POKOK-POKOK PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG NEGARA/DAERAH Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah telah mengalami perubahan sebanyak dua kali, yaitu dengan: 1. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah; dan 2. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah. Pokok pokok perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah, adalah sebagai berikut: 1. Ketentuan dalam Pasal 19 dan Pasal 20 (Bab VI Penghapusan Piutang Perusahaan Negara/Daerah) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah dihapus. Sehingga Penghapusan Piutang Perusahaan Negara/Daerah tidak lagi termasuk dalam ruang lingkup pengaturan Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah. 2. Sehubungan dengan dihapusnya Pasal 19 dan Pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah, pada Pasal II Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah diatur bahwa: a. Pengurusan Piutang Perusahaan Negara/Daerah untuk selanjutnya dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Perseroan Terbatas dan Badan Usaha Milik Negara beserta peraturan pelaksanaannya. b. Pengurusan Piutang Perusahaan Negara/Daerah yang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara c.q. Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara dan usul penghapusan Piutang Perusahaan Negara/Daerah yang telah diajukan kepada Menteri Keuangan melalui Direktur Jenderal Piutang dan Lelang Negara tetap dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah beserta peraturan pelaksanaannya. Selanjutnya, Pokok pokok perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah, adalah sebagai berikut: 1. Terdapat perubahan definisi pada Pasal 1 angka 3, angka 5, dan angka 9 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah. Selain itu, juga terdapat penghapusan pada Pasal 1 angka 10 dan angka 11 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah. Dengan perbandingan sebagai berikut:
Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Piutang Negara adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah Pusat dan/atau hak Pemerintah Pusat yang Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Piutang Negara adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah Pusat dan/atau hak Pemerintah Pusat yang peraturan perundang-undangan yang peraturan perundang-undangan yang 2. Piutang Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah Daerah dan/atau hak Pemerintah Daerah yang 2. Piutang Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah Daerah dan/atau hak Pemerintah Daerah yang peraturan perundang-undangan yang peraturan perundang-undangan yang 3. Kementerian Negara/Lembaga adalah 3. Kementerian Negara/Lembaga adalah kementerian negara/ lembaga pemerintah non kementerian negara/lembaga negara kementerian negara/lembaga pemerintah non kementerian negara/lembaga negara. yang merupakan perangkat Pemerintah Pusat. 4. Menteri/Pimpinan Lembaga adalah 4. Menteri/Pimpinan Lembaga adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pejabat yang bertanggungjawab atas pengelolaan keuangan kementerian pengelolaan keuangan kementerian negara/lembaga yang bersangkutan. 5. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, negara/lembaga yang bersangkutan. 5. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah Bupati, atau Walikota, dan perangkat sebagai unsur penyelenggara daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pemerintahan daerah. pelaksanaan urusan pemerintahan yang 6. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah menjadi kewenangan daerah otonom. adalah kepala badan/dinas/biro 6. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah keuangan/bagian keuangan yang adalah kepala badan/dinas/biro mempunyai tugas melaksanakan keuangan/bagian keuangan yang pengelolaan APBD dan bertindak sebagai mempunyai tugas melaksanakan Bendahara Umum Daerah. 7. Panitia Urusan Piutang Negara, yang untuk selanjutnya disebut PUPN, adalah Panitia yang bersifat interdepartemental dan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah. 7. Panitia Urusan Piutang Negara yang selanjutnya disingkat PUPN adalah Panitia bertugas mengurus Piutang Negara yang bersifat interdepartemental dan sebagaimana dimaksud dalam Undang- bertugas mengurus Piutang Negara Undang Nomor 49 Prp. Tahun 1960. sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Nomor 49 Prp. Tahun 1960.
8. Penanggung Utang Kepada Negara/Daerah, yang untuk selanjutnya disebut Penanggung Utang adalah Badan atau orang yang berutang kepada Negara/Daerah menurut peraturan, perjanjian atau sebab apapun. 9. PSBDT adalah Piutang Negara Sementara Belum Dapat Ditagih. 10. Perusahaan Negara adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh Pemerintah Pusat. 11. Perusahaan Daerah adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah. 8. Penanggung Utang kepada Negara/Daerah yang selanjutnya disebut Penanggung Utang adalah Badan atau orang yang berutang kepada Negara/Daerah menurut peraturan, perjanjian atau sebab apapun. 9. Piutang Negara Sementara Belum Dapat Ditagih yang selanjutnya disingkat PSBDT adalah pernyataan dari PUPN bahwa piutang telah diurus secara optimal dan masih terdapat sisa utang. 10. Dihapus. 11. Dihapus. 2. Di antara ayat (2) dan ayat (3) Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah disisipkan 1 (satu) ayat, yakni ayat (2a) yang mengatur bahwa penghapusan piutang negara/daerah secara mutlak dilakukan setelah penghapusan secara bersyarat. 3. Di antara Pasal 3 dan Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 3A yang mengatur bahwa: (1) Penghapusan Piutang Negara/Daerah dikecualikan dari ketentuan, dalam hal: a. Piutang Negara/Daerah yang pengurusannya diatur dalam Undang-Undang tersendiri; atau b. Piutang Negara/Daerah tidak memenuhi syarat untuk diserahkan pengurusannya kepada PUPN sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang piutang negara. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penghapusan Piutang Negara yang tidak dapat diserahkan pengurusannya kepada PUPN, diatur oleh Menteri Keuangan. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penghapusan Piutang Daerah yang tidak dapat diserahkan pengurusannya kepada PUPN, diatur oleh Menteri Keuangan setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri. 4. Penjelasan Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah diubah dengan memberi penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan tuntutan ganti rugi, yaitu tuntutan ganti rugi terhadap pegawai negeri sipil, pejabat maupun bendahara. 5. Ketentuan Pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah diubah dengan: a. Menambahkan alternatif alasan dalam surat keterangan dari aparat/pejabat yang berwenang terkait dengan syarat penghapusan secara mutlak atas Piutang Negara/Daerah, yaitu Penanggung Utang tidak diketahui keberadaannya; dan
b. Adanya pengaturan mengenai syarat penghapusan secara mutlak atas Piutang Negara/Daerah yang berasal dari pasien rumah sakit atau fasilitas kesehatan tingkat pertama, yaitu surat keterangan ditetapkan oleh penyerah piutang yang menyatakan Penanggung Utang tetap tidak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan sisa kewajibannya atau tidak diketahui keberadaannya. Perbandingan sebagai berikut: Pasal 13 Penghapusan Secara Mutlak atas Piutang Negara/Daerah dari pembukuan dilaksanakan dengan ketentuan : a. diajukan setelah lewat waktu 2 (dua) tahun Pasal 13 (1) Penghapusan secara mutlak atas Piutang Negara/Daerah dari pembukuan harus memenuhi syarat: a. diajukan setelah lewat waktu 2 (dua) sejak tanggal penetapan Penghapusan tahun sejak tanggal penetapan Secara Bersyarat piutang dimaksud; dan penghapusan secara bersyarat b. Penanggung Utang tetap tidak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan sisa piutang dimaksud; dan b. melampirkan surat keterangan dari kewajibannya, yang dibuktikan dengan aparat/pejabat yang berwenang keterangan dari Aparat/Pejabat yang yang menyatakan Penanggung Utang berwenang. tetap tidak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan sisa kewajibannya atau tidak diketahui keberadaannya. (2) Dalam hal Piutang Negara/Daerah berasal dari pasien rumah sakit atau fasilitas kesehatan tingkat pertama, surat keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ditetapkan oleh penyerah piutang yang menyatakan Penanggung Utang tetap tidak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan sisa kewajibannya atau tidak diketahui keberadaannya. 6. Perubahan pengaturan atas penghapusan Piutang Negara yang bersumber dari penerusan Pinjaman Luar Negeri/Rekening Dana Investasi/Rekening Pembangunan Daerah, yang sebelumnya dapat dilakukan secara alternatif, yaitu penghapusan secara bersyarat atau penghapusan secara mutlak. Sekarang tidak dapat dilakukan secara alternatif, yaitu penghapusan secara bersyarat dan penghapusan secara mutlak. Dengan perbandingan sebagai berikut: Pasal 14 Piutang Negara yang bersumber dari penerusan Pasal 14 Piutang Negara yang bersumber dari penerusan Pinjaman Luar Negeri/Rekening Dana Pinjaman Luar Negeri/Rekening Dana Investasi/Rekening Pembangunan Daerah, Investasi/Rekening Pembangunan Daerah, dapat dilakukan penghapusan secara bersyarat atau mutlak sebagaimana dimaksud dalam dapat dilakukan penghapusan secara bersyarat dan penghapusan secara mutlak. Pasal 2.
7. Ketentuan Pasal 15 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah diubah dengan dihilangkannya salah satu syarat penghapusan secara mutlak atas Piutang Negara yang bersumber dari penerusan Pinjaman Luar Negeri/Rekening Dana Investasi/Rekening Pembangunan Daerah, yaitu jangka waktu setelah 2 (dua) tahun sejak tanggal penetapan penghapusan secara bersyarat atas piutang dimaksud. Dengan perbandingan sebagai berikut: Pasal 15 Pasal 15 (1) Penghapusan Secara Bersyarat atas (1) Penghapusan secara bersyarat atas Piutang Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, dilaksanakan setelah Piutang Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, dilaksanakan setelah terbitnya Surat Menteri Keuangan terbitnya Surat Menteri Keuangan mengenai persetujuan pemberian mengenai persetujuan pemberian program optimalisasi penyelesaian program optimalisasi penyelesaian Piutang Negara kepada Penanggung Piutang Negara kepada Penanggung Utang. Utang. (2) Penghapusan Secara Mutlak atas Piutang Negara sebagaimana dimaksud dalam (2) Penghapusan secara mutlak atas Piutang Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, dilaksanakan: Pasal 14, dilaksanakan setelah a. setelah lewat waktu 2 (dua) tahun Penanggung Utang menyelesaikan sejak tanggal penetapan program optimalisasi penyelesaian Penghapusan Secara Bersyarat Piutang Negara sebagaimana yang piutang dimaksud; dan ditetapkan dalam Surat Menteri Keuangan b. setelah Penanggung Utang mengenai persetujuan pemberian menyelesaikan program optimalisasi program optimalisasi penyelesaian penyelesaian Piutang Negara Piutang Negara kepada Penanggung sebagaimana yang ditetapkan dalam Utang. Surat Menteri Keuangan mengenai persetujuan pemberian program optimalisasi penyelesaian Piutang Negara kepada Penanggung Utang.