BAB I PENDAHULUAN. kompetitif yang baik. Banyaknya kompetitor-kompetitor yang muncul

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pasar modal Indonesia. Menurut Sari dan Kaluge (2013) Pasar modal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan bagi investor atau pemegang saham baik itu individu

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan setiap perusahaan akan berusaha menghasilkan nilai perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era ekonomi pasar bebas, pasar modal memiliki peran yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk mempercepat pembangunan. menjadi cerminan dinamika ekonomi suatu negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. International Yearbook of Industrial Statistics 2016, industri manufaktur di

BAB I PENDAHULUAN. berdampak di wilayah Asia, diantaranya Asia Tenggara yaitu Indonesia. (sumber:

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian suatu negara sangat dipengaruhi oleh banyak faktor.

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pendanaan dan investasi bagi masyarakat. menyebabkan pertumbuhan pasar modal melambat dan penundaan Initial Public

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi nasional suatu negara sangat memengaruhi tingkat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dalam proses pengambilan keputusan, harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah saat ini tidak lain

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda perekonomian dunia telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia dan negara-negara berkembang di

BAB I PENDAHULUAN. efektif dalam menunjang pertumbuhan perusahaan, karena pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan giji harian, perusahaan-perusahan tersebut yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri yang tumbuh dan berkembang secara cepat dan dinamis mengharuskan perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat tercapai dan lebih unggul dari perusahaan lain dalam

BAB I PENDAHULUAN. penurunan keuntungan, yang mengakibatkan turunnya tingkat return saham. Grafik LQ45 Periode sampai

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan ekonomi, terutama di negara yang menganut sistem

BAB I PENDAHULUAN. pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. yang masih belum stabil mempengaruhi kondisi perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dana yang sangat besar untuk mampu bersaing di pasar global.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public dapat menjual sahamnya kepada para investor.

BAB I PENDAHULUAN. dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. adanya sumber-sumber yang dapat menghasilkan keuntungan. Untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 laju investasi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dana tersebut, semakin banyak orang yang mendirikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia menunjukkan perkembangan yang luar biasa beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. manajemen yang ada didalam suatu perusahaan dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham. Sedangkan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. (private) menjadi perusahaan publik atau sering dikenal dengan istilah go public

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pengertian bank umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kita perlu memiliki pengetahuan tentang Nilai Perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal atau investor. Dana

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang (Tandelilin, 2001). Tujuan investor menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. dana. Tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu

BAB I PENDAHULUAN. pesat yang merupakan salah satu kunci untuk mendorong pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha semakin memicu persaingan antar. perusahaan untuk mencapai suatu keberhasilan. Indikator keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. informasi sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan. Didalam dunia modern saat ini, seorang manajer memegang kunci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang tidak mampu bertahan. Untuk tetap bertahan dalam kompetisi,

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia merupakan media pertemuan antara pihak yang

Bab I. Pendahuluan. perekonomian di Indonesia. Keberadaan pasar modal di suatu negara bisa

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (shahib al-mal) juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan ekspansi perusahaan, pengembangan perusahaan, penambahan

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian. Bahkan pasar modal juga dapat dipandang sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, tidak terkecuali Indonesia. Menurut Mumtaz (2010), di

BAB I PENDAHULUAN. modal memiliki dua fungsi yang sangat penting dalam suatu negara yaitu fungsi

BAB I PENDAHULUAN. melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik negara-negara di dunia termasuk

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan tujuan mendapatkan

BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dan valuta asing. IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) turun dari angka 2.830

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh bank, sedangkan perusahaan yang membutuhkan dana untuk

BAB I PENDAHULUAN. menggemparkan dunia. Krisis keuangan ini telah berkembang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian modern dan era globalisasi saat ini pasar modal di suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang (Sunariyah, 2010:4).

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya adalah sektor properti. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan sektor properti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menyebabkan kegiatan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis sekarang ini sangatlah pesat, hal ini dapat dilihat dari semakin banyak perusahaan pesaing yang memiliki keunggulan kompetitif yang baik. Banyaknya kompetitor-kompetitor yang muncul mengakibatkan terjadinya dinamika bisnis yang berubah-ubah. Dinamika bisnis yang berubah-ubah tersebut menyebabkan banyaknya perusahaan membutuhkan tambahan pendanaan untuk lebih mengembangkan usahanya. Sumber pendanaan tersebut dapat diperoleh dengan berbagai cara, diantanranya adalah dengan investasi dan pembiayaan dari owners (equity) dan owners (liability) sehingga kegiatan operasional dapat berjalan dengan baik. Go Public merupakan salah satu cara yang dirasakan lebih efisien dalam memperoleh sumber dana, namun tidak mudah untuk menarik dana melalui investasi, mengingat adanya perbedaan karakteristik para investor didalam menilai sebuah investasi. Dibutuhkan laporan keuangan untuk pengambilan investasi karena angka-angka pada laporan keungan mampu mencerminkan kinerja suatu perusahaan. Oleh karena itu laporan keuangan digunakan sebagai sumber informasi yang dibutuhkan oleh investor sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal, dan dari laporan keuangan tersebut investor mengetahui nilai dari suatu perusahaan yang tercermin dari harga saham yang diperdagangkan. 1

Nilai perusahaan pada dasarnya dapat diukur melalui beberapa aspek, salah satunya adalah dengan harga pasar saham perusahaan karena harga pasar saham perusahaan mencerminkan penilaian investor secara keseluruhan pada setiap ekuitas yang dimiliki. Harga pasar saham menunjukan penilaian sentral dari seluruh pelaku pasar, harga pasar saham bertindak sebagai barometer kinerja perusahaan. jika nilai perusahaan dapat di proksikan dengan harga saham maka memaksimumkan nilai perusahaan sama dengan memaksimumkan harga pasar saham. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada nilai perusahaan saat ini namun juga prospek perusahaan di masa depan (Hardiyanti, 2012). Pandangan yang digunakan dalam melihat nilai perusahaan adalah Pendekatan Laba Opersional Bersih (Net Operating Income Approach) yang dikemukakan oleh David Durand pada tahun 1952. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa investor memiliki reaksi yang berbeda terhadap penggunaan pinjaman oleh perusahaan. Pendekatan ini melihat bahwa biaya modal rata-rata tertimbang (Ko) konstan berapapun tingkat pinjaman yang digunakan oleh perusahaan, kemudian penggunaan pinjaman yang semakin besar oleh pemilik modal sendiri dilihat sebagai peningkatan risiko perusahaan. Oleh karena itu tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemilik modal sendiri (Ke) akan meningkat sebagai akibat meningkatnya resiko perusahaan. Sedangkan biaya modal rata-rata tertimbang (Ko) dan biaya modal pinjaman (Kd) tidak mengalami perubahan, sehingga keputusan struktur modal tidak penting lagi dalam hal penilaian investor terhadap nilai perusahaan. 2

Naik turunnya harga saham di pasar modal menjadi tren bagi kalangan investor namun belakangan ini terjadi penurunan investasi, seperti yang di beritakan (Katadata.co.id diakses 30 Januari 2017) yang berjudul Pertama dalam 5 tahun Investasi Asing Indonesia Menurun yang diberitakan pada senin, 25 April 2016, 14:04 WIB, diberitakan bahwa: Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat penanaman modal asing (PMA) menurun untuk pertama kalinya sejak tahun 2011 lalu. Investasi asing pada kuartal satu 2016 sebesar Rp. 96,1 triliun atau turun dari kuartal keempat tahun lalu yang mencapai Rp. 99,2 triliun. Deputi Bidang Pengendalian Kegiatan Penanaman Modal Azhar Lubis mengatakan dirinya masih mengkaji kenapa kuartal I 2016 ini mengalami penurunan. Namun diperkirakan saat ini investor masih menunggu kepastian pemerintah berikutnya termasuk paket deregulasi berikutnya. Tidak hanya itu penurunan investasi juga terjadi pada sektor otomotif seperti yang diberitakan (Katadata.co.id diakses 30 Januari 2017) yang berjudul Investasi asing sektor otomotif 2014-2015 turun yang diberitakan pada Rabu, 10 Agustus 2016, diberitakan bahwa: Realisasi investasi asing industri otomotif dalam negeri mengalami penurunan dalam dua tahun secara beruntun. Pada 2014, nilai investasi pemodal asing turun 44,8 persen menjadi US$ 1,8 miliar. Investor Jepang menguasai 68% dari total penanaman modal asing di industri otomotif dalam negeri. Adapun investor mancanegara lainnya yang berinvestasi pada sektor otomotif Indonesia berasal dari Hongkong, Korea Selatan, Taiwan dan Malaysia. Perlambatan ekonomi global yang berimbas pada penjualan kendaraan bermotor membuat investasi asing sektor otomotif domestik menyusut dalam dua tahun terakhir. Namun industri otomotif tetap menjadi salah satu bidang investasi yang berada di urutan kedelapan dari 24 sektor yang ditawarkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal kepada investor asing. Senada dengan yang diberitakan (Katadata.co.id diakses 30 Januari 2017) yang berjudul Investasi Amerika di Indonesia menurun sejak 2014 yang diberitakan pada Jum at 20 Januari 2016, diberitakan bahwa: 3

Setelah mencapai puncaknya pada 2013, investasi Amerika Serikat di Insonesia mengalami penurunan periode 2014-2016. Investasi asing yang berasal dari negeri Paman Sam pada 2013 mencapai US$ 2,4 miliar meningkat dua kali lipat dari sebelumnya. Namun setelah itu terus mengalami penurunan meskipun jumlah proyeknya bertambah. Hingga triwulan III 2016. Nilai investasi Amerika di Indonesia hanya mencapai US$ 430 juta dengan 343 proyek. Ketidak pastian ekonomi global serta turunnya harga minyak hingga di bawah US$30 per barel membuat investasi Amerika di Tanah air menyusut. Investasi Amerika di Indonesia sepanjang januari September 2016 berada di urutan 10. Investasi asing terbesar di Indonesia berasal dari negara Singapura dengan nilai US$7,1 miliar. Dalam jawaban Presiden Joko Widodo ke Amerika pada Oktober 2016, terdapat rencana investasi ke Indonesia senilai US$ 2,4 miliar atau sekitar Rp. 32 triliun. Investasi tersebut meliputi sektor makanan, minuman, dan tembakau agro, alat berat serta sektor kertas dan percetakan. Penurunan investasi tersebut menjadi sebab turunnya nilai perusahaan yang tercermin dalam harga pasar saham di pasar modal jika dilihat dari pendekatan penilaian investor dari segi Net Operating Income Approach yang menganggap bahwa biaya modal rata-rata tertimbang (Ko) dan biaya modal pinjaman (Kd) tidak mengalami perubahan, sehingga keputusan struktur modal tidak penting lagi dalam hal penilaian investor terhadap nilai perusahaan. dengan kata lain kondisi penurunan investasi tersebut secara harfiah menggambarkan nilai perusahaan yang bermasalah, karena nilai perusahaan itu sendiri bisa diamati melalui pendekatan laba dengan metode rasio tingkat laba dan metode kapitalisasi proyeksi laba. Semakin meningkat kemakmuran pemegang saham artinya keuntungan perusahaan juga ikut meningkat. Karena nilai perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan (earning power) dari aset perusahaan (Sutrisno 2014:278). Masalah pelemahan juga terjadi pada sektor manufaktur, diberitakan 4

(Detik.com Kasmis 18 Agustus 2016 17:35 WIB): Fenomena yang terjadi di Indonesia dalam pertumbuhan sektor manufaktur riil menurun rata-rata dari 11% per tahun pada periode 1990-1996, menjadi 4,8% per tahun pada periode 2001 hingga tahun 2014, hal ini disebabkan karena beberapa faktor yaitu nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terdepresiasi sebesar 16% secara perdagangan tertimbang nominal sejak bulan Desember 2012. Selain itu biaya logistik yang tinggi menjadi penyebab dalam hal infrastruktur dan konektifitas, sehingga rendahnya kinerja manufaktur di tahun 2000 ini menjadi penurunan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dalam perkembangannya tercatat pertumbuhan sektor manufaktur dari tahun ke tahun terus menurun sebelum tahun 2012 porsi pertumbuhan industri manufaktur terhadap total produk domestik bruto (PDB) sempat mencapai hampir 30%, namun saat ini porsinya berada di bawah 20%. Hal ini terjadi karena postur industri yang tidak seimbang karena komposisi terbesar yang ada di industri manufaktur adalah berskala mikro dan kecil, sedangkan peran industri kecil dan menengah dalam industri manufaktur masih belum optimal. Di tahun 2013 Indeks Manufaktur di Indonesia anjlok menjadi 48,5% pada Agustus 2013 dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 50,7%. Ini merupakan penurunan ke empat secara berturut-turut sejak Mei 2013 dan angka terendah dalam 15 bulan terakhir. Hal tersebut sesuai dengan imbal balik indeks saham dengan rapor merah yang menunjukan penurunan harga saham di BEI tahun 2013 (data statistik dari www.idx.co.id, per 20 Desember 2013). Imbal hasil Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dari 136 emiten, yakni turun dari 2,71% menjadi 2.02%. Dilihat dari saham likuid dan memiliki market capitalization besar, kinerja bursa adalah -5,01% (LQ45), -4,46% (IDX30) dan -5,51% (Kompas 100). 5

Dari data di atas bisa disimpulkan angka penurunan tersebut menunjukan perlambatan sektor manufaktur, jika hal ini terus di biarkan maka nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan semakin terpuruk. Hal ini mengganggu kestabilan nilai saham pada perusahaan sektor manufaktur. Berdasarkan uraian diatas yang merupakan fakta bahwa penurunan nilai perusahaan yang tercermin dari harga saham di pasar modal yang ditandai dengan adanya penurunan minat investor di beberapa sektor dan juga penurunan index manufaktur yang berakibat pada pelemahan ekonomi nasional. Oleh karena itu dibutuhkan peningkatan kinerja perusahaan yang terefleksi dalam kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profitabilitas) sehingga dapat menarik investor untuk berinvestasi, dan nantinya berdampak pada peningkatan harga saham dan juga berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui kemampuan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya (Sofyan Syafri Harahap 2008:219). Profit yang tinggi akan memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat memicu investor untuk ikut meningkatkan permintaan saham. Permintaan saham yang meningkat menyebabkan nilai perusahaan yang meningkat. Akan tetapi selain itu profitabilitas juga bisa menurunkan nilai perusahaan, hal ini dapat terjadi karena di dalam meningkatkan profitabilitas, perusahaan akan meningkatkan kegiatan operasionalnya sehingga biaya yang ditimbulkan dari kegiatan ini juga akan meningkat (Mardiyati et al., 2012). 6

Konsep profitabilitas ini dalam teori keuangan sering digunakan sebagai indikator kinerja fundamental perusahaan mewakili kinerja manajemen. Dimensi profitabilitas memiliki hubungan kausalitas terhadap nilai perusahan. Sedangkan nilai perusahaan secara konsep dapat dijelaskan oleh nilai yang ditentukan dengan harga saham yang diperjual belikan di pasar modal. Hubungan kausalitas ini menunjukan bahwa apabila kinerja manajemen perusahaan yang diukur menggunakan dimensi-dimensi profitabilitas dalam kondisi baik, maka akan memberikan dampak positif terhadap keputusan investor di pasar modal untuk menanamkan modalnya dalam bentuk penyertaan modal (Harmono, 2011:110). Penelitian terdahulu oleh Unita Hizkia (2015) menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada laba dan aktiva atau modal yang akan diperbandingkan satu dengan yang lainnya. Sartika Helen (2015) menunjukan Return On Asset berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung signaling theory yang menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai earning yang semakin meningkat merupakan signal bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek bagus di masa yang akan datang. Profitabilitas dalam penelitian ini di proksikan melalui ROA (Return On Asset). Return On Asset digunakan untuk menilai profitabilitas melalui aset perusahaan. Penelitian ini berfokus pada perusahaan-perusahaan manufaktur sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Peneliti memilih meneliti pada perusahaan manufaktur sektor logam dan 7

sejenisnya dikarenakan industri manufaktur yang memiliki perkembangan pesat di Indonesia. Perbedaan penelitian ini dengan peneliti sebelumnya adalah Objek Penelitan dan Waktu Penelitannya yaitu perusahaan manufaktur sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2012-2015. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Logam dan Sejenisnya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana profitabilitas pada perusahaan manufaktur sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015. 2. Bagaimana nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015. 3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah yang telah ditentukan diatas, maka penelitian ini memiliki tujuan yaitu: 1. Untuk mengetahui profitabilitas pada perusahaan manufaktur sektor logam 8

dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015. 2. Untuk mengetahui nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015. 3. Untuk mengetahui apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitan ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya mengenai pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. 2. Bagi Perusahaan Diharapkan dapat memberikan masukan dan perbaikan mengenai profitabilitas dan nilai perusahaan. 3. Bagi Pihak Lain Sebagai informasi yang dapat digunakan untuk referensi penelitian selanjutnya. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan melalui situs www.idx.co.id dan perpusatakaan Universitas Widyatama. Waktu penelitian yang di butuhkan adalah 9

sejak bulan Desember 2016 hingga April 2017 dengan menggunakan laporan keuangan dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015. 10