BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi sebaliknya, bila transportasi tidak ditata dengan baik maka mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. raya adalah untuk melayani pergerakan lalu lintas, perpindahan manusia dan

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL PESAPEN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

Iin Irawati 1 dan Supoyo 2. Program Studi Teknik Sipil, Universitas Semarang, Jl. Soekarno Hatta Tlogosari Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Utama 3 Jalan Bintaro Utama 3A Jalan Pondok Betung Raya Jalan Wr

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 4 (Empat)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya pembangunan suatu daerah maka semakin ramai pula lalu

EVALUASI PENGARUH PASAR MRANGGEN TERHADAP LALU-LINTAS RUAS JALAN RAYA MRANGGEN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB III LANDASAN TEORI

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR DAN RUKO LAWANG KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi merupakan salah satu prasarana yang sangat penting dalam

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah kepemilikan kendaraan dewasa ini sangat pesat.

PENGARUH AKTIVITAS PERDAGANGAN DAN JASA TERHADAP VOLUME LALU LINTAS DI RUAS JALAN HERTASNING KOTA MAKASSAR

ABSTRAK. : Biaya Perjalanan, Tundaan.

ANALISA KINERJA JALAN MARGONDA RAYA KOTA DEPOK Endang Susilowati Jurusan Teknik Sipil Universitas Gunadarma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap Terminal Leuwi Panjang Bandung seperti yang telah diuraikan Time headway dan waktu tunggu rerata (Wtr).

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan yang rendah, terbatasnya sumber daya, khususnya dana, kualitas dan

ANALISIS PENGARUH PELEBARAN RUAS JALAN TERHADAP KINERJA JALAN

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor transportasi merupakan salah satu mata rantai jaringan distribusi

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peraturan Perundang undangan dibidang LLAJ. pelosok wilayah daratan, untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan dan

ANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Kapasitas Ruas Jalan Raja Eyato Berdasarkan MKJI 1997 Indri Darise 1, Fakih Husnan 2, Indriati M Patuti 3.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V ANALISIS DATA 5.1 ANALISIS AWAL TANPA PENANGANAN

Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus : Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina

TERMINAL. Mata Kuliah : Topik Khusus Transportasi Pengajar : Ir. Longdong Jefferson, MA / Ir. A. L. E. Rumayar, M.Eng

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas perekonomian terus meningkat begitu pula dengan aktifitas kendaraan guna

III. METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh kesimpulan yang ingin dicapai dalam penelitian. Metodologi yang

BAB I PENDAHULUAN. luar datang ke Yogyakarta untuk sekedar berwisata maupun menetap untuk melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG

BAB I PENDAHULUAN. interaksi yang baik dan ideal antara komponen komponen transportasi

BAB I PENDAHULUAN. dan keamanan, serta pembangunan nasional, harus diselenggarakan dengan tujuan

Langkah Perhitungan PERHITUNGAN KINERJA RUAS JALAN PERKOTAAN BERDASARKAN MKJI Analisa Kondisi Ruas Jalan. Materi Kuliah Teknik Lalu Lintas

KAJIAN KINERJA LALU LINTAS SIMPANG CILEUNYI TANPA DAN DENGAN FLYOVER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbaru (2008), Evaluasi adalah penilaian. pelayanan adalah kemampuan ruas jalan dan/atau persimpangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan beberapa keuntungan dalam penghematan waktu bagi pelaku perjalanan

ANALISIS INTENSITAS BANGUNAN KORIDOR JALAN RAYA CIMAHI BERDASARKAN KAPASITAS JALAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

BAB II TINJUAN PUSTAKA

STUDI KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN TOL RUAS PASTEUR BAROS

ANALISIS KINERJA JALAN KOMYOS SUDARSO PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR SINGOSARI KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan dengan pejalan kaki (Abubakar I, 1995).

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS JALAN H.E.A MOKODOMPIT KOTA KENDARI

RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA)

ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE KAJIAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. mengenai rekapitulasi untuk total semua jenis kendaraan, volume lalulintas harian

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan pemilikkan kendaraan, perluasan kota serta peningkatan aktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan keamanan. Pertumbuhan sektor ini akan mencerminkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah suatu pergerakan barang dan orang dari suatu tempat ke tempat lain. Transportasi digunakan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi yang mengakibatkan kepadatan penduduk yang tinggi. Hal ini berdampak

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik arus jalan, dan aktivitas samping jalan.

BAB I PENDAHULUAN. maka pemerintah harus menyediakan sarana dan prasarana kota untuk menunjang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

JURNAL ANALISIS KINERJA RUAS JALAN STUDI KASUS : JALAN WATURENGGONG DI KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk

KAJIAN MANAJEMEN SIRKULASI TERMINAL BUS ( Studi Kasus : Terminal Bus Tirtonadi Surakarta )

PENGANTAR TRANSPORTASI

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN TINJAUAN UMUM

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG ANGKUTAN ORANG DENGAN SEPEDA MOTOR

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Menteri Perhubungan nomor KM 14 tahun 2006,

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. titik pada jalan per satuan waktu. Arus lalu lintas dapat dikategorikan menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem transportasi yang baik merupakan salah satu kebutuhan yang penting dalam menunjang perkembangan dan kelancaran aktivitas sosial ekonomi pada suatu kota, transportasi yang aman dan lancar, selain mencerminkan keteraturan kota juga mencerminkan kelancaran kegiatan perekonomian kota. Perwujudan kegiatan transportasi yang baik adalah dalam bentuk terkendalinya keseimbangan antara sistem kegiatan, sistem jaringan, dan sistem kelembangan. Sistem transportasi kota merupakan satu kesatuan dari pada elemen-elemen, komponen-komponen yang saling mendukung dan bekerja sama dalam pengadaan transportasi yang melayani wilayah perkotaan. Komponen-komponen transportasi kota yang pertama, langsung bersangkutan dengan gerakan suatu benda dari suatu tempat ketempat lainnya secara alami atau buatan manusia. Kedua, benda dan jalur di mana benda tadi bergerak. Benda tadi ialah suatu yang harus digerakkan penumpang atau barang dan jalur gerak ialah lokasi dalam ruang di mana gerakan terjadi (Morlok, 1995 : 87). Komponen Utama Transportasi adalah Jalan, Terminal dan Sistem Pengoperasian. Dimana ketiganya terkait dalam memenuhi permintaan antara Transportasi yang berasal dari manusia dan barang. Dari ketiga komponen tersebut yang menjadi perhatian selain Jalan adalah Terminal. Terminal merupakan titik simpul dari berbagai sarana (moda) angkutan yang berfungsi sebagai titik perpindahan penumpang dari satu sarana angkutan ke sarana angkutan lainnya dan sebagai tempat pengaturan, pergerakan kendaraan maupun penumpang, dan merupakan titik awal maupun titik akhir perjalanan orang untuk melakukan perjalanan (Morlok, 1995 :87). Berdasarkan pasal I ayat 13 UU No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan bahwa Terminal adalah pangkalan Kendaraan Bermotor Umum yang digunakan untuk mengatur kedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan menurunkan orang dan/atau barang, serta perpindahan moda angkutan. Jadi 1

penumpang angkutan umum bisa berpindah atau turun di Terminal bukan di tepi Jalan yang membahayakan jiwa penumpang. Menurut Direktorat Jendral Perhubungan Darat Bina Sistem Prasarana (Departemen Perhubungan,1996) fungsi terminal pada dasarnya dapat ditinjau dari 3 (tiga) unsur yang terkait yaitu pertama fungsi terminal bagi penumpang adalah untuk kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu moda atau kendaraan ke moda yang lain, tempat tersedianya fasilitas-fasilitas dan informasi (pelataran, teluk,ruang tunggu,papan informasi, toilet, kios-kios, loket, fasilitas parkir dari kendaraan pribadi dan lain-lain). Kedua fungsi terminal bagi pemerintah adalah dari segi perencanaan dan manajemen lalu lintas, untuk menata lalu lintas dan menghindari kemacetan, sebagai sumber pemungutan retribusi dan sebagai pengendali arus angkutan umum. Ketiga fungsi terminal bagi operator angkutan umum adalah untuk pengaturan pelayanan operasi angkutan umum, penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awak angkutan umum dan fasilitas pangkalan. Pada saat ini terminal Cileunyi belum memenuhi ke tiga unsur fungsi terminal menurut Ditjen Penghubungan Darat. Dalam RTRW Kabupaten Bandung Tahun 2016-2036 rencana terminal dengan mengacu pada kebijakan Provinsi Jawa Barat maka direncanakan penyediaan Terminal Tipe A yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten Bandung di Wilayah Kecamatan Cileunyi dan Soreang. Terminal Tipe A ini merupakan Terminal yang melayani pergerakan antar kota (Wilayah Timur), baik kota-kota di dalam Wilayah Provinsi Jawa Barat maupun kota-kota di luar Wilayah Provinsi Jawa Barat; Persoalannya jika Terminal tidak dilengkapi dengan Aparat Dinas Perhubungan, Aparat Kepolisian, Sarana Parkir Bus yang luas, Fasilitas Umum yang baik, seperti Toilet, Warung dan Ruang Tunggu, sehingga Terminal tersebut di sebut Terminal Ilegal. Disebut juga sebagai Terminal Bayangan, seperti yang ada di pinggir Ruas Jalan Sidangsari yang selalu mengganggu Arus Lalu Lintas pengguna Jalan yang berdampak macet akibat adanya aktifitas yang dilakukan operator Terminal Ilegal yang selalu melanggar dan mengabaikan aturan. 2

Hadirnya Terminal Bayangan di area Terminal Utama memberikan dampak penurunan jumlah penumpang di Kawasan Terminal Cileunyi. Sebagian besar penumpang menggunakan Terminal Bayangan sehingga Terminal Cileunyi terlihat sepi. Keberadaannya kerap dikeluhkan karena menyebabkan kemacetan, kemacetan terjadi dikarenakan hambatan samping oleh bus, mobil dan angkutan umum yang menunggu dan menaikkan penumpang di sekitar Ruas Jalan. Ini karena penumpang tidak ingin menaiki bus atau angkutan umum yang ada di didalam Terminal. Seperti yang tampak di depan pintu keluar Tol Cileunyi sore menjelang malam, terlihat bus-bus besar dalam dan luar Provinsi, termasuk mobil jenis mini bus yang menggunakan plat hitam mengambil penumpang di Lokasi Terminal Bayangan tersebut. Oleh karena itu diperlukan adanya upaya penertiban keberadaan Terminal Bayangan di Ruas Jalan Sidangsari Kabupaten Bandung agar dapat terciptanya keamanan dan kenyamanan serta mutu kehidupan dan penghidupan para pekerja dan juga mewujudkan kawasan yang sistem Transportasinya di tata secara lebih baik sesuai dengan fungsinya sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bandung. 1.2 Rumusan Masalah Mengacu pada latar belakang di atas yaitu adanya kantong-kantong penumpang di sekitar Terminal Bayangan Cileunyi sehingga penumpang lebih memilih menunggu kedatangan bus di Terminal Bayangan Cileunyi dibandingkan di Terminal Cileunyi sendiri, munculnya kegiatan-kegiatan informal di sekitar Terminal Bayangan seperti PKL dan pertokoan dan juga angkutan umum yang menaikan dan menurunkan penumpang bukan di Halte, banyaknya kendaraan pribadi yang menunggu atau menjemput penumpang disekitar Terminal Bayangan sehingga menimbulkan kemacetan pada Ruas Jalan Sindangsari. Maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu bagaimana dampak keberadaan Terminal Bayangan terhadap Arus Lalu Lintas di Ruas Jalan Sindangsari serta bagaimana arahan penyelesaian dari permasalahan yang ada? 3

1.3 Tujuan dan Sasaran 1.3.1. Tujuan Adapun Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Dampak Keberadaan Terminal Bayangan Terhadap Lalu Lintas di Ruas Jalan Sidangsari Kabupaten Bandung. 1.3.2. Sasaran Sasaran yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Teridentifikasinya Tingkat Pelayanan di Ruas Jalan sekitar Terminal Bayangan CIleunyi Kabupaten Bandung ; 2. Teridentifikasinya Dampak Terminal Bayangan Cileunyi Terhadap Tingkat Pelayanan Jalan, dan ; 3. Arahan Penyelesaian Masalah Terhadap Keberadaan Terminal Bayangan Cileunyi. 1.4 Ruang Lingkup Ruang Lingkup dalam penelitian ini terdiri dari Ruang Lingkup Wilayah dan Ruang Lingkup Substansi, untuk lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut : 1.4.1. Ruang Lingkup Wilayah Ruang Lingkup Wilayah Studi berlokasi di Kabupaten Bandung, Kecamatan Cileunyi pada Ruas Jalan yang telah dibatasi yaitu Ruas Jalan Sindangsari atau di Ruas Jalan Cileunyi Timur. Adapun batasan Ruas Jalannya yaitu : 1. Ruas Jalan Raya Jatinangor yaitu menghubungkan ke arah Kecamatan Jatinangor Sumedang. 2. Ruas Jalan Raya Cipacing yaitu menghubungkan ke arah Rancaekek. 3. Ruas Jalan Raya percobaan menuju Ujung Berung. 4. Ruas Jalan Cileunyi Barat menuju Tol Cileunyi 4

Keempat Ruas Jalan ini yang akan digunakan untuk menghubungkan Terminal Bayangan Cileunyi dengan Wilayah yang lebih luas yang dimanfaatkan kendaraan untuk menuju Terminal Bayangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.1. 1.4.2. Ruang Lingkup Substansi Ruang Lingkup Substansi dalam Kajian Dampak Terminal Bayangan Terhadap Lalu Lintas di Ruas Jalan Sindangsari yaitu : 1. Mengidentifikasi kondisi eksisting yang ada : Sistem Kegiatan (terdiri dari PKL, perdagangan dan jasa sekitar Terminal Bayangan Cileunyi). Sistem Pergerakan atau Volume Lalu Lintas (dari arah Ujung Berung ke Tol Cileunyi dengan jarak 1 Km, dari Ujung Berung ke arah Cicalengka dengan jarak 1 Km, serta ke arah Jatinangor dengan jarak 1 Km). Sistem Jaringan : Geometrik Jalan dan Hirarki Jalan serta Kapasitas Jaringan Jalan 2. Mengidentifikasi permasalahan Titik Terminal Kegiatan di sekitar Terminal Bayangan 3. Arahan penyelesaian masalah yaitu dengan Pendekatan Model Simulasi dan Asumsi 5

6

1.5 Metode Pendekatan Studi Metode Pendekatan Studi adalah suatu langkah yang digunakan untuk mencapai tujuan dari suatu penelitian. Pendekatan ini menggunakan pendekatan dari Aspek Transportasi untuk mengkaji Dampak Terminal Bayangan Cileunyi Terhadap Ruas Jalan Sindangsari. Secara garis besar pendekatan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran Studi dan dilakukan dengan langkah sebagai berikut. Mengidentifikasi kondisi eksisting Ruas Jalan Sindangsari. Menentukan titik pengamatan, kemudian menghitung jumlah kendaraan yang melewati titik pengamatan pada hari kerja waktu pagi sampai sore hari. Penghitungan Volume Lalu Lintas ini dilakukan dengan metode manual Traffic Counting. Titik pengamatan terletak diantara persimpangan menuju Jatinangor-Tanjungsari, Rancaekek, Ujung Berung dan Tol Cileunyi. Mengelompokkan kendaraan berdasarkan jenis-jenis dan satuan kendaraan (untuk mengetahui komposisi Lalu Lintas), serta menghitung kepadatan Lalu Lintas smp/jam (untuk mengetahui nilai kepadatan kendaraan bermotor). Teridentifikasinya permasalahan Terminal Bayangan Cileunyi. Arahan penyelesaian masalah Terminal Bayangan Cileunyi di Ruas Jalan Sindangsari. Pendekatan-pendekatan yang tertulis diatas, secara rinci dapat dicapai dengan beberapa metode yakni melalui metode pengumpulan data dan metode analisis. Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan dan metode analisis yang digunakan untuk Studi ini adalah sebagai berikut. 7

1.5.1 Metode Pengumpulan Data Metode Pengumpulan Data dan Informasi dilakukan dengan Metode : 1. Studi Pustaka (Literature Study) Studi Pustaka dilakukan untuk mendapat Kajian Teoritis yang mendukung untuk tahapan analisis. 2. Survei Sekunder Survei Sekunder merupakan survei yang dilakukan Peneliti untuk mengumpulkan data-data dari berbagai Instansi yang berkaitan dengan Studi yang dilakukan. Instansi yang dikunjungi antara lain adalah Dinas Perhubungan. 3. Survei Primer Survei Primer sebagai syarat dalam Studi Kuantitatif dilakukan dengan cara survei langsung. Survei primer yang dilakukan berupa pengambilan gambar kondisi eksisiting lapangan yang berkaitan langsung dengan tujuan dari Kajian Studi serta menghitung jumlah kendaraan di Ruas Jalan Sindangsari melalui Traffict Counting dan 4 Ruas Jalan yang berhubungan dengan Ruas Jalan Sindangsari. 1.5.2 Metode Analisis Dalam penelitian Kajian Dampak Terminal Bayangan Terhadap Lalu Lintas Di Ruas Jalan Sindangsari Kabupaten bandung terdapat beberapa Metode Analisis yang digunakan, adapun Metode Analisis yang digunakan adalah sebagai berikut : Volume Lalu Lintas Volume berkaitan dengan besaran arus pergerakan pada suatu sistem jaringan yang memiliki kapasitas tertentu, Volume Lalu Lintas adalah jumlah kendaraan (atau satuan mobil penumpang) yang melalui satu titik tiap satuan waktu dengan rumus perhitungan/smp yaitu : 8

Dimana : Q n T Q = Volume lalu lintas yang melaui suatu titik N = Jumlah kendaraan yang melewati titik tersebut dalam interval waktu T T = Interval waktu pengamatan Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia,1997 Kapasitas Jalan Kapasitas didefinisikan sebagai arus maksimum yang melalui suatu titik di Jalan, yang dapat dipertahankan per satuan jam pada kondisi tertentu. Rumus untuk menghitung kapasitas Jalan adalah sebagai berikut. C = C O x FC W x FC SP x FC SF x FC CS Dimana : C = Kapasitas aktual (smp/jam) C O = Kapasitas dasar (smp/jam) FC W = Faktor penyesuaian lebar Jalan FC SP = Faktor arah FC SF = Faktor penyesuaian bahu/kereb Jalan = Faktor penyesuaian ukuran kota FC CS Sumber: MKJI, dalam Alik Ansyori firmanyah,2008 Rasio Antara Volume dan Kapasitas Jalan (VCR) Rasio Volume per Kapasitas (VCR) adalah perbandingan antara Volume yang melintas dengan kapasitas pada suatu ruas tertentu. Nilai dari VCR disebut juga dengan nilai derajat kejenuhan yang digunakan untuk menilai kinerja Ruas Jalan. Dari perbandingan yang didapat akan digunakan untuk menentukan tingkat pelayanan Jalan yang bersangkutan. Dimana : VCR = Volume capacity ratio V = Volume lalu lntas (smp/jam) C = Kapasitas jalan (smp/jam) Sumber: MKJI, dalam Alik Ansyori firmanyah,2008 9

Tingkat Pelayanan Jalan Tingkat pelayanan menyatakan tingkat kualitas Arus Lalu Lintas yang sesungguhnya terjadi. Tingkat ini dinilai oleh pengemudi atau penumpang berdasarkan tingkat kemudahan dan kenyamanan pengemudi. Penilaian kenyamanan mengemudi dilakukan berdasarkan kebebasan memilih kecepatan dan kebebasan bergerak. (Alamsyah, Alik Ansyori 2008, 19). Adapun tingkat pelayanan Jalan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel I.1 Tingkat Pelayanan Jalan No Tingkat pelayanan jalan V/C Rasio 1 A <0,6 2 B 0,6-0,7 3 C 0,7-0,8 4 D 0,8-0,9 5 E 0,9-1 6 F >1 Sumber: Morlok, Tahun 1991 Metoda Analisis Dampak Terminal Bayangan Metode Analisis yang dilakukan dalam menganalisis dampak keberadaan Terminal Bayangan yaitu dengan melihat beberapa indikator yang terkait atau berpengaruh akibat keberadaan Terminal Bayangan. Adapun beberapa indikator yang terkait terhadap dampak Terminal Bayangan yaitu adalah sebagai berikut : Kemacetan akibat menurunnya kapasitas jalan Keberadaan pedagang kaki lima (PKL) Kondisi lingkungan di sekitar ruas jalan 10

Kebijakan : RTRW Kabupaten Bandung Tahun 2016-3036 Gambar 1. 2. Kerangka Pikir Latar Belakang Keberadaan Terminal Bayangan Cileunyi yang membuat arus Lalu Lintas di Jalan Sindangsari macet dikarenakan banyak angkutan umum atau kendaraan pribadi yang berhenti di sekitar Terminal Bayangan Cileunyi. Rumusan Masalah Banyaknya angkutan umum dan kendaraan pribadi yang berhenti di sekitar Terminal Bayangan Cileunyi, mulai bermunculan PKL dan kegiatan lainnya yang menimbulkan macet di sepanjang Jalan Sindangsari, sehingga harus mengkaji dampak yang ditimbulkan dengan adanya Terminal Bayangan Cileunyi. INPUT Tujuan Adapun Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dampak keberadaan Terminal Bayangan Terhadap Lalu Lintas di Ruas Jalan Sidangsari Kabupaten Bandung. Sasaran 1. Teridentifikasinya kondisi eksisting Ruas Jalan Sindangsari Kabupaten Bandung; 2. Teridentifikasinya permasalahan Terminal Bayangan Cileunyi dan 3. Arahan penyelesaian masalah Terminal bayangan Cileunyi yang ada di Ruas Jalan Sindangsari. Kajian Literatur Pengumpulan Data Variabel Dampak 1. Sistem Jaringan 2. SIstem Pergerakan 3. Sistem Kegiatan Metode Analisis 1. Analisis Karakteristik Lalu lintas 2. Analisis Volume Lalu Lintas 3. Analisis Kapasitas Jalan 4. Analisis Simulasi Data Primer 1. Traffic Counting 2. Kondisi Lalu Lintas 3. Hambatan Samping 4. Data Angkutan Umum 5. Kapasitas Ruas Jalan 6. Volume Kendaraan 7. Sistem Aktifitas/Kegiatan 8. Persepsi Masyarakat 1. Teridentifikasinya Kondisi Eksisting di Ruas Jalan Sindangsari 2. Teridentifikasinya Permasalahan Terminal Bayangan Cileunyi Data Sekunder 1. Peta Jaringan Jalan 2. Data Angkutan Umum 3. Data Jumlah Penduduk PROSES KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Temuan Studi Dampak Terminal Bayangan terhadap Lalu Lintas di Ruas Jalan Sindangsari Terumuskannya arahan penyelesaian masalah di Ruas Jalan Sindangsari dan sekitar Terminal Bayangan 11 OUPUT

1.6 Sistematika Laporan Dalam penulisan ini akan diambil langkah-langkah penulisan yang dapat diuraikan dalam Sistematika Laporan sebagai berikut: BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V PENDAHULUAN Sebagai langkah awal dalam penelitian ini menguraikan tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Sasaran Penelitian, Ruang Lingkup Penelitian dan Sistimatika Laporan itu sendiri. KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini mengkaji tentang Pengertian Transportasi, Pendekatan Perencanaan Transportasi, Manajemen Lalu Lintas, Teori-teori Manajemen Transportasi dan Kebijaksanaan Pemerintah. GAMBARAN UMUM Pada bab ini menguraikan mengenai kondisi eksisting fungsi Jalan dan status Jalan yang ada disekitar Terminal Bayangan Cileunyi, kapasitas Jalan serta penampang Jalan, menjelaskan mengenai sistem aktivitas disekitar Terminal Bayangan, serta volume lalu lintas dan komposisi kendaraan yang melewati Ruas Jalan sekitar Terminal,. ANALISIS DAMPAK TERMINAL BAYANGAN Pada bab ini akan dibahas tentang kapasitas dan geometrik Jalan di sekitar Terminal Bayangan Cileunyi, VCR tingkat pelayanan Jalan yang ada di Ruas Jalan sekitar Terminal Bayangan Cileunyi, analisis dampak keberadaan Terminal Bayangan terhadap tingkat pelayanan LOS. KESIMPULAN Sebagai bagian akhir dari penelitian ini, maka pada bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran-saran. 12