BAB III METODE PENELITIAN. Penelitan ini dilakukan di SMP Negeri 1 Kota Jambi pada semester genap

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung.

III. METODE PENELITIAN. yang terdiri dari 7 kelas yaitu kelas VIIIA - VIIIG. Pengambilan sampel dengan

III. METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2012/2013 Kelas VIII semester

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kelomprok kontrol pretes-postes (pre-test post-test control group

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian yang bertujuan meramalkan dan menjelaskan hal-hal yang terjadi

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam suatu penelitian meliputi pengumpulan, penyusunan dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SMP Negeri 7 Kotabumi. Populasi yang diambil

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Terbanggi Besar. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 31 Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Mitra Bakti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu VIII A, VIII B, VIII C, dan VIII D.

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap SMP

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Trans Sulawesi,Desa Mongolato,Kabupaten Gorontalo,Provinsi Gorontalo.

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2012/2013 yang terdistribusi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 1 Batudaa Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah eksperimen semu. Penelitian ini bertujuan untuk

III. METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

BAB III METODE PENELITIAN. treatment yang diuji yaitu pembelajaran aktif dengan metode peer lesson terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Fokus penelitian ini adalah Pengaruh Model Pembelajaran CORE

III. METODE PENELITIAN. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 19 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimen (experimen

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 29

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dikatakan kuasi eksperimen karena subjek penelitian tidak diacak sepenuhnya.

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil SMP

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung yang berlokasi di

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Al-Hikmah

BAB III METODE PENELITIAN. generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. SMPN 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari enam kelas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bangunrejo. Populasi yang diteliti

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. experiment. Penelitian quasy experiment memiliki variabel kontrol, tetapi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan berbentuk pretes dan postes kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 17 Bandarlampung yang terletak di

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Metro

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Tunas Mekar Indonesia yang terletak di Jalan

BAB III METODE PENELITIAN. 2015/2016, dengan pokok bahasan Lingkaran. eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

BAB III METODE PENELITIAN. berbasis masalah open-ended bila dibandingkan dengan pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 03 Februari 2014 sampai dengan 7 Juli 2014

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Natar

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 21 Bandarlampung

METODE PENELITIAN. sebanyak 145 siswa yang terdistribusi ke dalam lima kelas (VIII A VIII E).

BAB III METODE PENELITIAN O X O

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang untuk mengungkapkan ada tidaknya hubungan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP TMI Roudlotul Qur an Metro yang terletak di

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Pringsewu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitan ini dilakukan di SMP Negeri 1 Kota Jambi pada semester genap tahun ajaran 2015/2016. Berdasarkan masalah yang akan diteliti, maka jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Arikunto (2014: 9) mengemukakan bahwa: penelitian eksperimen merupakan suatu cara untuk mencari hubungan sebabakibat (hubungan kausual) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktorfaktor lain yang mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan. Sementara itu, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2015: 14) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandasan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penilitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari sampel penelitian dianalisis sesuai dengan metode statistik berbantu software SPSS 18. Selanjutnya hasil yang 44

45 didapat, dipaparkan secara deskriptif untuk mendapatkan gambaran tentang proses pembelajaran yang diterapkan. 3.2 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Posttest-Only Control Design. Menurut Sugiyono (2015:112), desain penelitian ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random dengan pola sebagai berikut: R X O 1 Keterangan : Gambar 3.1 Desain Rancangan Penelitian R : Random (pengambilan kelas kesperimen dan kelas kontrol dilakukan secara acak/random) X : Perlakuan Pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Open-ended O 1 : Posttest Kelas Eksperimen O 2 : Posttest Kelas Kontrol Berdasarkan desain penelitian, maka objek dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang dalam proses pembelajarannya menggunakan pendekatan open-ended, sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang pembelajarannya dengan pembelajaran langsung. Selanjutnya, sesuai dengan masalah yang terdapat pada penelitian ini maka terdapat tiga variabel yaitu: R O 2 1. Variabel bebas merupakan variabel yang diperkirakan berpengaruh terhadap variabel terikat. Sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran berbasis pendekatan Open-ended, dan pembelajaran langsung.

46 2. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Sebagai variabel terikat adalah kemampuan koneksi matematika siswa. 3. Variabel kontrol, berupa gender. Keterkaitan antara variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol disajikan dalam tabel Weiner pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Tabel Weiner tentang Keterkaitan antara Variabel Bebas,Variabel Terikat, dan Variabel Kontrol Koneksi Matematika Pembelajaran Gender Pembelajaran Langsung denganpendekatan Open-ended (X (X 1 ) 2 ) Laki-laki (Y 1 ) X 1 Y 1 X 2 Y 1 Perempuan (Y 2 ) X 1 Y 2 X 2 Y 2 Keterangan: X 1 Y 1 :Kemampuan koneksi matematis siswa laki-laki yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan open-ended X 1 Y 2 :Kemampuan koneksi matematis siswa perempuan yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan open-ended X 2 Y 1 :Kemampuan koneksi matematis siswa laki-laki yang mendapat pembelajaran langsung X 2 Y 2 :Kemampuan koneksi matematis siswa perempuan yang mendapat pembelajaran langsung 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Menurut Sudjana (2005: 6) populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung atau pengukuran kuantitatif maupun kualitatif mengenai karaktertistik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto (2014: 173) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 1 Kota Jambi. Penyebarannya dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut:

47 Tabel 3.2 Jumlah Siswa Kelas VIII SMP N 1 Kota Jambi No Kelas Gender L P Jumlah siswa 1. VIIIA 13 23 36 2. VIIIB 11 23 34 3. VIIIC 12 24 36 4. VIIID 17 20 37 5. VIIIE 20 16 36 6. VIIIF 20 18 38 7. VIIIG 18 17 35 Jumlah 110 142 252 Sumber: TataUsaha SMP N. 1 Kota Jambi 3.3.2 Sampel Menurut Sudjana (2005: 6) yang menyatakan bahwa sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi. Selanjutnya Arikunto (2014: 174) mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah sebahagian siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Jambi yang dianggap mewakili populasi. Sampel dapat diambil jika keadaan populasi benar-benar homogen. Dengan kata lain, sampel harus representatif artinya segala karakteristik sampel harus tercermin dalam sampel yang akan diambil. Dalam penelitian ini dibutuhkan dua kelas sampel yaitu kelas eksperimen, dan kelas kontrol. Kelas eksperimen merupakan kelas yang diajar dengan pembelajaran berbasis pendekatan open-ended dan kelas kontrol merupakan kelas yang diajar dengan pembelajaran langsung. Agar sampel representatif dalam arti segala karakteristik populasi hendaknya tercermin dalam sampel yang diambil, maka rata-rata kelompok sampel harus sama dan homogen. Oleh karena itu harus dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

48 1. Mengambil nilai ulangan materi sebelumnya pada semester genap kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Jambi Tahun Ajaran 2015/2016 (lampiran 1). 2. Menghitung nilai rata-rata dan standar deviasi nilai hasil ulangan materi sebelumnya pada semester genap mata pelajaran matematika masing-masing kelas yang menjadi populasi penelitian (lampiran 2) 3. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah kelas sampel terdistribusi secara normal atau tidak. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas adalah program SPSS 18: uji Kolmogorov Smirnov. Hipotesis yang diuji adalah: H 0 : populasi berdistribusi normal H 1 : populasi tidak berdistribusi normal Pengambilan keputusan pada Kolmogorov Smirnov berpedoman pada ketentuan berikut. Jika nilai signifikansi (sig.) < 0,05, artinya data bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sebaliknya,jika nilai signifikansi (sig.) > 0,05, berarti data berasal dari populasi yang berdistribusinormal (Riadi, 2016: 123). 4. Melakukan Uji Homogenitas Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kelompok data dari populasi yang memiliki variansi yang homogen (sama) atau tidak. Teknik yang digunakan untuk menguji homogenitas adalah program SPSS 18: test of homogeneity of variances dengan uji levene statistic. Hipotesis yang diuji ialah : H 0 : Variansi pada tiap kelompok sama (homogen) H 1 : Variansi pada tiap kelompok tidak sama (tidak homogen)

49 Pengambilan keputusan berpedoman pada ketentuan berikut. Jika nilai signifikansi (sig.) < 0,05, artinya data tidak memiliki variansi yang homogen (tidak sama) dan jika nilai signifikansi (sig.) > 0,05, berarti data memiliki variansi yang homogen (Riadi, 2016: 142). 5. Pengujian Kesamaan Rata-rata Uji kesamaan rata-rata digunakan untuk melihat apakah kelas sampel yang akan dipilih dalam populasi mempunyai rata-rata yang sama. Untuk menguji kesamaan rata-rata ini digunakan analisis variansi anova dua jalur. Apabila pengujian persyaratan analisis memperoleh hasil bahwa populasi berdistribusi normal, memiliki varians yang homogen dan memiliki kesamaan ratarata. Maka, prasyarat dalam pengujian statistik parametrik terpenuhi. 6. Teknik Sampling Setelah diketahui bahwa populasi berdistribusi normal, homogen dan rata-rata populasinya sama maka selanjutnya pengambilan sampel dilakukan terhadap populasi dengan cara teknik sampling yaitu teknik simple random sampling untuk menentukan dua kelas sampel. Menurut Sugiyono (2015:120) simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel dan populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Dari populasi yang ada di peroleh 7 kelas berdistristribusi normal, memiliki variansi yang homogen serta memiliki nilai rata-rata yang sama maka untuk menentukan kelas sampel digunakan teknik kombinasi, dari 7 kelas disusun menjadi 2 pasang sampel. Adapun cara pengambilannya dengan menggunakan teknik kombinasi. Adapun rumusnya menurut Sudjana (2005: 166) adalah:

50 ( ) Keterangan: N = Banyak anggota populasi, N=7 n = Banyak anggota sampel yang akan dicari, n=2 Berdasarkan rumus tersebut dari 7 kelas populasi kemungkinan kelas yang akan menjadi pasangan kelas sampel adalah adalah 21 kombinasi kelas sampel. Kemudian untuk pengambilan kelompok sampel, peneliti melakukan pengambilan secara acak, yang terpilih pertama sebagai kelas eksperimen dan yang terpilih kedua sebagai kelas kontrol, dari hasil pengundian yang telah dilakukan maka diperoleh kelas VIIIA sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIIB sebagai kelas kontrol. 3.4 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2014:203). Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah soal tes dan lembar observasi. Tes yang digunakan adalah post-test (tes akhir). Tes akhir dilakukan setelah berakhirnya rangkaian pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

51 3.4.1 Tes Tes yang digunakan dalam penelitian ini disusun untuk mengukur kemampuan koneksi matematis. Soal tes ini disusun dalam bentuk uraian. Soal post-test diberikan untuk mengetahui pencapaian kemampuan koneksi matematik setelah kedua kelompok siswa tersebut mendapatkan pembelajaran yang berbeda (open-ended dan langsung). Menurut Arikunto (2013: 177) tes berbentuk uraian merupakan tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata kemudian soal berbentuk uraian menuntut kemampuan siswa untuk dapat mengorganisir, menginterpretasikan, menghubungkan pengertian-pengertian yang telah dimiliki. Sebelum instrumen tes tersebut digunakan, terlebih dahulu dilakukan ujicoba. Ujicoba tes dilaksanakan di kelas IX dengan pertimbangan mereka telah mendapatkan materi tersebut. Selain itu, ujicoba soal juga dimaksudkan untuk mengetahui terpenuhi atau tidaknya aspek validitas, dan reliabilitas tes. Tes kemampuan koneksi matematis yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 5 butir soal berbentuk uraian dengan 1 diantaranya terdiri dari 3 soal sehingga banyaknya soal adalah 7 soal. Materi soal dan kisi-kisinya disesuaikan dengan silabus kurikulum 2013 mata pelajaran matematika di kelas VIII SMP dan aspek kemampuan koneksi matematis.

52 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal Uji Coba Post-test Indikator Kompetensi Dasar Kemampuan Koneksi Matematis Indikator Pencapaian Kompetensi 3.3.3 Menuliskan bentuk umum persamaan 3.3 Menentukan Koneksi antar kuadrat nilai persamaan topik 3.3.8 Menyusun persamaan kuadrat baru kuadrat dengan matematika yang nilai akar-akar persamaan satu variabel yang tidak diketahui kuadratnya diketahui 3.3.4 Menentukan akar persamaan kuadrat dengan faktorisasai sifat distributif 3.3.5 Menentukan akar persamaan kuadrat dengan faktorisasai selisih dua kuadrat 3.3.6 Menentukan akar persamaan kuadrat yang berbentuk ax 2 +bx+c=0, a=1, dengan memfaktorkan 3.3.7 Menentukan akar persamaan kuadrat yang berbentuk ax 2 +bx+c=0, a 1, dengan memfaktorkan 3.3.9 Menentukan akar persamaan kuadrat dengan cara melengkapkan kuadrat sempurna 3.3.10 Menentukan akar persamaan kuadrat dengan cara rumus kuadratik. No. Soal 1 2 3 4.4 Menyelesaikan permasalahan dengan menaksir besaran yang tidak diketahui menggunakan grafik, aljabar, dan aritmatika Koneksi dengan disiplin ilmu lain Koneksi dengan kehidupan sehari 4.4.2 Menyelesaikan masalah persamaan kuadrat yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari 4 5 Karena tes yang digunakan berupa tes uraian, maka diperlukan pedoman penskoran tes tersebut. Menurut Heddens dan Speer dalam Eli (2015) menyarankan untuk menilai hasil kerja siswa setelah pembelajaran dengan pendekatan open-ended problem salah satu caranya adalah dengan menentukan skoring dari jawaban siswa melalui rubrik. Adapun pedoman penskorannya disajikan dalam table berikut:

53 Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Tes Uraian Kemampuan Koneksi Matematis No Skor Kriteria Ciri ciri jawaban 1. 4 Jawaban lengkap 1. Jawaban yang dikemukakan lengkap dan benar. 2. Menggambarkan problem solving, reasoning serta kemampuan berkomunikasi. 3. Jika respons dinyatakan terbuka, semua jawaban benar. 4. Hasil digambarkan secara lengkap. 5. Kesalahan kecil, misalnya pembulatan mungkin juga ada. 2. 3 Jawaban menggambarkan kompetensi dasar 1. Jawaban yang dikemukakan benar. 2. Menggambarkan problem solving, reasoning serta kemampuan berkomunikasi. 3. Jika respons dinyatakan terbuka, maka hampir semua jawaban benar. 4. Hasilnya dijelaskan. 5. Beberapa kesalahan kecil yang matematis mungkin ada. 3. 2 Jawaban sebagian benar 1. Beberapa jawaban mungkin sudah dihilangkan. 2. Menggambarkan problem solving, reasoning serta kemampuan berkomunikasi. 3. Terlihat kurangnya tingkat pemikiran yang tinggi. 4. Kesimpulan dinyatakan namun tidak akurat. 5. Beberapa batasan mengenai pemahaman konsep matematika digambarkan. 6. Kesalahan kecil yang matematis mungkin muncul. 4. 1 Jawaban hanya sekedar upaya mendapatkan jawaban. 1. Jawaban dikemukakan namun tidak pernah mengembangkan ide-ide matematik. 2. Masih kurang ide dalam problem solving, reasoning serta kemampuan berkomunikasi. 3. Beberapa perhitungan dinyatakan salah. 4. Hanya sedikit terdapat penggambaran pemahaman matematis. 5. Siswa sudah berupaya menjawab pertanyaan. 5. 0 Tidak menjawab 1. Jawaban betul-betul tidak tepat. 2. Tidak menggambarkan tentang problem solving, reasoning atau kemampuan komunikasi. 3. Tidak menyatakan pemahaman matematis sama sekali. 4. Tidak mengemukakan jawaban. Sumber: Diadaptasi dari Eli Yuliana (2015)

54 Dengan pedoman bobot skor penilaian ialah: Tabel 3.5 Pedoman Bobot Penskoran Nilai Tes Indikator kemampuan No Bobot skor untuk semua indikator koneksi matematis Soal kemampuan koneksi matematis Koneksi antar topik matematika 1 2 3a 3b 3c Koneksi dengan disiplin ilmu lain 4 4 Koneksi dengan kehidupan sehari-hari 5 4 Skor Maks 28 4 4 4 4 4 Data hasil tes akan dianalisis berdasarkan pedoman penilaian yang telah dibuat oleh peneliti. Pedoman penilaian hasil tes siswa didasarkan pada indikator kemampuan koneksi matematika siswa yang telah diuraikan sebelumnya. Analisis hasil tes kemampuan koneksi matematika siswa dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Menghitung skor per indikator pada setiap butir soal pada tiap siklus dengan acuan pedoman penskoran yang telah ditetapkan. 2) Menjumlahkan skor indikator ke i dari setiap butir soal. 3) Menghitung skor per indikator kemampuan koneksi matematika dengan menggunakan rumus: i = 1, 2, 3

55 4) Setelah mendapatkan skor hasil tes kemampuan koneksi matematika siswa per indikator, dilakukan pemberian kategori skor untuk mengetahui peningkatan kategori per indikator kemampuan koneksi matematika siswa. Kategori skor tes siswa menurut Arikunto (2013: 281) setelah dimodifikasi adalah sebagai berikut: Tabel 3.6 Kategori Hasil Skor Tes Kamampuan Koneksi Matematis Rentan Skor Tes Kemampuan Koneksi Matematis Kategori 80 skor 100 Sangat baik 65 skor 79,99 Baik 55 skor 64,99 Cukup 40 skor 54,99 Kurang 0 skor 39,99 Sangat Kurang 3.4.1.1 Validitas Suatu tes hasil belajar dikatakan valid apabila materi tes tersebut benar-benar merupakan bahan pelajaran yang diberikan. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2014: 211). Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Pada penelitian ini, menggunakan Uji validitas berbantuan SPSS 18, jika nilai korelasi (pearson correlation) > taraf signifikan α = 0,05 maka item soal dikatakan tidak valid, tetapi jika nilai korelasi (pearson correlation) < taraf signifikan α = 0,05 maka item soal dikatakan valid.

56 3.4.1.2 Reliabilitas Soal Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2014: 221). Pada penelitian ini menggunakan Uji reliabilitas berbantuan SPSS 18. Uji reliabilitas dari hasil SPSS akan diperoleh nilai Cronbach s Alpha. Adapun kriteria reliabilitas instrument dapat dibagi menjadi 5 kelas yaitu: 1) Jika alpha cronbach 0,00 0,20 berarti kurang reliable. 2) Jika alpha cronbach 0,21 0,40 berarti agak reliable. 3) Jika alpha cronbach 0,41 0,60 berarti cukup reliable. 4) Jika alpha cronbach 0,61 0,80 berarti reliable. 5) Jika alpha cronbach 0,81 1,00 berarti sangat reliable. 3.4.2 Lembar Observasi Observasi merupakan alat pengumpul data yang dilakukan secara sistematis. Observasi diusahakan mengamati keadaaan yang wajar dan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi maupun dimanipulasi oleh peneliti (Tukiran, 2011: 48). 3.4.2.1 Lembar Observasi Keterlaksanaan Aktifitas Guru Lembar observasi aktifitas guru ini dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung, dimana bertujuan untuk melihat proses selama kegiatan belajar mengajar berlangsung sehingga akan terlihat bagaimana pelaksanaan yang dilakukan guru pada saat penggunaan pembelajaran berbasis pendekatan open-ended. Adapun aktifitas guru yang akan dilihat seperti dalam tabel 3.7 berikut.

57 Tabel 3.7 Lembar Keterlaksanaan Aktivitas Guru dengan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Open-ended No Aspek yang Diamati Ya Tidak 1. Menyajikan Masalah Guru menyajikan masalah terbuka kepada siswa dan memberikan kesempatan siswa untuk memahami masalah yang diberikan dan mencari hubungannya dengan pemecahan masalah yang terkait 2. Mendesain Pembelajaran Guru mendesain pembelajaran dengan memberikan LKS kepada siswa secara berkelompok. 3. Memperhatikan dan Mencatat Respon Siswa Guru memperhatikan dan mencatat respon siswa dalam pembelajaran. 4. Membimbing dan Mengarahkan Siswa Guru membimbing dan mengarahkan siswa dalam mengkonstruksikan masalah dengan benar. 5. Membuat Kesimpulan Guru meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan menekankan kembali materi penting dari hal yang telah dibahas sebelumnya. JUMLAH 3.4.2.2 Lembar Observasi Keterlaksanaan Aktifitas Siswa Lembar observasi aktifitas siswa ini dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung, dimana bertujuan untuk melihat proses selama kegiatan belajar mengajar berlangsung sehingga akan terlihat bagaimana pelaksanaan yang dilakukan guru pada saat penggunaan pembelajaran berbasis pendekatan open-ended. Adapun aktifitas siswa yang akan dilihat seperti dalam tabel 3.8 berikut. Tabel 3.8 Lembar Keterlaksanaan Aktifitas Siswa dengan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Open-ended No Aspek yang Diamati Ya Tidak 1. Menyajikan Masalah Siswa mengamati masalah terbuka yang diberikan guru dan memahami masalah yang diberikan dan mencari hubungannya dengan pemecahan masalah yang terkait 2. Mendesain Pembelajaran Siswa mengerjakan LKS yang diberikan guru secara berkelompok. 3. Memperhatikan dan Mencatat Respon Siswa Siswa merespon kelompok yang mempersentasikan hasil diskusi mereka pembelajaran. 4. Membimbing dan Mengarahkan Siswa Siswa mengkonstruksikan masalah dengan benar yang dibimbing oleh guru.

58 No Aspek yang Diamati Ya Tidak 5. Membuat Kesimpulan Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan mendengarkan materi penting dari hal yang telah dibahas sebelumnya. JUMLAH 3.5 Pengumpulan Data Menurut Arikunto (2014: 266) data adalah hasil catatan penilitian, baik yang merupakan fakta, pendapat, dan kemampuan. Adapun jenis data yang diambil secara langsung dari nilai tes matematika siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah dengan menggunakan tes setelah berakhirnya serangkaian pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun langkah-langkah yang dilakukan ntuk mendapatkan data penelitian adalah sebagai berikut: a. Tahap persiapan 1. Mengambil data jumlah siswa kelas VIII SMP N 1 Kota Jambi. 2. Mengambil nilai ulangan bab Persamaan Linear Dua Variabel. 3. Menentukan kelompok sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. 4. Menyusun rencana pembelajaran. 5. Mempersiapkan pembelajaran dengan pendekatan open-ended. b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Proses belajar mengajar matematika pada kelas sampel dilakukan oleh peneliti. Dalam kegiatan pengajaran, materi yang diajarkan kepada siswa adalah sama yaitupersamaan Kuadrat. Dalam kegiatan pengajaran peneliti memberikan

59 perlakuan berupa pembelajaran dengan pendekatan open-ended pada kelas eksperimen dan pembelajaran langsung pada kelas kontrol. c. Tahap pelakasanaan test 1. Memberikan soal-soal post-test. 2. Melakukan uji coba post-test. 3. Memberikan post-test kepada siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan. 4. Menganalisis nilai post-test siswa dan mengambil kesimpulan. 3.6 Analisis Data Data dianalisis dengan tahap-tahap sebagai berikut: (1) deskripsi data, (2) uji persyarat analisis, dan (3) pengujian hipotesis. 3.6.1 Deskripsi Data Menurut Trihendradi (2011: 49) data deskriptif merupakan pemaparan data seperti pemusatan data dan penyimpangan data yang digunakan untuk penetapan uji/ analisis statistik lebih lanjut. Deskripsi data dalam penelitian ini menggunakan SPSS- 18, sehingga tidak hanya 2 hal tersebut diatas yang dipaparkan tetapi juga untuk mengukur distribusi suatu data. Deskripsi data meliputi data kemampuan koneksi matematis siswa baik data di kelas eksperimen maupun data di kelas kontrol ditinjau dari gender. 3.6.2 Uji Prasyarat Analisis 3.6.2.1 Uji Normalitas Untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran data, dilakukan uji normalitas. Data hasil penelitian yang diuji normalitasnya terdiri atas empat

60 kelompok: (1) Kemampuan koneksi matematis siswa laki-laki yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan open-ended, (2) Kemampuan koneksi matematis siswa perempuan yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan open-ended, (3) Kemampuan koneksi matematis siswa laki-laki yang mendapat pembelajaran langsung, (4) Kemampuan koneksi matematis siswa perempuan yang mendapat pembelajaran langsung. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas adalah program SPSS 18: uji Kolmogorov Smirnov. Hipotesis yang diuji adalah: H 0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H 1 : Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal Pengambilan keputusan pada Kolmogorov Smirnov berpedoman pada ketentuan berikut. Jika nilai signifikansi (sig.) <0,05, artinya data bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sebaliknya,jika nilai signifikansi (sig.) >0,05, berarti data berasal dari populasi yang berdistribusinormal (Riadi, 2016: 123). 3.6.2.2 Uji Homogenitas Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang homogen (sama) atau tidak. Teknik yang digunakan untuk menguji homogenitas adalah program SPSS 18: test of homogeneity of variances dengan uji levene statistic. Hipotesis yang diuji ialah : H 0 : Variansi pada tiap kelompok sama (homogen) H 1 : Variansi pada tiap kelompok tidak sama (tidak homogen) Hipotesis Statistik H 0 : =

61 H 1 : Pengambilan keputusan berpedoman pada ketentuan berikut. Jika nilai signifikansi (sig.) <0,05, artinya data tidak memiliki variansi yang homogen (tidak sama) dan jika nilai signifikansi (sig.) >0,05, berarti data memiliki variansi yang homogen (Riadi, 2016: 142). Apabila pengujian persyaratan analisis memperoleh hasil bahwa sampel berasal dari populasiyang berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Maka, prasyarat dalam pengujian statistik parametrik terpenuhi. 3.6.3 Pengujian Hipotesis Dalam penelitian ini, uji hipotesisnya menggunakan Anova dua jalur hanya jika data pada kedua kelas berdistribusi normal. Program komputer yang digunakan adalah program statistik SPSS-18. Menurut Trihendradi (2011: 108), kriteria hipotesis anova dua jalur tesebut adalah: Jika sig < α maka H 0 ditolak Jika sig > α maka H 0 diterima Hipotesis statistik penelitian ini adalah sebagai berikut. Hipotesis 1 H 0 : Kemampuan koneksi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open-ended sama dengan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung. H 1 : Kemampuan koneksi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open-ended lebih baik dari siswa yang memperoleh pembelajaran langsung.

62 Hipotesis Statistik H 0 : μ X 1 = μx 2 H 1 : μx 1 < μx 2 μx 1 : Skor rata-rata siswa dengan kemampuan koneksi matematis yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open-ended. μx 2 : Skor rata-rata siswa dengan kemampuan koneksi matematis yang memperoleh pembelajaran langsung. Kriteria Uji: H 0 ditolak jika nilai signifikansi <0,05. Berarti ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan koneksi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open-ended dan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung (Trihendradi, 2011: 108). Hipotesis 2 H 0 : Kemampuan koneksi matematis antara siswa laki-laki tidak berbeda dengan siswa perempuan yang memperoleh pembelajaran berbasis pendekatan openended maupun pembelajaran langsung. H 1 : Kemampuan koneksi matematis antara siswa laki-laki berbeda dengan siswa perempuan yang memperoleh pembelajaran berbasis pendekatan open-ended maupun pembelajaran langsung. Hipotesis Statistik H 0 : μy 1 = μy 2 H 1 : μy 1 μy 2

63 μy 1 : Skor rata-rata kemampuan koneksi matematis siswa laki-laki baik dikelas dengan pembelajaran dengan pendekatan open-ended maupun pembelajaran langsung μy 2 : Skor rata-rata kemampuan koneksi matematis siswa perempuan baik dikelas dengan pembelajaran dengan pendekatan open-ended maupun pembelajaran langsung Kriteria Uji: H 0 ditolak jika nilai signifikansi <0,05. Berarti ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan koneksi matematis antara siswa laki-laki dengan siswa perempuan baik dikelas dengan pembelajaran dengan pendekatan open-ended maupun pembelajaran langsung (Trihendradi, 2011: 108). Hipotesis 3 H 0 : Tidak ada interaksi antara kemampuan koneksi matematis siswa pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol dengan gender sehingga pembelajaran berbasis pendekatan open-ended tidak mengahasilkan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan koneksi matematis siswa ditinjau dari gender. H 1 : Ada interaksi antara kemampuan koneksi matematis siswa pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol dengan gender sehingga pembelajaran berbasis pendekatan open-ended mengahasilkan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan koneksi matematis siswa ditinjau dari gender. Hipotesis Statistik H 0 : A * B = 0 H 1 : A * B 0

64 A : Pembelajaran dengan pendekatan open-ended dan pembelajaran langsung terhadap koneksi matematis B : gender Kriteria Uji: Jika nilai signifikansi interaksi pembelajaran * kemampuan koneksi matematis siswa < 0,05, H 0 ditolak. Dalam hal selain itu, H 1 diterima. Jika pada pengujian hipotesis ini terjadi penolakan H 1 atau H 0 diterima maka pada hipotesis pertama perlu dilakukan uji lanjut yaitu dengan mencari t hitung. Dengan rumus (Sudjana, 2005:239) Keterangan: s² = Variansi gabungan s = Standar deviasi gabungan = Skor rata-rata kelas eksperimen = Skor rata-rata kelas kontrol = Standar deviasi kelas eksperimen = Standar deviasi kelas kontrol = Jumlah siswa kelas eksperimen = Jumlah siswa kelas kontrol Selanjutnya menentukan terlebih dahulu taraf signifikan yaitu α = 0,05 untuk mencari nilai t tabel. Kemudian untuk kriteria pengujian adalah terima, jika untuk taraf nyata = 0,05 dimana dan tolak jika mempunyai harga-harga lain. Derajat kebebasan untuk daftar distribusi t ialah dk = + 2 dengan peluang untuk penggunaan daftar distribusi t ialah (Sudjana,

65 2005:243) sehingga kesimpulan didapat setelah peneliti mengetahui hasil dari nilai dan dari kriteria pengujian diatas. Kemudian pada pengujian hipotesis kedua dan ketiga perlu dilakukan uji lanjut yaitu Uji Tukey dan Uji Scheff. Uji ini merupakan uji kelanjutan dari uji ANOVA yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh signifikan pembelajaran berbasis pendekatan open-ended terhadap kemampuan koneksi matematis siswa ditinjau dari gender, yang pengujian hipotesisnya menggunakan SPSS-18. 3.6.4 Analisis Lembar Observasi Analisis data lembar observasi pada ranah psikomotor dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan daftar ceklis dengan memberi tanda centang ( ) pada kolom skor yang sesuai. Menurut Arikunto (2013:272), untuk menentukan nilainya, maka skor yang diperoleh diubah terlebih dahulu menjadi nilai dengan rumus: Menurut Mulyatiningsih (2014:36), nilai yang diperoleh dari data termasuk ke dalam skala interval. Data berskala interval dapat diubah menjadi skala ordinal dengan membuat kategori-kategori. Kategori penialiannya sebagai berikut: Tabel 3.9 Kategori Penilaian (Konversi Data Berskala Interval menjadi Ordinal) Rentang Nilai (dari skala interval) Kategori (dikonversi menjadi ordinal) >80 A = Sangat Baik 66-80 B = Baik 56-65 C = Cukup <56 D = Kurang