BAB I PENDAHULUAN. serta anak (1-5 tahun) telah menjadi prioritas utama pemerintah. Hal ini selaras

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. indikator utama dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mencapai komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millennium

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih

BAB I PENDAHULUAN. pula 1 lahir mati. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia, trauma kelahiran,

BAB I PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) mengacu pada jumlah wanita yang meninggal

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kematian ibu terjadi di negara berkembang. Tingginya jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hamil atau dalam 42 hari setelah persalinan, keguguran atau terminasi

BAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa

BAB I PENDAHULUAN. Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 per kelahiran hidup, AKB 34 per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan dan perkembangan putra-putrinya, kesejahteraan anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB 1 PENDAHULUAN. kehamilan sebagai komplikasi persalinan atau nifas, dengan penyebab terkait atau

Kata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal, Angka Kematian Ibu (AKI)

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Menurunnya AKI dari 334

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

BAB I PENDAHULUAN. indikator yang digunakan untuk memantau derajat kesehatan sekaligus sebagai

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

PONED sebagai Strategi untuk Persalinan yang Aman

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian WHO diseluruh dunia, terdapat kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa negara di dunia mencerminkan ketidakadilan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. AKI (Angka Kematian Ibu) adalah jumlah kematian ibu selama

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bersalin dan nifas. Namun demikian banyak faktor yang membuat teknologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Prawirohardjo (2010; h. 55) kehamilan, persalinan, nifas,dan

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan utama

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan akibat langsung proses reproduksi

Menurut Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan jumlah kematian ibu melahirkan di Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. jiwa, Afrika Utara jiwa dan Asia Tenggara jiwa. AKI di negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Banyak kejadian komplikasi dari proses kehamilan, persalinan, hingga nifas yang mengarah terjadinya angka kematian ibu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab

BAB 1 PENDAHULUAN. kandungan, saat kelahiran dan masa balita (dibawah usia lima tahun).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Tercatat di WHO Angka Kematian Ibu di dunia tahun 2013 sebesar 210

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi ibu selama kehamilan, melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi

EVALUASI PERSIAPAN PUSKESMAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Millennium Development Goals (MDGs) kelima, berjalan. 200 selama dekade terakhir, meskipun telah dilakukan upaya-upaya

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berksinambungan. Pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara. AKI dan AKB juga

! 1! BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K1 dan K4 dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu (Mochtar, 2012; h. 87).

BAB I PENDAHULUAN. wanita. Pada proses ini terjadi serangkaian perubahan besar yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sinergis dan terpadu untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB di

BAB 1 PENDAHULUAN. Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan

Kebijakan Pemerintah di Bidang Kesehatan dalam Menanggapi Angka Kematian Ibu di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. AKI yaitu perdarahan, infeksi, hipertensi, gangguan sistem peredaran darah,

BAB 1 PENDAHULUAN. kesepakatan global ( Millenium Development Goals/MDG s) pada tahun 2015,

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan yaitu asuhan kehamilan, pesalinan, bayi baru lahir, nifas

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah Indonesia selalu mengupayakan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan persalinan normal, hanya sebagian saja (12-15%) merupakan

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

KERANGKA ACUAN PELACAKAN KASUS KEMATIAN IBU/BAYI

BAB I PENDAHULUAN. ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan disebut normal jika prosesnya

Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia?

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat adalah Angka. Kematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa

BAB I PENDAHULUAN. dhihitung dari hari perama haid terakhir. Masalah kematian ibu adalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Expanding Maternal and Newborn Survival (EMAS)

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui derajat kesehatan disuatu negara seluruh dunia. AKB di

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat dengan tingkat kesehatan yang baik dapat memiliki angka

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat menetukan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB I PENDAHULUAN. memiliki risiko sejak awal kehamilan.pemeriksaan dini diperlukan untuk. mendeteksi faktor risiko (Rukiyah, 2010; h.3).

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya untuk memperbaiki kesehatan ibu, bayi (0-1 tahun), balita (0-5 tahun) serta anak (1-5 tahun) telah menjadi prioritas utama pemerintah. Hal ini selaras dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai kelanjutan program pembangunan Millenium Development Goals (MDG s), konsep program MDG s berakhir pada tahun 2015 dan belum mencapai target. Ada 17 tujuan dan 196 target spesifik dari SDGs diantaranya adalah mengakhiri segala bentuk kemiskinan di semua negara manapun, mengakhiri segala bentuk kelaparan, mencapai ketahanan pangan, dan meningkatkan gizi dan mendorong pertanian secara berkelanjutan serta menjamin adanya kehidupan yang sehat, serta mendorong kesejahteraan untuk semua orang di dunia pada semua usia. SDGs mulai tahun 2016 hingga tahun 2030, merupakan komitmen bersama masyarakat Internasional yang bertujuan untuk pembangunan yang berkelanjutan. Salah satu tujuannya yaitu meningkatkan kesehatan ibu melalui penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dengan kelahiran yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (SDGs, 2015). AKI merupakan salah satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara. AKI juga mengindikasikan kemampuan dan kualitas pelayanan kesehatan, kapasitas pelayanan kesehatan, kualitas pendidikan, dan pengetahuan masyarakat, kualitas kesehatan lingkungan, sosial budaya serta hambatan dalam memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan. Mortalitas dan morbiditas ibu hamil, bersalin dan masa nifas merupakan masalah besar di negara berkembang (Depkes, 2007).

AKI atau Maternal Mortality Rate yaitu kematian perempuan hamil atau kematian dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan tanpa mempertimbangkan umur dan jenis kehamilan sebagai komplikasi persalinan atau nifas dengan penyebab terkait atau diperberat oleh kehamilan dan manajemen kehamilan, tetapi bukan karena kecelakaan (WHO, 2012). Di Indonesia kualitas kesehatan ibu hamil dan melahirkan masih belum baik dengan indikator AKI dan AKB yang masih tinggi. Adapun penyebab kematian ibu di Indonesia sangat kompleks dibagi menjadi 3 penyebab yaitu langsung, tidak langsung dan mendasar. Penyebab langsung diantaranya disebabkan karena perdarahan 42%, eklampsia 13%, komplikasi abortus 11%, infeksi 10%, dan persalinan lama 9%. Sedangkan penyebab kematian bayi merupakan akibat masalah pada neonatal seperti asfiksia, bayi baru lahir dengan berat badan rendah (BBLR), serta infeksi neonatus. Penyebab tidak langsung kematian ibu dan bayi adalah masalah gizi buruk dan gizi kurang. Tingginya angka kematian tersebut merupakan cerminan dari kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak yang masih harus diperbaiki (Depkes RI, 2012). Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan kematian ibu, bayi baru lahir (neonatus), bayi dan anak balita, antara lain melalui penempatan bidan di desa, pemberdayaan keluarga, masyarakat dan program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K), serta penyediaan fasilitas kesehatan pelayanan Obstetri Neonatal Essensial Dasar (PONED) di Puskesmas perawatan dan pelayanan Obstetri Neonatal Essensial Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit. Upaya terobosan yang paling mutakhir adalah Program Jaminan Persalinan (Jampersal) yang digulirkan sejak 2011. Melalui program ini, pada tahun 2012

pemerintah menjamin pembiayaan persalinan sekitar 2,5 juta ibu hamil agar mereka mendapatkan layanan persalinan oleh tenaga kesehatan dan bayi yang dilahirkan sampai dengan masa neonatal di fasilitas kesehatan. Program dengan Slogan ibu selamat, bayi lahir sehat diharapkan memberikan konstribusi besar dalam upaya percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Segala upaya telah dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu, akan tetapi tren penurunan AKI berlangsung lambat. Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI, 2012), AKI sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup (KH), angka tersebut mengalami kenaikan dibandingkan dengan hasil SDKI pada tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 KH, masih jauh dari target MDG s sebesar 102 per 100.000 KH (Kemenkes RI, 2013). AKI di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 berdasarkan laporan dari Kabupaten sebesar 116,34/100.000 KH, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011 sebesar 116,01 per 100.000 KH (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2012). Jumlah AKI di Kabupaten Tegal pada tahun 2015, sebesar 33 kasus, hal ini mengalami penurunan jika dibandingkan pada tahun 2013 sejumlah 51 kasus dan tahun 2014 sejumlah 47 kasus. Oleh karena tingginya AKI tersebut, maka dibutuhkan suatu sistem dalam mempercepat penurunan AKI (Dinas kesehatan Kabupaten Tegal, 2015). Kabupaten Tegal masih menduduki peringkat 5 besar dalam tingginya AKI dibanding dengan Kabupaten atau Kota lainnya di Provinsi Jawa Tengah. Adapun penyebab AKI tersebut dikarenakan anemia sebanyak 2 jiwa (6%), eklamsi 3 jiwa (18%), perdarahan 8 jiwa (24%), kekurangan energi kronis 1 jiwa (3%) dan penyebab lain yaitu penyakit jantung sebanyak 19 jiwa (57%).

Sedangkan AKB tahun 2014 sebesar 266 kasus, mengalami penurunan pada tahun 2015 dengan rincian kasus BBLR 83 jiwa (31%), asfiksia 55 jiwa (21%), sepsis 2 jiwa (0,7%), kelainan konginetal 11 jiwa (4,1%), ISPA 2 jiwa (0,7%), Pneumonia 7 jiwa (2,6%), diare 8 jiwa (3%), saluran cerna 2 jiwa (0,7%), kelainan syaraf 7 jiwa (2,6%), dan dari penyebab lain sejumlah 79 kasus (30%). Kesadaran masyarakat merupakan salah satu kendala masih tingginya AKI di Kabupaten Tegal. Adapun program yang dilaksanakan saat ini untuk penurunan AKI adalah Program Expanding Maternal And Neonatal Survival (EMAS). Program EMAS merupakan kerjasama antara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dengan United States Agency Development (USAID) untuk membantu Indonesia dalam menurunkan AKI. Program ini dilaksanakan di 30 Kabupaten dari 6 Provinsi di Indonesia yang mempunyai AKI tertinggi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan. Melalui program EMAS ini diharapkan AKI dapat diturunkan sebanyak 25% melalui perbaikan penatalaksanaan kasus gawat daruratan obstetrik. Adapun tujuan program EMAS adalah meningkatkan kualitas pelayanan gawat darurat di Rumah Sakit (RS) dan Puskesmas serta memperkuat sistem rujukan dari Puskesmas ke Rumah Sakit agar lebih efisien dan efektif (EMAS, 2012). Upaya yang akan dilaksanakan adalah pertama dengan peningkatan kualitas pelayanan emergensi obstetrik dan neonatal dengan cara memastikan intervensi medis prioritas yang mempunyai dampak besar pada penurunan dan tata kelola klinis (clinical governance) yang dilaksanakan di RS dan Puskesmas. Upaya lain program EMAS ini adalah upaya kedua yang dilakukan dalam memperkuat sistem

rujukan yang efisien dan efektif mulai dari fasilitas pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas sampai RS rujukan di tingkat Kabupaten/Kota. Upaya yang ketiga adalah dilibatkannya masyarakat dalam menjamin akuntabilitas dan kualitas fasilitas kesehatan. Program ini juga akan mengembangkan mekanisme umpan balik dari masyarakat ke Pemerintah Daerah dengan menggunakan teknologi informasi seperti media sosial dan SMS gateway, dan memperkuat forum masyarakat agar dapat menuntut pelayanan yang lebih efektif dan efisien melalui maklumat pelayanan (service charter yang merupakan upaya yang keempat (Kemenkes RI, 2012). Program EMAS berlangsung selama 5 tahun dengan prinsip kerja mengatasi tantangan yang ada, membangun kepemilikan, dan memperkuat kapasitas lokal secara berkesinambungan, sinergis, dan terintegrasi dari Tingkat Pusat, Provinsi, sampai Kabupaten dalam rangka menurunkan kematian ibu dan bayi baru lahir secara berkelanjutan. Kabupaten Tegal menjadi salah satu penerima Program EMAS karena Kabupaten tersebut memiliki populasi yang padat dan AKI yang tinggi. Diharapkan dengan adanya Program EMAS, Kabupaten Tegal dapat menunjukkan komitmen dan usaha serta konsisten dalam menurunkan AKI dan AKB, yang disertai dengan peningkatan fasilitas kesehatan ibu dan bayi (EMAS, 2012). Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Pgerbarang yang menjalankan Program EMAS, kekurangan tenaga bidan dan alat transportasi merupakan salah satu hal yang menjadi kendala dalam pelaksanaan Program EMAS. Dengan tingginya AKI di Kabupaten Tegal, dilaksanakan Program EMAS di Kabupaten Tegal, yang salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang efektivitas Program EMAS pada pelayanan kesehatan ibu dan bayi terhadap penurunan AKI di Kabupaten Tegal. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan : 1. Bagaimanakah latar belakang penerapan program EMAS di Kabupaten Tegal? 2. Bagaimanakah pelaksanaan Program EMAS di Kabupaten Tegal? 3. Bagaimanakah aspek pendukung dalam pelaksanaan Program EMAS di Kabupaten Tegal? 4. Bagaimanakah aspek penghambat dalam pelaksanaan Program EMAS di Kabupaten Tegal? 5. Bagaimanakah hasil Program EMAS di Kabupaten Tegal? 6. Bagaimanakah efektivitas Program EMAS terhadap penurunan AKI di Kabupaten Tegal? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian meliputi tujuan umum dan tujuan khusus. 1. Tujuan Umum Untuk menganalisis efektivitas Program EMAS terhadap penurunan AKI di tingkat pelayanan Puskesmas di KabupatenTegal di tinjau dari segi latar belakang, pelaksanaan, aspek pendukung, aspek penghambat serta hasil dari program EMAS

2. Tujuan Khusus a) Untuk menganalisis latar belakang penerapan Program EMAS b) Untuk menganalisis pelaksanaan Program EMAS c) Untuk menganalisis aspek pendukung dalam pelaksanaan Program EMAS d) Untuk menganalisis aspek penghambat dalam pelaksanaan Program EMAS e) Untuk menganalisis hasil Program EMAS f) Untuk menganalisis efektivitas Program EMAS di Kabupaten Tegal D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis : a. Mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan khususnya Program EMAS pada PONED terhadap penurunan AKI di Kabupaten Tegal b. Dapat memperluas wawasan dan sekaligus memperoleh pengetahuan empirik mengenai Program EMAS 2. Praktis : a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi upaya peningkatan pelayanan khususnya ibu hamil, bersalin dan nifas serta dapat meningkatkan pelayanan dasar kebidanan di Puskesmas b. Dapat digunakan sebagai masukan oleh tenaga kesehatan khususnya di Puskesmas dalam memberikan pelayanan kebidanan c. Dapat memberikan informasi tentang efektivitas Program EMAS dalam rangka menurunkan AKI dan AKB

3. Metodologi : Melalui metode kualitatif akan ditemukan teori baru dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak terhadap penurunan AKI. Dengan demikian penelitian ini akan menambah pengalaman aplikasi peneliti kualitatif.