jelaskan mengenai definisi dan konsep mekanisme efek pelatihan olahraga terhadap peningkatan muscle power g. Jelaskan mengenai efinisi dan konsep mekanisme efek pelatihan olahraga terhadap peningkatan muscle endurance h. Jelaskan mengenai manfaat muscle strength dan muscle endurance i. Jelaskan mengenai mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai jenis-jenis pelatihan kekuatan otot j. Jelaskan mengenai adaptasi fisiologis lain terhadap pelatihan ketahanan (endurance exercise) k. Jelaskan mengenai overloaded principle pada pelatihan olahraga Reference Cech, D.J. Functional Movement Development across the lifespan. Third edition. 2012. Elsevier Inc.

12 Lecture 12 : Physical Fitness and Its Components Tanggal : 2 Juni 2017 Tempat : Ruang Kuliah Lt. IV Waktu : 09.30 11.30 Learning Outcome : a. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai physical fitness b. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai klasifikasi physical fitness c. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai pengukuran physical fitness d. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai komponen kebugaran fisik e. Mahasiswa mampu memahami tentang komponen kebugaran fisik yang berperan dalam setiap cabang olahraga Curriculum content : a. Definisi physical fitness b. Klasifikasi physical fitness c. Pengukuran physical fitness d. Komponen kebugaran fisik e. Komponen kebugaran fisik yang berperan dalam setiap cabang olahraga Abstract : Kebugaran fisik merupakan kemampuan untuk melakukan tugas rutin,jangka waktu yang cukup lama, tanpa kelelahan yg berarti, tenaga cadangan. Kebugaran fisik kesehatan (health related physical fitness) merupakan kebugaran fisik yang berhubungan dengan kesehatan. Kebugaran fisik non kesehatan (skill related physical fitness) merupakan kebugaran fisik

13 yang berkaitan dengan olahraga prestasi. kebugaran fisik diukur dengan International / Asian Committee for The Standardization of The Physical Fitness Test (ICSPFT/ACSPFT. Tes kebugaran jasmani berfungsi sebagai acuan seseorang untuk meningkatkan kebugaran jasmani nya, untuk menilai kemampuan fisik seseorang, untuk mengetahui sejauh mana kondisi atau perkembangan kebugaran jasmani seseorang tersebut, sebagai bahan untuk memberikan bimbingan dalam meningkatkan kebugaran jasmani. Komponen kebugaran fisik adalah daya tahan kardiovaskular (cardiovascular fitness), daya tahan otot (muscular endurance), kekuatan otot (muscle strength), daya ledak otot (explosive strength, muscular power), kelentukan (flexibility), komposisi tubuh, kecepatan gerak (speed movement), kelincahan (agility), keseimbangan (balance), ketepatan (accuracy), kecepatan reaksi (reaction time), koordinasi (coordination). Scenario Seluruh komponen biomotorik berperan dalam setiap cabang olahraga, namun beberapa komponen lebih dominan peranannya dalam setiap cabang olahraga. Seorang atlet bulutangkis sedang melakukan pelatihan untuk persiapan dalam menghadapi kejuaraan tingkat nasional. Learning Task a. Sebutkan dan jelaskan pelatihan apa saja yang perlu dilakukan oleh atlet tersebut. b. Jelaskan komponen biomotorik apa yang berperan dalam olahraga bulu tangkis Self Assessment a. Jelaskan mengenai definisi physical fitness b. Sebutkan dan jelaskan mengenai klasifikasi physical fitness c. Sebutkan dan jelaskan mengenai pengukuran physical fitness d. Sebutkan dan jelaskan mengenai komponen kebugaran fisik e. Jelaskan mengenai komponen kebugaran fisik yang berperan dalam setiap cabang olahraga Reference Cech, D.J. Functional Movement Development across the lifespan. Third edition. 2012. Elsevier Inc.

14