JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN e-issn : Volume 15 Nomor 2 Desember 2017

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Pengaruh Faktor Meteorologi dan Unsur Ruang Terhadap Nilai Reduksi Sulfur Dioksida Udara Ambien di Kota Surabaya

Iklim Perubahan iklim

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

SUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

INVENTARISASI DAN PENENTUAN KEMAMPUAN SERAPAN EMISI CO2 OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMURM

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41. Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

KAJIAN MODEL EMISI KARBONDIOKSIDA DARI KEGIATAN TRANSPORTASI DI KOTA SURABAYA

CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1


BAB I PENDAHULUAN. dan pemukiman. Sebagaimana kota menurut pengertian Bintarto (1977:9)

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dengan tajam, sementara itu pertambahan jaringan jalan tidak sesuai

TINGKAT KEMAMPUAN PENYERAPAN TANAMAN HIAS DALAM MENURUNKAN POLUTAN KARBON MONOKSIDA

FAKTOR-FAKTOR FISIS YANG MEMPENGARUHI AKUMULASI NITROGEN MONOKSIDA DAN NITROGEN DIOKSIDA DI UDARA PEKANBARU

Efisiensi Program Car Free Day Terhadap Penurunan Emisi Karbon

Muhimmatul Khoiroh 1), dan Alia Damayanti 2)

PROFIL VOLUME LALU LINTAS DAN KUALITAS UDARA AMBIEN PADA RUAS JALAN IR. SOEKARNO SURABAYA

BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS

BAB I PENDAHULUAN. konstan meningkat sebesar 5,64 % (BPS, 2012). Perkembangan pada suatu wilayah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

POLUSI UDARA DI KAWASAN CEKUNGAN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari

Analisis dan Pemetaan Tingkat Polusi Udara di Zona Pendidikan (Studi Kasus : Wilayah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dan Universitas Jambi)

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan pusat keragaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang. jenis tumbuh-tumbuhan berkayu lainnya. Kawasan hutan berperan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

B A P E D A L Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kesehatan manusia. Hal ini disebakan karena gas CO dapat mengikat

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGUJIAN PENGGUNAAN KATALISATOR BROQUET TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Oleh Yuliana Suryani Dosen Pembimbing Alia Damayanti S.T., M.T., Ph.D

PENDAHULUAN. hutan yang luas diberbagai benua di bumi menyebabkan karbon yang tersimpan

Seminar Nasional (PNES II), Semarang, 12 Nopember 2014

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kota sebagai pusat pemukiman, industri dan perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin menurun untuk mendukung kehidupan mahluk hidup. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

Wisnu Wisi N. Abdu Fadli Assomadi, S.Si., M.T.

HUBUNGAN ANTARA INDEKS LUAS DAUN DENGAN IKLIM MIKRO DAN INDEKS KENYAMANAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk yang terus meningkat membawa konsekuensi semakin

PERUBAHAN PENGUNAAN LAHAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERUBAHAN IKLIM KOTA MALANG

ESTIMASI KUALITAS UDARA AMBIEN KOTA BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DISPERSI MUAIR

BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS

KORELASI EMISI KENDARAAN DENGAN BIAYA PENYELENGGARAAN JALAN

PENGARUH PROGRAM CAR FREE DAY TERHADAP PENURUNAN BEBAN PENCEMAR CO DAN NO 2

PENAMBAHAN REAKTOR PLASMA DBD (DIELECTRIC-BARRIER DISCHARGE)

Model Persamaan Tingkat Kebisingan Lalu Lintas Di Jalan Dr. Djunjunan Kota Bandung

STUDI REDUKSI SULFUR DIOKSIDA UDARA AMBIEN OLEH RUANG TERBUKA HIJAU UNTUK WILAYAH PUSAT KOTA, PERKANTORAN DAN PERMUKIMAN DI KOTA SURABAYA

RINGKASAN BAKHTIAR SANTRI AJI.

PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya

menanggulangi pencemaran. Proyeksi pencemaran udara dilakukan dengan menggunakan proyeksi eksponential serta analisis deskdriptif.

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pengesahan... Kata Pengantar Dan Persembahan... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Kusumawati, PS.,Tang, UM.,Nurhidayah, T 2013:7 (1)

Udara ambien Bagian 6: Penentuan lokasi pengambilan contoh uji pemantauan kualitas udara ambien

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DENGAN MEDIA ABSORBSI KARBON AKTIF JENIS GAC DAN PAC

I. PENDAHULUAN. bumi dan komponen campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Udara juga

AMELIORASI IKLIM MELALUI ZONASI HUTAN KOTA BERDASARKAN PETA SEBARAN POLUTAN UDARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. hidup, khususnya manusia dengan lingkungan hidupnya (Sitorus, 2004). Suatu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dibagi menjadi 9 kecamatan, terdiri dari 50 kelurahan. Secara

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahan fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam

4. Apakah pemanasan Global akan menyebabkan peningkatan terjadinya banjir, kekeringan, pertumbuhan hama secara cepat dan peristiwa alam atau cuaca yan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar K (15 0 C ), suhu

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-251

Kajian Tentang Kontribusi Jawa Timur Terhadap Emisi CO 2 Melalui Transportasi dan Penggunaan Energi

EMISI GAS CARBON MONOOKSIDA (CO) DAN HIDROCARBON (HC) PADA REKAYASA JUMLAH BLADE TURBO VENTILATOR SEPEDA MOTOR SUPRA X 125 TAHUN 2006

Elaeis Noviani R *, Kiki Ramayana L. Tobing, Ita Tetriana A, Titik Istirokhatun. Abstrak. 1. Pendahuluan. 2. Dasar Teori Karbon Monoksida (CO)

PENCEMARAN UDARA AKIBAT KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN P. H. H. MUSTOFA, BANDUNG. Grace Wibisana NRP : NIRM :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

3. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

berbagai cara. Pencemaran udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industri,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

02. Jika laju fotosintesis (v) digambarkan terhadap suhu (T), maka grafik yang sesuai dengan bacaan di atas adalah (A) (C)

STAF LAB. ILMU TANAMAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

Transkripsi:

JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN 1412-6982 e-issn : 2443-3977 Volume 15 Nomor 2 Desember 2017 KEMAMPUAN RTH DALAM MEREDUKSI KONSENTRASI CO (KARBON MONOKSIDA) UDARA AMBIEN Muzayanah Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya Kampus Ketintang Surabaya Abstrak : Salah satu jasa lingkungan tanaman adalah sebagai pereduksi gas polutan udara ambien. Sekumpulan tanaman pada ruang terbuka hijau (RTH) dapat mereduksi gas polutan udara ambien termasuk diantaranya CO (Karbon Monoksida). Penelitan ini bertujuan menganalisis kemampuan RTH dalam mereduksi konsentrasi CO dengan lokasi penelitian Surabaya Timur. Data yang dipakai adalah data sekunder tahun 2002-2011 dari hasil pencatatan stasiun pemantau kualitas udara di Gebang Putih Surabaya. Hasil analisis menunjukkan bahwa RTH berpengaruh negatif terhadap laju reduksi CO udara ambien.dengan demikian, tanaman pada RTH mampu mereduksi konsentrasi CO udara ambien. Kata kunci: CO, reduksi, RTH PENDAHULUAN Gas CO (Karbon Monoksida) adalah gabungan dari unsur C (Carbon) dan O (Oksigen). Gas CO berasal dari akivitas gunung berapi dan aktivitas antropogenik seperti akativitas industri dan kendaraan bermotor, terutama dengan bahan bakar bensin. Pada mesin kendaraan bermotor, bensin yang teroksidasi dengan sempurna, menghasilkan H 2 O dan CO 2. Reaksi oksidasi bensin adalah sebagai berikut. Tahap I : 2 C n H (2n+2) + (2n+1) O 2-2n CO +2 (n+1) H 2 O Tahap II: 2 CO + O 2-2 CO 2 Jika jumlah O 2 dari udara tidak cukup atau tidak tercampur baik dengan bensin, maka pembakaran akan terbentuk gas CO yang tidak teroksidasi (Kusminingrum, 2008). Sumarawati dalam Laksono dan Damayanti, 2016, menunjukkan bahwa 96,8% gas CO yang berasal dari gas buang kendaraan bermotor Kota Surabaya menghasilkan total emisi gas sebanyak 54.800 ton/tahun. Hal ini menimbulkan dampak pada peningkatan suhu udara hingga 0,5 o C. Data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada tahun 2010 menunjukkan bahwa selama abad 20 Indonesia mengalami peningkatan suhu rata-rata udara di permukaan tanah sekitar 0,5 o C. Suhu rata-rata Indonesia diproyeksikan meningkat 0,8-1,0 o C antara tahun 2020-2050 (USAID-IUWASH,2012). Salah satu jasa lingkungan dari tanaman adalah mereduksi gas pencemar di udara ambien (Baesseler, 1974 dalam Arlts, 2008). Sekumpulan tanaman dalam ruang terbuka hijau bisa menurunkan konsentrasi gas pencemar udara ambien (Laksono dan Damayanti, 2016; Santoso dan Mangkuhardjo, 2015; Muzayanah, 2014). Salah satu gas pencemar yang dapat Alamat Korespondensi : email : muzayanahge@gmail.com 104

diturunkan oleh tanaman dalam RTH adalah gas CO (Laksono dan Damayanti, 2016; Kusminingrum, 2008). METODE PENELITIAN Lokasi penelitian adalah ruang terbuka hijau yang berada di sekitar stasiun pemantau kualitas udara Gebang Jl. Arif Rahman Hakim Surabaya. Stasiun pemantau kualitas udara ini terletak pada koordinat 696983, 9193990 dengan elevasi 1,7 m. Lokasi stasiun pemantau kualitas udara Gebang disajikan pada Gambar 1. Data yang digunakan adalah data citra Surabaya yang diambil dari Google Earth tahun 2002-2011, data konsentrasi CO udara ambien, kecepatan angin dan arah angin tahun 2002-2011. Jumlah data sebanyak 25. Data diambil pada saat musim hujan dan musim kemarau. 696800 696900 697000 697100 697200 N W E S 9194100 9194100 9194000 9194000 9193900 9193900 Stasiun pemantau kualitas udara Gebang 696800 696900 697000 697100 0.1 0 0.1 0.2 km 697200 Gambar 1. Area sekitar lokasi stasiun pemantau kualitas udara Gebang Nilai reduksi PM10 udara ambien di suatu area bisa dianalisis dengan teori Box Model atau penyerupaan bentuk kotak (Nevers, 2000). Pada konsep box model, berlaku hukum kekekalan massa. Massa di dalam box tetap dan tidak terpengaruh oleh aktivitas di dalam box. Udara di dalam box diasumsikan teraduk sempurna, sehingga konsentrasi dalam box rata. Kecepatan angin diasumsikan rata tegak lurus pada dinding box. Penghitungan luas model box tergantung pada arah angin dan kecepatan angin, sehingga unit analisis setiap hari berubah. Untuk mengetahui besarnya reduksi CO udara ambien dipakai laju perubahan konsentrasi CO udara ambien selama 24 jam (K CO ). Santoso dan Mangkuhardjo, 2005 menyatakan bahwa laju perubahan konsentrasi gas pencemar dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut. CO =. Dimana: C = perubahan konsentrasi CO Dengan kata lain, laju perubahan konsentrasi gas pencemar udara ambien selama satu Muzayanah, Kemampuan RTH Dalam Mereduksi Konsentrasi CO.. 105

periode didapatkan dari integrasi kurva laju perubahan konsentrasi selama satu periode. Nilai kumulatif konsentrasi CO udara ambien selama satu periode (= K CO ) bisa digunakan sebagai indikator proses reduksi CO. Jika nilai K CO bertanda negatif (-), artinya reduksi CO lebih besar dari emisi CO. Jika nilai K CO bertanda positif (+), artinya reduksi CO lebih kecil dari emisi CO. Nilai K CO sama dengan nol (0) artinya proses reduksi maupun emisi CO udara ambien berjalan seimbang. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil perhitungan arah dan kecepatan angin menghasilkan panjang sisi box dan kemiringan box, disajikan pada kolom (3) dan (4) Tabel 1. Setelah mendapatkan panjang sisi box dan kemiringan box, dapat diketahui luasan unit analisis. Penggunaan lahan pada unit analisis didelineasi berdasarkan jenis penggunaan lahan RTH dan non RTH. Prosentase RTH dan non RTH disajikan pada kolom (6) dan (7). Terlihat pada Tabel 1 bahwa nilai nilai minimal K CO sebesar -2,02, nilai maksimal K CO = 1,51 dan nilai rata-rata K CO 0,16. Dari tabel terlihat, bahwa dari 25 hari pengamatan, terdapat 8 hari yang memiliki nilai K CO negatif (-). Hal ini menunjukkan bahwa pada 8 hari pengamatan tersebut, terjadi reduksi CO udara ambien, karena nilai reduksi CO lebih besar daripada nilai emisi CO udara ambien. Laju konsentrasi K CO minimal terjadi pada tanggal 10 Mei 2010 dimana nilai K CO = -2,02. Ini menunjukkan bahwa dari 25 hari pengamatan, pada hari tersebut (8 Mei 2010), wilayah studi mampu mereduksi CO udara ambien paling maksimal. Reduksi CO ini disebabkan oleh faktor meteorologi setempat (Smagorinsky, 1974) dan faktor aktivitas manusia yang terjadi saat itu (Gummeneni, et al., 2011). Hubungan prosentase RTH dengan nilai laju konsentrasi CO udara ambien selama 24 jam disajikan pada Gambar 2. Dari grafik terlihat bahwa prosentase luasan RTH berpengaruh negatif dengan nilai K CO. Pengurangan CO udara ambien disebabkan oleh tanaman yang memerlukan CO 2 dalam proses fotosintesa. Peningkatan konsentrasi CO 2 di atmosfir akan merangsang fotosintesa, sehingga meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Fotosintesa terjadi pada tumbuhan hijau yang memiliki kloroplast atau semua tumbuhan yang memiliki zat warna. Proses fotosintesa adalah pengikatan gas karbondioksida (CO 2 ) dari udara dan molekul air (H 2 O) dari tanah dengan bantuan energi matahari. Proses fotosintesis akan membentuk gula heksosa (C 6 H 12 O 6 ) dan gas oksigen (O 2 ) (Kusminingrum, 2008; Hidayati, dkk, 2011). Reaksi kimia fotosintesis adalah sebagai berikut. 6 CO 2 + 6 H 2 O + 48 hv- C 6 H 12 O 6 + 6 O 2 106 JURNAL GEOGRAFI, VOLUME 15, NOMOR 2, DESEMBER 2017 : 104-109

No Tabel 1. Rekapitulasi Luas Unit Analisis, Prosentase RTH, Presentasi Non RTH dan K CO Tanggal data Panjang sisi box (m) Luas unit analisis (m2) Kemiringan box ( 0 ) RTH (%) Non RTH (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 12/05/2002 203,32 41.337,33 108,67 39,57 60,43 0,40 2 18/05/2002 198,19 39.277,54 129,36 39,51 60,49 0,95 3 23/05/2001 212,51 45.160,50 107,98 27,46 72,54 1,03 4 23/10/2002 238,03 56.659,82 109,28 41,40 58,60 0,04 5 24/10/2002 114,72 13.160,49 108,28 46,67 53,33 0,94 6 13/06/2009 71,48 5.109,37 134,28 42,53 57,47 1,09 7 14/06/2009 55,75 3.108,13 90,33 41,74 58,26-0,01 8 15/06/2009 117,80 13.877,39 71,42 38,67 61,33 0,93 9 14/07/2009 70,76 5.006,98 99,87 40,09 59,91 0,22 10 16/07/2009 50,05 2.505,27 23,36 42,05 57,95 0,93 11 07/09/2009 108,89 11.857,86 35,22 41,87 58,13-1,14 12 12/09/2009 173,90 30.241,21 12,48 38,14 61,86 0,77 13 16/09/2009 235,15 55.297,27 98,69 52,77 47,23-1,64 14 10/05/2010 89,62 8.030,99 138,29 55,94 44,06-2,02 15 16/05/2010 166,86 27.841,77 143,08 46,60 53,40-0,82 16 06/08/2010 165,48 27.383,63 127,47 47,61 52,39 0,04 17 08/08/2010 171,53 29.422,54 155,22 46,61 53,39 0,00 18 10/08/2010 355,94 126.693,28 121,28 38,11 61,89-0,07 19 04/05/2011 144,15 20.778,80 98,70 40,69 59,31-0,63 20 08/05/2011 60,86 3.704,01 119,70 53,62 46,38 0,50 21 09/05/2011 137,84 18.998,73 124,66 40,77 59,23-0,82 22 17/05/2011 190,63 36.338,67 135,30 37,78 62,22 1,51 23 22/05/2011 208,38 43.422,22 118,74 38,51 61,49 0,82 24 23/05/2011 184,82 34.158,43 108,10 37,55 62,45 0,69 25 26/05/2011 299,42 89.652,34 217,04 38,70 61,30 0,34 Nilai minimal 27,46 44,06-2,02 Nilai rata-rata 42,20 57,80 0,16 Nilai maksimal 55,94 72,54 1,51 Sumber: hasil analisis K CO Gambar 2. Hubungan antara prosentase luasan RTH dengan laju konsentrasi CO udara ambien. Muzayanah, Kemampuan RTH Dalam Mereduksi Konsentrasi CO.. 107

Dari persamaan regresi menunjukkan bahwa penambahan 1% luasan RTH akan meningkatkan laju reduksi CO udara ambien sebesar 0,0865(1) + 3,8099 = 3,8964. Dengan demikian, semakin banyak prosentase luasan RTH, akan semakin besar laju reduksi CO udara ambien yang dihasilkan. Nilai R 2 yang diperoleh adalah sebesar 0,334. Ini menunjukkan bahwa sumbangan dari variabel RTH adalah 34,4 % terhadap nilai K CO. Sedangkan sisanya sebesar 66,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. SIMPULAN Dari analisa data pengamatan tahun 2002-2011 pada stasiun pemantau kualitas udara Gebang, menunjukkan bahwa prosentase luasan RTH berpengaruh negatif terhadap laju reduksi CO (K CO ) udara ambien. Semakin rendah nilai negatif (-) K CO menunjukkan bahwa laju reduksi gas CO udara ambien semakin tinggi. Hal ini memberi informasi bahwa semakin besar prosentase luas RTH akan meningkatkan reduksi CO udara ambien. Disaran perlu penelitian lebih lanjut hubungan variabel meteorogi setempat, penggunaan lahan dan aktivitas antropogenik yang mempengaruhi besarnya emisi CO udara ambien. DAFTAR PUSTAKA Arlt, Gunter. 2008. Urban Green Volume a Quality Indikator, ConAccount Urban Metabolism: Measuring the Ecological City. Leibniz Institut. Gummeneni, S., et al. 2011. Source Apportionment of Particulate Matter in the Ambient air of Hyderabad City India, Atmospheric Research 101: 752-764. Hidayati, N. Reza, M, Juhaetu, T. Mansur, M. 2011. Serapan Karbondioksida (CO2) Jenis-Jenis Pohon di Taman Buah "Mekar Sari" Bogor, Kaitannya dengan Potensi Mitigasi Gas Rumah Kaca. Jurnal Biologi Indonesia 7 (1): 133-145 Kusminingrum, N. 2008. Potensi tanaman dalam menyerap CO2 dan CO untuk mengurangi dampak pemanasan global. Jurnal Permukiman Vol. 3(2): 96-105. Laksono, B.A., Damayanti, A. 2014. Analisis kecukupan jumlah vegetasi dalam menyerap karbon monoksida (CO) dari aktivitas kendaraan bermotor di jalan Ahmad Yani Surabaya. https://www/researchgate.net/publication/299 391437. Muzayanah. 2014. Greenspace determination for reduction of particulate matter in ambient air. International Journal of Academic Research 6(6): 247-253. Nevers, N. 2000. Air Pollution Control Engineering. Mc Graw Hill Book co. Pemerintah Kota Surabaya. 2002-2011. Data Pengukuran Stasiun Pemantau Kualitas Udara. Santoso, I.B., and S. Mangkoedihardjo. 2012. Time Series of Carbon Dioxide in the Ambient Air to Determine Greenspace Area. International Journal of Academic Research Part A 4 (6): 224-229. Smagorinsky, J.1974. Global atmospheric modeling and the numerical simulation of climate, weather and climate modification, John Wiley & sons. Ltd. 108 JURNAL GEOGRAFI, VOLUME 15, NOMOR 2, DESEMBER 2017 : 104-109

USAID-IUWASH. 2012. Sumber Daya Air dan Adaptasi Perubahan Iklim di Indonesia. Lembar Informasi. Muzayanah, Kemampuan RTH Dalam Mereduksi Konsentrasi CO.. 109