8 PENGGUNAAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIRARCHY PROCESS (AHP) DALAM MENYELEKSI KELAYAKAN PENERIMA BEASISWA Ridlan Ahmad ) ) Magister Teknik Informatika Universitas Amikom Yogyakarta ) Jln.Ringroad Utara, Sleman, Yogyakarta, 558 Email : ahmadridlan@yahoo.co.id ) Abstrak Pemberian beasiswa pada umumnya ditujukan kepada calon penerima beasiswa yang kurang mampu namun memiliki prestasi dalam belajar. Akan tetapi, dalam melakukan seleksi beasiswa tersebut tentu terdapat kesulitan karena banyaknya pelamar beasiswa dan banyaknya kriteria tertentu yang digunakan untuk menentukan keputusan penerima beasiswa yang sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan suatu sistem yang disebut sebagai Sistem Pendukung Keputusan (SPK). SPK adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Penggunaan SPK dalam penelitian ini bertujuan untuk menentukan dan menyeleksi calon penerima beasiswa dengan menggunakan metode Analytical Hirarchy Process (AHP). Beberapa kriteria yang digunakan pada sistem ini yaitu () nilai IPK; () jumlah penghasilan orang tua; (3) jumlah tanggungan orang tua; dan (4) usia. Dengan adanya sistem ini, diharapkan dapat membantu menentukan dan memutuskan calon penerima beasiswa yang berhak menerima beasiswa berdasarkan kriteriakriteria yang telah ditentukan secara bersama-sama. Kata kunci: beasiswa, sistem pendukung keputusan (SPK), analytical hirarchy process (AHP). Pendahuluan Setiap lembaga pendidikan maupun suatu perguruan tinggi, pada umumnya tentu memiliki program berupa pemberian beasiswa dan harus diberikan kepada penerima yang layak dan pantas untuk mendapatkannya. Beasiswa adalah pemberian bantuan keuangan yang diberikan kepada perorangan yang bertujuan untuk digunakan demi berlangsungnya pendidikan yang ditempuh []. Seperti yang telah diketahui, bahwa pemberian beasiswa pada umumnya ditujukan kepada calon penerima beasiswa yang kurang mampu namun memiliki prestasi dalam belajar. Akan tetapi, dalam melakukan seleksi beasiswa tersebut tentu mengalami kesulitan karena banyaknya pelamar beasiswa dan banyaknya kriteria yang digunakan untuk menentukan keputusan penerima beasiswa yang sesuai dengan yang diharapkan. Beberapa permasalahan lainnya terkait dengan pemberian beasiswa kepada calon penerima beasiswa diantaranya yaitu tidak tersalurnya beasiswa secara merata atau tidak tepat sasaran terhadap calon penerima. Selain itu, proses pengumpulan data secara manual sering terjadi kesalahan dan tidak adanya kriteria yang jelas untuk calon penerima dalam memperoleh beasiswa. Untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukannya suatu sistem yang dapat memutuskan calon penerima beasiswa yang dapat memperhitungkan segala kriteria yang mendukung pengambilan keputusan guna membantu, mempercepat dan mempermudah proses pengambilan keputusan. Berdasarkan beberapa permasalahan dan penjelasan tersebut, maka dalam penelitian ini diusulkan suatu penggunaan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dalam menentukan calon penerima beasiswa dengan menggunakan metode Analytical Hirarchy Process (AHP).. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System atau disingkat DSS) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan []. Selanjutnya menurut Turban, SPK adalah sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam situasi keputusan semi terstruktur []. SPK digunakan untuk membantu para pengambil keputusan untuk menggunakan data dan berbagai model untuk memecahkan masalah tidak terstruktur berbasis komputer. Konsep Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) pertama kali digunakan pada awal tahun 970 oleh Michael S. Scott Morton dengan menggunakan istilah Management Decision System. Konsep ini merupakan sebuah mekanisme yang berbasis pada penggunaan data dan model untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang tidak terstruktur [].. Analytical Hirarchy Process (AHP) Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah teknik untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang bertujuan untuk menentukan pilihan terbaik dari beberapa alternatif yang dapat diambil. AHP merupakan suatu metode yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, 8
9 seorang matematikawan di Universitas Pittsburgh Amerika Serikat sekitar tahun 970-an, dan telah mengalami banyak perbaikan dan pengembangan hingga saat ini. Kelebihan AHP adalah dapat memberikan kerangka yang komprehensif dan rasional dalam menstrukturkan permasalahan pengambilan keputusan. Selain itu, AHP juga merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah Multi Criteria Decision Making (MCDM). Zimmermann mengemukakan bahwa MCDM adalah suatu metode pengambilan keputusan untuk menetapkan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif berdasarkan beberapa kriteria tertentu [3]. Kriteria biasanya berupa ukuranukuran, aturan-aturan atau standar yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Tujuan utama AHP adalah untuk membuat rangking alternatif keputusan dan memilih salah satu yang terbaik bagi kasus multi kriteria yang menggabungkan faktor kualitatif dan kuantitatif di dalam keseluruhan evaluasi alternatif-alternatif yang ada. AHP digunakan untuk mengkaji permasalahan yang dimulai dengan mendefinisikan permasalahan tersebut secara seksama kemudian menyusunnya ke dalam suatu hierarki. Saaty mendefinisikan hierarki sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multilevel dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, subkriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif []. Dengan hierarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompok yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hierarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis. AHP memasukkan pertimbangan dan nilainilai pribadi secara logis. Proses ini bergantung pada imajinasi, pengalaman, dan pengetahuan untuk menyusun hierarki suatu permasalahan dan bergantung pada logika dan pengalaman untuk memberi pertimbangan [4]. Kriteria I Kriteria II Tujuan Kriteria III Alternatif I Alternatif II Alternatif M Gambar. Struktur Hierarki Metode AHP Kriteria N.. Prinsip AHP Menurut Saaty, terdapat beberapa prinsip yang harus dipahami dalam menyelesaikan permasalahan menggunakan AHP, diantaranya yaitu [4]: a. Penyusunan Hierarki Merupakan langkah penyederhanaan masalah ke dalam bagian yang menjadi elemen pokoknya, kemudian ke dalam bagian-bagiannya lagi, dan seterusnya secara hierarki agar lebih jelas, sehingga mempermudah pengambil keputusan untuk menganalisis dan menarik kesimpulan terhadap permasalahan tersebut. b. Menentukan Prioritas AHP melakukan perbandingan berpasangan antar dua elemen pada tingkat yang sama. Kedua elemen tersebut dibandingkan dengan menimbang tingkat preferensi elemen yang satu terhadap elemen yang lain berdasarkan kriteria tertentu. c. Konsistensi Logis Konsistensi logis merupakan prinsip rasional dalam AHP. Konsistensi berarti dua hal, yaitu: ) Pemikiran atau objek yang serupa dikelompokkan menurut homogenitas dan relevansinya. ) Relasi antar objek yang didasarkan pada kriteria tertentu, saling membenarkan secara logis... Langkah-Langkah Metode AHP Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode AHP. Adapun langkah-langkah atau tahapan dalam menyelesaikan masalah menggunakan metode AHP, yaitu sebagai berikut: a. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, kemudian menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. b. Menentukan prioritas elemen, yaitu membandingkan kriteria dan alternatif secara perpasangan dengan menggunakan skala sampai 9 untuk mengekspresikan pendapat. Adapun skala penilaian perbandingan berpasangan adalah: Tabel. Skala Perbandingan Berpasangan Intensitas Kepentingan Keterangan Kedua elemen sama pentingnya Elemen yang satu sedikit lebih 3 penting daripada elemen lainnya Elemen yang satu lebih 5 penting daripada elemen lainnya Satu elemen jelas lebih mutlak 7 penting daripada elemen lainnya 9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya, 4, 6, 8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan Jika Aktivitas i mendapat satu angka dibandingkan dengan Kebalikan aktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya dibandingan dengan i c. Menghitung Normalisasi Matriks: 9
30 ) Menjumlahkan nilai dari setiap kolom pada matriks perbandingan berpasangan yang ditunjukkan pada persamaan di bawah ini, yaitu: z n = x ij i=0.. () n = Hasil penjumlahan tiap kolom i =,, 3,, z x = Nilai tetap cell z = Banyaknya alternatif ) Membagi setiap nilai kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks yang ditunjukkan pada persamaan di bawah ini, yaitu: m = x ij n.. () m = Hasil normalisasi n = Hasil jumlah tiap kolom x = Nilai tetap cell d. Menghitung Bobot Prioritas. Menjumlahkan nilai-nilai dari baris dan membagi hasil jumlahnya dengan banyak jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata/bobot prioritas yang ditunjukkan pada persamaan di bawah ini, yaitu: bp = n j= x ij.. (3) n bp = Hasil rata-rata/bobot prioritas j =,, 3,, n x = Nilai tetap cell n = Banyak kriteria e. Menghitung Eigen Maksimum. Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena tidak diharapkan keputusan berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Halhal yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut: ) Kalikan setiap nilai cell pertama dengan bobot prioritas pertama, nilai pada kolom cell kedua dengan prioritas kedua, dan seterusnya. ) Jumlahkan hasilnya untuk setiap baris pada matriks. 3) Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang bersangkutan. 4) Jumlahkan hasil lamda tiap kriteria dibagi dengan banyak elemen yang ada, hasilnya disebut λ max yang ditunjukkan pada persamaan di bawah ini, yaitu: λ max = λ n λ max = Eigen maksimum n = Banyak kriteria.. (4) f. Menghitung Indeks Konsistensi atau Consistency Index (CI) dengan menggunakan persamaan berikut: CI = λ max n n n = Banyak elemen.. (5) g. Menghitung Rasio Konsistensi atau Consistency Ratio (CR) dengan menggunakan persamaan di bawah ini, yaitu: CR = CI RI CR = Rasio Konsistensi RI = Indeks Random.. (6) h. Memeriksa Konsistensi Hierarki Jika nilai CR > 0, maka penilaian data judgement tidak konsisten dan harus diperbaiki. Jika rasio konsisten CR 0, maka perhitungan data konsisten dan benar. RI adalah nilai indeks random yang ditunjukkan pada Tabel. berikut, yaitu: Tabel. Nilai Indeks Random Ukuran Matriks (N) Nilai RI Ukuran Matriks (N) Nilai RI, 0 9,45 3 0,58 0,49 4 0,90,5 5,,48 6,4 3,56 7,3 4,57 8,4 5,59. Pembahasan. Mendefinisikan Masalah dan Menyusun Hierarki a. Penetapan Masalah, Kriteria, Subkriteria, dan Alternatif Pilihan Permasalahan: Menentukan dan menyeleksi calon penerima beasiswa. Kriteria: Nilai IPK, Jumlah Penghasilan Orang Tua, Jumlah Tanggungan Orang Tua, Usia. Subkriteria: Kriteria Range Bobot C C C3 C4 3.50-4.00 3.00-3.49.75 -.99 > 4jt 4jt 3jt jt jt > 4 4 4-6 - 3 3 3 4 5 3 30
3 8-0 3 Keterangan: C (Nilai IPK), C (Jumlah Penghasilan Orang Tua), C3 (Jumlah Tanggungan Orang Tua), dan C4 (Usia). Alternatif: Rivalry, Anto, Hendro, Kristian, Ekawata b. Struktur Hierarki AHP Pada dasarnya metode AHP menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Persoalan yang akan diselesaikan, kemudian diuraikan menjadi unsurunsurnya yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hierarki. Adapun struktur hierarki AHP yang dimaksud seperti pada Gambar. berikut, yaitu: Rivalry Nilai IPK Seleksi Calon Penerima Beasiswa Jumlah Penghasilan Ortu Jumlah Tanggungan Ortu Anto Hendro Kristian Gambar. Struktur Hierarki AHP Seleksi Calon Penerima Beasiswa. Proses Perhitungan Nilai menggunakan Metode AHP Adapun proses perhitungan nilai berdasarkan metode AHP terhadap proses penentuan calon penerima beasiswa dengan memanfaatkan ms.excel, yaitu sebagai berikut: a. Matriks Perbandingan Berpasangan Berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3. Matriks Kriteria Berpasangan C C C3 C4 C,000,000 3,000 3,000 C 0,500,000 3,000,000 C3 0,333 0,333,000 0,500 C4 0,333 0,500,000,000 Jumlah,67 3,833 9,000 6,500 b. Menghitung Normalisasi Matriks dan Bobot Prioritas Adapun hasil perhitungan normalisasi dan penentuan prioritas, yang dapat divisualisasikan berdasarkan Tabel 4. berikut, yaitu: Tabel 4. Matriks Normalisasi dan Bobot Prioritas C C C3 C4 Juml. Prior. C 0,46 0,5 0,333 0,46,778 0,445 C 0,3 0,6 0,333 0,308,33 0,83 C3 0,54 0,087 0, 0,077 0,49 0,07 C4 054 0,30 0, 0,54 0,660 0,65,000,000,000,000 4,000,000 Usia Ekawata c. Menghitung Rasio Konsistensi Menghitung rasio konsistensi bertujuan untuk mengetahui apakah penilaian perbandingan kriteria bersifat konsistensi ataukah tidak. Tabel 5. Matriks Penjumlahan Setiap Baris C C C3 C4 Jumlah C 0,447 0,576 0,38 0,44,88 C 0,3 0,88 0,38 0,76,69 C3 0,49 0,096 0,7 0,38 0,50 C4 0,49 0,44 0,38 0,38 0,569 Tabel 6. Rasio Konsistensi Kriteria Jumlah per Baris Prioritas Hasil C,88 0,447,65 C,69 0,88,457 C3 0,50 0,7 0,637 C4 0,569 0,38 0,707 Eigen Maksimum (λmax) 4,066 Indeks Konsistensi (CI) 0,0 Indeks Random (IR) 0,9 Rasio Konsistensi (CR) 0,04 Oleh karena CR < 0., yaitu 0.04 < 0., maka rasio konsistensi dari perhitungan tersebut bisa diterima (konsisten)..3 Tampilan Halaman Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Kelayakan Penerima Beasiswa Adapun tampilan halaman SPK yang memperlihatkan hubungan interaksi antara user dengan SPK tersebut, yaitu antara lain: Gambar 3. Tampilan Halaman Utama 3
3 Gambar 4. Tampilan Halaman About Us Gambar 8. Tampilan Halaman Perhitungan AHP Gambar 5. Tampilan Halaman Input Data Mahasiswa Gambar 9. Tampilan Halaman Hasil Keputusan Gambar 6. Tampilan Halaman Proses Keputusan untuk Input Data Kriteria Gambar 0. Tampilan Halaman Laporan Hasil Akhir Gambar 7. Tampilan Halaman untuk Memproses Data Hasil Keputusan 3. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan Microsoft Excel dan pemrosesan Menggunakan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dalam menentukan dan menyeleksi calon penerima beasiswa, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Metode AHP dapat digunakan untuk menentukan dan menyeleksi calon penerima beasiswa berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. 3
33 b. Kriteria yang digunakan untuk menentukan dan menyeleksi calon penerima beasiswa menggunakan 4 kriteria yang terdiri dari nilai IPK, jumlah penghasilan orang tua, jumlah tanggungan orang tua, dan usia. c. Data yang diolah menggunakan Microsoft Excel menunjukkan bahwa kriteria yang digunakan untuk menentukan dan menyeleksi calon penerima beasiswa adalah konsisten dengan nilai rasio konsistensi (CR) sebesar 0.04. d. Data calon penerima beasiswa yang diolah menggunakan Sistem Pendukung Keputusan AHP Seleksi Penerima Beasiswa menunjukkan bahwa terdapat 4 calon penerima beasiswa yang hasil keputusannya dapat diterima berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Dengan demikian, hasil implementasi sistem pendukung keputusan (SPK) dengan menggunakan metode AHP dapat mempermudah menentukan dan menyeleksi calon penerima beasiswa berdasarkan data penilaian menurut kriteria yang telah ditetapkan. Daftar Pustaka [] Evicienna, Penerapan Metode AHP Untuk Kelayakan Pemberian Beasiswa, SNIPTEK 06, ISBN: 978-60-7850-3-3, pp. 7-, 06. [] Yulianti, Eva., Damayanti,. Riska., Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Penerimaan Beasiswa Bagi Siswa SMA N 9 Padang Dengan Menggunakan Metode AHP (Analitycal Hierarchy Process), Jurnal TEKNOIF, Vol. 3, No., pp. -8, ISSN: 338-74, Oktober 05. [3] Kusumadewi, Sri., Hartati, S., Harjoko, A., Wardoyo, R. Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (FUZZY MADM), Yogyakarta: Graha Ilmu, 006. [4] Saifulloh, Kusrini, Sistem pendukung Keputusan Penentuan Beasiswa Menggunakan Metode Fuzzy - AHP, Cogito Smart Journal, Vol., No., pp. 0-34, Desember 06. 33