PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MAGNET MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN MEDIA KONKRET

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN MEDIA KIT IPA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIATY (SETS)

UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL THE POWER OF TWO

PENERAPAN PENDEKATAN SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, DAN INTELEKTUAL (SAVI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT SIFAT CAHAYA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER ENERGI MELALUI METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN

3

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI MODEL SCRAMBLE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH PADA PEMBELAJARAN IPA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI PANAS DAN BUNYI MENGGUNAKAN MODUL BERBASIS EKSPERIMEN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta 1)

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL LEARNING CYCLE (PEMBELAJARAN BERSIKLUS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HYPNOTEACHING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK DAN PENGARUHNYA TERHADAP DARATAN DENGAN PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SEKILAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM READING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MEDIA EDUTAINMENT

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL TGT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN SAINS MELALUI METODE BERMAIN ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH PUNGGAWAN TAHUN 2016/2017

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KOPERASI MELALUI METODE MIND MAPPING

PENGGUNAAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG

PENINGKATAN PENERAPAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA MELALUI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI QAR (QUESTION ANSWER RELATIONSHIPS)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH M ELALUI MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, AND INTELLECTUALY (SAVI)

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 2.1, hlm

Kata kunci: metode Storytelling, keterampilan menyimak, dongeng. 1) Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD FKIP UNS

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI PANAS MELALUI PENERAPAN MODEL PROJECT-BASED LEARNING (PjBL)

Andrefi Purjiningrum 1, Siti Wahyuningsih 2, Rukayah 2

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, AND INTELLECTUALY

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR

PENERAPAN QUANTUM TEACHING DENGAN MENGOPTIMALKAN MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA-LEMBAGA PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI METODE MIND MAPPING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN JUAL BELI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC)

Kata kunci: Science, Environment, Technology, and Society (SETS), pemahaman konsep, pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI SIFAT-SIFAT BANGUN MATA PELAJARAN MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN USAHA KONFEKSI

386 Penggunaan Pendekatan Scientific

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF SEBAB AKIBAT MELALUI MEDIA FLIPCHART

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENDEKATAN PRAGMATIK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGKLASIFIKASI PESAWAT SEDERHANA MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENJUMLAHKAN PECAHAN MELALUI PENGGUNAAN METODE TEAM QUIZ

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN CONCEPT MAP UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DENGAN MODEL INKUIRI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STRUKTUR BUMI

PENGGUNAAN MEDIA KIT BERBASIS SEQIP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

PENERAPAN METODE GUIDED NOTE TAKING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENERAPKAN PENGGUNAAN ENERGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

PENERAPAN PICTURE WORD INDUCTIVE MODEL (PWIM) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN JUAL BELI

PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PETA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI PERMAINAN KARTU HURUF

PENERAPAN STRATEGI KWL (KNOW - WANT TO KNOW - LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DALAM MATEMATIKA MELALUI METODE NUMBER SENSE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGUASAAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI MODEL TAI KELAS IV SDN KARANGASEM II

Kata Kunci: keterampilan berbicara, model Problem Based Learning (PBL). 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODELPEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY(SETS) BERBASIS MEDIA VIDEO

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

Keywords: Scientific, Concrete Media, Mathematics

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERGERAKAN NASIONAL

Transkripsi:

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA SEKOLAH DASAR Juniarna Sri Wahyuni 1), Sadiman 2), M. Ismail Sriyanto 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi No. 449 Surakarta e-mail: 1 juniarnasri@gmail.com 2 pgsd_sdm@yahoo.co.id 3 smile48@yahoo.co.id Abstract: The purpose of this research is to improve the comprehension of the of light characters concept through Contextual Teaching and Learning (CTL) learning model. This research is a classroom action research conducted in two cycles. Each cycle consists of four stages of planning, implementation, observation and reflection. The subject of this research is the teacher of grade V SDN Mangkubumen Kidul No. 16 Surakarta and students of grade V of SDN Mangkubumen Kidul no. 16 Surakarta totaling 36 students. The data source comes from teachers, students and documents. Data collection techniques used were observation, interview, test and documentation. Validity of data used is triangulation of source and triangulation technique. The data analysis used is interactive analysis. Based on the results of the research shows that the learning model of Contextual Teaching and Learning (CTL) can improving the comprehension of the light characters concept of grade V SDN Mangkubumen Kidul No. 16 Surakarta academic year 2016/2017. Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya melalui model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan dan tahap refleksi. Subjek penelitian ini adalah guru kelas V SDN Mangkubumen Kidul No. 16 Surakarta dan siswa kelas V SDN Mangkubumen Kidul No. 16 Surakarta yang berjumlah 36 siswa. Sumber data berasal dari guru, siswa dan dokumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya siswa kelas V SDN Mangkubumen Kidul No. 16 Surakarta tahun ajaran 2016/2017. Kata kunci: Pemahaman Konsep, Sifat-Sifat Cahaya, Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang harus diajarkan di SD (sekolah dasar). Hal tersebut dijelaskan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 37 ayat 1 yang menyebutkan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olahraga, keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal. Untuk tindak lanjut dari peraturan tersebut, disusunlah kurikulum mata pelajaran IPA di sekolah dasar secara sistematis dan sesuai dengan perkembangan anak. IPA adalah pengetahuan yang diperoleh dari hasil berpikir kritis, pengamatan dan berorientasi pada proses penemuan. Hal ini dipertegas oleh Carin dan Sund dalam Wisudawati & Sulistyowati (2014: 24) yang - Wisudawati & Sulistyowati (2014: 24) yangmengatakan bahwa IPA merupakan pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen. Pembelajaran IPA di SD merupakan salah satu pembelajaran yang harus disampaikan dengan sebaik-baiknya, mengingat pembelajaran IPA mampu memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia dimana mereka hidup dan bagaimana berperan sebagai makhluk hidup serta bersikap terhadap alam. Pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang pokok dan harus dikuasai oleh semua siswa di bangku sekolah dasar, karena IPA perlu dipelajari sejak usia dini. Pembelajaran IPA sejak usia dini akan menciptakan manusia yang berkualitas, karena IPA mengandung konsep alam yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Sifat-sifat cahaya merupakan bagian dari pembelajaran IPA di SD. Pokok bahasan ini merupakan hal yang sering dialami siswa dalam kesehariannya baik di rumah maupun di sekolah. Melalui pembelajaran IPA ini, siswa dituntut untuk berpikir kritis. Supaya konsep mudah diterima siswa, guru menghubungkan konsep dengan kehidupan seharihari. Guru tidak hanya mengajar dengan ceramah maupun diskusi, melainkan dengan melakukan percobaan yang berkaitan langsung dengan dunia nyata siswa. Guru yang melakukan pembelajaran dengan percobaan serta mengaitkan dengan dunia nyata siswa akan memberikan kesan pembelajaran yang lebih menarik, sehingga siswa lebih mudah dalam memahami pelajaran. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran IPA selama ini masih menggunakan model pembelajaran yang kurang sempurna yaitu guru masih dominan dalam proses pembelajaran dan masih menggunakan metode ceramah sehingga siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran. Fakta tersebut ditemukan berdasarkan hasil observasi selama melakukan tugas PraPraktik Pengalaman Lapangan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2016 di SDN Mangkubumen Kidul No. 16 Surakarta. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 1 Oktober 2016 dengan guru kelas V SDN Mangkubumen Kidul No. 16 Surakarta diperoleh informasi bahwa guru selama ini masih menggunakan model pembelajaran yang kurang sempurna dan menggunakan metode ceramah serta penugasan. Sehingga membuat siswa pasif dalam proses pembelajaran dan masih mengalami kesulitan dalam memahami konsep pembelajaran. Hal ini dibuktikan dari nilai mata pelajaran IPA konsep sifat-sifat cahaya siswa masih rendah. Untuk menguatkan hasil observasi dan wawancara maka dilakukan tes pratindakan mengenai pemahaman konsep sifat-sifat cahaya pada tanggal 1 November 2016, dari 36 siswa hanya 12 siswa yang mendapat nilai di atas KKM dan 24 siswa lainnya masih di bawah KKM. Maka dari itu persentase siswa yang lulus sekitar 33,33% sedangkan yang tidak lulus sekitar 66,67%. Ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam belajar, yaitu guru masih menggunakan model pembelajaran yang kurang sempurna, guru lebih banyak berceramah, siswa pasif dalam pembelajaran, dan kurangnya penggunaan media pembelajaran. Hal tersebut membuktikan bahwa pembelajaran IPA konsep sifat-sifat cahaya di kelas V SDN Mangkubumen Kidul No. 16 Surakarta belum optimal. Apabila permasalahan tersebut dibiarkan, maka suasana pembelajaran yang kurang sempurna akan semakin dominan. Siswa akan lebih banyak mendengarkan dan mencatat penjelasan guru, sehingga siswa banyak yang pasif. Untuk memecahkan permasalahan tersebut guru harus memilih model pembelajaran yang tepat agar dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien. Penggunaan model pembelajaran yang bervariasi dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Jadi, guru tidak lagi menggunakan model pembelajaran yang kurang sempurna, akan tetapi ditambahkan suatu model pembelajaran yang menarik agar dapat membuat siswa menjadi aktif dan giat dalam proses pembelajaran. Salah satu alternatif pemecahan masalah tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Model pembelajaran CTL adalah model pembelajaran yang mengaitkan konsep pembelajaran dengan dunia nyata siswa. Hal ini dipertegas oleh Nurhadi dalam Rusman (2012: 189) yang mengatakan bahwa model pembelajaran CTL merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara konsep yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. METODE Penelitian ini dilaksanakan di SDN Mangkubumen Kidul No. 16 Surakarta. Subjek penelitian ini adalah guru kelas V SDN Mangkubumen Kidul No. 16 Surakarta dan siswa kelas V SDN Mangkubumen Kidul No. 16 Surakarta berjumlah 36 siswa yang terdiri

dari 19 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Waktu penelitian selama sembilan bulan yaitu pada bulan Oktober 2016 sampai dengan bulan Juni 2017. Sumber data penelitian ini adalah berasal dari narasumber, arsip silabus kelas V, hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran IPA sifat-sifat cahaya, dan dokumentasi data nilai pemahaman konsep sifat-sifat cahaya. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Sedangkan data dianalisis dengan model interaktif Milles dan Huberman (2010: 337) yang mencakup tiga kegiatan, yaitu: mereduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan prosedur penelitian yang dilakukan melalui siklus-siklus tindakan, mencakup rencana, tindakan, observasi, refleksi. HASIL Sebelum pelaksanaan tindakan, kegiatan yang dilakukan adalah observasi, wawancara dan memberikan tes pratindakan. Hasil tes pratindakan menunjukkan sebagian besar nilai siswa masih di bawah KKM dan nilai rata-rata kelas masih rendah. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1. Distribusi frekuensi nilai pemahaman konsep sifat-sifat cahaya pratindakan 47-53 6 50 16,67% 54-60 11 57 30,55% 61-67 6 64 16,67% 68-74 1 71 2,78% 75-81 11 78 30,55% 82-88 1 85 2,78% rata-rata kelas 64,58 Ketuntasan 33,33% Tidak Tuntas 66,67% tertinggi 87 terendah 47 Berdasarkan data di atas, sebagian besar siswa belum mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 76. Dari 36 siswa, 24 di antaranya atau 66,67% siswa masih di bawah KKM dan hanya 12 siswa atau 33,33% siswa yang mencapai KKM. Dengan nilai terendah 47, nilai tertinggi 87 dan nilai rata-rata kelas 64,58. pemahaman konsep sifat-sifat cahaya setelah menggunakan model pembelajaran CTL pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan. Hasil nilai pada siklus I dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2. Distribusi nilai pemahaman konsep sifat-sifat cahaya siklus I 53-59 1 56 2,78% 60-66 1 63 2,78% 67-73 4 70 11,11% 74-80 8 77 22,22% 81-87 14 84 38,89% 88-94 8 91 22,22% rata-rata kelas 81,08 Ketuntasan klasikal 77,78% tertinggi 93 terendah 53 Pada siklus I sebanyak 28 siswa yang mencapai batas nilai KKM atau 77,78% dan 8 siswa memperoleh nilai di bawah KKM atau 22,22%. terendah 53, nilai tertinggi 93 dan rata-rata nilai 81,08. Dengan demikian target pada indikator kinerja belum tercapai, sehingga dilanjutkan siklus II. Pada siklus II nilai pemahaman konsep sifat-sifat cahaya menunjukkan adanya peningkatan. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3. Distribusi nilai pemahaman konsep sifat-sifat cahaya siklus II 73-77 1 75 2,78% 78-82 2 80 5,56% 83-87 3 85 8,33% 88-92 10 90 27,78% 93-97 13 95 36,11% 98-102 7 100 19,44% rata-rata kelas 92,36 Ketuntasan klasikal 97,22% tertinggi 100 terendah 73

Setelah dilaksanakan tindakan siklus II data yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat 35 siswa atau 97,22% yang mendapatkan nilai di atas KKM, dan 1 siswa atau 2,78% yang mendapatkan nilai dibawah KKM. terendah 73, nilai tertinggi 100 dengan nilai rata-rata kelas 92,36. Hasil nilai pemahaman konsep sifat-sifat cahaya siklus II meningkat dan telah mencapai indikator kinerja yaitu 95% siswa mencapai batas KKM, oleh karena itu penelitian tindakan kelas ini diakhiri pada siklus II. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang telah diperoleh, dapat dinyatakan bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran CTL dapat meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya, karena model CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara konsep yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa yang mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. (Poerwati dan Amri 2013: 62). Selanjutnya Putra (2013: 259-260) menyatakan bahwa model pembelajaran CTL mempunyai kelebihan yaitu: 1) Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil; 2) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep pada siswa, karena model pembelajaran CTL menganut aliran kontruktivisme, yakni siswa dituntut menemukan pengetahuan sendiri; 3) CTL adalah model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun mental; 4) Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperoleh informasi, tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan di lapangan; 5) Materi pelajaran dapat ditemukan sendiri oleh siswa, bukan hasil pemberian guru; dan 6) Penerapan pembelajaran CTL bisa menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna. Pada tes awal pemahaman konsep siswa, diperoleh nilai rata-rata kelas 64,58 masih jauh dari kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan yaitu 76. Sedangkan besarnya persentase siswa yang tuntas hanya sebesar 33,33%, sedangkan 66,67% masih belum memenuhi KKM. terendah pada tes awal adalah sebesar 47, sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 87. Berdasarkan hasil analisis tes awal tersebut, maka dilakukan tindakan yang berupa penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa tentang sifat-sifat cahaya menggunakan model pembelajaran CTL. Pembelajaran siklus I menggunakan model pembelajaran CTL menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep sifatsifat cahaya. Hasil analisis data nilai pemahaman konsep sifat-sifat cahaya pada tes siklus I menunjukkan bahwa persentase hasil tes siswa yang tuntas naik menjadi 77,78% atau sebanyak 28 siswa. Peningkatan tersebut belum memenuhi target atau indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, dan dilanjutkan pada siklus II. Pelaksanakan tindakan pada siklus II berjalan lancar dan sesuai yang direncanakan. Hasil analisis pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep siswa, dengan 35 siswa atau 97,22% mencapai nilai KKM, dengan nilai rata-rata kelas 92,36. Data perbandingan nilai pemahaman konsep siswa sebelum tindakan, setelah siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut: Tabel 4. Perbandingan Hasil Tes Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II Kriteria Kondisi Awal Siklus I Siklus II Terendah 47 53 73 Tertinggi 87 93 100 Rata-rata 67,05 81,47 91,25 33,33% 77,78% 97,22% SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan menggunakan model pembelajaran CTL pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN Mangkubumen Kidul No. 16 Surakarta, dapat dirumuskan simpulan bahwa pengunaan model pembelajaran CTL dapat meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN Mangkubumen Kidul No. 16 Surakarta tahun ajaran 2016/ 2017.

DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. (2003). Undang-Undang nomor 20 tentang sistem Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Milles dan Hubberman. (2007). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI press Poerwati L dan Amri S. (2013). Panduan memahami kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustaka Putra SR. (2013). Desain belajar mengajar kreatif berbasisi SAINS. Jogjakarta: DIVA press Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Wisudawati, AW & Sulistyowati, E. (2014). Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara