BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem hidrolik adalah sistem penerusan daya dengan menggunakan fluida

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Biji Kemiri Sumber : Wikipedia, Kemiri (Aleurites moluccana) merupakan salah satu tanaman tahunan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V METODOLOGI. Dalam pelaksanaan percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minyak nabati termasuk dalam golongan lipid yang dihasilkan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Bagian buah dan biji jarak pagar.

BAB V METODOLOGI. Tahap pelaksanaan percobaan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : memanaskannya pada oven berdasarkan suhu dan waktu sesuai variabel.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS,

BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V METODOLOGI Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat Pembuatan Lem Tembak. No. Nama Alat Jumlah. 1. Panci Alat Pengering 1. 3.

PEMBUATAN MESIN PRESS HIDROLIK UNTUK PENGAMBILAN MINYAK DARI BIJI BIJIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Thermodinamika Teknik Mesin

ISOLASI BAHAN ALAM. 2. Isolasi Secara Kimia

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

MODUL FISIKA SMA Kelas 10

TEKANAN. Tahukah kamu apakah Tekanan itu? Sebelum mengetahui definisi tekanan, marilah kita memahami

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

METODOLOGI PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

4 Pembahasan Degumming

BAB FLUIDA A. 150 N.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. pada masa yang akan datang akan mampu memberikan peran yang nyata dalam

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

FLUIDA. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika FMIPA Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

Kemiri berasal dari Maluku dan tersebar ke Polynesia, India, Filipina, Jawa, Australia dan kepulauan Pasifik, India Barat, Brazil dan Florida.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

Ekstraksi Biji Karet

METODE PENGUJIAN KADAR AIR DAN KADAR FRAKSI RINGAN DALAM CAMPURAN PERKERASAN BERASPAL

III. METODOLOGI A. Bahan dan Alat 1. Alat 2. Bahan

Mengapa Air Sangat Penting?

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI

MINYAK KELAPA. Minyak diambil dari daging buah kelapa dengan salah satu cara berikut, yaitu: 1) Cara basah 2) Cara pres 3) Cara ekstraksi pelarut

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

Tegangan Permukaan. Fenomena Permukaan FLUIDA 2 TEP-FTP UB. Beberapa topik tegangan permukaan

PEMBUATAN BIODIESEL DARI ASAM LEMAK JENUH MINYAK BIJI KARET

III. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

PRESENTASI TUGAS AKHIR FINAL PROJECT TK Dosen Pembimbing : Ir. Sri Murwanti, M.T. NIP

Dengan P = selisih tekanan. Gambar 2.2 Bejana Berhubungan (2.1) (2.2) (2.3)

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TEMPERATUR DAN F/S TERHADAP EKSTRAKSI MINYAK DARI BIJI KEMIRI SISA PENEKANAN MEKANIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Lampiran 1. Determinasi Tanaman Jarak Pagar

I. PENDAHULUAN. untuk peningkatan devisa negara. Indonesia merupakan salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan (Pembuatan Biodiesel)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu bagian tanaman pepaya yang dapat dimanfaatkan sebagai obat

BAB 5 TEKANAN. Tekanan merupakan gaya yang bekerja pada satuan luas bidang tekan, atau dengan definisi lain bahwa tekanan adalah gaya persatuan luas.

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

Rekayasa Proses Produksi Biodiesel

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

MODUL PRAKTIKUM SATUAN OPERASI II

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

Aplikasi konsep tekanan benda padat, cair, dan gas pada peristiwa alam yang relevan (dalam penyelesaian masalah sehari hari).

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid).

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

Cara uji kelarutan aspal

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Hidrolik Sistem hidrolik adalah sistem penerusan daya dengan menggunakan fluida cair. Minyak mineral adalah jenis fluida yang sering dipakai. Prinsip dasar dari sistem hidrolik adalah memanfaatkan sifat bahwa zat cair tidak mempunyai bentuk yang tetap, namun menyesuaikan dengan yang ditempatinya. Zat cair bersifat inkompresibel. Karena itu tekana yang diterima diteruskan ke segala arah secara merata (Pernama,2010). Sistem hidrolik biasanya diaplikasikan untuk memperoleh gaya yang lebih besar dari awal yang dikeluarkan. Fluida sebagai penghantar dinaikkan tekanannya oleh pompa yang kemudian diteruskan ke silinder, dengan cara melalui pipa-pipa saluran dan katup-katup. Gerakan translasi batang piston dari silinder yang kerja diakibatkan oleh tekanan fluida pada ruang silinder dimanfaatkan untuk gerak maju dan mundur maupun naik dan turun sesuai dengan pemasangan silinder yaitu ada horizontal maupun vertikal. (Pernama,2010). 2.2 Dasar-dasar Sistem Hidrolik Prinsip dasar dari sistem hidrolik berasal dari hukum Pascal, pada dasarnya sistem hidrolik yaitu suatu bejana tertutup yang ujungnya terdapat beberapa lubang yang sama maka akan dipancarkan kesegala arah dengan tekana dan jumlah aliran yang sama. Dimana tekanan dalam fluida statis harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: a. Tidak punya bentuk yang tetap, selalu berubah sesuai dengan tempatnya. 3

4 b. Tidak dapat dimampatkan. c. Meneruskan tekana ke semua ara dengan sama rata. Gambar 1 memperlihatkan dua buah silinder berisi cairan yang dihubungkan dan mempunyai diameter yang berbeda. Aplikasi beban F diletakkan di silinder kecil, tekanan P yang dihasilkan akan diteruskan ke ilinder besar (P = F/A, beban dibagi luas penampang silinder) menurut hukum ini, pertambahan tekanan dengan luas rasio penampanga silinder kecil dan besar, atau F = P.A. Gambar 1. Fluida dalam pipa menurut hukum Pascal Gambar diatas sesuai denan hukum pascal, dapat diperoleh persamaan sebagai berikut : F1 A1 = F2...(1) A2 F1 F2 = A1...(2) A2 Sehingga diperole : F1 A1 = F2 A2...(3) Dimana : F1 = gaya masuk F2 = gaya keluar A1 = diameter pistone kecil A2 = diameter pistone besar

5 Persamaan diatas dapat diketahui berdasarkan F2 dipengaruhi oleh besar kecilnya luas penampang dari pistone A2 dan A1. Dalam sistem hidrolik, hal ini dimanfaatkan untuk merubah gaya tekan fluida yagn dihasilka oleh pompa hidrolik untuk menggeserkan silinder yang kerja maju dan mundur maupun naik dan turun sesuai letak dari silinder. Daya yang dihasilkan kerja silinder hidrolik, lebih besar dari daya dikeluarkan oleh pompa. Besar kecilnya daya yang dihasilkan oleh silinder hidrolik dipengaruhi besar kecilnya luas penampang silinder kerja hidrolik. 2.3 Mesin Press Hidrolik Mesin press hidrolik adalah suatu mesin industri yang mempunyai sistem hidrolik yang dapat bekerja secara mandiri dengan menggunakan pompa yang terletak terpisah untuk setiap mesin. Dalam hal ini mesin ini digunakan untuk melakukan pengepresan biji. Mesin press hidrolik ini dapat digunakan untuk berbagai jenis biji bijian. Mesin press hidrolik ini memiliki komponen utama yaitu dongkrak hidrolik yang digunakan untuk memberikan tekanan pada bahan sehingga dapat dihasilkan minyak yang berasal dari biji bijian tersebut. Sistem Hidrolik adalah suatu sistem dimana gaya dan tenaga dipindahkan melalui cairan, biasanya menggunakan minyak. Mesin Press Hidrolik merupakan salah satu metode yang digunakan dalam pengambilan minyak dari biji bijian selain dengan menggunakan metode Ekstraksi Pelarut. Komponen utama pada Mesin Press Hidrolik ini adalah Dongkrak Hidrolik, dan didukung oleh komponen-komponen lain yaitu Tabung Pengepressan, plat penekan (Piston Pengepress), Handle, Frame dan tempat penampung minyak.

6 1. Dongkrak Hidrolik Merupakan suatu alat utama yang digunakan pada Mesin Press Hidrolik untuk memberikan tekanan pada bahan melalui Piston Penekan. 2. Tabung Pengepressan Merupakan bagian dari Mesin Press yang berfungsi untuk menampung bahan (biji) pada saat proses pengepressan yang berbentuk silinder dengan ketinggian tertentu dan dilengkapi dengan lubang lubang penyaring dengan diameter lubang ± 3 mm, pada sisi tabung bagian bawah. 3. Plat Penekan (Piston Pengepress) Merupakan sumbat geser yang terpasang presisi di dalam tabung pengepressan. Plat penekan ini berfungsi untuk mengubah volume dari tabung pengepressan, menekan bahan di dalam tabung pengepressan ataupun kombinasi keduanya. 4. Handle ( Ulir ) Merupakan bagian mesin press hidrolik yang digunakan untuk mengatur batas maksimal bawah 5. Tempat Penampung Minyak Merupakan tempat menampung minyak hasil pengepressan berbentuk loyang persegi dan dilengkapi dengan lubang sebagai tempat keluarnya minyak. 6. Pegas Tarik Merupakan bagian mesin press hidrolik yang digunakan untuk menaikkan batang luncur secara otomatis dan dapat juga digunakan

7 untuk mengembalikan batang luncur pada posisi semula (Putriningtyas dkk, 2007). 2.4 Tanaman Mahoni Mahoni (Swietenia Macrophylla King) termasuk tumbuhan tropis dari famili Meliaceae yang berasal dari Hindia Barat yang dapat ditemukan tumbuh liar di hutan jati, pinggir pantai, dan dijalan-jalan sebagai pohon peneduh. Tanaman mahoni biasanya digunakan sebagai tanaman obat, maka tidak boleh diberi pupuk kimia (anorganik) maupun pestisida. Buahnya pahit dan berasa dingin. Tinggi pohon mencapai 30-35 m dengan kulit batang berwarna abu-abu dan halus ketika masih muda, berubah menjadi coklat tua, membubung (beralur) dan mengelupas setelah tua. Daun bulat telur atau lonjong, ujung lancip, panjang 5-6 cm, lebar 2-3 cm, berwarna hijau tua, licin dan tidak berbulu. Klasifikasi tanaman mahoni sebagai berikut : Tanaman mahoni memiliki buah yang pada umumnya berbentuk kapsul bercuping 5, mempunyai panjang sekitar 12-15 (-22) cm, dan berwarna abu-abu coklat. Bagian luar buah mengeras, ketebalan 5-7 mm dan bagian dalam lebih tipis. Di bagian tengah mengeras seperti kayu, berbentuk kolom dengan 5 sudut yang memanjang menuju ujung. Buah yang sudah tua akan kering merekah dan pecah mulai dari ujung atau pangkal pada saat masak. Sedangakan biji Mahoni berwarna coklat, lonjong padat, bagian atas memanjang menjadi sayap, dengan panjang mencapai 7,5-15 cm. Biji menempel pada kolumela melalui sayapnya, meninggalkan bekas yang nyata setelah benih terlepas. Umumnya setiap buah terdapat 35-45 biji (Sulastri, 2011).

8 Gambar 2. Buah Mahoni Sumber : Sulastri,2011 2.5 Kegunaan Tanaman Mahoni Tanaman mahoni memiliki kegunaan sebagai filter udara dan tangkapan air. Kayu mahoni dikenal sebagai kayu yang berkualitas baik dan biasa digunakan untuk membuat berbagai macam perabot rumah atau furnitur. Selain kayunya, biji mahoni juga dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai obat tradisional dengan cara dikeringkan dan digiling halus menjadi serbuk. Kandungan yang terdapat pada biji bunga mahoni di antaranya adalah saponin dan flavonoid (Sulastri,2011). 2.6 Minyak Biji Mahoni Biji mahoni miiliki kandungan minyak sekitar 52,5%, tidak mengandung asam lemak esensial sehingga tidak mempunyai nilai nutrisi dan merupakan minyak non pangan. Kandungan minyak biji mahoni lebih besar dari kandungan minyak biji jarak pagar yang sekitar 30-50%. Komposisi asam lemak pada minyak biji mahoni adalah asam stearat (10,41%), asam palmitat (21,39%), asam oleat (64,62%) dan asam-asam lain (3,58%). Minyak biji mahoni ini tergolong miyak yang tidak mongering (nondrying oil) sehingga tidak mengental atau menjadi kering meskipu terkena oksidasi (Daryono dkk, 2014).

9 Tabel 1. Komposisi asam lemak minyak biji mahoni Asam Lemak Komposisi (%berat) Titik Leleh ( o C) Asam palmitat Asam stearate Asam oleat Asam linoleat Asam oktanoat Asam arakhidat Asam heksanoat Asam hekpadekanoat Asam laurat Asam miristat Sumber : Daryono,2014 2.7 Proses Pengambilan Minyak 9,096 7,411 36,147 9,952 1,24 9,401 0,17 2,606 2,906 7,397 62,9 69,9 16,3-5 -16,7-11 -3,4 31,6 44,2 54,4 Menurut (Putrinngtyas dkk, 2007) Metode pengambilan minyak dari bijibijian terdiri dari beberapa cara : 2.7.1 Rendering Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi. Pada proses ini, penggunaan panas adalah hal yang spesifik, yang bertujuan untuk menggumpalkan protein pada dinding sel bahan dan untuk memecahkan dinding sel tersebut sehingga mudah ditembus oleh minyak yang ada di dalamnya. Menurut pengerjaannya rendering dibagi dalam dua cara yaitu wet rendering dan dry rendering.

10 a. Wet Rendering, merupakan proses rendering dengan penambahan sejumlah air selama berlangsungnya proses tersebut. Cara ini dikerjakan pada ketel yang terbuka atau tertutup dengan menggunakan temperatur tinggi serta tekanan 40 sampai 60 pound tekanan uap (40-60 psi). Bahan yang akan diekstraksi ditempatkan pada ketel yang dilengkapi alat pengaduk, kemudian air ditambahkan dan campuran tersebut dipanaskan perlahan-lahan sampai suhu 50 o C sambil diaduk. Minyak yang terekstraksi akan naik ke atas dan kemudian dipisahkan. Peralatan yang digunakan adalah autoclave atau digester. Proses ini berlangsung selama 4-6 jam. b. Dry Rendering, merupakan proses rendering tanpa penambahan air selama proses berlangsung. Cara ini dikerjakan dalam ketel yang terbuka dan dilengkap dengan steam jacket serta alat pengaduk (agitator). Bahan dimasukkan dalam ketel tanpa penambahan air. Bahan tadi dipanasi sambil diaduk. Pemanasan dilakukan pada suhu 220 o F - 230 o F. Ampas bahan yang telah diekstraksi akan diendapkan pada dasar ketel. Minyak atau lemak yang dihasilkan dipisahkan dari ampas yang telah mengendap dan pengambilan minyak dilakukan dari bagian atas ketel (Ketaren, 1986). 2.7.2 Proses Ekstraksi Proses Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu komponen dari suatu bahan yang terdiri dari dua atau lebih komponen dengan cara melarutkan salah satu komponen dengan pelarut yang sesuai. Prinsip ekstraksi dengan pelarut adalah melarutkan minyak dalam pelarut minyak atau lemak. Sebagai bahan pelarut dapat digunakan berbagai macam pelarut organik. Senyawa organik yang sering digunakan adalah N-heksan, etanol, petroleum eter, dan lain-lain.

11 2.7.3 Proses Pengepresan Pengepresan mekanis merupakan suatu cara pengambilan minyak atau lemak terutama untuk bahan yang berasal dari biji bijian. Cara ini dilakukan untuk memisahkan minyak dari bahan yang berkadar minyak tinggi 30 70 %. Pada cara ini diperlukan perlakuan pendahuluan sebelum minyak atau lemak dipisahkan dari bijinya yang mencakup pembuatan serpihan, perajangan, dan penggilingan atau pemasakan (Ketaren, 1986). Mesin press hidrolik adalah suatu mesin industri yang mempunyai sistem hidrolik yang dapat bekerja secara mandiri dengan menggunakan pompa yang terletak terpisah untuk setiap mesin. Dalam hal ini mesin ini digunakan untuk melakukan pengepresan biji. 2.8 Rendemen Randemen minyak diperoleh dari hasil perbandingan antara massa minyak dengan massa awal bahan dikali 100%. Untuk menentukan kadar minyak menggunakan persamaan yang tampak pada rumus di bawah. % rendemen = 2.9 Densitas massa minyak (gr) massa sampel yang dimasukkan dalam alat press (gr) Massa Jenis adalah nilai berat jenis dari suatu zat dari berat terhadap satuan volume. Untuk mengetahui nilai massa jenis dari suatu zat cair dapat dilakukan dengan metode penghitungan perbandingan antara massa dan volume dari minyak tersebut dengan satuan gram/ml seperti tampak pada persamaan di bawah. Densitas = Berat pikno isi berat pikno kosong vol pikno

12 2.10 Viskositas Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan di dalam fluida. Makin besar viskositas suatu fluida, maka makin sulit suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Untuk mengetahui nilai viskositas suatu zat cair dilakukan dengan metode perhitungan sebgai berikut : Keterangan : µ = Viskositas cairan yang dicari µ0 = Viskositas air µ = tx.dx x µ0 to.do tx/to = Perbandingan waktu cairan/waktu air dari hasil pengamatan dx/do = Perbandingan densitas cairan/densitas air dari hasil pengamatan 2.11 Angka Asam Angka asam dipergunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak. Angka asam yang besar menunjukkan terbentuknya asam lemak bebas yang besar dari hidrolisis minyak. Makin tinggi angka asam makin rendah kualitas minyaknya. Menghitung angka asam dengan rumus: 2.12 Angka Penyabunan Bil. asam = 56,1 x ml KOHx N KOH berat bahan (gr) Angka penyabunan menunjukkan secara relatif besar kecilnya molukul asam lemak yang terkandung dalam minyak. Minyak yang disusun oleh asam lemak berantai C pendek berarti mempunyai berat molukul relatif kecil akan mempunyai angka penyabunan kecil dan sebaliknya minyak dengan berat molukul besar mempunyai angka penyabunan yang relatif besar.

13 Menghitung angka bilangan Penyabunan dengan rumus : Angka Penyabunan = 28,05x(titrasi blanko(ml) titrasi contoh(ml)) berat sampel(gram)