Pendekatan pembangunan selayaknya mengakomodasi keragaman potensi, permasalahan dan keterkaitan antardaerah. Pada beberapa wilayah tertentu,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nom

MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN

Kawasan strategis wilayah kabupaten ditetapkan berdasarkan: 1. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten; 2. Nilai strategis dari aspek-

MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Gambar 1. Kedudukan RD Pembangunan DPP, KSPP, KPPP dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem Perencanaan Pembangunan RIPPARNAS RIPPARPROV

KAWASAN STRATEGISS KOTA BUKITTINGGI

BAB - V PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS

PERENCANAAN PERLINDUNGAN

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN

PENGANTAR SUMBERDAYA PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL. SUKANDAR, IR, MP, IPM

KERANGKA PIKIRAN DAN PERUBAHAN KEBIJAKAN TENTANG HUTAN PASKA MK35/PUU-X/2012: PELUANG DAN TANTANGAN. Andiko, SH. MH Direktur Eksekutif Huma

DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DIREKTORAT KONSERVASI DAN TAMAN NASIONAL LAUT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. positif yang cukup tinggi terhadap pendapatan negara dan daerah (Taslim. 2013).

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANGKA TENGAH

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

Keterkaitan Rencana Strategis Pesisir dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Kutai Timur

PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG:

I PENDAHULUAN. masyarakat serta desakan otonomi daerah, menjadikan tuntutan dan akses masyarakat

Penyelamatan Ekosistem Sumatera Dalam RTR Pulau Sumatera

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Profil Tata Ruang. Provinsi Gorontalo

KEBIJAKAN NASIONAL ANTISIPASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN. Deputi Bidang SDA dan LH

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem unik dengan fungsi yang unik dalam

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

DAFTAR ISI BAGIAN PERTAMA PRIORITAS NASIONAL DAN BAB 1 PENDAHULUAN PRIORITAS NASIONAL LAINNYA

DR. H. YUSRON IHZA. L.L.M & H. YUSRONI YAZID, SE, MM

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN/M/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 14/MEN/2009 TENTANG MITRA BAHARI

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

BAB I. PENDAHULUAN. sebagai sebuah pulau yang mungil, cantik dan penuh pesona. Namun demikian, perlu

2012, No.62 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang K

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional

-2- saling melengkapi dan saling mendukung, sedangkan peran KLHS pada perencanaan perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup bersifat menguatkan. K

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REPUBLIK INDONESIA 47 TAHUN 1997 (47/1997) 30 DESEMBER 1997 (JAKARTA)

BAB X PEMBANGUNAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2001 TENTANG TIM KOORDINASI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2000 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH DAN KEWENANGAN PROPINSI SEBAGAI DAERAH OTONOM *)

BAB I PENDAHULUAN km dan ekosistem terumbu karang seluas kurang lebih km 2 (Moosa et al

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

berbagai macam sumberdaya yang ada di wilayah pesisir tersebut. Dengan melakukan pengelompokan (zonasi) tipologi pesisir dari aspek fisik lahan

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR.. TAHUN 2010 TENTANG TINGKAT KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya banyak yang dihuni oleh manusia, salah satunya adalah Pulau Maratua

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/PERMEN-KP/2014 TENTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2001 TENTANG TIM KOORDINASI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN (Dalam miliar Rupiah) Prioritas/ Rencana Prakiraan Rencana.

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL.

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH PAPUA

GUBERNUR MALUKU UTARA PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU UTARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI MALUKU

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 074 TAHUN 2015

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURANDAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai Negara Kepulauan (Archipilagic State) terbesar di

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Pendekatan pembangunan selayaknya mengakomodasi keragaman potensi, permasalahan dan keterkaitan antardaerah. Pada beberapa wilayah tertentu, misalnya, diperlukan penanganan atau intervensi untuk dapat dikembangkan dan meliputi kawasan yang sangat luas, sementara sumberdaya yang dimiliki untuk mengelolanya relatif terbatas. Untuk kawasan seperti ini perlu dilakukan efisiensi dalam penggunaan sumberdaya yang tersedia dan penajaman prioritas pembangunan. Dalam Undangundang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, kawasan seperti dimaksud di atas didefinisikan sebagai kawasan strategis. UU tersebut menyebutkan bahwa kawasan strategis kabupaten/kota adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan. Oleh karena itu, pengenalan kawasan strategis melalui identifikasi sektor-sektor strategis yang potensial serta menemukan sinergi antar sektor dan antar wilayah merupakan salah satu upaya pengembangan wilayah dalam rangka perwujudan penataan ruang yang lebih optimal di Kabupaten Banggai Kepulauan. Kawasan strategis adalah kawasan yang mempunyai nilai penting dan dalam penataan ruangnya perlu diprioritaskan. Kawasan strategis dapat dilihat sebagai kawasan-kawasan di ruang wilayah yang bersifat spesifik karena berpengaruh penting terhadap aspek-aspek poleksosbudhankamneg (politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan negara). Kawasan tersebut dapat mempunyai fungsi tertentu, seperti untuk kegiatan perlindungan, pariwisata, industriperdagangan, budidaya perikanan, dan sejenisnya. Disamping itu, kawasan strategis juga bisa memiliki sifat khusus, seperti misalnya karena merupakan daerah rawan bencana seperti banjir, abrasi, sedimentasi, gempa, dan tsunami. Atau juga bisa merupakan daerah dengan kondisi lingkungan yang rusak sehingga perlu direhabilitasi, kawasan pertahanan keamanan (hankam), kawasan perbatasan, dan lain-lain. Penataan kawasan strategis V - 1

diselenggarakan untuk mengembangkan kawasan penting dan diprioritaskan dalam rangka penataan Kabupaten Banggai Kepulauan dengan tujuan pengelolaan untuk memanfaatkan ruang kawasan yang bersifat strategis secara serasi, selaras, dan seimbang serta menjamin pembangunan yang berkelanjutan. Dalam kaitan ini tujuan utama pengembangan kawasan prioritas di Kabupaten Banggai Kepulauan adalah dalam rangka : 1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah 2. Mempercepat pertumbuhan kawasan yang sangat tertinggal. 3. mengoptimalkan potensi sumber daya alam 4. Meningkatkan daya dukung lingkungan. 5. Memberikan jaminan perlindungan sumber daya alam. Kawasan strategis yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan, terdiri atas : a. Kawasan Strategis Provinsi b. Kawasan Strategis Kabupaten 5.1 KAWASAN STRATEGIS PROVINSI Kawasan Strategis Provinsi yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri atas : a. Kawasan andalan laut teluk Tolo yang merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil; b. Kawasan Selat Peling yang merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi; dan c. Kawasan Monumen Trikora Banggai Kepulauan yang merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi sosial budaya. 5.2 KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN Kawasan Strategis Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri atas : 5.2.1 Kawasan yang Memiliki Nilai Strategis dari Sudut Kepentingan Ekonomi Kawasan strategis bagi pertumbuhan ekonomi adalah kawasan kawasan yang dapat berperan mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah secara makro dengan memanfaatkan potensi wilayah. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi ditetapkan dengan kriteria: V - 2

1. Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh; 2. Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi; 3. Memiliki potensi ekspor; 4. Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi; 5. Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi; 6. Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan; 7. Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional; atau 8. Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal. Rencana pengembangan kawasan prioritas bagi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banggai Kepulauan meliputi : a. Kawasan pertumbuhan ekonomi Salakan, meliputi Kecamatan Tinangkung; b. Kawasan pusat pertumbuhan Bulagi, meliputi Kecamatan Bulagi dan Kecamatan Buko; c. Kawasan pusat pertumbuhan Patukuki, meliputi Kecamatan Peling Tengah dan Liang; d. Kawasan pusat pertumbuhan Totikum, meliputi Kecamatan Totikum; dan e. Kawasan pusat Pertumbuhan Tinangkung, meliputi Kecamatan Tinangkung Selatan. 5.2.2 Kawasan yang Memiliki Nilai Strategis dari Sudut Kepentingan Sosial Budaya Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan sosial dan budaya ditetapkan dengan kriteria: 1. Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya; 2. Merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya; 3. Merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan; 4. merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya ; 5. Memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya; 6. Memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya di Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri atas kawasan bersejarah Monumen Trikora Salakan di Kecamatan Tinangkung. V - 3

5.2.3 Kawasan yang Memiliki Nilai Strategis dari Sudut Kepentingan Pendayagunaan Sumber Daya Alam Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi ditetapkan dengan kriteria: 1. Diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir; 2. Memiliki sumber daya alam strategis nasional; 3. Berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa; 4. Berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir; 5. Berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam di Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri atas : a. Kawasan Danau Alani di Kecamatan Buko Selatan sebagai sumber energi PLTMH b. Kawasan perikanan dan kelautan gugusan Pulau Peling, Pulau Bakalan dan Pulau Tikus; 5.2.4 Kawasan yang Memiliki Nilai Strategis dari Sudut Kepentingan Fungsi Dan Daya Dukung Lingkungan Hidup. Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup ditetapkan dengan kriteria: 1. Merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati; 2. Merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan; 3. Memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara; 4. Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro; 5. Menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup; 6. Rawan bencana alam nasional; atau 7. Sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup di Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri atas : V - 4

a. Kawasan terumbu karang Malapatia dan Versuvius. b. Kawasan padang lamun yang tersebar di wilayah laut Kabupaten Banggai Kepulauan. Gambar 5.1 Peta Kawasan Strategis Kabupaten Banggai Kepulauan V - 5