HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANJUT USIA DI PUSKESMAS ABIANSEMAL II, BADUNG ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK HUBUNGAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL DENGAN RISIKO JATUH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA PUSKESMAS ABIANSEMAL II BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan terhadap golongan pelajar ini dapat menyebabkan pola tidur-bangun. berdampak negatif terhadap prestasi belajarnya.

ANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA GEREJA KRISTUS RAJA SURABAYA SKRIPSI

PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI PADA LANJUT USIA YANG BEROLAHRAGA TAI CHI DAN LANJUT USIA YANG TIDAK BEROLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat 125 juta orang dengan usia 80 tahun bahkan lebih. (World Health

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI DAN YANG BERSAMA KELUARGA DI KELURAHAN PAJANG

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Lanjut usia biasanya mengalami perubahan-perubahan fisik yang wajar,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

ABSTRAK PREVALENSI GANGGUAN CEMAS PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 1 DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dapat dihindari oleh setiap orang. Sekarang ini banyak orang yang bertahan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) [2], usia lanjut dibagi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP DEPRESI PADA LANSIA. Oleh : NELDA NILAM SARI

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia

BAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari

PENGARUH REHABILITASI MEDIK TERHADAP SKOR GDS PADA PASIEN LANJUT USIA PASKA STROKE SKRIPSI

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT. Andriano H Sengkey Mulyadi Jeavery Bawotong

The Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

Tingkat Depresi dengan Kejadian Insomnia pada Lanjut Usia di Panti Werdha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGGI HAK SEPATU DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK PADA PRAMUNIAGA DI LIPPO MALL BADUNG BALI

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya (Padila, 2013). Pada tahun 2012, UHH penduduk dunia rata rata

ABSTRAK TINGKAT DEPRESI POSTPARTUM PADA IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR I

SKRIPSI HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN KUALITAS TIDUR LANSIA. di Posyandu Lestari Lansia Kelurahan Mojorejo, Kecamatan Taman, Kota Madiun

BAB I PENDAHULUAN. menandakan jumlah lansia dari tahun ke tahun akan bertambah. Di negara maju

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

SKRIPSI PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SRAYA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya terus meningkat. World Health Organization (WHO) di Kabupaten Gunungkidul DIY tercatat 1262 orang terhitung dari bulan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta * ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT KESEPIAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PSTW YOGYA UNIT BUDILUHUR KASONGAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI

SKRIPSI PENGARUH TERAPI REMINISCENCE TERHADAP STRES LANSIA DI BANJAR LUWUS BATURITI TABANAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin. Pada tahun 2025 diperkirakan akan terdapat 1,2 milyar lansia yang

DAFTAR ISI Halaman COVER... i SAMPUL DALAM... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv PERNYATAAN KEASLIAN... v ABSTRAK...

BAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya angka harapan hidup penduduk adalah salah satu indikator

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI LANSIA DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DI DESA SOBOKERTO KECAMATAN NGEMPLAK BOYOLALI

GAMBARAN SKALA DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MARGOMULYO KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

ANGKA KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA INKONTINENSIA URIN DENGAN DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDA DHARMA BAKTI PAJANG SURAKARTA

HUBUNGAN PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

ABSTRAK HUBUNGAN GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIFITAS (GPPH) TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI KLINIK TUMBUH KEMBANG RSUP SANGLAH DENPASAR

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) adalah penyakit yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS Laporan analisis kasus, September 2014 ABSTRAK

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS I DENPASAR SELATAN TAHUN 2015

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PENYAKIT KUSTA DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE-2 DI GRHA DIABETIKA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI POLIKLINIK JANTUNG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DOKTER SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

PENELITIAN TINGKAT KECEMASAN MASYARAKAT YANG MENGALAMI PROSES PENUAAN. Di Dusun Besar Desa Prayungan Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. kronis dimana tulang rawan sendi lutut mengalami degenerasi secara perlahan.

BAB I PENDAHULUAN. oleh lanjut usia dalam proses penyesuaian diri tersebut yaitu permasalahan dalam

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN ANDROPAUSE PADA PEKERJA PRIA PT. DANLIRIS, SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan pada berbagai bidang terutama dibidang. (lansia) terus meningkat dari tahun ke tahun.

I. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT. Nia Aprindah Rau Sefti Rompas Vandri D.

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI DAN ALASAN LANSIA TIDAK BERPARTISIPASI DALAM POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYANGAN BULAN DESEMBER 2013-JANUARI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

UNIVERSITAS UDAYANA KEJADIAN OBESITAS PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS I DENPASAR UTARA IDA AYU LAKSMI UTAMI

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANSIA USIA TAHUN DI DESA MAYANGGENENG KECAMATAN KALITIDU KABUPATEN BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ditimbulkan sesuai dengan etiologi yang terjadi (Pinzon, 2016).

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN ACTIVITY OF DAILY LIVING PADA INDIVIDU PASKA STROKE DI PUSKESMAS GUNDIH SURABAYA SKRIPSI

: BAYU SETIAWAN J

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah Indonesia dalam pembangunan nasional, telah. mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang berupa kemajuan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program strata-1 kedokteran umum

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

PERBEDAAN TINGKAT STRES DAN GEJALA SOMATIK ANTARA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KEPERAWATAN DI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

UNIVERSITAS UDAYANA PERILAKU PENDIDIK KESEHATAN DALAM MELAKUKAN MEDICAL CHECKUP UNTUK DETEKSI DINI MASALAH KESEHATAN DI

UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENGWI II

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANJUT USIA DI PUSKESMAS ABIANSEMAL II, BADUNG Desak Made Suci Nirmala 1, Cokorda Bagus Jaya Lesmana 2 1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2 Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ABSTRAK Lanjut usia merupakan usia yang telah dicapai oleh seseorang lebih dari 60 tahun. Gangguan mental umum yang sering terjadi pada lansia sekitar 154 juta orang di seluruh dunia mengalaminya adalah depresi yang ditandai dengan suasana hati tertekan, kehilangan minat atau kesenangan, perasaan bersalah, gangguan makan atau tidur, serta berkurangnya energi. Depresi pada lansia sebagai faktor emosional dapat menyebabkan gangguan tidur pada lansia salah satunya adalah insomnia sekitar 22% kasus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat depresi dengan kejadian insomnia pada lanjut usia di Puskesmas Abiansemal II, Badung. Desain pada penelitian ini menggunakan cross-sectional dengan variabel independen (tingkat depresi) dan variabel dependen (kejadian insomnia). Pengambilan sampel menggunakan systematic random sampling dengan jumlah sampel 93 responden. Penelitian ini berlokasi di posyandu lansia Banjar Bindu dan Sedang. Instrumen penelitian ini menggunakan Geriatric Depression Scale-15 (GDS-15) untuk menilai tingkat depresi dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk menilai kejadian insomnia. Penelitian ini menggunakan uji Chi-Square didapatkan data Likelihood Ratio X 2 adalah 7,930 dan p value < 0,05. Kesimpulan pada penelitian ini bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat depresi dengan kejadian insomnia pada lanjut usia di Puskesmas Abiansemal II, Badung. Kata kunci: depresi, insomnia, lanjut usia, GDS, PSQI vii

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE LEVELS OF DEPRESSION WITH INSOMNIA IN ELDERLY IN COMMUNITY HEALTH CENTER II ABIANSEMAL, BADUNG Desak Made Suci Nirmala 1, Cokorda Bagus Jaya Lesmana 2 1 Medical Department Faculty of Medicine Udayana University 2 Psychiatric Department Faculty of Medicine Udayana University ABSTRACT Elderly is an age achieved by someone when reaching over 60 years old. Common mental disorder often occurred in the elderly, that is experienced by an estimated 154 million people around the world is a depression characterized by depressing mood, loss of interest or pleasure, feelings of guilt, eating disorders or sleep, and reduced energy. Depression in the elderly as emotional factors can cause sleep disturbances in elderly. Insomnia is an example which is about 22% of cases. The purpose of this study is to determine the relationship between the level of depression and the incidence of insomnia in the elderly in Community Health Center II Abiansemal, Badung. Designs in this study use cross-sectional and independent variables (levels of depression) and the dependent variable (occurrence of insomnia). The sampling uses systematic random sampling with a sample of 93 respondents. This research is located at Banjar Bindu Posyandu and Sedang. The research instruments use Geriatric Depression Scale-15 (GDS-15) to assess the level of depression and the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) to assess the incidence of insomnia. This research use Chi-Square test data which obtain Likelihood Ratio X 2 of 7.930 and p value < 0.05. This research concludes that there is a significant relationship between the levels of depression with the occurrence of insomnia in the elderly in Community Health Center II Abiansemal, Badung. Keywords: depression, insomnia, elderly, GDS, PSQI viii

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL LUAR... i SAMPUL DALAM... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING.... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv KATA PENGANTAR... v PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN... ix SUMMARY... x DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR SINGKATAN... xvi DAFTAR SIMBOL... xvii DAFTAR LAMPIRAN... xviii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 5 1.3 Tujuan Penelitian... 5 1.4 Manfaat Penelitian... 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA... 7 2.1 Lanjut Usia... 7 2.1.1 Definisi Lanjut Usia... 7 2.1.2 Batasan Lanjut Usia... 8 2.1.3 Masalah-masalah Lanjut Usia... 8 2.2 Depresi... 14 xi

2.2.1 Definisi Depresi... 14 2.2.2 Etiologi Depresi... 14 2.2.3 Tanda dan Gejala Depresi... 16 2.2.5 Episode Tingkat Depresi... 17 2.2.6 Diagnosis Depresi... 19 2.3 Insomnia... 20 2.3.1 Definisi Insomnia... 20 2.3.2 Klasifikasi Insomnia... 20 2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Insomnia... 21 BAB III KERANGKA BERFIKIR, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 25 3.1 Kerangka Berpikir... 25 3.2 Kerangka Konsep... 26 3.3 Hipotesis Penelitian... 27 BAB IV METODE PENELITIAN... 28 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian... 28 4.2 Populasi dan Sampel Penelitian... 28 4.2.1 Variabilitas Populasi... 28 4.2.2 Kriteria Sampel... 29 4.2.3 Cara Pengambilan Sampel... 30 4.2.4 Besar Sampel... 30 4.3 Variabel Penelitian... 31 4.3.1 Klasifikasi Variabel... 31 4.3.2 Definisi Operasional Variabel... 31 4.4 Instrumen Penelitian... 33 4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian... 35 4.5.1 Lokasi Penelitian... 35 4.5.2 Waktu Penelitian... 35 4.6 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data... 36 4.7 Pengolahan dan Analisis Data... 37 xii

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil... 39 5.1.1 Karakteristik Sosio Demografi Responden Penelitian... 39 5.2 Pembahasan... 41 5.2.1 Karakteristik Responden Penelitian... 41 5.2.2 Hubungan antara Tingkat Depresi dengan Kejadian Insomnia... 43 5.3 Keterbatasan Penelitian... 47 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan... 48 6.2 Saran... 48 DAFTAR PUSTAKA... 49 LAMPIRAN xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menua atau keadaan menjadi tua merupakan proses alamiah yang dialami oleh setiap makhluk hidup dalam kehidupan. Penuaan adalah proses yang berhubungan dengan bertambahnya usia. Manusia mengalami perubahan sesuai dengan bertambahnya usia manusia tersebut. Penuaan pada manusia didefinisikan sebagai morfologi dan perubahan fungsional sehingga dapat menyebabkan proses berkelanjutan kerusakan organik yang irreversible (Silva dkk, 2012). Penuaan merupakan serangkaian proses yang dimulai dengan kehidupan dan terus berlanjut sepanjang siklus hidup, berakhir dengan kematian (Prachecth dkk, 2013). Adapun hal yang mempengaruhi yaitu faktor keturunan, faktor lingkungan, usia, diet, jenis pekerjaan, gaya hidup dan semua sesuai dengan konteks sosial yang masingmasing individu miliki (Silva dkk, 2012). Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Menurut UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Dewi, 2014). Klasifikasi lansia menurut World Health Organization (WHO) membagi menjadi usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) 75-89 tahun, usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun (Nugroho, 2008). 1

2 Menurut WHO, pada tahun 2015 dan 2050 proporsi lansia di dunia diperkirakan menjadi dua kali lipat dari sekitar 12% menjadi 22% dengan peningkatan dari 900 miliar menjadi 2 triliun orang di atas usia 60 tahun (WHO, 2015). Populasi lansia di Indonesia diperkirakan meningkat lebih tinggi daripada populasi lansia di wilayah Asia dan global setelah tahun 2050. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2013 dalam Dewi (2014), jumlah lansia di Indonesia mencapai 20,04 juta orang atau sekitar 8,05% dari seluruh penduduk Indonesia. Menurut jenis kelamin, jumlah lansia perempuan yaitu 10,67 juta orang (8,61% dari seluruh penduduk perempuan), lebih banyak daripada lansia laki-laki yang sebesar 9,38 juta orang (7,49% dari seluruh penduduk laki-laki). Menurut Badan Pusat Statistik (2010) dalam Yasa (2014), menyatakan Bali pada tahun 2010 penduduk lansia mencapai 380.117 orang sedangkan Kabupaten Badung pada tahun 2010 jumlah lansianya mencapai 40.589 orang serta diprediksikan pada tahun 2020 akan meningkat hingga mencapai 47.000 orang lansia. Meningkatnya jumlah lansia yang ada diikuti meningkatnya juga risiko penyakit yang disebabkan karena adanya faktor degeneratif, penyakit atau gangguan umum yang sering terjadi pada lansia. Menurut The National Old People s Welfare Council di Inggris penyakit atau gangguan umum pada lansia terdapat 12 macam yaitu depresi mental, gangguan pendengaran, bronkitis kronis, gangguan pada tungkai atau sikap berjalan, gangguan pada koksa atau sendi panggul, anemia, demensia, gangguan penglihatan, ansietas atau kecemasan, dekompesasi kordis, diabetes militus, oestelomalasia, hipotiroidisme dan gangguan defekasi (Nugroho, 2008).

3 Depresi merupakan salah satu gangguan mental yang terbukti sering terjadi pada lansia dengan prevalensi yang besar dipengaruhi oleh peningkatan populasi pada lansia. Depresi menurut WHO merupakan suatu gangguan mental umum yang ditandai dengan mood tertekan, kehilangan kesenangan atau minat, perasaan bersalah atau harga diri rendah, gangguan makan atau tidur, kurang energi dan konsentrasi yang rendah (Irawan, 2013). Menurut WHO, depresi menjadi masalah kesehatan lansia yang serius dan diperkirakan bahwa 154 juta orang di seluruh dunia mengalaminya (Sudoyo, 2009). Pada tahun 2020 depresi akan menduduki peringkat teratas penyakit yang dialami lansia di Negara berkembang termasuk Indonesia. Gejala dan tanda depresi merupakan hal yang umum di kalangan pasien lansia. Beberapa faktor biologis, fisik, psikologis, dan sosiologis cenderung menyebabkan lansia menjadi depresi. Adanya depresi pada lansia sebagai salah satu faktor emosional yang dapat menyebabkan gangguan tidur (Nugroho, 2008). Lansia yang mengalami depresi dan cemas, pola tidurnya berbeda dengan pola tidur lansia yang tidak mengalami depresi. Depresi terjadi gangguan pada setiap stadium siklus tidur. Efisiensi tidurnya buruk, tidur gelombang pendek menurun, latensi rapid eye movement (REM) juga turun, serta peningkatan aktivitas REM. Sekitar 40% penderita lansia depresi mengalami gangguan tidur. Salah satu gangguan tidur yang terjadi pada lansia yang mengalami depresi adalah insomnia (Raharja, 2013). Insomnia adalah salah satu keluhan kesehatan yang paling umum, dengan sekitar 10%-15% dari populasi umum menderita secara teratur dan sekitar 25%-35% mengalami insomnia sementara atau sesekali (Lopes dkk,

4 2012). Prevalensi insomnia di Indonesia pada kelompok lansia 60 tahun ditemukan 7% kasus yang mengeluh mengenai masalah tidur. Hal yang sama ditemukan pada 22% kasus pada kelompok usia 70 tahun (Nugroho, 2008). Insomnia dapat disebabkan oleh penyebab psikososial, gangguan medis komorbid, penyalahgunaan alkohol atau zat lain. Hubungan antara insomnia dan psikososial serta kondisi medis lainnya terdapat timbal balik dimana setiap kondisi dapat menyebabkan, mempertahankan, dan bahkan memperburuk lainnya (Lopes dkk, 2012). Berdasarkan Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (2013), Kabupaten Badung merupakan kabupaten yang memiliki jumlah penduduk tertinggi di Bali sebanyak 1.472.800 orang. Abiansemal merupakan salah satu kecamatan yang terletak di bagian tengah kabupaten Badung memiliki jumlah penduduk 75.525 orang. Abiansemal terdiri dari tiga puskesmas yaitu Puskesmas Abiansemal I, Abiansemal II, dan Abiansemal III. Puskesmas Abiansemal II merupakan puskesmas yang memiliki posyandu lansia pada masing-masing banjar terdiri dari 10 banjar yaitu banjar sibang, banjar puseh, banjar sedang, banjar sigaran, banjar tingas, banjar bindu, banjar lambing, banjar samu, banjar undagi dan banjar umahanyar. Berdasarkan data di Puskesmas Abiansemal II, jumlah penduduk lansia pada 10 banjar tersebut adalah 1249 orang. Pada enam program pokok kerja puskesmas masalah depresi pada lansia tidak termasuk di dalamnya sehingga tidak mendapatkan perhatian yang khusus. Selain itu kurangnya kemampuan tenaga kesehatan dalam menangani gangguan depresi sehingga banyak kasus depresi pada lansia yang tidak dikenali (underdiagnosed) dan tidak diobati (undertreated) yang juga dapat

5 dilihat dari laporan bulanan posyandu lansia dimana kasus depresi tidak masuk dalam 10 besar penyakit yang dijumpai pada lansia. Mengingat banyaknya populasi lansia di Puskesmas Abiansemal II dan penelitian yang sejenis belum banyak dilakukan maka penulis melakukan suatu penelitian untuk mengetahui hubungan antara tingkat depresi dengan kejadian insomnia pada lanjut usia di Puskesmas Abiansemal II, Badung. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Bagaimanakah hubungan antara tingkat depresi dengan kejadian insomnia pada lanjut usia di Puskesmas Abiansemal II, Badung? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat depresi dengan kejadian insomnia pada lanjut usia di Puskesmas Abiansemal II, Badung. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teori Proposal penelitian ini dapat menjadi bahan literatur mengenai gangguan depresi dan insomnia pada lanjut usia.

6 1.4.2 Manfaat Praktis Untuk dapat meningkatkan pelayanan gangguan depresi dan insomnia pada lanjut usia.