BAB II TINJAUAN TEORITIS. adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1996 TENTANG TENAGA KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pokok bahasan. Kesehatan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1996 TENTANG TENAGA KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara maksimal. Untuk mewujudkan pelayanan yang maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. dapat melakukan aktivitas sehari-hari dalam hidupnya. Sehat adalah suatu

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERAN TENAGA KESEHATAN VOKASIONAL DALAM PENGUATAN PELAYANAN PRIMER DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1996 TENTANG TENAGA KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN. Disajikan Pada : RAPAT 23 SEPTEMBER 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Formulir RL 2 DATA KETENAGAAN

RL 2 : Data Ketenagaan Rumah Sakit

RAHASIA KEDOKTERAN. Dr.H Agus Moch. Algozi, SpF, DFM. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga PENDAHULUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sejak tahun 1960-an. Hal ini terjadi sebagai bentuk respon ketidakpuasan terhadap

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG

SISTEM PELAYANAN PERIZINAN TENAGA KESEHATAN. Oleh : KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN Drg. Hj. USMA POLITA NASUTION, M. Kes

PERATURAN YANG TERKAIT DENGAN RM

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TABEL KELOMPOK MAP. S.1 Kesehatan Masyarakat Peminatan Administrasi Kebijakan Kesehatan

ALOKASI FORMASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL BAGI PELAMAR UMUM KEMENTERIAN KESEHATAN RI T.A 2013

BUPATI BATANG PEMERINTAH KABUPATEN BATANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR : 13 TAHUN 2010 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Konsil Kedokteran Indonesia ROADMAP. Menuju. Dashboard Informasi Kedokteran-Kesehatan Indonesia. Daryo Soemitro dr., Sp.BS Ketua Divisi Registrasi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI

Manajemen Pelayanan di Puskesmas

Aspek Etik dan Hukum Kesehatan

RENCANA KEBUTUHAN DAN PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN TERKAIT UU NAKES. Oleh : Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDMK

WORKSHOP ANALISA JABATAN DAN ANALISA BEBAN KERJA TINGKAT KABUPATEN

PRESIDEN REPUELIK INDONESIA TENTANG

LANDASAN HUKUM PRAKTEK KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. prasarana UPT Kesmas Tegallalang I telah dilengkapi dengan Poskesdes, Pusling,

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

PENDATAAN PUSKESMAS TAHUN 2006

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN RI. Jabatan Fungsional. Rumpun Kesehatan.

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS SELOMERTO 1 Jalan Banyumas Km. 7 Telp. (0286) SELOMERTO WONOSOBO 56361

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI No.269/MENKES/PER/III/2008

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWANG NOMOR : TENTANG PENGELOLAAN REKAM MEDIS KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWANG

KAJIAN STANDAR KEBUTUHAN SDM KESEHATAN DI FASYANKES

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

Disampaikan oleh Biro Kepegawaian Yogyakarta, 3 Oktober 2014 KEBIJAKAN FORMASI D-IV KESEHATAN

PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL KABUPATEN BLORA. Disampaikan oleh : BAMBANG SETYA KUNANTO, SE Kepala Bidang Mutasi Pegawai BKD Blora

7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Per/20M.PAN/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Publik;

PERCEPATAN REGISTRASI NAKES MELALUI STR ONLINE OLEH : KETUA DEVISI REGISTRASI MTKP SULSEL

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

MAKALAH ETIKA PROFESI DENGAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA

JABATAN DAN KELAS JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU. TUNJANGAN KINERJA (Rp)

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

BAB IV HASIL PENELITIAN. 01 kelurahan Bulu Lor Kecamatan Semarag Utara Kota Semarang. Puskesmas memiliki luas tanah 567 dan luas bangunan 346

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SALINAN. *."rj5[t,',?5]*.r,o. 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang. 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara

MAKALAH UNDANG UNDANG KESEHATAN Kode Etik Farmasis

BAB VI SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

UPAYA MENINGKATAN MUTU SDM PROMKES (Tantangan Kompetensi SDM Kes di era MEA )

SALINAN. b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana. 2. Undang-Undang Nomor S Tahun 2Ol4 tentang. 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara

BAB II. latar belakang pendidikan maupun jasa pelayanan atau upaya kesehatan yang dilakukan. 26 Tenaga

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM ALOKASI FORMASI ASN. Dr. Ir. Setiawan Wangsaatmaja, Dipl., S.E. M. Eng. Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian PAN dan RB

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2011 NOMOR : 20 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN PATI DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CLUWAK Jl. Raya Tayu-Jepara Km12, (0295)

JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU (TERAMPIL - AHLI) (per Nov 2014) TINGKAT JABATAN TERAMPIL. 2 Polisi Pamong Praja. 3 Diplomat.

JABATAN FUNGSIONAL. Kelengkapan Administrasi Kenaikan Pangkat Pilihan bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional tertentu : DAFTAR JABATAN FUNGSIONAL

SUBSISTEM SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

BAB I PENDAHULUAN. cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana tercantum dalam pembukaan. Undang-Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap warganya dari

BAB I PENDAHULUAN. 1. Struktur Organisasi

Daftar Jabatan Fungsional Khusus (Tertentu)

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pembagian Urusan Pemerintah dalam Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR

LOGO PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT

PUSKESMAS. VISI Tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang

Evaluasi kepatuhan RSU GMIM Bethesda Tomohon dalam penempatan tenaga kesehatan sesuai Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014

PERAN PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2009 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 6 TAHUN 2009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN TEORITIS 1. Kepuasan Pasien Kotler (2007), mendefinisikan bahwa kepuasan pasien adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang dia rasakan dibanding dengan harapannya. Menurut Pohan (2007) kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkannya. Tingkat kepuasan pasien merupakan hal penting yang dibutuhkan dalam upaya peningkatan mutu layanan kesehatan. mutu layanan kesehatan yang diselenggarakan atau dijalankan dapat memenuhi harapan pasien. Jika belum sesuai dengan harapan pasien, maka hal tersebut akan menjadi suatu masukan bagi organisasi layanan kesehatan agar berupaya memenuhinya. Endang (dalam Mamik; 2010) bahwa kepuasan pasien merupakan evaluasi atau penilaian setelah memakai suatu pelayanan, bahwa pelayanan yang dipilh setidaktidaknya memenuhi atau melebihi harapan. Berdasarkan beberapa uraian dari beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan pasien adalah hasil penilaian dalam bentuk respon emosional (perasaan senang dan puas) pada pasien karena terpenuhinya harapan atau keinginan dalam menggunakan dan menerima pelayanan perawat. 8

2. Puskesmas Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 penduduk setiap puskesmas (Efendi & Makhfudli, 2009). Puskesmas merupakan lembaga kesehatan yang pertama berhadapan langsung dengan pasien. Puskesmas juga memiliki tanggung jawab terhadap wilayah kerja yaitu suatu kecamatan. Puskesmas memiliki visi yaitu tercapainya kecamatan yang sehat. Kecamatan sehat mencakup 4 indikator utama, yaitu hubungan yang sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, dan derajat kesehatan penduduk (Anonim, 2009). Pada saat ini Puskesmas telah didirikan hampir di seluruh pelosok tanah air. Untuk menjangkau wilayah kerjanya Puskesmas diperkuat dengan Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling dan untuk daerah yang jauh dari sarana pelayanan rujukan, Puskesmas dilengkapi dengan fasilitas rawat inap (Depkes, 2009). 9

Tugas dan fungsi Puskesmas adalah sebagai Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan, Pusat Pemberdayaan Masyarakat, Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama, yaitu pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat serta memberikan pelayanan yang bermutu, meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan, melakukan Referal sistem, melakukan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan. Upaya Puskesmas diharapkan dapat mewujudkan Kecamatan sehat menuju Indonesia Sehat dan bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang dikelompokkan menjadi upaya kesehatan pengembangan. Enam upaya kesehatan wajib yaitu upaya promosi kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, upaya kesehatan KIA/KB, upaya perbaikan gizi masyarakat, upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta upaya pengobatan. Ada juga upaya Kesehatan Pengembangan yaitu Kesehatan Sekolah, Kesehatan Lingkungan, Perkesmas, Kesehatan Kerja, Gigi dan Mulut, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Mata, Kesehatan Usila, dan Pembinaan Pengobatan Tradisional (Depkes, 2009). 3. Tenaga Kesehatan Dalam UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan yang dimaksud tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan, memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang memerlukan kewenangan 10

dalam menjalankan pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan yang diatur dalam Pasal 2 ayat (2) sampai dengan ayat (8) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan terdiri dari : 1. Tenaga medis terdiri dari dokter dan dokter gigi; 2. Tenaga keperawatan terdiri dari perawat dan bidan; 3. Tenaga kefarmasian terdiri dari apoteker, analis farmasi dan asisten apoteker; 4. Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian; 5. Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien; 6. Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis, okupasiterapis dan 7. Terapis wicara; 8. Tenaga keteknisian medis meliputi radiografer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, othotik prostetik, teknisi tranfusi dan perekam medis. Rasio jumlah tenaga kesehatan khususnya tenaga keperawatan dengan kebidanan terhadap jumlah masyarakat di Indonesia belum seimbang karena jumlah masyarakat lebih banyak dari jumlah tenaga kesehatan, sehingga jumlah tenaga kesehatan 11

perlu ditingkatkan untuk mencapai kebutuhan masyarakat dalam bidang kesehatan. Rasio tenaga kesehatan per 100.000 penduduk belum memenuhi target yang ditetapkan sampai dengan tahun 2010. Sampai dengan tahun 2008 rasio tenaga kesehatan untuk perawat 157,75 dibanding target 158 dan bidan 43,75 dibanding target 75 (Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan, 2011). Lukman (2007) dalam penelitiaannya di Kabupaten Aceh Besar mendapatkan bahwa pendistribusian tenaga kesehatan belum baik dengan adanya puskesmas yang sangat kelebihan tenaga dan pada sisi lain terdapat Puskesmas yang kekurangan tenaga. - Standar Ketenagaan di Puskesmas a. Puskesmas Rawat Inap Standar ketenagaan di Puskesmas Kawasan Pedesaan 27 orang, yang terdiri dari Dokter atau Dokter Layanan Primer 2 Orang, Dokter Gigi 1 Orang, Perawat 8 Orang, Bidan 7 Orang, Tenaga Kesehatan Masyarakat 1 Orang, Tenaga Kesehatan Lingkungan 1 Orang, Ahli Teknologi Laboratorium Medik 1 Orang, Tenaga Gizi 2 Orang, Tenaga Kefarmasian 1 Orang, Tenaga Administrasi 2 Orang dan Pekarya 1 Orang, sedangkan standar ketenagaan di Puskesmas Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil 27 Orang, yang terdiri dari Dokter atau Dokter Layanan Primer 2 Orang, Dokter Gigi 1 Orang, Perawat 8 Orang, Bidan 7 Orang, Tenaga Kesehatan Masyarakat 1 Orang, Tenaga Kesehatan Lingkungan 1 Orang, Ahli Teknologi 12

Laboratorium Medik 1 Orang, Tenaga Gizi 2 Orang, Tenaga Kefarmasian 1 Orang, Tenaga Administrasi 2 Orang dan Pekarya 1 Orang. Dapat dilihat bahwa tenaga kesehatan di Pusksemas Kolbano belum memenuhi standar ketenagaan. 13

4. Kerangka Konsep Tugas Puskesmas: 1. Memberikan pelayanan yang bermutu, 2. meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan, 3. melakukan Referal sistem, melakukan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan Pelayanan Puskesmas : 1. Promosi Kesehatan 2. Kesehatan Lingkungan 3. Kesehatan KIA/KB 4. Perbaikan Gizi 5. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular 6. Pengobatan Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan, memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang memerlukan kewenangan dalam menjalankan pelayanan kesehatan Kualitas pelayanan diartikan sebagai ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan Gambaran Kepuasan Pasien terhadap pelayanan Puskesmas 14

Keterangan : Puskesmas merupakan lembaga kesehatan yang pertama berhadapan langsung dengan pasien. Puskesmas memiliki tugas dan beberapa pelayanan kesehatan, pelayanan kesehatan dikerjakan oleh tenaga kesehatan yang memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang memerlukan kewenangan dalam menjalankan pelayanan kesehatan, sehingga dari pelayanan kesehatan tersebut dapat dilihat kualitas pelayanan di puskesmas apakah dalam memberikan pelayanan pasien puas atau tidak (Depkes, 2009) 15