BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Apendisitis merupakan penyakit bedah mayor yang sering terjadi. Apendisitis paling sering terjadi pada usia remaja dan dewasa muda. Insidens apendisitis akut di negara maju lebih tinggi dari pada negara berkembang namun pada tiga-empat dasawarsa ini menurun secara bermakna. Kejadian ini di sebabkan oleh meningkatnya penggunaan makanan berserat dalam menu sehari-hari (Lindseth, 2005). Apendiks disebut juga umbai cacing, apendisitis merupakan peradangan pada apendiks yang berlokasi dekat katup illeocekol. Peradangan dimulai oleh obstruksi dari fekalit (suatu masalah seperti batu yang terbentuk dari feses) atau infeksi bacterial supuratif. Insiden keadaan bedah akut abdomen yang sering paling terjadi pada dekade kedua dan ketiga, sejajar dengan jumlah jaringan limfoid pada apendiks. Rasio pria dibanding wanita adalah 2 dibanding 1. Usia antara 10 tahun sampai 25 tahun insiden rupture terjadi 15% sampai 25% pasien pada saat datang, dengan insiden yang lebih tinggi pada anak-anak dari pada usia lanjut. Komplikasi utama apendisitis adalah perforasi apendiks yang dapat berkembang menjadi abses, peritonitis bahkan shock dan perforasi. Insiden perforasi adalah 10% sampai 32%. Insiden lebih tinggi pada anak kecil dari 1
pada usia lanjut. Perforasi terjadi secara umum 24 jam pertama setelah awitan nyeri. Angka kematian yang timbul akibat terjadinya perforasi adalah 10-15% dari kasus yang ada, sedangkan angka kematian pasien apendisitis akut adalah 0,2%-0,8%. yang berhubungan dengan komplikasi penyakitnya dari pada akibat intervensi tindakan (Sjamsuhidayat, 2005). Gejala dan tanda-tanda lokal dari serangan adalah leukosit meningkat. Obstruksi fekalit atau masa fekal dapat terjadi, saat perut yang sering kembung, mual dan mutah, rasa ngilu dan nyeri tekan, suhu kurang lebih 37,5 0 C-38,5 0 C, konstipasi, kaki kanan fleksi karena nyeri. Jika apendiks mengalami perforasi paling tinggi pada anak-anak daripada usia lanjut. Komplikasi utama adalah sepsis apabila apendisitis tidak mendapat pengobatan yang baik kemungkinan akan muncul komplikasi antara lain: abses, sumbatan usus akut, illeus dan peritonitis, serta fistual tinja. Oleh karena itu dalam perawatan pada pasien apendiktomi perlu diperhatikan cara perawatan luka dengan teknik aspetik dan septik. Perawat sebagai salah satu tim kesehatan mempunyai tanggung jawab untuk mengatasi masalah masalah baik bio, psiko sosial, cultural, spiritual maupun dampak dari penyakit yang dialami pasien apendisitis. (Schwartz,2000). Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis tertarik untuk mengambil topik dalam studi Karya Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan keperawatan klien An.N dengan post Apendiktomi. 2
B. Tujuan Penulisan Didalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Tujuan umum Memaparkan hasil asuhan keperawatan pada pasien post apendiktomi dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang utuh dan komprehensif. 2. Tujuan khusus a. Memaparkan konsep dasar dari pasien dengan post apendiktomi yang meliputi definisi, anatomi, fisiologi, penatalaksanaan. b. Memaparkan hasil diagnosa keperawatan pada pasien dengan post apendiktomi An. N di Rumah Sakit Sunan Kalijaga Demak. c. Memaparkan hasil tindakan keperawatan pada pasien dengan post apendiktomi d. Mampu melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan post apendiktomi e. Penulis mampu menganalisa faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan keperawatan pada pasien dengan post apendiktomi. 3
C. Metode Penulisan Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, menggunakan metode deskriptif, yaitu memberikan gambaran kegiatan asuhan keperwatan dengan diberikan pada pasien post apendiktomi. Guna menunjang kelengkapan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Observasi Partisipasi Yaitu mengadakan pengamatan langsung terhadap pasien untuk mengetahui keadaan pasien dan ikut memberikan asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah yang di hadapi oleh pasien. 2. Wawancara Mengadakan tanya jawab langsung pada pasien, keluarga dan perawat ruangan serta tim kesehatan lainnya mengenai masalah yang berhubungan dengan penyakit klien. 3. Studi Dokumentasi Menggunakan catatan medik untuk memperoleh data dari hasil pemeriksaan, program pengobatan dan tanya terapi yang diberikan serta catatan lain yang relevan dengan penyusunan Karya Tulis ini. 4. Studi Kepustakaan Penulis menggunakan bacaan ilmiah baik medis maupun keperawatan yang erat dengan masalah yang dibahas. 4
D. Sistematika Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini disusun secara sistematika lima BAB, yaitu sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, yang terdiri latar belakang, Tujuan penulisan, Metode penulisan, Sistematika. Bab II Konsep Dasar, Terdiri dari Pengertian, Anatomi dan fisiologi, Etiologi atau Predisposisi, patofisiologi, manifestasi klinik, penatalaksanaan, komplikasi, pengkajian fokus, pathways keperawatan, fokus intervensi rasional. Bab III Tinjauan kasus tentang asuhan keperwatan pada pasien post apendiktomi yang meliputi Pengkajian, pathways keperawatan, Diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi, evaluasi. Bab IV Pemabahasan, yang berisi tentang identifikasi kesenjengan-kesenjengan yang ada dalam teori dengan praktek serta tingkat keberhasilan dari asuhan keperawatan yang diberikan. Bab V Penutup, meliputi kesimpulan dan saran. Daftar Pustaka 5