BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa adalah kemampuan individu dalam kelompok dan lingkungannya untuk berinteraksi dengan yang lain sebagai cara untuk mencapai kesejahteraan, perkembangan yang optimal, dengan menggunakan kemampuan mentalnya (kognisi, afeksi, dan relasi) memiliki prestasi individu serta kelompoknya konsisten dengan hukum yang berlaku. (Yoseph, 2000). indikator kesehatan jiwa meliputi sikap yang positif terhadap diri sendiri,tumbuh,berkembang,memiliki aktualisasi diri,keutuhan,kebebasan diri,memiliki persepsi sesuai kenyataan dan kecakapan dalam beradaptasi dengan lingkungan(stuart & Sundeen, 1998). Setiap individu mempunyai potensi untuk terlibat dalam hubungan sosial dalam berbagai tingkat hubungan, yaitu dari hubungan intim sampai ketergantungan. Ke intiman dan saling ketergantungan dalam menghadapi dan mengatasi berbagai kebutuhan setiap hari, individu tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya hubungan dengan lingkungan sosial, oleh karena itu individu perlu membina hubungan interpersonal yang memuaskan (Stuart, 1997). Kepuasan hubungan dapat dicapai jika individu terlibat secara aktif dalam proses berhubunganm peran serta yang tinggi dalam berhubungan serta respon lingkungan yang positif akan meningkatkan rasa memiliki, kerja sama, 1
hubungan timbal balik yang singkron (Stuart & Sandeen, 1998). Peran serta dalam proses hubungan dapat berfluktasi sepanjang rentang tergantung dan mandiri, artinya saat individu tergantung pada orang lain (dependen) dan suatu saat orang lain tergantung pada individu (independen). Pemutusan hubungan proses terkait erat dengan ketidak puasan individu terhadap proses hubungan yang disebabkan kurangnya peran serta dan respon lingkungan yang negatif kondisi ini dapat mengembangkan rasa tidak percaya diri dan keinginan untuk menghindar dari orang lain (rasa tidak percaya dengan orang lain). Percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain dalam keperawatan jiwa biasa disebut : perilaku menarik diri (Rawlins, 1993). Masalah menarik diri dalam kasus leperawatan jiwa mempunyai tingkat rentang yang berbeda pula. Untuk itu perawat pisikiatri diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang adaptif dari klien dengan menggunakan asuhan keperawatan langsung secara komperhensif dan komunikasi terapetik (Stuart & Sandeen, 1998). Menurut study pendahuluan diruang Gatot Kaca (VI) RSJD Dr. Amino Gondo hutomo Semarang dari jumlah pasien yang mengalami gangguan isolasi sosial : menarik diri sebanyak 4 orang rata-rata menarik diri dialami oleh klien usia antara 20-45 tahun dengan permasalahan umumnya adalah perekonomian keluarga dan masalah rumah tangga dengan prosentase 80%. Tanda-tanda klien menarik diri biasanya apatis (acuh tak acuh terhadap 2
lingkungan). Dan ekspresi wajah tampak sedih, sering menyendiri serta jarang bercakap-cakap dengan pasien lain / perawat (Stuart & Sandeen, 1998). Dalam hal ini peran fungsi dan tanggung jawab perawat pisikiatri dalam meningkatkan derajat kemampuan jiwa. Dalam kaitannya menarik diri adalah meningkatkan percaya diri klien dan mengajarkan untuk berinteraksi dengan orang lain misalnya berkenalan dan bercakap-cakap dengan pasien lain. Memberikan pengertian tentang kerugian menyendiri karena dapat menimbulkan halusinasi,defisit perawatan diri,serta kurangnya pemenuhan kebutuhan nutrisi dan keuntungan dari berinteraksi dengan orang lain sehingga diharapkan mampu terjadi peningkatan interaksi pasien. berdasarkan hal tersebut penulis tertarik mengambil kasus Isolasi Sosial : menarik diri sebagai bahan dalam penulisan karya tulis ilmiah. B. Tujuan Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah : 1. Tujuan Umum Untuk memberikan gambaran nyata tentang pemberihan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah utama isolasi sosial : menarik diri. 2. Tujuan khusus : a. Mendiskripsikan hasil pengkajian keperawatan pada Tn. H dengan isolasi sosial menarik diri. b. Mendiskripsikan diagnosa keperawatan pada Tn. H dengan isolasi 3
sosial menarik diri. c. Mendiskripsikan perencanaan keperawatan untuk mengatasi masalah diri pada Tn. H. d. Mendiskripsikan imprementasi pada pasien dengan isolasi sosial : menarik diri. e. Mendiskripsikan tindakan keperawatan yang dilakukan. f. Menjelaskan hasil implementasi keperawatan. C. Metode Penulisan Penulis karya tulis ilmiah ini dengan menggambarkan masalah yang terjadi pada saat pelaksanaan asuhan keperawatan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Wawancara Yaitu melakukan tanya jawab langsung ke klien, perawat dan dokter. 2. Observasi Partisipasi Pasif Yaitu dengan memberikan asuhan keperawatan secara langsung sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dan timbulnya perubahan klinis. 3. Studi Perpustakaan Memperlajari literatur yang berhubungan dengan perilaku menarik diri. 4. Studi Dokumentasi Pengumpulan data dengan mempelajari catatan medis klien dan hasil pemeriksaan klien. 4
D. Sistematika penulisan Untuk menggambarkan yang jelas mengenai karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan sistematika penulisan yang ditandai dari lima bab, yaitu: BabI Berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab IIBerisi tentang konsep dasar yang berisi tentang pengertian, rentang respon, pengkajian, faktor predisposisi, faktor pencetus, tingkah laku menarik diri, penyebab, tanda dan gejala, manifestasi klinik, mekanisme koping, masalah keperawatan, pohon masalah, diagnosa keperawatan, rencana tindakan keperawatan Bab IIIBerisi tentang tinjauan kasus yang membahas kasus pasien meliputi pengkajian, analisa data, masalah keperawatan, pohon masalah, diagnosa keperawatan, rencana tidakan keperawatan, implementasi dan evaluasi Bab IVBerisi tentang pembahasan kasus yang ditunjukkan untuk menemukan kesenjangan antara teori dan fakta yang dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, evaluasi dan implementasi dan evaluasi. Bab V Berisi kesimpulan dan saran-saran tentang kasus yang dibahas dan dapat menjadi pemikiran selanjutnya.daftar Pustaka 5