Proses Penulisan By Arthur Daniel Limantara Bambang Subiyanto
PROSES PENULISAN Pre-Writing Writing Post-Writing 2
Pre-Writing Sebelum mulai menulis Anda harus meluangkan waktu dan cara mengirimkan informasi. Untuk dapat melakukan ini, harus mempertimbangkan: a) audiensi dan tujuan (kepada siapa Anda menulis dan mengapa), b) nada dan gaya (bagaimana mengirimkan informasi), c) pengumpulan informasi (brainstorming, analisis sumber informasi, dll.) d) dan menguraikan (organisasi informasi). 3
Writing Setelah mengumpulkan dan mengatur informasi, maka bisa mulai menulis draf pertama. Pada tahap ini, penting untuk mempertimbangkan bagian-bagian utama dari teks, pengembangan paragraf dan koherensi serta konvensi genre. Merevisi dan mempertimbangkan semua aspek ini, mungkin bermanfaat untuk menggunakan model representatif sebagai acuan. 4
Post-Writing Tahap akhir dari proses penulisan adalah: a) b) c) d) merevisi konten dan organisasi, memeriksa ketepatan tata bahasa editing untuk gaya dan proofreading dan peer review. Langkah-langkah ini akan membantu Anda melihat adanya ketidakkonsistenan dokumen sehingga menghasilkan versi akhir yang sempurna. 5
Pengamatan SOLUSI PAVING BERPORI 6
Serat Limbah Serabut dan Tempurung Kelapa 7
Topik / judul OPTIMALISASI STANDART MIX DESAIN PAVING BERPORI BERBAHAN SERABUT DAN TEMPURUNG KELAPA UNTUK AREA PARKIR 8
Latar Belakang Penelitian Sekarang banyak kondisi konstruksi infrastruktur area parkir yang pada musim penghujan tidak memadai seperti banyak genangan air. Genangan air merupakan permasalahan umum yang terjadi hampir di semua kota besar. Hal ini disebabkan karena curah hujan yang tinggi, juga karena tertutupnya lahan yang tidak mampu meresapkan air limpasan hujan ke dalam tanah. Genangan air ini lama kelamaan bisa mengakibatkan rusaknya area parkir yang menggunakan konstruksi paving block. Dengan adanya fakta-fakta permasalahan tersebut, diperlukan adanya suatu inovasi terbaru dalam pembangunan infrastruktur, khususnya pada konstruksi perkerasan area parkir yang ramah lingkungan. Di mana perkerasan tersebut tidak hanya berfungsi sebagai sarana infrastruktur tetapi juga berfungsi sebagai daerah resapan air. Inovasi tersebut salah satunya dengan membuat beton berpori (beton berongga). 9
Latar Belakang Penelitian Beton berpori (beton berongga) adalah suatu elemen bahan bangunan yang dibuat dari campuran agregrat kasar, semen, air, dan sedikit agregat halus dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu beton tersebut. Semakin banyaknya serat limbah berupa serabut dan tempurung kelapa, untuk itu peneliti ingin melakukan penelitian dengan menggunakan serabut dan tempurung kelapa sebagai bahan campuran untuk membuat paving block sebagai lapisan perkerasan jalan. Karena diharapkan nanti menghasilkan beton yang berpori dan ramah lingkungan yang dapat digunakan untuk perkerasan jalan dan juga berfungsi sebagai daerah resapan air pada area 10 parkir.
OPTIMALISASI STANDART MIX DESAIN PAVING BERPORI BERBAHAN SERABUT DAN TEMPURUNG KELAPA Metodologi penelitian yang digunakan mengacu pada SNI 03-0691-1996 mengenai Paving Block. Beton berpori (beton berongga) berfungsi sebagai resapan air ----> didukung saluran drainase yang baik. Memanfaatkan serat limbah berupa serabut kelapa dan tempurung kelapa (sebagai bahan substitusi). 11
Paving Block sebagai Resapan Air Sela-sela paving block bisa berfungsi memperlancar perembesan air sehingga meminimalisir terjadinya banjir ---> Penelitian : paving block sendiri akan didesain berpori agar lebih memperlancar perembesan air. 12
Identifikasi Permasalahan Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Berapa prosentase subtitusi campuran yang di perlukan untuk mencapai kuat tekan maksimum? ----> dicoba dengan komposisi hingga 100 % (5 percobaan). 2. Berapa kuat tekan maksimum yang dihasilkan? ----> uji kuat tekan dan uji kuat lentur. 3. Berapa persen beton mampu menyerap air? ----> uji penyerapan air 13
Tujuan Khusus Penelitian 14 Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah mencari alternatif lain pengganti agregat halus dan agregat kasar pada paving block dengan memanfaatkan serat limbah serabut kelapa dan tempurung kelapa.
Target Inovasi 15 Bahan serabut kelapa dan tempurung kelapa dapat menggantikan material utama yaitu agregat halus dan agregat kasar pada campuran mix design paving block hingga 100%.
Urgensi (Keutamaan) Penelitian 16 Mengetahui porositas yang dihasilkan dari pemilihan serat bahan serabut kelapa dan tempurung kelapa sebagai agregat halus dan agregat kasar pada campuran mix design beton untuk paving block.
Tujuan Khusus Penelitian 17 Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah mencari alternatif lain pengganti agregat halus dan agregat kasar pada beton untuk paving block dengan menggunakan serat bahan serabut kelapa dan tempurung kelapa.
KAJIAN PUSTAKA Paving Block Beton Berpori Modifikasi Mix Desain Standar Agregat Semen Air Serabut Kelapa Tempurung Kelapa 18
KAJIAN PUSTAKA Kekuatan Beton Kuat Tekan Beton Berpori Pengujian Permeabilitas Pengujian Porositas 19
Paving Block Bata beton (paving block) merupakan komposisi campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu bata beton itu. Persyaratan mutu bata beton harus memenuhi mutu golongan B yang diperuntukan pelataran parkir dengan sifat tampak permukaan yang rata, tidak terdapat retakretak dan cacat, berukuran tebal minimum 60 mm dengan toleransi ± 8%. Sifat-sifat fisika mutu bata beton adalah seperti pada tabel 1: (SNI 03-0691 1996) SITASI 20
21
DAFTAR PUSTAKA SNI 03-0691. 1996. Bata Beton (Paving Block). Badan Standar Nasional Indonesia. 22
PERSIAPAN PROGRAM BANTU Mendeley Desktop Mendeley for Word Mendeley Add In Grammarly (Tata Bahasa Inggris) www.plagiarisma.net, www.ithenticate.com 23
24
Mendeley 25
Mendeley Add in Chrome dan Grammarly 26