Denpasar, 14 Januari 2018

dokumen-dokumen yang mirip
Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana Kampanye Partai Politik

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v

Legacy SBY Di Bidang Politik dan Demokrasi. LSI DENNY JA Oktober 2014

MEDIA SURVEI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

PILKADA OLEH DPRD DINILAI PUBLIK SEBAGAI PENGHIANATAN PARTAI

FORUM RAKYAT BALI TOLAK REKLAMASI

FORUM RAKYAT BALI TOLAK REKLAMASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Salah satu

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT. Nomor 11/Kpts/ /III/2014

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri)

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

TAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI

FORUM RAKYAT BALI TOLAK REKLAMASI

Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014

REKAPITULASI HASIL VERIFIKASI FAKTUAL PARTAI POLITIK TINGKAT PROVINSI PROVINSI...

BAB VII PENUTUP. perekonomian yang cukup tinggi serta akan menjadikan Bali sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budiarjo (2008) mengatakan, salah satu perwujudan demokrasi yang menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya

: Dra. Hani Yuliasih, M.Si/Kabag.Set Komisi II DPR RI

Analisis Isi Media Judul: MIP No. 215 Sidang Perdana DPR Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 02/10/2014

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEPAHIANG. NOMOR : 31/Kpts/KPU-Kab /2015 TENTANG

TIM PENYUSUN. Pengarah. Design-Layout

Demokrat Peduli, Serap Aspirasi, dan Beri Solusi Untuk Kesejahteraan Rakyat

KOMISI PEMILIHAN UMUM

SURVEI NASIONAL PEMILIH MUDA: EVALUASI PEMERINTAHAN, CITRA DAN PILIHAN PARPOL DI KALANGAN PEMILIH MUDA JELANG PEMILU 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Matahari Kembar Kapolri? LSI DENNY JA Januari 2015

Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

STRATEGI MENINGKATKAN KETERWAKILAN PEREMPUAN

HARAPAN & ANCAMAN JOKOWI - JK

BAB III DATA RESPONDEN

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

MENGUAK MISTERI SK REKLAMASI JILID 2 1

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

2013, No.41 2 Mengingat haknya untuk ikut serta dalam kampanye Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perw

GOLKAR PASCA PUTUSAN MENKUMHAM. LSI DENNY JA Desember 2014

PERILAKU MEMILIH MASYARAKAT KOTA PADANG PADA PEMILU KEPALA DAERAH SUMATERA BARAT TAHUN 2010 SKRIPSI

Hari/Tanggal : Senin/22 Oktober 2012 : Pukul WIB s.d Selesai

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pertarungan Wilayah Strategis Dan Efek Cawapres

KPK juga hampir KO di Era SBY

Pelajaran dari Kasus Pansus Bank Century

PKB 4,5%, PPP 3,4%, PAN 3,3%, NASDEM 3,3%, PERINDO

I. PENDAHULUAN. Setelah memasuki masa reformasi, partai politik telah menjadi instrumen

Tiga Isu Menanti Kabinet Jokowi. LSI DENNY JA Oktober 2014

BAB I PENDAHULUAN. dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD. sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman daerah sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. penentuan strategi komunikasi, jika tidak ada strategi komunikasi yang baik efek

2014 : PEMERINTAHAN GOLKAR ATAU PEMERINTAHAN PDIP? Lingkaran Survei Indonesia Februari 2014

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014?

KOMISI PEMILIHAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Darma, (2009: 91) mengatakan, bahasa politik adalah bahasa yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,

ENAM REVISI PILKADA USULAN PUBLIK LSI DENNY JA FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini

I. PENDAHULUAN. Ada hal yang berbeda pada pelaksanaan pilpres tahun 2014, dimana kita

BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR. Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014

PROSPEK KABINET DAN KOALISI PARPOL

Dibacakan oleh: Dr. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc. Nomor Anggota : A-183 FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PT. Universal Broker Indonesia 1 MARKET OUTLOOK MEI: PILPRES. Oleh: Satrio Utomo PT. Universal Broker Indonesia. 26 April 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya

I. PENDAHULUAN. Dalam Negara demokrasi, pemilu merupakan sarana untuk melakukan pergantian

Dewa Ayu Made Olivia Dita Kesari Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udaya. Abstract

PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BOMBANA. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BOMBANA NOMOR: 35 / Kpts/KPU-Kab /X/TAHUN 2016

2 Dengan memperhatikan keberlangsungan penyelenggaraan negara dan penyelenggaraan pemerintahan daerah, mekanisme pengunduran diri Kepala Daerah dan Wa

Dari Fadli dan Novanto: Welcome Papa Trump...

JK: Tradisi Golkar di Pemerintahan

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SINGKAWANG

PASANGAN CALON TUNGGAL DALAM PILKADA, PERLUKAH DIATUR DALAM PERPPU? Oleh: Zaqiu Rahman *

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014

Kondisi Hukum SETELAH KASUS BG LSI DENNY JA FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era demokrasi ini, khususnya di Inodonsia, musik tidak hanya sebagai

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

Template for Microsoft PowerPoint

ProfilAnggotaDPRdan DPDRI Pusat Kajian Politik Departemen Ilmu Politik FISIP UniversitasIndonesia 26 September 2014

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)

BAB 1 PENDAHULUAN. Selanjutnya pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, Kota Jambi merupakan

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL. SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL NOMOR : 10/Kpts/KPU-Kab /TAHUN 2015 TENTANG

SPLIT VOTING DALAM PEMILIHAN PRESIDEN 2009

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan

POLITIK KEBIJAKAN BBM, BLSM & EFEK ELEKTORALNYA. Lingkaran Survei Indonesia Juni 2013

BAB II KONFIGURASI POLITIK DI KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reklamasi di Teluk Benoa, Bali menjadi isu hangat. Pro dan kontra yang timbul menjadi topik yang patut

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU PILKADA KOMISI II DPR RI

RILIS SURVEI NASIONAL 24 MARET 6 APRIL 2018

KEPUTUSAN PIMPINAN PARTAI POLITIK TINGKAT PUSAT TENTANG PERSETUJUAN PASANGAN CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI

KAMPANYE NEGATIF DAN PREDIKSI HASIL PILEG Lingkaran Survei Indonesia April 2014

Mayoritas Publik Ingin DPR Tandingan Segara Bubarkan Diri. LSI DENNY JA November 2014

2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rak

PEROLEHAN KURSI PARTAI DAN PETA KOALISI CAPRES Lingkaran Survei Indonesia Jumat, 11 April 2014

Merosotnya Leadership SBY di Mata Publik. Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Juni 2011

Transkripsi:

Nomor : 02/ForBALI/I/2018 Lamp : - Perihal : Surat Terbuka atas Isu penolakan Reklamasi Teluk Benoa dari Para Kandidat Pilgub Bali 2018. FORUM RAKYAT BALI TOLAK REKLAMASI TELUK BENOA Jl. Sedap Malam No. 234, Kesiman, Denpasar Bali Twitter : @forbali13, Facebook: Bali Tolak Reklamasi, Email : info@forbali.org, Website : http://www.forbali.org/ Denpasar, 14 Januari 2018 Kepada Yth : 1. Pasangan Bakal Calon Gubernur dan Bakal Calon Wakil Gubernur Bali (Dr. Ir. Wayan Koster, M.M. & DR. Ir. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, M.Si dan I.B. Rai Dharmawijaya Mantra, S.E., M.Si. & Drs. I Ketut Sudikerta) 2. Partai Pengusung Kedua Pasangan Bakal Calon Gubernur dan Bakal Calon Wakil Gubernur Bali (PDIP, PAN, HANURA, PKPI dan Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Nasdem, PKS, PBB, Partai Perindo) di tempat Salam BTR, Perjuangan rakyat Bali dalam upaya menyelamatkan Teluk Benoa dari upaya reklamasi oleh rezim property termasuk upaya meminta Presiden Joko Widodo agar membatalkan Perpres Nomor 51 Tahun 2014 yang menjadi payung hukum atas rencana tersebut telah memasuki tahun ke 5. Selama ini, perjuangan tersebut seolah-olah luput dari perhatian penguasa baik eksekutif maupun legislatif namun selalu mengemuka tajam dalam setiap perhelatan kontestasi politik baik dalam pilkada, pileg maupun pilpres. Dalam catatan ForBALI, isu penolakan reklamasi Teluk Benoa selalu menjadi isu krusial dalam ajang politik elektoral seperti saat Pileg dan pilpres 2014, Pilwakot Denpasar maupun Pilkada Kabupaten Badung 2015 (semua kandidat menyatakan menolak reklamasi Teluk Benoa) dan kini jelang ajang pilgub Bali 2018, isu tersebut kembali menyeruak tajam. Dalam pandangan ForBALI, isu penolakan reklamasi Teluk Benoa adalah keniscayaan politik. Salah satu yang menjadi alat pijak kami adalah berdasarkan survey persepsi publik yang pernah kami lakukan beberapa tahun lalu, logika publik telah menyatakan bahwa reklamasi Teluk Benoa adalah proyek yang buruk bagi Bali. Oleh karenanya dapat dinyatakan, Halaman 1 dari 7

penolakan reklamasi Teluk Benoa telah menjadi isu bersama (common issue) sebagian besar masyarakat Bali sehingga menjadi salah satu tolak ukur bagi masyarakat saat memilih pemimpinnya. Dengan demikian, keberpihakan para kandidat pimpinan daerah atas penolakan reklamasi Teluk Benoa sangat krusial dalam peningkatan elektabilitas masingmasing kandidat. Pada ajang pilgub Bali kali ini, kedua kandidat, baik pasangan KBS -ACE (Dr. Ir. Wayan Koster, M.M. & DR. Ir. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, M.Si) maupun Pasangan Mantra-Kertha (I.B. Rai Dharmawijaya Mantra, S.E., M.Si. & Drs. I Ketut Sudikerta) dengan caranya masing-masing, menyuarakan penolakan reklamasi Teluk Benoa. Dalam pengamatan ForBALI, di beberapa pidato politiknya, dalam berbagai acara termasuk juga wawancara media, I Wayan Koster (KBS) pada pokoknya menyatakan bahwa yang bersangkutan menolak rencana reklamasi karena tidak sesuai dengan adat budaya Bali. Hal yang kurang lebih sama dilakukan oleh pasangan Mantra-Kertha. Bahkan dalam deklarasi pencalonannya jelang pendaftaran ke KPUD Bali, partai pengusungnya yang tergabung dalam Koalisi Rakyat Bali (Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Nasdem, PKS, PBB dan Partai Perindo) menandatangani Pakta Intergritas yang pada pokoknya di point satu menyatakan: "mendukung hasil kajian Universitas Udayana, Bhisama Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) dan aspirasi masyarakat yang menyatakan MENOLAK PERENCANAAN PEMBANGUNAN REKLAMASI TELUK BENOA." Terhadap pernyataan para kandidat dan partai politik yang mengusungnya, ada beberapa catatan penting yang patut Kami sampaikan, sebagai berikut; Pertama, terhadap pasangan calon Gubernur maupun Wakil Gubernur; a) Pasangan KBS-ACE; dalam kurun waktu 5 tahun ke belakang, Saudara I Wayan Koster, baik dalam kapasitas sebagai anggota DPR RI maupun Ketua DPD PDIP Bali, sama sekali tidak menunjukan perhatian dan keberpihakannya terhadap perjuangan penolakan reklamasi Teluk Benoa, baik dalam upaya membatalkan proyek reklamasi Teluk Benoa maupun dalam upaya mendorong pembatalan Perpres Nomor 51 Tahun 2014. Yang bersangkutan cenderung mengabaikan perjuangan tersebut bahkan pernah di media massa menyebutkan bahwa reklamasi Teluk Benoa bukan lagi urusan PDIP. Sedangkan pasangannya, Saudara Tjok. Ace, cukup berkontribusi dalam penolakan reklamasi Teluk Benoa melalui organisasi PHRI Bali. Halaman 2 dari 7

b) Pasangan Mantra-Kertha; dalam kapasitas selaku Walikota Denpasar, Saudara Rai Mantra, tercatat pernah menolak memberikan rekomendasi bagi pemberian ijin lokasi oleh pemerintah pusat kepada PT. TWBI. Namun demikian, tidak ada langkah-langkah lebih lanjut dalam upaya mengawal penolakan reklamasi Teluk Benoa serta tidak ada upaya untuk adanya pembatalan Perpres Nomor 51 Tahun 2014 kepada Presiden Joko Widodo. Pasangan Beliau, I Ketut Sudikerta, baik dalam kapasitasnya selaku, Wakil Gubernur Bali maupun selaku Ketua Partai Golkar Propinsi Bali, sama sekali tidak memberi perhatian dan dukungan kepada aspirasi rakyat dalam upaya pembatalan reklamasi Teluk Benoa serta upaya pembatalan Perpres Nomor 51 Tahun 2014. Sepanjang menjabat sebagai Wakil Gubernur Bali periode 2013-2018, tidak sekalipun yang bersangkutan pernah menemui Kami yang rata-rata melakukan unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Bali kecuali setelah masuk Pilgub 2018. Kedua, terhadap Partai Politik Pengusung para kandidat Pilgub 2018, dapat kami sampaikan sebagai berikut; a) Partai Politik pendukung Paket KBS-ACE (PDIP, PAN, HANURA, PKPI); Secara kelembagaan, tidak terdapat tindakan politik yang serius dalam menyerap aspirasi rakyat dan memperjuangan upaya penolakan reklamasi Teluk Benoa serta upaya agar Perpres Nomor 51 Tahun 2014 dibatalkan oleh Presiden Joko Widodo. Dalam catatan Kami, dari partai politik pengusung paket KBS-ACE hanya Partai PDIP Bali sebagai partai terbesar di Bali tercatat pernah melakukan penolakan reklamasi Teluk Benoa pada tahun 2013 melalui Fraksi PDIP di DPRD Propinsi Bali. Namun setelahnya PDIP sama sekali tidak lagi memperjuangkan sikapnya tersebut bahkan cenderung mengabaikan aspirasi masyarakat bahkan terlihat membiarkan seluruh proses terjadi, termasuk tidak ada upaya secara politik untuk mendesak Presiden Joko Widodo membatalkan Perpres Nomor 51 Tahun 2014. Ironisnya sampai surat ini dibuatpun, partai politik pengusung paket ini tidak bersikap dan tidak melakukan tindakan politik untuk membatalkan proyek reklamasi Teluk Benoa dan upaya pembatalan Perpres Nomor 51 Tahun 2014 oleh Presiden Joko Widodo. b) Partai Politik pendukung Paket Mantra-Kertha (Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Nasdem, PKS, PBB, Partai Perindo); dalam catatan Kami, secara kelembagaan, Partai Pengusung Paket Mantra-Kertha ini dalam Halaman 3 dari 7

pandangan kami juga tidak pernah serius melakukan upaya penolakan reklamasi Teluk Benoa, -terutama Partai Politik yang memiliki Fraksi di legislatif khususnya di DPRD Propinsi Bali-, yang terlihat justru sebaliknya. Terlebih lagi Partai Demokrat, Ketua Umumnya saat ini, Saudara Susilo Bambang Yudhoyono adalah orang yang menerbitkan Perpres Nomor 51 Tahun 2014 saat menjabat Presiden RI pada 30 Mei 2014. Peraturan hukum yang menjadi landasan hukum bagi pelaksanaan reklamasi Teluk Benoa karena mencoret Teluk Benoa sebagai kawasan konservasi perairan dan memperbolehkan kegiatan reklamasi paling tidak 700 hektar di Teluk Benoa. Rezim SBY pula yang menerbitkan Ijin lokasi bagi PT. TWBI melalui Menteri Kelautan dan Perikanan, Saudara Sharif Cicip Sutarjo. Hal-hal tersebut adalah sebagian catatan yang kami utarakan dalam surat ini untuk merefleksikan sikap dan keberpihakan para kandidat beserta Partai Politik Pengusungnya. Bahwa sikap penolakan atas reklamasi Teluk Benoa yang dikumandangkan oleh para kandidat pilgub Bali 2018 dengan berbagai motifnya tetap kami apresiasi. Namun demikian, keseriusan dalam melakukan perjuangan penolakan reklamasi Teluk benoa dan pembatalan Perpres Nomor 51 Tahun 2014 sebagai payung hukumnya wajib pula diuji agar pernyataan tersebut tidak hanya menjadi retorika politik semata atau komoditas politik guna tujuan menaikan elektabilitas semata, namun merupakan pernyataan politik yang serius guna menjaga tanah Bali dari eksploitasi. Selama ini, banyak sekali bantahan-bantahan yang muncul dari Partai politik maupun politisi jika Kami tuntut untuk bersikap menolak reklamasi Teluk Benoa serta kami tuntut untuk memperjuangkan upaya pembatalan Perpres Nomor 51 Tahun 2014, mulai dari pernyataan reklamasi Teluk Benoa adalah kewenangan pusat., Pembatalan Perpres Nomor 51 Tahun 2014 adalah kewenangan Presiden bukan kewenangan pejabat eksekutif maupun legislatif di daerah., DPRD Bali akan menolak reklamasi jika Perpres Nomor 51 Tahun 2014 dicabut Presiden. Dan masih banyak lagi pernyataan lainnya yang menurut kami itu adalah bagian dari upaya ngeles dari desakan untuk memperjuangan tuntutan yang kami aspirasikan. Oleh karenanya, agar tidak berlarut-larut perlu Kami tegaskan dalam surat ini bahwasanya jika ada kemauan politik yang serius maka sangat memungkinkan para kandidat dengan kapasitasnya masing-masing, terutama I Wayan Koster sebagai anggota DPR RI, I.B. Rai Halaman 4 dari 7

Dharmawijaya Mantra sebagai Walikota dan I Ketut Sudikerta sebagai Wakil Gubernur Bali untuk menyampaikan surat kepada Presiden Joko Widodo agar menolak rencana reklamasi Teluk Benoa serta membatalkan Perpres Nomor 51 Tahun 2014 sebelum memasuki masa cuti. sedangkan Saudara Tjok Oka Artha Ardhana dapat menyampaikan sikapnya secara lebih tegas dalam organisasi PHRI. Dalam kapasitas I Wayan Koster selaku Ketua DPD PDIP Propinsi Bali dan Ketut Sudikerta selaku Ketua DPD Partai Golkar Propinsi Bali dapat memerintahkan agar fraksi-fraksinya baik di DPRD Bali maupun di DPRD Kabupaten Kota se- Bali untuk menggelar rapat paripurna khusus untuk mengeluarkan keputusan politik menolak rencana reklamasi Teluk Benoa dan meminta Presiden RI, Bapak Joko Widodo agar membatalkan Perpres Nomor 51 Tahun 2014. Sekaligus meminta agar Gubernur Bali menolak reklamasi Teluk Benoa dan bersurat kepada Presiden RI, Bapak Joko Widodo agar supaya Perpres Nomor 51 Tahun 2014 dibatalkan. Mengingat dalam konteks Pilgub rekomendasi yang dikeluarkan bagi pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur berasal dari DPP Partai Politik pengusung kandidat, maka hal lain yang dapat dilakukan oleh I Wayan Koster selaku Ketua DPD PDIP Bali dan I Ketut Sudikerta selaku Ketua Partai Golkar Propinsi Bali adalah bersurat kepada ketua umum DPP partainya masing-masing, meminta agar Partainya secara nasional mengeluarkan sikap politik menolak reklamasi Teluk Benoa dan meminta pembatalan Perpres Nomor 51 Tahun 2014 kepada Presiden RI, Bapak Joko Widodo. Selanjutnya ketua umum DPP PDIP dan Ketua Umum DPP Partai Golkar agar memerintahkan Fraksi-Fraksi di DPR RI melakukan upaya-upaya politik untuk tujuan menghentikan reklamasi Teluk Benoa dan meminta pembatalan Perpres Nomor 51 Tahun 2014. Hal yang sama berlaku pula bagi seluruh fraksi-fraksinya pada DPRD Bali dan seluruh DPRD Kabupaten/kota di Bali. Demikian juga Partai Politik pengusung Paket KBS ACE dan Mantra-Kertha di luar PDIP dan Partai Golkar. Seyogyanya melakukan hal yang sama yakni meminta secara tertulis agar DPP Partainya masing-masing mengeluarkan sikap penolakan reklamasi Teluk Benoa dan tuntutan agar Perpres Nomor 51 Tahun 2014 dibatalkan oleh Presiden RI, Bapak Joko Widodo selanjutnya keputusan masing-masing DPP partai tersebut wajib diperjuangkan di berbagai level kekuasaan, baik di DPR RI, DPRD Bali serta di DPRD Kabupaten/Kota se-bali. Terlebih lagi Partai politik yang berani menyatakan sikapnya untuk menolak rencana reklamasi Teluk Benoa dalam bentuk Pakta Integritas. Jika benar-benar hendak menepati pakta integritas tersebut maka tunjukkan dan buktikan mulai dari sekarang dan tidak perlu menunggu terpilihnya Gubernur Bali hasil kontestasi pilgub Bali 2018. Halaman 5 dari 7

Dalam pandangan ForBALI hal itu tidak berlebihan mengingat perjuangan rakyat Bali sudah berlangsung 5 tahun dan selama itu aspirasi penolakan reklamasi Teluk Benoa dan tuntutan pembatalan Perpres Nomor 51 Tahun 2014 diabaikan dan tidak diperjuangkan partai politik dan para pejabat politik di Bali dan Nasional. Kami tidak perlu menunggu pembuktian dari janji dan komitmen para kandidat untuk menolak reklamasi Teluk Benoa setelah terpilih nanti, sebab saat inipun semua hal itu dapat dilakukan dengan gampang jika ada kesungguhan hati. Pandangan kami ini adalah upaya kami untuk menghindari masyarakat Bali yang menolak reklamasi menjadi korban janji politik dan menghindari isu perjuangan penolakan reklamasi Teluk Benoa hanya sebagai komoditas politik yang semata-mata untuk menaikkan elektabilitas. Berdasarkan hal tersebut di atas maka ForBALI (Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa) menuntut Para kandidat Pilgub 2018 melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Sebelum memasuki masa cuti dari jabatan politik karena terlibat kontestasi Pilgub Bali 2018, I Wayan Koster sebagai anggota DPR RI, I.B. Rai Dharmawijaya Mantra sebagai Walikota dan I Ketut Sudikerta sebagai Wakil Gubernur Bali agar menyampaikan surat kepada Presiden Joko Widodo supaya menolak rencana reklamasi Teluk Benoa yang diajukan oleh PT. TWBI serta membatalkan Perpres Nomor 51 Tahun 2014. 2. Dalam kapasitas I Wayan Koster selaku Ketua DPD PDIP Provinsi Bali dan Ketut Sudikerta Selaku Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali agar: a. Bersurat kepada ketua umum DPP partainya masing-masing, meminta agar Partainya mengeluarkan sikap politik menolak reklamasi Teluk Benoa dan meminta pembatalan Perpres Nomor 51 Tahun 2014 kepada Presiden RI, Bapak Joko Widodo. Selanjutnya ketua umum DPP PDIP dan Ketua Umum DPP Partai Golkar agar memerintahkan Fraksi-Fraksi di DPR RI melakukan upaya-upaya politik untuk tujuan menghentikan reklamasi Teluk Benoa dan meminta pembatalan Perpres Nomor 51 Tahun 2014. Hal yang sama berlaku pula bagi seluruh fraksi-fraksinya pada DPRD Bali dan seluruh DPRD Kabupaten/kota di Bali. b. Memerintahkan fraksi-fraksinya baik di DPRD Bali maupun di DPRD Kabupaten Kota se-bali untuk menggelar rapat paripurna khusus untuk Halaman 6 dari 7