I. PENDAHULUAN. DKI Jakarta yang memiliki peran dalam mengelola perindustrian dan perdagangan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta harus tetap fokus pada tercapainya

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. dan Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam,

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang-

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN ROKAN HULU. 1.1 Sejarah Singkat Kabupaten Rokan Hulu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah khususnya Daerah Tingkat II (Dati II)

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. baik pusat maupun daerah, untuk menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. merupakan faktor yang paling penting agar pendapatan negara dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan manajemen sektor publik melalui perwujudan New Public

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. tidak bisa dipisahkan dari Kerajaan Rokan di Rokan IV Koto pada abad ke-18.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan desentraliasasi fiskal, Indonesia menganut sistem pemerintah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN pembaharuan, seiring dengan merebaknya arus global yang tejadi

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah Undang-Undang No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kinerja birokrasi pada era reformasi dan otonomi daerah menjadi

I. PENDAHULUAN. Menghadapi dan memasuki persaingan dunia kerja sekarang ini diperlukan SDM

BAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik (Mardiasmo,2002:2).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN,STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

BAB I PENDAHULUAN. mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas

ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DALAM MENDUKUNG PELAKASANAAN OTONOMI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. agar terus bertahan dan terus berkembang, hal-hal yang mesti diperbaiki. adalah semua aspek khususnya pada sumber daya manusia.

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring. dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah daerah. dan memiliki sumber-sumber pendapatan yang bisa menjadi penyokong utama

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi tersebut yaitu dengan diselenggarakannya otonomi daerah.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Kesadaran tersebut

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mengatur, memanfaatkan serta menggali sumber-sumber. berpotensi yang ada di daerah masing-masing. Undang-undang yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah yang dikelola dan diatur dengan baik akan menjadi pemerintahan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang meliputi seluruh kehidupan manusia, bangsa dan negara, untuk. Pembangunan nasional bertujuan mewujudkan masyarakat adil makmur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,

Menjadikan Bogor sebagai Kota yang nyaman beriman dan transparan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan politik di Indonesia saat ini mewujudkan administrasi negara yang

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan barang atau jasa yang memiliki kandungan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam era otonomi daerah sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 27 TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain Good Governance, terdapat salah satu aspek di dalamnya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, mereka sebagai tenaga penggerak jalannya organisasi dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. pembangunan. Oleh karena itu peran masyarakat dalam Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan adalah usaha menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ketetapan MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang. antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah/Kota.

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. ini merupakan suatu kewajiban yang sudah diatur dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera lahir dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah adalah suatu pemberian hak dan kewajiban kepada daerah

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era reformasi memberikan peluang bagi perubahan paradigma

EVALUASI KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENERAPKAN OTONOMI DAERAH DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN

I. PENDAHULUAN. Ibukota Negara dan Ibukota Propinsi. Sebagai Ibukota Propinsi Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan pemerintah daerah, baik ditingkat provinsi maupun tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mendukung pelaksanaan pembangunan nasional, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era reformasi yang telah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu,

I. PENDAHULUAN. pembangunan secara keseluruhan dimana masing-masing daerah memiliki

ANALISIS PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH. (Studi Kasus Kabupaten Klaten Tahun Anggaran )

I. PENDAHULUAN yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 18 ayat (2) menegaskan bahwa Pemerintah daerah mengatur dan mengurus

BAB II SISTEM PEMERINTAH DAERAH & PENGUKURAN KINERJA. Daerah. Reformasi tersebut direalisasikan dengan ditetapkannya Undang

IV. GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampung

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya-upaya secara maksimal untuk menciptakan rerangka kebijakan yang

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006

BAB I PENDAHULUAN. Daerah dan Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Karena pembangunan daerah merupakan salah satu indikator atau penunjang dari

BAB I PENDAHULUAN. harus mengembangkan lebih dahulu perencanaan strategis. Melalui perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

BAB I PENDAHULUAN. pusat agar pemerintah daerah dapat mengelola pemerintahannya sendiri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepada daerah. Di samping sebagai strategi untuk menghadapi era globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada awal tahun 1996 dan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 24 TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN. ketahanan ekonomi nasional dalam menghadapi krisis, menimbulkan berbagai

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam mewujudkan good governance. Hal ini tercermin dari kinerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Dengan seringnya pergantian penguasa di negara ini telah memicu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Ditetapkannya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah suatu konsekuensi reformasi yang harus. dihadapi oleh setiap daerah di Indonesia, terutama kabupaten dan kota

BAB I PENDAHULUAN. Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi tersebut yakni

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi yang seluas-luasnya, dalam arti daerah diberikan

BAB I. PENDAHULUAN. organisasi perusahaan maupun suatu instansi pemerintahan. Ketersediaan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Diberlakukannya Undang-undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, mendorong berbagai perubahan dan pembaharuan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta harus tetap fokus pada tercapainya organisasi Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta yang sederhana, transparan dan akuntabel serta berorientasi kepada peningkatan kualitas layanan bagi masyarakat. Permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta tersebut, tentunya secara langsung berimplikasi pada unit-unit atau instansi terkait di dalam organisasi Pemerintah Propinsi DKI Jakarta secara keseluruhan. Atau dengan kata lain bahwa organisasi yang ada di bawahnya tentunya dituntut untuk memberikan dukungan terhadap berbagai upaya yang diambil oleh Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta. Hal ini yang juga dihadapi oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan DKI Jakarta yang memiliki peran dalam mengelola perindustrian dan perdagangan baik berupa barang maupun jasa di lingkungan DKI Jakarta. Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi DKI Jakarta merupakan bagian dari Pemerintah DKI Jakarta mempunyai tugas pokok yaitu menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan usaha perindustrian dan perdagangan barang dan jasa yang berwawasan lingkungan. Dari sumber Laporan Tahunan 2005 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi DKI Jakarta, diketahui bahwa kegiatan pembinaan terhadap dunia usaha bidang perindustrian dan perdagangan yang secara rutin dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Propinsi DKI Jakarta khususnya oleh Balai Pengujian telah menghasilkan retribusi sebagai Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2004 sebesar Rp. 584.479.950,-. 1

Dibandingkan dengan tahun 2003, retribusi yang diterima oleh Balai Pengujian mengalami penurunan sebesar 9,17%. yakni Rp. 643.500.300,-. Oleh karena itu, penurunan hasil yang diterima merupakan tantangan bagi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi DKI Jakarta melakukan antisipasi dengan meningkatkan keefektifan dan produktivitas kinerja dari peran unit-unit yang berada di bawahnya dengan didukung oleh kesiapan sumber daya manusia yang baik, khususnya Balai Pengujian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi DKI Jakarta dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Adapun upaya tersebut dengan mengembangkan organisasi dalam pemberdayaan organisasi Balai Pengujian yang dapat memberikan feedback kepada visi dan misi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi DKI Jakarta. Sesuai dengan prinsip otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluasluasnya dalam arti Balai Pengujian diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan organisasi Balai Pengujian di luar yang menjadi urusan dinas. Balai Pengujian memiliki kewenangan membuat kebijakan organisasi untuk memberi pelayanan, peningkatan peranserta, prakarsa, dan pemberdayaan organisasi yang bertujuan pada peningkatan mutu kerja. Kemudian, Arah dan Kebijakan Pembangunan Industri dan Perdagangan Propinsi DKI Jakarta, yakni Sektor Industri, menjadikan usaha industri yang sehat, berteknologi tepat guna, mandiri dan tahan terhadap globalisasi. Sektor Perdagangan, menciptakan sistim perdagangan yang sehat dan efisien, adil dan dinamis bagi semua skala usaha, serta mengembangkan jaringan distribusi produk industri dan perdagangan. Berdasarkan latar belakang kondisi tersebut, maka penelitian ini mengambil judul Efektivitas Organisasi Balai Pengujian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi DKI Jakarta. Dalam penelitian ini, pada dasarnya melihat sejauh mana 2

peran-peran internal organisasi Balai Pengujian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi DKI Jakarta dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya untuk menunjang kegiatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Propinsi DKI Jakarta. 1.2. Permasalahan. Dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi secara berhasil guna, diperlukan peran serta dari profesionalitas Balai Pengujian Dinas Perindustrian dan Perdagangan DKI Jakarta untuk melayani kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. Peran-peran Balai Pengujian dalam rangka meningkatkan kualitas kinerja dan layanan masyarakat agar dapat berjalan efektif dalan efisien, akan selalu dihadapkan pada beberapa permasalahan. Adapun permasalahan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Dalam penyusunan struktur organisasi Balai Pengujian, masih mengacu pola penyeragaman pada organisasi Balai Pengujian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi DKI Jakarta. Hal ini berdampak pada efektivitas organisasi, karena tiap balai memiliki karakteristik yang berbeda. 2. Pegawai Balai Pengujian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi DKI Jakarta belum sepenuhnya terlibat langsung dalam proses pengambilan keputusan atas permasalahan yang dihadapi. Hal ini dapat dilihat dari kondisi yang menunjukan relatif terdapat ketergantungan dari pegawai terhadap pihak pimpinan di organisasi Balai Pengujian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi DKI Jakarta. 3. Ditinjau dari tingkat kompetensi, organisasi belum melakukan kebijakan staffing yang baik. Hal ini dapat dilihat dalam perencanaan dan penempatan pegawai 3

belum didasarkan pada tingkat kompetensi pegawai dan kebutuhan sumber daya manusia di organisasi Balai Pengujian, sehingga adanya ketimpangan kebutuhan jumlah pegawai pada tiap balai. 4. Selama ini belum adanya analisis efektivitas organisasi Balai Pengujian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi DKI Jakarta, keefektifan diperlukan dan mempunyai dampak terhadap kinerja pegawai dalam menjalankan tugas dan fungsi pokok Balai Pengujian sebagai pelayan masyarakat dibidang perindustrian dan perdagangan khususnya di wilayah DKI Jakarta. 1.3. Perumusan Masalah. Berdasarkan permasalahan yang teridentifikasi melalui pendekatan sistem internal pada organisasi Balai Pengujian, perlu dikaji lebih mendalam agar keorganisasian Balai Pengujian dapat lebih baik dalam menjalankan roda keorganisasian dalam menjalankan perannya sebagai pelayan publik. Maka dalam penelitian ini dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana persepsi pegawai Balai Pengujian tentang efektivitas organisasi ditempat pegawai tersebut bekerja saat ini dalam menjalankan peran Balai Pengujian Perindustrian dan Perdagangan Propinsi DKI Jakarta sebagai unit pemberi layanan pada masyarakat? 2. Bagaimana tingkat kesenjangan antara kondisi yang ada saat ini dengan yang diharapkan, berkaitan dengan prinsip pengorganisasian, struktur organisasi dan pelayanan masyarakat yang diterapkan pada organisasi Balai Pengujian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi DKI Jakarta? 3. Upaya-upaya perbaikan yang dapat diterapkan oleh Balai Pengujian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi DKI Jakarta agar dapat meningkatkan 4

efektivitas organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai pelayan publik dibidang perindustrian dan perdagangan? 1.4. Tujuan Penelitian. 1. Mendeskripsikan persepsi pegawai balai tentang karakteristik efektivitas organisasi Balai Pengujian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi DKI Jakarta (Balai Tekstil, Balai Kerajinan, Balai Bahan dan Barang Teknik, Balai Metrologi) yang ada saat ini dalam menjalankan perannya sebagai unit pemberi layanan pada masyarakat. 2. Mendeskripsikan tingkat kesenjangan antara kondisi kenyataan dengan kondisi yang diharapkan pegawai dalam keorganisasian Balai Pengujian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi DKI Jakarta, yakni mengenai prinsip pengorganisasian, struktur organisasi dan pelayanan masyarakat pada organisasi Balai Pengujian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi DKI Jakarta. 3. Memformulasikan berbagai upaya perbaikan organisasi yang dapat diterapkan oleh Balai Pengujian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi DKI Jakarta untuk meningkatkan efektivitas organisasi dalam memberikan pelayanan kepada pengguna jasa Balai Pengujian. 1.5. Manfaat Penelitian. 1.5.1. Bagi Peneliti. Dengan hasil penelitian ini penulis berharap dapat meningkatkan kemampuan analisis dalam melihat dan menanggapi segala permasalahan yang dihadapi baik didalam maupun diluar lingkungan kerja. 5

1.5.2. Bagi Balai Pengujian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi DKI Jakarta. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan bahan masukan untuk meningkatkan efektivitas organisasi serta memberdayakan unit Balai Pengujian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi DKI Jakarta dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, sehingga memberikan feedback kepada pencapaian visi dan misi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi DKI Jakarta. 1.6. Ruang Lingkup Penelitian. Dalam permasalahan yang teridentifikasi tersebut, maka penelitian ini dibatasi pada persepsi pegawai terhadap aspek keorganisasian pada Balai Pengujian Dinas Perindag Propinsi DKI Jakarta, yaitu meliputi efektivitas organisasi, prinsip pengorganisasian, struktur organisasi, dan pelayanan masyarakat. 6