PENGARUH PEMBIAYAAN BMT SUMBER USAHA KEMBANGSARI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL TUGAS AKHIR



dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMBIAYAAN BMT SUMBER USAHA KEMBANGSARI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL TUGAS AKHIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menerapkan prionsip syariah semakin berkembang pesat. Pelopor

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR,

BAB III GAMBARAN UMUM BMT AT-TAQWA MUHAMMADIYAH CABANG SITEBA. A. Sejarah Berdirinya BMT At-taqwa Muhammadiyah Cabang Siteba

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia (fala>h{). Fala>h{

memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang No.20 Tahun 2008.

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM I OLEH KOPERASI

BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN. 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran

BAB III PEMBAHASAN A. PENGERTIAN DAN LANDASAN SYARI AH BAI BITSAMAN AJIL. sebagai pembelian barang dengan pembayaran cicilan atau angsuran.

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB III GAMBARAN UMUM DI BMT NU SEJAHTERA. Mangkang Kota Semarang merupakan hasil pemikiran kalangan nahdliyin

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan lembaga keuangan syariah non-bank yang ada di Indonesia.

PROSEDUR PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BMT SUMBER USAHA TENGARAN KAB. SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil. Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) sudah diatur peraturan tentang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK. keuangan (Financial Intermediary) antara debitur dan kreditur

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

ASURANSI DAN KREDIT PERBANKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan nama Bank Syariah di Indonesia bukan merupakan hal

ANGGARAN RUMAH TANGGA KJKS BMT DARUSSALAM MADANI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. lembaga keuangan yang kegiatannya adalah dalam bidang jual beli uang.

BAB III DESKRIPSI KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya lembaga keuangan syariah termasuk Koperasi Syariah,

BUPATI PAKPAK BHARAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama

BAB II GAMBARAN UMUM BMT SYARIAH TAMBANG KABUPATEN KAMPAR. A. Sejarah singkat BMT Syariah Tambang Kabupaten Kampar

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat

Manajemen dana bank syariah

BAB I PENDAHULUAN. Peran Lembaga Keuangan sangat penting di kalangan masyarakat. Lembaga

PENDAHULUAN. maupun individu untuk menjalankan kehidupan ini. Dengan banyaknya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB III PROFIL BMT MATRA PEKALONGAN. A. Latar Belakang Berdirinya BMT Matra Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam saat ini cukup pesat, ditandai dengan berkembangnya

BAB III STRATEGI PROMOSI PRODUK SIM A (SIMPANAN ANAK-ANAK) DI BMT CITRA KEUANGAN SYARIAH COMAL

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan dana yang dimiliki suatu lembaga harus benar-benar efektif. agar pendapatan yang diperoleh meningkat.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI

PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF BERGERAK BERUPA UANG

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pada saat kuliah kerja praktek di PT. Bank BJB Kantor Pusat Bandung,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) AHMAD DAHLAN CAWAS DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA KECIL DI KECAMATAN CAWAS

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional yang membuka sistem baru dengan membuka bank. berpengaruh dalam kegiatan ekonomi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut

Pengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga

BAB III HASIL PENELITIAN. yang peduli terhadap perkembangan ekonomi umat. BMT PAM merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu akhir-akhir ini banyak bermunculan lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, bukan hanya dalam permasalahan ibadah ubūdiyah saja

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 mengalami tumbuh sebesar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Islam baik bank maupun non bank. Salah satu lembaga keuangan Islam non bank

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Intermediasi keuangan merupakan proses penyerapan dari unit surplus

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 39

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH

Transkripsi:

PENGARUH PEMBIAYAAN BMT SUMBER USAHA KEMBANGSARI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL TUGAS AKHIR Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi Perbankan Syari ah OLEH: KHOIRIL UMAM (201 08 021) JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA 2012

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO: Kegagalan bukanlah akhir dari semuanya, maka belajarlah dari kegagalan itu untuk meraih kesuksesan. Sukses adalah dapat mempertimbangkan imajinasi menjadi kenyataan dan bejalanlah sejauh atau semaksimal mungkin. PERSEMBAHAN Allah S.W.T Nabi Agung Muhammad S.A.W Bapak dan Ibu tercinta Seluruh keluarga besarku Sahabat-sahabatku STAIN Salatiga BMT SUMBER USAHA Kembangsari Mahasiswa DIII Perbankan Syari ah angkatan 2009 Semua pihak yang membantu penyelesaian Tugas Akhir ini

KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-nya telah menjadikan penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya. Maksud dari penulis Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi persyaratan kelulusan mencapai derajad Ahli Madya (A.Md) pada Program Studi Diploma III Perbankan Syari ah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Dalam penulisan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu melalui ruang ini penulis mengucapkan penghargaan dan terima kasih kepada : 1. Bpk. Imam Sutomo selaku Ketua beserta Dosen dan Staff STAIN Salatiga, yang telah memberikan dukungan dan fasilitas baik secara langsung maupun tidak langsung. 2. Bpk. Abdul Aziz, N.P, MM selaku Kaprodi DIII Perbankan Syari ah STAIN Salatiga yang telah memberikan tuntunan hingga selesainya penulisan Tugas Akhir ini. 3. Bpk. Nafis Irkhami, M.Ag selaku Dosen pembimbing yang telah dengan sabar memberikan pengarahan hingga selesainya penulisan Tugas Akhir ini.

4. Ibu Rodliyatul Hani ah, SE selaku manajer BMT SUMBER USAHA beserta staff karyawan, yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk belajar mengenal dunia kerja. 5. Bapak dan Ibu serta saudara-saudara penulis, yang memberikan dorongan moril maupun materiil hingga penulis mampu menyelesaikan studi tepat waktu. 6. Teman-teman seangkatan penulis serta kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya, yang telah memberikan bantuan yang berguna bagi kelancaran penulisan Tugas Akhir ini. Akhirnya, penulis menyadari atas keterbatasan yang dimiliki dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, sehingga masih ditemui kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh karenanya kritik dan saran dari pembaca sangat penulis nantikan. Namun demikian sekecil apapun karya ini, penulis berharap hasil Tugas Akhir ini akan bermanfaat bagi pembaca dan terutama akan dapat membantu meningkatkan kinerja BMT SUMBER USAHA, dimana penulis melakukan penelitian. Salatiga, 10 September 2012 Penulis Khoiril Umam

ABSTRAK Khoiril Umam, 20108021. PENGARUH PEMBIAYAAN BMT SUMBER USAHA KEMBANGSARI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL. Program Studi D III Perbankan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembiayaan yang diberikan oleh BMT Sumber Usaha terhadap pengusaha pedagang kecil. Dimana penelitian ini lebih ditekankan pada pengaruh pembiayaan yang diberikan oleh BMT Sumber Usaha terhadap pengusaha pedagang kecil. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis data primer dan sekunder yang bersifat empiris atau non doktrinal. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan pembagian angket atau kuesioner, sedangkan teknik analisa data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh hasil, bahwa pemberian kredit dengan sistem bagi hasil dari BMT Sumber Usaha mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap usaha pedagang kecil di wiliyah Kembangsari dan sekitarnya. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil analisa atas data-data yang telah dihimpun oleh penulis dan kemudian dengan analisa regresi yang dibantu dengan menggunakan SPSS 11.05 for Windows menghasilkan suatu persamaan yang dapat digunakan untuk menyimpulkan terdapat pengaruh signifikan atau tidak pemberian kredit yang diberikan BMT Sumber Usaha terhadap pengusaha pedagang kecil. Implikasi teoritis penelitian ini adalah adanya pengaruh sistem pembiayaan yang diberikan oleh BMT Sumber Usaha, sehingga diharapkan tercipta pemberdayaan terhadap pedagang kecil. Sedangkan impliksasi praktisnya hasil penelitian ini dapat digunakan oleh lembaga keuangan yang lainnya untuk memberdayakan pedagang kecil. Keywords : Pembiayaan, pendapatan, pedagang kecil.

DAFTAR ISI Halaman Judul... i Persetujuan Pembimbing... ii Halaman Pengesahan... iii Motto dan Persembahan... iv Kata Pengantar... v Abstrak... vii Daftar Isi... viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Perumusan Masalah... 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 5 D. Penelitian Terdahulu... 6 E. Metode Penelitian... 7 F. Penegasan Istilah... 9 G. Sistematika Penulisan... 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka... 12 1. Tinjauan Lembaga Keuangan Konvensional... 12 2. Tinjauan Lembaga Keuangan Syariah... 19 BAB III GAMBARAN OBJEK A. Gambaran Umum... 31

B. Data Deskriptif... 39 BAB IV ANALISIS A. Analisis Deskriptif..... 45 B. Analisis Kuantitatif..... 53 C. Interpretasi Hasil Analisis Regresi... 58 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 60 B. Saran... 61 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dalam bidang ekonomi harus diarahkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat serta mengatasi ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial. Untuk itu perlu dilakukan penumbuhan sikap kemandirian dari manusia dan masyarakat Indonesia melalui peningkatan peran serta efisiensi dan produktivitas dalam rangka peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan lahir batin. Dengan demikian penataan dan pemantapan usaha nasional keseluruhannya dilakukan bersamaan dengan upaya peningkatan pemerataan yang meliputi peningkatan ekonomi rakyat, perluasan kesempatan usaha dan lapangan kerja, serta peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu masalah yang mendapat perhatian serius dari kalangan kaum intelektual muslim pada waktu sekarang ini adalah bantuan yang dibutuhkan oleh pedagang kecil yang kurang dalam permodalan, lemah akan pengetahuan pengembangan usaha dan juga keterampilan untuk mengolah usaha. Pedagang kecil dan menengah di wilayah pedesaan merupakan sasaran para kaum intelektual muslim karena sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di daerah pedesaan. Penduduk desa yang jumlahnya sangat besar sangat efektif bila diajak bekerja sama dalam pengelolaan suatu usaha.

Masalah yang mereka hadapi adalah keadaan ekonomi mereka yang lemah sehingga berimbas pada melemahnya permodalan usaha. Keterbatasan pengetahuan mereka sangat mempengaruhi pola pikir, sehingga kebanyakan dari pedagang kecil dalam mengelola usaha mereka menggunakan cara tradisional yang tidak mengenal sistem manajemen. Dalam kenyataan banyak sekali kita jumpai kredit-kredit formal ini hadir di tengah-tengah masyarakat. Namun kehadiran kredit-kredit formal ini tidak bisa dirasakan oleh pedagang kecil. Kebanyakan dari lembaga kredit formal tersebut menggunakan peraturan yang tidak mampu dijangkau oleh para pedagang kecil. Kredit-kredit formal tersebut memberikan batasan minimal untuk peminjaman kredit seperti dengan sistem batas minimal satu juta untuk peminjaman kredit. Kehadiran lembaga-lembaga kredit formal tersebut belum bisa memberikan pemecahan bagi permasalahan pedagang kecil khususnya mengenai permodalan. Kendala-kendala tersebut di atas menyebabkan pedagang kecil enggan untuk menggunakan fasilitas kredit yang telah disediakan oleh lemabagalembaga keuangan formal. Akibatnya mereka menjalani jala pintas dengan meminjam modal pada penyedia kredit liar seperti: rentenir, ijon, tengkulak dan lembaga keuangan tidak resmi, yang akibatnya hanya mengatasi masalah kesulitan dana untuk sementara waktu saja, selanjutnya akan terjerat oleh kesulitan yang berkepanjanangan. Hal tersebut bisa terjadi karena bunga pinjaman lebih besar dari uang pinjaman itu sendiri.

Mengingat pentingnya bantuan permodalan bagi masyarakat pedesaan dan belum berhasilnya lembaga kredit non formal yang ada dalam mengatasi masalah tersebut di atas, maka perlu pemikiran lembaga dan pola kredit yang bagaimana yang bisa efektif untuk dimasyarakatkan di daerah pedesaan. Lembaga kredit tersebut diharapkan bisa efektif dan lebih luas jangkauan nasabahnya serta dapat membantu usaha pedagang kecil dalam penyalurannya lebih ditekankan pada prosedur yang mudah, murah dan mengarah. Lembaga perkreditan atau pembiayaan yang dimaksud adalah lembaga keuangan syari ah Baitul Maal Wat Tamwil atau disingkat dengan nama BMT. BMT SUMBER USAHA merupakan buah pemikiran dari kaum intelek muslim yang memikirkan keadaan perekonomian rakyat, utamanya para pengusaha kecil dan menengah yang belum dapat tercover oleh lembaga keuangan formal yang merebak di masyarakat. Para cendekiawan muslim daerah Kembangsari dan sekitarnya dalam hal ini mengambil langkah untuk mendirikan BMT, mengingat BMT merupakan suatu lembaga keuangan yang sangat dibutuhkan kehadirannya oleh masyarakat kecil pedesaan yang pada gilirannya akan mampu meningkatkan taraf hidup masyrakat. Sesuai dengan tujuan dari pada pemberian pembiayaan adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat baik di daerah pedesaan maupun pedagang kecil, dan tidak semata-mata mencari laba atau keuntungan. Salah satu tujuan adalah untuk dapat menyalurkan kredit kepada masyarakat sehingga mampu meningkatkan

produktifitas dan menambah lapangan pekerjaan sehingga mampu mempertinggi pendapatan masyarakat. Fungsi BMT SUMBER USAHA adalah mendekatkan permodalan dengan sistem pembiayan yang mudah, murah dan mengarah pada masyarakat sesuai dengan moto dari BMT SUMBER USAHA, juga membentuk modal masyarakat yang diarahkan pada usaha peningkatan produksi dan melindungi masyarakat pedesaan dari pengaruh pelepas uang tidak resmi serta membimbing masyrakat desa untuk lebih mengenal dan mamahami asas-asas ekonomi permodalan. BMT SUMBER USAHA yang beroperasi di wilayah Kembangsari diharapkan akan bermanfaat bagi pedagang kecil dalam usaha mengatasi kesulitan masalah permodalan. BMT SUMBER USAHA bersedia membantu membiayai setiap usaha tersebut layak akan dijalankan dan ada kesanggupan dari peminjam akan mengembalikan tepat waktu, baik itu di bidang pertanian, peternakan, industri kecil, kerajinan tangan dan juga bidang perdagangan. Dengan melihat keadaan di atas, peneliti ingin mengkaji lebih jauh tentang pengaruh pembiayaan yang diberikan BMT SUMBER USAHA terhadap peningkatan pendapatan dalam hal ini adalah laba pedagang kecil di pedesaan sehingga penelitit tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul: PENGARUH PEMBIAYAAN BMT SUMBER USAHA KEMBANGSARI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan dengan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir sebagai berikut: 1. Bagaimanakah prosedur pembiayaan yang disediakan BMT SUMBER USAHA? 2. Apakah ada pengaruh pembiayaan yang diberikan BMT SUMBER USAHA terhadap pendapatan pedagang kecil? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Adapun mengenai tujuan dari penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui jenis-jenis pembiayaan yang disediakan oleh BMT SUMBER USAHA. b. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembiayaan yang diberikan BMT SUMBER USAHA terhadap usaha kecil terutama pedagang kecil. 2. Dari hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat : a. Bagi Penulis Untuk meningkatkan dan mengasah pengetahuan serta pengalaman bagi penulis sebagai mahasiswa yang nantinya akan terjun ke dunia kerja masyarakat. b. Bagi STAIN Salatiga

Sebagai bahan referensi dan informasi bagi mahasiswa dan perpustakaan serta menambah khasanah pustaka ilmiah. c. Bagi BMT Sumber Usaha Kembangsari Dapat menganalisis kelebihan dan kekurangan BMT dalam hal pembiayaan dan juga dapat di gunakan sebagai referensi di BMT Sumber Usaha. D. Penelitian Terdahulu Menurut Karsono dalam TA tahun 2006 yang berjudul Pengaruh Pembiayaan Yang Diberikan BMT Tumang Cabang Ampel Terhadap Peningkatan Pendapatan Pedagang Kecil, menjelaskan tentang pengaruh pembiyaan yang diberikan BMT terhadap peningkatan pendapatan pedagang kecil. Menurut Ade Nur Setyanto dalam TA tahun 2008 yang berjudul Strategi Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Di BMT Sumber Mulia Tuntang Tahun 2007, menjelaskan tentang pemberian pembiayaan dengan menggunakan informasi yang berhubungan dengan keluarga, informasi berdasar data usaha dan informasi yang berhubungan dengan data keuangan keluarga. Menurut Muhammad Irham dalam TA tahun 2009 yang berjudul Efektivitas Pemasaran Produk Pembiayaan BMT Sumber Usaha Kembangsari Tengaran, menjelaskan tentang strategi pemasaran BMT

Sumber Usaha, di antara strategi yang diterapkan BMT Sumber Usaha adalah bauran pemasaran meliputi: produk, harga, promosi dan tempat. Menurut Salaswati Oktaviani dalam TA tahun 2009 yang berjudul Manajemen Pemasaran Pembiayaan Di BMT Muhajirin Salatiga, menjelaskan perencanaan pembiayaan, membahas tentang: jumlah kredit yang disalurkan, nisbah bagi hasil dan mark up, langkah perbaikan dan antisipasi dari evaluasi tahun kemarin, target tahun ini dan sumber dana. E. Metode Penelitian 1. Tipe Penelitian Tipe penelitian/penulisan dalam tugas akhir ini adalah deskriptif dan kuantitatif. Pengertian penelitian deskriptif yaitu penulisan yang menyajikan analisis mengenai suatu objek yang menggambarkan secara sisitematik dan akurat mengenai bidang tertentu.sedangkan pengertian penelitian kuantitatif adalah pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka. 2. Jenis Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder :

a. Data Primer Yaitu data yang diperoleh dari observasi, penulis memperoleh data dengan pengamatan secara langsung dari sumber penelitian yang diamati. b. Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari dokumen, buku-buku dan arsiparsip yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti. 3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Langsung Observasi langsung ini dimaksudkan guna memberikan gambaran yang utuh tentang keadaan BMT Sumber Usaha Kembangsari. b. Pembagian Angket/Kuesioner Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada. Kuesioner diberikan langsung kepada responden dan responden menjawab pertanyaan yang sudah tersedia. Responden dari kuesioner ini adalah yang sudah menggunakan produk pembiayaan

mudhorobah di BMT Sumber Usaha. Sesuai dengan dasar penelitian dari tugas akhir yaitu mengetahui pengaruh dari pembiayaan BMT Sumber Usaha terhadap peningkatan pendapatan pedagang kecil, maka pertanyaan yang diberikan tentu saja mengenai pendapatan dari usaha dan juga jumlah kredit responden kepada BMT Sumber Usaha. F. Penegasan Istilah Pembiayaan menurut Undang-Undang Perbankan No.10 tahun 1998, pasal 1 ayat 12 menyatakan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan dan kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Tujuan pokok dijalankannya suatu usaha perdagangan adalah untuk memperoleh pendapatan, dimana pendapatan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kelangsungan hidup usaha perdagangannya. Pendapatan yang diterima adalah dalam bentuk uang, dimana uang adalah merupakan alat pembayaran atau alat pertukaran ( Samuelson dan Nordhaus, 1997 : 36 ). Selanjutnya, pendapatan juga dapat di definisikan sebagai berikut : Pendapatan menunjukan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu ( biasanya satu tahun ), pendapatan terdiri dari upah, atau

penerimaan tenaga kerja, pendapatan dari kekayaan seperti : ( sewa, bunga dan deviden ) serta pembayaran transfer atau penerimaan dari pemerintah seperti tujangan sosial atau asuransi pengangguran ( Samuelson dan Nordhaus, 1997 : 258 ). Pengertian pedagang kecil adalah sebuah lembaga yang melakukan kegiatan usaha menjual barang kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi ( Basu Swasta, 1984:192). Pengertian pedagang kecil yang peneliti maksud adalah pengecer atau toko pengecer, usaha kecil dan atau yang dapat dipersamakan dengan itu. G. Sistematika Penulisan Penelitian ini direncanakan terdiri dari 5 bab yang saling berkaitan. Bab Pertama adalah bab Pendahuluan. Bab ini terdiri dari Latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penulisan tugas akhir, penelitian terdahulu, metode penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan. Bab kedua adalah Landasan Teori. Dalam bab ini penulis mengemukakan kajian ilmiah terhadap topik tugas akhir dalam rangka mencari justifikasi teoritis serta melihat dan menelaah masalah yang diajukan. Dalam subbab ini disampaikan landasan teoritis terhadap masalah yang dipilih. Bab ketiga adalah Gambaran Objek. Dalam bab ini penulis menggambarkan secara umum tentang objek penelitian dan data-data

deskriptif. Gambaran umum menyajikan informasi umum mengenai objek penulisan antara lain sejarah berdirinya, dasar pendirian, struktur organisasi, permodalan perkembangan kinerja dan lain-lain yang berisi pengetahuan umum mengenai objek tugas akhir. Setelah ditampilkan gambaran umum mengenai objek tugas akhir maka selanjutnya disajikan data-data dan informasi yang lebih bersifat khusus untuk menggambarkan masalah yang dirumuskan dalam rumusan masalah. Bab keempat adalah Analisis. Dalam bab ini penulis menjelaskan masalah yang telah dirumuskan berdasarkan landasan teori dan informasiinformasi objek penulisan tugas akhir dan sekaligus hasil penelitian. Bab kelima adalah Penutup. Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang merupakan konsistensi penulisan dari bab I sampai bab V.

BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka 1. Tinjauan Lembaga Keuangan Konvensional A. Pengertian Kredit Pengertian kredit mempunyai dimensi yang beraneka ragam. Dimulai dari kata kredit yang berasal dari bahasa yunani Credere yang berarti kepercayaan atau dalam bahasa lain Creditum yang berarti kebenaran. (Kellermen, 1989:123). antara lain: Dalam praktek sehari-hari pengertian ini berkembang lebih luas 1. Kredit adalah lalu lintas pembayaran dan penukaran barang dan jasa di mana pihak yang satu memberikan prestasi, baik berupa uang, barang dan jasa atau prestasi-prestasi lainnya, sedangkan imbalan prestasinya akan diterima kemudian (Sudatyo, 1996:203). 2. Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan atau ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati (Kohler, 1964:111).

Sedang pengertian yang lebih sesuai dengan kegiatan perbankan Indonesia, dapat djabarkan sebagai berikut: a. Undang-Undang pokok perbankan Nomor 14 Tahun 1976 pada BAB 1, pasal 12 yang merumuskan: Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan pinjam-meminjam antar bank dengan pihak lain dalam hal peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditentukan. b. Undang-Undang pokok perbankan No 7 tahun 1992, pasal 1 butir 12 disebutkan, kredit adalah: Kredit uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan pinjam-meminjam anatara bank dengan pihak lain. Dari pengertian diatas tentang kredit maka penulis berpendapat kredit adalah suatu transaksi antara dua belah pihak, pihak pertama atau kreditur menyerahakan atau menyediakan sumber-sumber ekonomi yang berupa uang atau barang dengan perjanjian bahwa pihak kedua debitur akan membayar kembali secara mengangsur pada waktu yang telah ditentukan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

B. Penggolongan Jenis Bank Dalam perbankan konvensional berdasar undang-undang No. 10 Tahun 1988 terdapat penggolongan jenis bank sebagai berikut: 1. Bank umum Bank umum merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip-prinsip syari ah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. (Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan pasal 1). Usaha-usaha bank meliputi: a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, deposito, tabungan, dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu. b) Memberikan kredit. c) Memberikan surat pengakuan hutang. d) Membeli, menjual atau menjamin atau resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas kepentingan nasabahnya. e) Memindahkan uang bank untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah. f) Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, sarana komunikasi baik dengan menggunakan wesel, cek, maupun yang lainnya.

g) Menerima pembayaran tagihan atau surat berharga dan melakukan perhitungan denga pihak ketiga. h) Menyediakan tempat untuk penyimpanan surat-surat berharga. i) Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek. j) Melakukan kegiatan untuk dengan pihak lain berdasarkan kontrak. k) Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasar prinsip hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah. l) Membeli semua pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajiban kepada bank dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut dapat dicairkan secepatnya. m) Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang yang berlaku. 2. Bank Perkreditan Rakyat Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang melaksanakan kegiatan uasaha-usaha secara konvensional atau

berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan pasal 1) Usaha-usaha Bank Perkreditan Rakyat: a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. b) Memberikan kredit. c) Menyediakan pembiayaan. d) Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangaka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lain. e) Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah. Bank Perkreditan Rakyat tidak bolah melakukan hal-hal senagai berikut: a) Melakukan usaha peransuransian. b) Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran. c) Melakukan penyertaan modal. d) Melakukan kegiatan dan usaha dalam valuta asing. e) Melakukan usaha lain di luar ketentuan yang telah berlaku.

C. Pengertian Pemberian Kredit Bank merupakan lembaga keuangan yang bertugas memberikan kredit, disamping tugas lain di bidang keuangan karena bank bertugas memberikan kredit, maka bank menentukan kebijaksanaan dan peraturan-peraturan mengenai perkreditan, walaupun antara pihak bank satu dengan yang lainnya terdapat perbedaan, pada dasarnya pemberian kredit didasarkan pada hasil penelitian dari pihak bank tersebut terhadap perusahaan atau usaha pemohon kredit mengenai berbagai aspek, antara lain : kepribadian, keahlian dan kemampuan calon debitur, besar jaminan, prospek usaha baik jangka pendek maupun jangka panjang. Unsur-unsur yang terdapat dalam pengertian kredit adalah: 1. Kepercayaan adalah keyakinan dari pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikan baik dalam bentuk uang, barang dan jasa akan benarbenar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. 2. Waktu adalah suatu masa yang dipisahkan antara pemberi prestasi yang diberikan baik dalam bentuk uang, barang dan jasa akan benarbenar diterima atau masa yang akan datang. 3. Degree of Risk adalah tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan pengembalian prestasi yang akan

diterima dikemudian hari. Semakin lama kredit yang diberikan semakin tinggi tingkat resikonya (Suyatmo, 1996:67). D. Jenis-jenis Kredit 1. Kredit Langsung Adalah kredit yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada lembaga pemerintah. Misalnya Bank Indonesia memberikan kredit langsung kepada bulog dalam rangka pelaksanaan program pangan, ini merupakan program dari pemerintah untuk menstabilkan harga bahan pokok termasuk beras. 2. Kredit Perbankan Adalah kredit yang diberikan kepada masyarakat untuk kegiatan usaha atau konsumsi. 3. Kredit Likuiditas Adalah kredit yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada Bank Swasta yang selanjutnya digunakan sebagai untuk membiayai kredit. 4. Kredit Investasi Merupakan kredit jangka menengah atau panjang yang diberikan oleh suatu bank kapada perusahaan untuk melakukan investasi atau penanam modal, yanh dimaksud di sini adalah untuk pembelian barang-barang modal serta jasa yang diperlukan untuk rehabilitasi maupun ekspansi proyek yang sudah ada. E. Pengertian Pendapatan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendapatan didefinisikan sebagai hasil kerja pencarian. Sedangkan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia oleh Poerwadarminta (1976) pendapatan adalah hasil pencarian perolehan. 2. Tinjauan Lembaga Keuangan Syariah Pada saat ini Bank Indonesia telah mengeluarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/34/KEP/ DIR tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Perkreditan Rakyat yang berdasarkan prinsip syari ah. Dengan berlakunnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, Bank Indonesia yang melakukan kegiatan usaha secara kinvensional dapat juga melaksanakan kegiatan usaha berdasar prinsip syari ah, namun dilakukan oleh kantor cabang khusus yang semata-mata melaksanakan kegiatan berdasarkan prinsip syari ah saja. Pada tahun 1990 berawal dari hasil lokakarya MUI tentang Riba dan Bunga Bank mengasilkan rencana secara konkrit pendirian bank syari ah. Dengan didukung pemerintah, MUI, ICMI mendirikan Bank Muamalat dengan peran serta ratusan ribu ummat Islam Jawa Barat. Secara resmi BMI berdiri pada tanggal 1 Nopember 1991 dan mulai beroperasi pada 1 Mei 1992. Perkembangan perbankan syari ah tersebut di atas ternyata belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya untuk pedagang kecil dan menengah. Berpijak dari permasalahan tersebut maka kaum

intelek muslim berusaha mencari pemecahan untuk dapat membantu pedagang kecil dan menengah untuk memenuhi kebutuhan modal yakni dengan membentuk BMT (Baitul Maal Wat Tamwil) yang diharapkan menjadi lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dan menengah yang berlandaskan pada prinsip syari ah. Kegiatan pokok BMT yakni mengembangkan usaha-usaha produktif, investasi dan menerima titipan BAZIZ dari infaq, zakat, infaq dan shodaqoh. Misi BMT: a) Menciptakan sumber pembiayaan dan penyediaan modal bagi anggota dengan prinsip syari ah. b) Meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan kemajuan lingkungan pada umumnya. c) Mengembangkan sikap hemat dan mendorong kegiatan menyimpan. d) Menumbuhkan usaha-usaha produktif anggota. e) Memperkuat posisi tawar, sikap amanah dan jaringan komunikasi bagi para anggota. Visi BMT: a) Memberikan pelayanan pembiayaan kepada para anggota untuk tujuan-tujuan produktif, dengan sistem pelayanan cepat, layak dan tepat sasaran.

b) Mengusahakan pemupukan modal yang bersal dari simpanan-simpanan anggota dengan sistem syari ah dan usaha lain yang tidak bertentangan dengan misi BMT. c) Mengusahakan program pendidikan secara intensif dan teratur bagi anggota, untuk menambah pengetahuan, ketrampilan kewirausahaan para anggota. d) Melakukan program pendidikan keagamaan bagi anggota. e) Usaha-usaha lain lain yang bermanfaat bagi anggota dan tidak bertentangan dengan misi BMT. Jenis-jenis produk BMT: 1. Mudhorobah Adalah suatu akad antara kedua belah pihak atas penyerahan uang dari satu pihak ke pihak lain untuk berdagang, dan keuntungan dibagi sesuai kesepakatan. Dipandang dari segi hukum mudhorobah hukumnya boleh (jaiz) berdasarkan Al- Qur an dan Hadist, dan Ijma ulama. Rukun-rukun mudhorobah: a) Penyerahan oleh pemilik modal. b) Penerima oleh pelaksana. Syarat-syaratnya: a) Pokok modal harus berupa uang. b) Jumlah pokok modal harus ditentukan.

c) Pembagian keuntungan ditetapkan prosentasenya sesuai kesepakatan. Dasar Mudhorobah Pelaksana adalah orang yang terpercaya, maka jika terjadi kerugian dia tidak menanggungnya kecuali kesalahannya. (Lembaga Keuangan Syari ah : hal. 16/K.H Abdul Wahid Hasyim) Dalam prakteknya mudhorobah melalui tahapantahapan sebagai berikut: 1) Pemohon Mudhorib mengajukan permohonan modal kapada BMT, kecuali data pribadi mudhorib, permohonan ini memuat antara lain: a) Jenis usaha yang dilakukan. b) Dana yang dibutuhkan untuk operasional usaha tersebut. c) Perkiraan laba bersih yang diperoleh setiap minggu atau setiap bulan. 2) Akad Dalam akad mudhorobah ini selain memuat identitas masing-masing pihak harus mencantumkan:

a) Jumlah modal yang dipercayakan oleh BMT pada mudhorib. b) Jenis usaha yang dikelola oleh mudhorib. c) Nisbah bagi BMT dan mudhorib dari laba bersih yang diperoleh. 3) Perhitungan laba dan nisbah Setiap periode dengan akad petugas BMT bersama-sama dengan mudhorib mengadakan perhitungan laba dan nisbah. Perhitungan laba ini harus dalam semacam acara yang ditandatangani kedua belah pihak. Dalam berita acara ini harus mencantumkan suatu klausul: Perhitungan ini telah kami buat dengan teliti. Namun bila ada kekurangan ataupun kelebihannya kedua belah pihak sudah saling merelakannya. 2. Bai bisaman ajil (BBA) a) Pengertian Yaitu akad jual beli dengan membayar harga pokok beserta keuntungannya secara angsuran dalam jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan bersama. b) Hukumnya Hukumnya boleh (jaiz) berdasarkan Al-Qur an (QS. Al Baqarah: 275), Hadist (HR. Bazzar dan dishohihkan oleh Al Hakim) dan Ijma Ulama (Kitab Fiqhussunnah juz 3:141).