ISSN 2527-662X JURNAL ILMIAH ILMU KESEHATAN Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Delima Persada Gresik JENDELA KESEHATAN Vol. 1 No. 1 Halaman. 1-93 Gresik Juni 2016
RANCANGAN SISTEM PELATIHAN BIDAN DI DESA BERDASARKAN HASIL EVALUASI DAN PENGUKURAN KEBUTUHAN PELATIHAN DI KABUPATEN GRESIK Abdur Rivai Stikes Delima Persada Gresik ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkompilasi desain sistem untuk bidan desa di Kabupaten Gresik, Jenis desain penelitian ini survei penelitian dengan memiliki karakteristik studi evaluasi dan melakukannya dengan pola crossectional. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, check list dan observasi. Teknik pengambilan sampel untuk bidan desa menggunakan proporsional stratified random sampling dengan jumlah sampel 90 orang, dan untuk kepala puskesmas menggunakan simple random sampling dengan jumlah sampel 26 orang, dan untuk manajer menggunakan total sampling dengan jumlah sampel 6 orang. Hasil dari penelitian ini adalah desain sistem untuk bidan desa yang terdiri dari: (1) subsistem kurikulum dengan kurikulum bidan desa (2) waktu subsistem dengan selama tiga hari dan masing-masing terdiri dari 6 jam dari pukul 09.00 hingga 15.00 WIB; (3) peserta subsistem with 32 orang untuk setiap ; (4) Fasilitator subsistem spesialis obstetri, spesialis anak, Sub Kepala Departemen Kesehatan Keluarga, Kepala Seksi Kesehatan Reproduksi, Bagian Kesehatan Anak Kesehatan, koordinasi bidan; 5) Metode subsistem menggunakan pidato dan menjawab pertanyaan brainstorming, studi kasus, diskusi kelompok, berlatih dengan visualaid praktek klinis (6) mendukung subsistem termasuk biaya, modul, gedung, OHP, sound system, papan tulis, perangkat demonstratif, flip chart dan subsistem evaluasi. Evaluasi ini dilakukan satu sampai tiga bulan setelah selesainya oleh evaluator dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik. Kata kunci: Bidan, Evaluasi, Training, Need Assessment, Pelatihan Desain Sistem. Abdur Rivai Adalah Dosen Tetap STIKES Delima Persada Gresik 1
2 PENDAHULUAN Permasalahan yang ditemukan dikabupaten Gresikpada tahun 1998-2000 adalah rendahnya kinerja bidan di desa, sebesar 34,88%-45,05% dengan kriteria baik, dari target sebesar 80%. Tujuan penelitian adalah menyusun rancangan sistem bidan di desa dikabupaten Gresikberdasarkan hasil evaluasi dan pengukuran kebutuhan bidan di desa. Untuk mencapai tujuan tersebut yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah menganalisis factor individual (pengetahuan, keterampilan, motivasi); karakteristik pekerjaan (beban kerja, resiko pekerjaan, waktu kerja); karakteristik organisasi : 1)imbalan, 2) seleksi peserta, 3) kepemimpinan, 4) : a) Persiapan : training need assessment(tna), fasilitas, rekrutmen peserta, b) Pelaksanaan : metode, materi, evaluasi, 5). Pengarahan dan bimbingan 6) Supervisi; Faktor Lingkungan : Dukun, Bidan senior di desa, Keberadaan polindes, Geografi, pengguna jasa pelayanan. TINJAUAN PUSTAKA Bidan Di Desa pokok bidan di desa adalah pelayanan ante natal care, penanganan ibu hamil risiko tinggi, pertolongan persalinan, perawatan ibu nifas, pelayanan neonatal, melaksanakan rujukan maternal dan neonatal risiko tinggi, pelayanan bayi, pembinaan dukun, pelayanan ibu menyusui, pelayanan anak balita dan anak prasekolah, pelayanan pasangan usia subur, pelaporan kematian maternal dan bayi, penanganan kejadian luar biasa bidang kesehatan, penyuluhan kesehatan dan pergerakan masyarakat, penulisan laporan dan karya tulis (Dinkes Jatim, 1995). Kinerja Terdapat 4 (empat) faktor yang mempengaruhi produktivitas (hasil kinerja/outcome) berupa efektivitas organisasi, penampilan pekerjaan, dan perilaku pekerjaan, yaitu 1) Karakteristik Individuil (pengetahuan, keterampilan, kemampuan, motivasi, norma dan nilai, sikap); 2) Karakteristik Pekerjaan (tujuan umpan balik kinerja, penilaian umpan balik kinerja, rancangan kinerja, jadwal kerja); 3) Karakteristik Organisasi (sistem imbalan, tujuan, seleksi, dan pengembangan, kepemimpinan, struktur organisasi); dan 4) Faktor Lingkungan. (Kopelman, 1986) Abdur Rivai Adalah Dosen Tetap STIKES Delima Persada Gresik 2
3 Pelatihan Langkah pertama adalah menentukan apakah nyata-nyata ada kebutuhan akan. Pengukuran kebutuhan memerlukan tiga tipe analisis yaitu 1) analisis organisasi, menghubungkan pengukuran kebutuhan dengan pencapaian tujuan organisasi, 2) analisis pekerjaan, proses menentukan perilaku yang dianut dari pemegang jabatan untuk memenuhi standar kinerja yang ditetapkan, 3) analisis personalia, mengidentifikasi kesenjangan antara kebutuhan kerja dan organisasi yang teridentifikasi dengan karakteristik dari masing-masing karyawan (Simamora, 1999). Rancangan sistem harus terdiri dari 3 tahap yaitu 1) tahap penilaian (penilaian kebutuhan, sumberdaya, sasaran ), 2) tahap, dan 3) tahap evaluasi (Simamora, 1999). Evaluasi Evaluasi adalah prosedur penilaian pelaksanaan kerja dan hasil kerja secara menyeluruh dengan cara sistematik, dengan membandingkan kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan guna pengambilan keputusan. Tujuan evaluasi adalah : 1) sebagai alat untuk memperbaiki kebijakan pelaksanaan program dan perencanaan program yang akan datang, 2) sebagai alat untuk mempertbaiki alokasi sumber dana, sumber daya dan manajemen atau resources saat ini serta dimasa mendatang, 3) memperbaiki pelaksanaan dan perencanaan kembali suatu program (Supriyanto, 1988). Kerangka konseptual evaluasi mempergunakan pendekatan sistem yaitu input, proses, outcome (output, efek) dan dampak. Terdapat empat tahap evaluasi yaitu 1) formulasi kriteria dan informasi, 2) pengolahan dan analisa, 3) penilaian keberhasilan, 4) komunikasi hasil (Supriyanto, 1988). Harapan Harapan adalah keinginan supaya menjadi kenyataan (Depdukbud RI, 1989). Faktor yang menentukan harapan pelanggan meliputi : kebutuhan pribadi, pengalaman masa lampau, rekomendasi dari mulut kemulut dan iklan (Tjiptono, 2000). Harapan pelanggan terhadap kualitas suatu jasa terbentuk oleh beberapa faktor yaitu: 1) enduring service intensifiers, 2) personal needs, 3) transitory service intensifier, 4) perceived service alternatives, 5) self perceived service roles, 6) situational factors, 7) explicit service promises, 8) Abdur Rivai Adalah Dosen Tetap STIKES Delima Persada Gresik 3
4 implicit service promises, 9) word of mouth (rekomendasi atau saran dari orang lain), 10) past experience(zeithaml et all, 1993 dalan Tjiptono, 1997). Diskusi Kelompok Terarah Diskusi kelompok terarah atau focus group discussion (FGD) adalah suatu proses pengumpulan informasi suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok (Irwanto, 1998). Diskusi kelompok terarah dapat dipakai untuk : 1) mengumpulkan informasi kualitatif dan kuantitatif, 2) sebagai penelitian pendahuluan, 3) menggali rencana, tujuan baru dan saran (Henning dan Columbina, 1990). Sistem Sistem adalah sekumpulan atau rangkaian dari sejumlah hal, yang saling berhubungan, atau saling bergantung, sehingga membentuk suatu kesatuan yang kompleks, suatu keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian yang telah disusun dengan teratur, menurut skema atau rencana tertentu (Oxford English Dictionary dalam Koontz et all, 1994). METODE PENELITIAN Design penelitian adalah penelitian survei, yang bersifat studi evaluasi, dilakukan secara crossectional. Variabel penelitian : 1) Variabel evaluasi persiapan bidan di desadan 2) Variabel harapan bidan di desa terhadap persiapan bidan di desa (pelaksanaan training need assessment, perencanaan, modul, pelatih, fasilitas, peserta, biaya, waktu ), 3) Variabel evaluasi pelaksanaan bidan di desa dan 4) variabel harapan bidan di di desa terhadap pelaksanaan bidan di desa (metode, materi dan evaluasi ), 5) variabel evaluasi hasil kegiatan bidan di desa (K1 dan K4 ibu hamil, K4 ibu hamil, ibu hamil resiko tinggi yang ditemukan dan ditangani, pertolongan persalinan, ibu meneteki, akseptor baru MKJP, KN2, imunisasi DPT3, vitamin A anak balita, jumlah kelahiran hidup, jumlah kasus perdarahan, asfiksia yang selamat dan jumlah kasus retensio plasenta yang berhasil di manual. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, check list dan observasi. Terdapat 3 populasi yaitu 1) bidan di desa yang telah mendapatkan, besar sampel 90, teknik proportional stratified random sampling, 2) pengelola bidan di desa di Kabupaten Gresik, besar sampel 6, teknik total sampling,3) Kepala Abdur Rivai Adalah Dosen Tetap STIKES Delima Persada Gresik 4
5 Puskesmas di Kabupaten Gresik, besar sampel 26, teknik simple random sampling, Teknik analisis data mempergunakan analisis non statistik, 1) untuk evaluasi bidan di desa, dipergunakan metode kualitatif, dengan membandingkan hasil dengan perencanaan atau standar normatif, 2) untuk harapan bidan di desa dipergunakan metode kualitatif yaitu persentase antara bidan yang mengharapkan sesuatu terhadap seluruh responden, 3) untuk jenis dipergunakan metode kualitatif dengan mempergunakan metode ranking, 4) untuk menyusun rancangan sistem bidan di desa berdasarkan hasil dan pengukuran kebutuhan dilakukan FGD. HASIL PENELITIHAN DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini dilaksanakan evaluasi bidan di desa yaitu : 1) audit maternal perinatal, 2) safe motherhood, 3) teknis fungsional, 4) cue card, 5) kegawat-daruratan kebidanan dan kandungan atau life saving skill, 6) kurang energi protein. Tabel 1 Hasil evaluasi bidan di desa, harapan bidan di desa terhadap bidan di desa dan masukan dari FGD No Variabel Hasil Evaluasi Harapan Masukan FGD 1 Pelaksanaan TNA 2 Perencanaan 3 Modul Tidak melaksanakan TNA sebelum Telah menyusun rencana berupa 1) Tujuan, 2) kurikulum Ada modul dibagikan untuk peserta dan pelatih 4 Pelatih 1) Sesuai perencanaan, 2) 50% pelatih telah di TOT 5 Fasilitas 6 Peserta 7 Biaya 1)Gedung/ruangan, 2) OHP, 3) Sound system, 4) papan tulis. Dilaksanakan TNA dengan cara 1) Program yang dapat dipilih BDD Adanya perencanaan dengan melibatkan BDD Ada modul dibagikan untuk peserta sebelum Mendapatkan TOT 1)Gedung/ruangan, 2) Alat peraga, 3) OHP, 4) Sound system, 4) papan lembar balik. Perlu dilakukan TNA agar sesuai dengan kebutuhan BDD, masyarakat. Dinkes, Pemda Perlu menyusun perencanaan, meliputi, imput, proses, output. Ada modul yang telah disesuaikan dengan kebutuhan di daerah 1) Perlu TOT, 2) Pelatih yg TOT harus sesuai dgn profesi dan bidang tugas Selain OHP dan alat peraga perlu ditambah 1) video set, 2) ATK Lebih dari 30 orang Antara 20-30 orang Antara 20-40 orang 1)Dari Depkes, 2) Besarnya kurang dari 1)Dari Depkes, 2) Besarnya kurang dari Jika swadaya perlu subsidi 50%, perlu dibicarakan Abdur Rivai Adalah Dosen Tetap STIKES Delima Persada Gresik 5
6. 8 Waktu 9 Metode 10 Materi Rp. 50.000/hari Rp. 10.000/hari dengan Kepala Puskesmas Selama 2-3 hari, 4-9 Selama 2-3 hari, 4-6 Sesuai kebutuhan, Tidak jam per hari jam per hari lebih dari 6 jam per hari 1)Ceramah-Tanya 1)Ceramah-Tanya Sesuai pokok bahasan dan Jawab, 2)Curah pen- Jawab, 2) Praktek perlu ditambah dengan dapat, 3) studi kasus, dengan peraga magang & studi lapangan. 4)Diskusi kelompok Metode lebih dari 1. 1)AMP, 2)Cue Card, 3)Teknis Fungsional, 4)Kegawatdaruratan kebidanan dan neonatal, 5)Kurang energy protein, 6)Safe motherhood Berdasarkan TNA: 1)Perawatan bumil hipertensi, 2)Pertolongan persalinan dg perdarahan, 3)Perdarahan post partum, 4)Asfiksia bayi, 5) Ik terus neonatorum, 6) ISPA,7)Efek samping & komplikasi kontrasepsi, 8)Partograp, 9)Analisis sistem, 10) Penyuluhan, 11)PWS KIA Berdasarkan TNA: 1)Perawatan bumil hipertensi, 2)Perto-longan persalinan dg perdarahan, 3)Perda-rahan post partum, 4)Asfiksia bayi, 5) Ik terus neonatorum, 6) ISPA,7)Efek samping & komplikasi kontra-sepsi, 8)Partograp, 9)Analisis sistem, 10) Penyuluhan, 11)PWS KIA No Variabel Hasil Evaluasi Harapan Masukan FGD Berdasarkan cakupan dengan urutan : 1) K4, 2)Pertolongan persalinan, 3)Asfiksia, 4)Penanganan bumil risti, 5)ibu meneteki, 6)Akseptor baru MKJP, 7)K1, 8) Retensio plasenta, 9) Perdarahan, 10)Detek si bumil risti, 11)KN2 12)Bayi baru lahir, 13) Vitamin A, 14) Imunisasi 11 Evaluasi Dilaksanakan evaluasi Prestest dan Posttest Dilaksanakan evaluasi Prestest & Posttest. Yang dievaluasi: 1) Tujuan, 2) Reaksi peserta & pela tih, 3)Perubahan perilaku setelah bertugas Dilaksanakan evaluasi Prestest dan Posttest. Yang dievalusi: 1)Pelaksanaan. 2)Tujuan. 1. Persiapan bidan di desa 1) Pelaksanaan Training Need Assessment (TNA) Pelatihan bidan di desa tanpa didahuli dengan TNA, dengan alasan tidak tahu.paket berasal dari Departemen Abdur Rivai Adalah Dosen Tetap STIKES Delima Persada Gresik 6
7 Kesehatan atau Propinsi, kabupaten tinggal melaksanakan, didapatkan para pengelola bidan di desa belum mengetahui TNA.Bidan di desa (99%) mengharapkan TNA sebelum, 94% mengharapkan menginformasikan program yang dapat dipilih bidan di desa.masukan FGD TNA mutlak diperlukan dan harus dilakukan.selain TNA juga dapat berdasarkan hasil penilaian kinerja Bidan di Desa. 2) Perencanaan Pelatihan. Semua telah melaksanakan perencanaan mulai dari sederhana berupa kerangka acuan sampai yang bentuk buku.dalam perencanaan tercantum tujuan dan kurikulum, hanya 4 yang merencanakan, dengan alasan sulit dan membutuhkan waktu.bidan di desa (59%) mengharapkan terlibat dalam menyusun perencanaan.masukan FGD perlu perencanan mulai dari input (pelatih, peserta, fasilitas, biaya, waktu, modul), proses (metode, materi, kurikulum) dan evaluasi. 3) Modul Pelatihan Lima sudah mempergunakan modul untuk peserta, 2 sudah mempergunakan modul untuk pelatih, 1 tidak mempergunakan modul ( KEP) dengan alasan keterbatasan biaya.bidan di desa mengharapkan semua memiliki modul, 87% mengharapkan membagi modul sebelum.masukan FGD modul pelatih dan modul peserta diperlukan sehingga lebih terarah dan hasilnya lebih optimal. 4) Pelatih Semua pelatih sudah sesuai dengan perencanaan, 3 dengan TOT. Bidan di Desa mengharapkan pelatih mendapatkan TOT, sehingga mampu memberikan materi. Masukan FGD, pelatih perlu TOT, dan pelatih harus sesuai dengan profesi dan bidang tugasnya. 5) Fasilitas Fasilitas sudah sesuai dengan perencanaan.fasilitas Abdur Rivai Adalah Dosen Tetap STIKES Delima Persada Gresik 7
8 gedung/ruangan, sound system, OHP, papan tulis digunakan pada semua. Radio Casette dan Video set tidak pernah digunakan, fasilitas papan lembar balik hanya digunakan pada 3, Alat peraga hanya digunakan pada 3.BIdan di desa (99%) mengharapkan alat peraga, 92% mengharapkan papan lembar balik. Masukan FGD perlu Video set, alat peraga dan ATK. 6) Peserta Terdapat 4 dengan peserta lebih dari 30 orang, Bidan di desa (50%) mengharapkan peserta 21-30 orang.masukan FGD peserta 30-40 orang dan perlu senting tempatt duduk secara melingkar atau hurup U. 7) Biaya Sumber biaya terutama dari Departemen Kesehatan RI, dengan biaya kurang dari Rp. 50.000/hari. Bidan di Desa (84%) mengharapkan biaya dari Departemen Kesehatan RI, 56% bidan di desa mampu membiayai kurang dari Rp.10.000/hari, 33% bidan di desa tidak sanggup membiayai. Masukan FGD swadana sangat memberatkan, jika sangat diperlukan perlu dibicarakan dengan Kepala Puskesmas. 8) Waktu Terbanyak selama 2-3 hari, dengan jam 50% selama 4-6 jam/hari dan 50% 7-9 jam/hari.bidan di desa (67%) mengharapkan selama 2-3 hari, 91% dilaksanakan 4-6 jam/hari.masukan FGD waktu sesuai dengan kebutuhan, jika materi banyak dilaksanakan materi berkelanjutan, dengan jam tidak lebih dari 6 jam/hari. 2. Pelaksanaan bidan di desa 1) Metode Pelatihan. Metode sudah sesuai dengan yang direncakan, umumnya lebih dari 1 metode.metode yang sering adalah ceramah dan Tanya jawab, studi kasus, curah pendapat,diskusi kelompok.bidan di desa (93%) mengharapkan metode ceramah dan Tanya jawab, 92% metode praktek Abdur Rivai Adalah Dosen Tetap STIKES Delima Persada Gresik 8
9 dengan peraga.masukan FGD perlu metode magang dan studi lapangan/studi banding, dan mempergunakan metode lebih dari 1. 2) Materi Pelatihan. Semua sudah sesuai dengan tujuan, 83% sesuai dengan perencanaan.terdapat 1 (LSS) materi tidak sesuai dengan perencanaan, oleh karena adanya pembagian materi lebih dari 1 pelatih, dan materi tidak disampaikan secara berurutan. Berdasarkan cakupan dengan urutan mulai dari terendah adalah :1) K4 ibu hamil (43%), 2)Pertolongan persalinan (44%), 3)Asfiksia (48%), 4)Penanganan bumil risti (49%), 5)ibu meneteki (54%), 6)Akseptor baru MKJP (56%), 7)K1 ibu hamil (56%), 8) Retensio plasenta (57%), 9) Perdarahan (59%), 10)Deteksi bumil risti (64%), 11)KN2 (66%) 12)Bayi baru lahir (66%), 13) Vitamin A (68%), 14) Imunisasi DPT3 (81%). Berdasarkan jumlah kasus terbanyak dan kemampuan bidan di desa didapatkan 11 prioritas yaitu : 1) Perawatan bumil dengan hipertensi, 2) pertolongan persalinan dengan perdarahan, 3) perdarahan pos partum, 4) penanganan bayi asfiksia, 5) penanganan icterus neonatorum, 6) penanganan ISPA, 7) penanganan efek samping dan komplikasi kontrasepsi, 8) pengisian partograf, 9) melakukan analisis masalah, 10) memberikan penyuluhan, 11) membuat PWS KIA. Masukan FGD perlu dikaju sebab terjadinya cakupan yang rendah, materi sesuai banyaknya kasus, dan difokuskan pada pengetahuan dan keterampilan. 3) Pelaksanaan evaluasi Lima melakukan evaluasi, 80% dengan cara pretest dan posttest, 60% evaluasi berupa pengetahuan dan perilaku. Bidan di desa mengharapkan 99% bentuk posttest, 97% bentuk pretest, 96% evaluasi tujuan. Masukan FGD perlu evaluasi pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan program, dengan cara pretest dan posttest. Abdur Rivai Adalah Dosen Tetap STIKES Delima Persada Gresik 9
10 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Rancangan Sistem Pelatihan Bidan Di Desa, disusun dengan 7 subsistem yaitu 1) subsistem kurikulum, 2) subsistem waktu, 3) subsistem peserta, 4) subsistem fasilitator, 5) subsistem metode, 6) subsistem penunjang berupa biaya, modul, dan fasilitas, 7) subsistem evaluasi. Saran 1) Rancangan sistem bidan di desa dikabupaten Gresiksebagai hasil penelitian untuk dapat dipergunakan sebagai masukan dalam menyusun program bidan di desa, 2) Perlu dilakukan TNA sebelum, 3) perlu TOT pada seluruh tenaga pelatih sebelum. DAFTAR PUSTAKA Broadbent B, 1998. The Training Formula.Training and Development Journal. Vol 41 (10) : 41-42. Departemen Kesehatan RI, 1991. Panduan Bidan di Tingkat Desa. Bagian I. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Departemen Kesehatan RI, 1996. Buku Saku Bidan Di Desa. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Departemen Kesehatan RI, 1997. Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kinerja Bidan Di Desa. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Departemen Penddikan dan Kebudayaan RI, 1993.Modul Metode Belajar Orang Dewasa. Jakarta: Departemen Penddikan dan Kebudayaan RI. Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik, 2000. Laporan Tahunan. Gresik: Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik. Dinas Kesehatan Propinsi Dati. I Jawa Timur, 1995.Tugas PokokBidan Di Desa. Surabaya : Dinas Kesehatan Propinsi Dati. I Jawa Timur. Gunawan NS, 1994. Pendayagunaan Bidan di Desa. Buletin Epidemiologi Indonesia. Vol 3 (4) : 1-9. Henning F and Columbia R, 1990.Penyelenggaraan dan Penafsiran Hasil-hasil Diskusi Grup Fokus.Majalah Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI (4) 35-39. Irwanto, 1998.Focus Group Discussion (FGD) sebuah pengantar praktis, Jakarta: Pusat Kajian Pembangunan Masyarakat Universitas Katolik Atma Jaya. Kopelmen ER, 1986. Managing Productivity in Organizations, A Practical, People Oriented Perspective. New York: Mc. Graw Hill Inc. Purnomo W dan Darmawas S, 2000.Hand Out Materi Kulia Abdur Rivai Adalah Dosen Tetap STIKES Delima Persada Gresik 10