PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO LEMBARAN DAERAH NOMOR : 07 TAHUN 2000 SERI : NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 08 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA (BPD) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JENEPONTO Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan Pasal 111 Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Desa dan Pasal 42 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 Tentang Pedoman Umum Pengaturan mengenai Desa, Maka perlu menetapkan Pembentukan Badan Perwakilan Desa (BPD) ; b. bahwa untuk maksud tersebut huruf a di atas, perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto. Mengingat : 1. Undang undang Nomor 29 Tahun 1959 Tentang Pembentukan Daerah Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara RI Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1822 ) ;
2. Undang undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3839 ); 3. Undang undang Nomor 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3848 ) ; 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1999 Tentang Pencabutan Beberapa Peraturan Menteri Dalam Negeri, Keputusan Menteri Dalam Negeri, dan Instruksi Menteri Dalam Negeri mengenai Pelaksanaan Undang undang Nomor 5 Tahun 1979 Tentang Pemerintahan Desa ; 5. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 63 Tahun 1999 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyesuaian Peristilahan Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Kelurahan ; 6. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 Tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa ; Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JENEPONTO MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA (BPD).
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang di maksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Jeneponto. b. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah Kabupaten Jeneponto. c. Kepala Daerah adalah Bupati Jeneponto. d. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Badan Legislatif Daerah Kabupaten Jeneponto. e. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten Jeneponto. f. Desa adalah Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam Sistem Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten. g. Badan Perwakilan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah Badan Perwakilan yang terdiri atas Pemuka pemuka, masyarakat yang ada di desa yang berfungsi mengayomi adat istiadat, membuat Peraturan Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintah Desa.
h. Pemuka Masyarakat adalah pemuka pemuka masyarakat yang di ambilkan dari kalangan adat, agama, kekuatan kekuatan sosial politik, golongan propesi, yang bertempat tinggal di desa. i. Peraturan Desa adalah Peraturan yang di buat oleh Kepala Desa setelah di musyawarahkan melalui BPD. j. Pengawasan adalah tindakan tindakan yang dilakukan oleh BPD terhadap Aparat Pemerintah Desa mengenai pelaksana Pemerintahan Desa. BAB II MEKANISME PEMILIHAN, PENETAPAN DAN PENGESAHAN ANGGOTA BPD Pasal 2 Mekanisme Pelaksanaan Pemilihan Anggota BPD : (1). Anggota Badan Perwakilan Desa di pilih dalam suatu rapat yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa bersama pemuka pemuka masyarakat yang ada di Desa. (2). Pemilihan sebagaimana di maksud dalam ayat (1) dilaksanakan dengan terlebih dahulu peserta rapat mengajukan calon membawa aspirasi masyarakat. (3). Sebelum di laksanakan pemilihan sebagaimana di maksud dalam ayat (1) dan (2), maka Kepala Desa di haruskan mengumunkan secara luas kepada masyarakat.
Pasal 3 Syarat syarat untuk menjadi anggota BPD : 1. Bertaqwa Kepada Tuhan yang Maha Esa. 2. Setia dan Taat kepada Pancasila dan undang Undang Dasar 1945 3. Tidak pernah terlibat langsung maupun tidak langsung dalam gerakan G. 30 S/PKI atau kegiatan lain yang terlarang. 4. Berpendidikan serendah rendahnya Ijazah SLTP. 5. Berumur serendah rendahnya 25 Tahun. 6. Sehat Jasmani dan Rohani. 7. Nyata nyata tidak pernah terganggu ingatannya. 8. Berkelakuan baik, jujur dan adil. 9. Tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana kejahatan 10. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap. 11. Mengenai Daerahnya dan dikenal oleh masyarakat di Desa setempat. 12. Bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa dan 13. Memenuhi syarat-syarat lain yang sesuai dengan adat istiadat yang diatur dalam Peraturan Daerah.
Pasal 4 Penetapan Calon Terpilih : (1). Calon yang dinyatakan terpilih adalah calon yang mendapat dukungan suara minimal ½ + 1 dari peserta rapat. (2). Calon yang tidak mendapat dukungan suara sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) tidak bisa ditetapkan sebagai anggota BPD. Pasal 5 Pengesahan Hasil Pemilihan Anggota BPD : (1). Hasil Pemilihan Anggota BPD disampaikan oleh Kepala Desa Kepala Bupati untuk mendapat Pengesahan dengan tembusan Camat. BAB III TUGAS DAN WEWENANG Pasal 6 Badan Perwakilan Desa mempunyai tugas : (1). Bersama-sama dengan Kepala Desa menetapkan setiap rencana menjadi keputusan Desa. (2). Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Badan Perwakilan Desa mempunyai wewenang memperhatikan secara sungguhsungguh kenyataan yang hidup dan berkembang didalam masyarakat serta menyalurkannya dalam rapat Badan Perwakilan Desa.
BAB IV HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN Pasal 7 BPD mempunyai Hak : a Meminta Keterangan Pertanggujawaban Kepala Desa b. Meminta keterangan Kepala Desa c. Mengadakan Pengawasan terhadap jalannya Pemerintahan Desa d. Mengadakan Perubahan terhadap rancangan Peraturan Desa e. Mengajukan pernyataan pendapat f. Mengusulkan rancangan Peraturan Desa Pasal 8 BPD mempunyai kewajiban. a. Membina kehidupan Demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa. b. Meningkatkan kesejahteraan Rakyat di Desa. c. Memperhatikan dan menyalurkan aspirasi, menerima keluhan dan pengaduhan masyarakat, serta menfasilitasi tindak lanjut penyelesaian.
Pasal 9 Anggota BPD mempunyai Hak : a. Mengajukan pertanyaan b. Protokoler. c. Keuangan / Administrasi Pasal 10 Anggota BPD dilarang : Melakukan suatu tindakan yang mengakibatkan kerugian bagi masyarakat, Pemerintah dan Pemerintah Daerah. BAB V MEKANISME RAPAT Pasal 11 Rapat BPD diadakan menurut kebutuhan sekurangkurangnya satu kali dalam setahun. Pasal 12 (1). Rapat BPD dipimpin oleh Ketua BPD. (2). Sebelum rapat dimulai setiap anggota BPD wajib menandatangani daftar hadir yang telah disediakan. (3). Rapat dimulai dan dibuka oleh Ketua setelah daftar hadir telah ditanda tangani oleh sekurang kurangnya dua pertiga daftar jumlah anggota.
(4). Jika pada waktu yang telah ditetapkan untuk pembukaan rapat jumlah anggota belum tercapai 2/3, maka rapat dapat diundur paling lama satu jam waktu pengunduran. (5). Jika sudah mencapai satu jam, jumlah anggota belum juga tercapai 2/3, maka rapat dinyatakan batal dan ketua dapat menentukan waktu rapat berikutnya untuk paling lama 3 hari. Pasal 13 (1). Rapat BPD sebagaimana dimaksud Pasal 11dihadiri oleh Camat atau Pejabat lain yang ditunjuk olehnya serta Ketua-ketua RT, RK, Organisasi Kemasyarakatan, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Organisasi Pemuda yang tidak termasuk sebagai Anggota BPD. (2). Camat atau Pejabat lain yang ditunjuk olehnya berfungsi sebagai pengarah, sedangkan peserta lain yang bukan anggota BPD berfungsi sebagai peninjau. Pasal 14 (1). Setelah rapat BPD dibuka, maka Sekretaris Rapat terlebih dahulu membacakan susunan acara untuk meminta persetujuan peserta rapat. (2). Apabila susunan acara sudah disetujui oleh peserta, maka rapat dilanjutkan, tetapi apabila susunan acara rapat tidak disetujui, maka dapat meminta pendapat peserta.
(3). Untuk kelancaran jalannya rapat, pimpinan rapat berkewajiban untuk menjelaskan pokok pokok permasalahan yang akan dibahas. (4). Agar pembicaraan dalam rapat lebih mengarah sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), Camat atau pejabat lain yang ditunjuk olehnya memberikan pengarahan. Pasal 15 (1). Sebelum peserta diberi kesempatan untuk berbicara, maka pimpinan rapat menentukan lamanya seseorang berbicara. (2). Setiap anggota diberi kesempatan berbicara setelah mendapat izin dari pimpinan rapat. (3). Pembicara tidak boleh diganggu selama yang bersangkutan masih berbicara dalam batas yang telah ditentukan dan tidak menyimpang dari pokok masalah yang dibahas. (4). Apabila pembicara telah melampaui waktu yang telah ditentukan sebagaimana disebutkan dalam ayat (1) pimpinan rapat harus memperingatkan supaya mengakhiri pembicaraannya. Pasal 16 (1). Untuk kelancaraan jalannya rapat, pimpinan rapat menentukan jumlah pembicara dalam setiap tahap dan terlebih dahulu mencatatkan namanya. (2). Urutan pembicara ditentukan berdasarkan pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 17 (1). Apabila pembicara dalam rapat menyimpan dari pokok masalah atau pembicara menggunakan kata - kata yang tidak layak dan dapat menganggu ketertiban rapat, maka pimpinan rapat harus memperingatkan kepada pembicara untuk kembali kepada pokok permasalahan dan sedapat mungkin tertib kembali. (2). Apabila seorang pembicara tidak memenuhi peringatan pimpinan rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka pimpinan rapat menghentikan yang bersangkutan untuk meneruskan pembicaraannya. (3). Apabila terjadi pelanggaran pembicaraan, maka Camat atau pejabat lain yang ditunjuk olehnya berkewajiban untuk memberikan petunjuk menertibkan kewajiban jalannya rapat. Pasal 18 (1). Dalam hal pimpinan rapat berpendapat bahwa pembahasan masalah telah dianggap cukup maka pimpinan rapat menyampaikan pokok pokok kesimpulan rapat. (2). Pokok pokok kesimpulan rapat sebagaimana dimakud dalam ayat (1), atas persetujuan peserta rapat ditetapkan sebagai keputusan rapat. (3). Setelah keputusan rapat disetujui, maka Sekretaris Rapat membacakan pokok pokok keputusan rapat dan setelah itu rapat ditutup oleh pimpinan rapat.
Pasal 19 (1). Selamabat lambatnya 3 (tiga) hari setelah selesai rapat, Sekretaris BPD membuat Berita Acara rapat yang memuat : a. Hari, Tanggal dan tempat rapat. b. Acara rapat. c. Daftar hadir. d. Pokok pokok masalah yang dibahas dan pengesahan Camat. e. Pokok pokok hasil pembicaraan anggota. f. Pokok pokok keputusan rapat. (2). Berita Acara rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijadikan dasar untuk menetapkan kebijaksanaan selanjutnya. BAB VI PENGATURAN TATA TERTIB BPD Pasal 20 Pengaturan tata tertip BPD ditetapkan dengan Peraturan Desa. BAB VII PEMBERHENTIAN DAN MASA KEANGGOTAAN BPD Pasal 21 Anggota BPD berhenti atau diberhentikan karena : 1. Meninggal Dunia 2. Mengajukan Permintaan sendiri
3. Tidak lagi memunuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3. 4. Telah berakhir masa Jabatannya dan telah dipilih Anggota baru 5. Melanggar larangan sebagai disebut pada pasal 9. Pasal 22 Masa keanggotaan BPD 5 (lima) Tahun dan sesudahnya dapat dicalonkan kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya. BAB VIII PENGGANTIAN ANGGOTA DAN PIMPINAN BPD Pasal 23 (1). Penggantian Anggota BPD dilaksanakan melalui rapat BPD yang dipimpin oleh rapat BPD. (2). Rapat BPD dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah Anggota dinyatakan syah apabila disetujui oleh BPD 1/2 dari anggota yang hadir. Pasal 24 (1). Penggantian Pimpinan BPD dilaksanakan dangan rapat Anggota. (2). Rapat Anggota BPD dinyatakan syah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah Anggota dan dinyatakan syah apabila disetujui minimal ½ + 1 dari jumlah anggota yang hadir.
BAB IX TINDAKAN PENYIDIKAN TERHADAP ANGGOTA BPD Pasal 25 (1). Tindakan Penyidikan terhadap Anggota BPD dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Bupati Kabupaten Jeneponto. (2). Dalam Anggota BPD tertangkap tangan melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selambat-lambatnya dalam tempo 2 x 24 jam diberitahukan secara tertulis kepada Bupati. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 26 (1). Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua ketentuan yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi. (2). Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati Kepala Daerah. Pasal 27 (1). Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
(2). Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan menempatkan didalam lembaran Daerah Kabupaten Jeneponto. Ditetapkan di : Jeneponto Pada Tanggal : 5 September 2000 BUPATI JENEPONTO ttd Dr. Ir. H. BAHARUDDIN BASO TIKA, MS Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor : 07 Tanggal 15 September 2000 Seri : Nomor : 07 SEKRETARIS DAERAH ttd Drs. H. SYAHRIR WAHAB Pangkat : Pembina Utama Muda Nip : 580 007 694 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Perundang - Undangan IQBAL MAHMUD